Lody langsung terdiam, otaknya berputar keras, memikirkan kata-kata Chris barusan di telpon.
“Apa di lokasi syuting ada CCTV? Jika ada aku akan meminta seseorang untuk mengecek mobil yang digunakan oleh laki-laki yang menjemput Clara,” jawab Lody.
Bagaimana ini?
Dia harus kembali menemui Audrey, karena wanita itu pun membutuhkannya di rumah sakit.
Tapi ... tugas dari Chris pun tak kalah pentingnya.
Lody bimbang, yang mana harus didahulukannya terlebih dahulu?
“Kau bisa mengecek langsung di lokasi syuting. Aku telah menyampaikan pada Brent jika kau akan segera ke sana. Aku tak bisa ke sana, karena ada beberapa hal harus kuurus terlebih dahulu. Sebetulnya aku tak peduli,” ucap Chris.
Tak peduli?
Kenapa, apa karena Clara hanya sebatas teman bercinta tanpa memiliki kesan apa pun di dalam hati Chris?
Seperti itukah?
“Publik tahu, perempuan itu memiliki hubungan denganku. Jadi ... mau tak m
Lody mendengar semuanya, entah kenapa perasaannya menjadi sedikit kesal pada Audrey. Bukan jawaban seperti barusan yang diinginkan Lody! Dia ingin Audrey menolaknya! Tapi ada dasar apa dia ingin Audrey menolak permintaan Leon padanya? Lody mengepalkan tangannya dan menghantamnya ke tembok. Tak lama kemudian, Lody pun masuk ke dalam ruangan, dan melihat Leon masih menggenggam erat tangan Audrey. Ada rasa kesal yang meliputi dada Lody saat itu. “Ehem!” Leon terkejut dan langsung melepas genggamannya pada Audrey. “Sejak kapan kau di sana?” tanya Leon dengan tatapan kurang suka melihat kehadiran Lody. “Sejak kau dan Audrey menyepakati pertunangan kalian berdua,” jawab Lody membalas tatapan Leon padanya. Lody merasa memang akhir-akhir ini otaknya mengalami banyak gangguan, salah satunya gangguan yang terjadi pada akhirnya membuat dirinya tanpa disadari memberikan perhatian yang tak seharusnya pada Audrey. “Kalau begi
Brent tertawa mendengar apa yang baru saja dikatakan Elliot padanya.Memiliki musuh?Sewaktu dia masih hidup dengan bebas menjadi manusia jalanan, tentu saja dia memiliki banyak musuh. Bahkan dia sendiri tak ingat lagi berapa orang yang disakiti, dan pada akhirnya membenci dirinya.Lalu jika harus diingat satu per satu siapa yang berniat jahat padanya, akan sangat sulit.“Sepertinya ... hal ini bukan karena aku memiliki musuh atau tidaknya. Aku justru merasa kejadian yang sedang terjadi ini bukan mengarah padaku. Meski target adalah artis yang bekerja pada perusahaanku,” jawab Brent dengan ekspresi tenang.Elliot mengerti apa yang dimaksud oleh Brent barusan.“Apa mungkin justru Clara memiliki seorang musuh? Atau seseorang yang tidak senang dengan ketenaran yang didapatkannya? Setahuku ... Clara memang sedang naik daun, apalagi hubungannya dengan Chris seorang Presiden Direktur dari perusahaan besar itu saat ini sedang hang
Aiden mempercepat rekaman, kali ini rekaman menunjukkan dua orang pria bertubuh besar itu menyeret Clara masuk ke dalam mobil yang terparkir di parkiran. Sesuai apa yang diperkirakan Lody sebelumnya.“Pause, lalu zoom,” pinta Lody untuk menghentikan rekaman saat di parkiran, meminta Aiden untuk memperbesar gambar.Aiden menuruti perintah Lody dan memperbesar gambar tersebut. Sayangnya, meski gambar telah diperbesar, Lody masih tak bisa mengenali siapa dua pria yang menyeret paksa dan menculik Clara.“Apakah, plat nomornya terekam dengan jelas?” tanya Brent membuka suara kali ini, dia pun sedikit penasaran dengan kejadian penculikan Clara.Ketika gambar diperbesar, setidaknya Lody bisa melihat cukup jelas nomor plat yang ada di dalam rekaman tersebut. Sebuah mobil Ford berwarna hitam, bukan mobil keluaran terbaru. Mereka sepertinya sengaja memakai mobil jenis lama untuk mengelabui siapa pun yang melihat mobil itu nantinya.&l
Lody dan Brent telah sampai di sebuah kantor dinas perhubungan, di mana Lody meyakini jika mobil yang dicurigai melewati jalan yang diperkirakan oleh Lody sebelumnya. Mencari seseorang hanya melalui mobil yang mungkin saja plat digunakan bukanlah plat asli, akan cukup menyulitkan.Sesampainya di kantor dinas perhubungan, Lody segera menuju sebuah ruangan. Brent cukup merasa kagum dengan tindakan Lody, dia sendiri tak menyangka betapa banyak koneksi orang-orang penting yang dikenal oleh asisten sekaligus pengawal pribadi Chris yang sangat tampan itu. Saat Lody memasuki ruangan, seorang pria kurus bertubuh tinggi, langsung bangkit berdiri dari kursi yang didudukinya. Dia tersenyum begitu pria yang menemuinya saat ini.“Tuan Lody, senang bertemu dengan Anda. Sepertinya tidak mungkin sebuah kebetulan Anda datang ke tempatku,” ucap pria tua itu dengan nada bicara yang ramah. Melalui aksen bicaranya, tampak kentara dia bukan lah penduduk asli Amerika. Aksen British yang
Lagi-lagi belum sempat Blake melancarkan aksinya, sebuah bunyi pintu yang ditendang dengan begitu kencang dari luar membuat perhatian Blake dan Thompson teralihkan. Blake segera memakai kembali celana panjangnya dengan tergesa, lalu bergegas keluar bersama Thompson untuk melihat apakah penyusup yang baru saja melakukannya.Dilihatnya, tak ada siapa pun di dalam ruangan itu.Lalu, darimana bunyi suara yang mengagetkan keduanya tadi?“Siapa di sana!” seru Blake seraya mengambil pistol miliknya yang tergeletak di atas meja.Tak ada jawaban sama sekali.Thompson dan Blake menjadi sangat awas pada keadaan sekeliling. Jelas-jelas dia mendengar suara yang pintu depan ditendang dengan sangat kencang, tapi begitu keduanya keluar, tak ada siapa pun di sana. Hanya pintu yang terlihat terbuka sangat lebar, selebihnya hening tak ada suara manusia, hanya embusan angin yang cukup kencang masuk melalui pintu yang telah terbuka sangat lebar itu.
Sudah hampir dua puluh menit dari terakhir Lody menghubungi Chris, di mana Chris mengatakan dia sudah dalam perjalanan menuju lokasi penyekapan Clara. Tapi belum juga ada tanda-tanda kemunculan Chris di sana.Brent dan Lody masih tetap berada di dalam mobil, setia menunggu Chris hingga tiba di tempat.Brent menyalakan sebatang rokok untuk mengusir rasa bosan, karena sudah hampir setengah jam lamanya mereka hanya berada di dalam mobil tanpa melakukan sesuatu.“Apa Chris sudah dalam perjalanan?”“Tak lama lagi dia akan sampai. Aku hanya takut, mereka sudah melakukan sesuatu pada Clara. Gadis itu tidak bersalah, dia hanya korban keegoisan dari Chris. Seandainya Chris mau melepaskan sejak dulu, Clara tak akan mengalami hal seburuk ini, Tuan Muda Miller.”Brent mengangguk. Memang, Chris memiliki sifat yang sangat egois. Tak ada yang bisa menentang dirinya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Terkadang, dia merindukan Chris
Wajah Lody yang tanpa kacamata tak lagi memberikan kesan ramah, wajah itu terlihat benar-benar menyeramkan di hadapan mereka semua. Bahkan tak ada yang berani maju, melihat salah satu kawan mereka langsung terkapar di tempat dengan kepala bersimbah darah. Menandakan jika Lody tak akan main-main dengan ucapannya untuk mengahabisi siapa pun yang berani bergerak.“Siapa pun yang berani maju, aku tak segan memecahkan kepala mereka,” ucap Lody.Brent sendiri yang menyaksikan adegan baru sampai berpikir, jika Lody yang dilihatnya saat ini adalah Lody yang berbeda dengan Lody yang bersamanya di dalam mobil beberapa saat lalu. Kedua mata yang tajam, dingin, dan gelap itu membuatnya terlihat jauh lebih menyeramkan, semua menahan nafas seakan dewa kematian benar-benar hadir di hadapan mereka.“Lepaskan Tuan Muda Chris dan juga gadis itu, kalau kalian tak ingin mengalamin nasib yang sama seperti pria yang barusan kubuat mati di tanah!”
Lody yang menutup panggilan telepon lebih dulu, lalu nada suaranya yang terdengar begitu tergesa-gesa serta suara nafas yang terdengar memburu di telepon, membuat Audrey bertanya-tanya dalam hatinya. Apa yang sebenarnya terjadi, sekilas dia mendengar Lody mengerang.Terdengar seperti erang kesakitan, baru setelahnya Lody menutup telepon dan mengakhiri pembicaraan.Sebenarnya dia hanya ingin memberitahu Lody, jika dokter memperbolehkannya pulang besok hari. Luka-luka yang ada di tubuhnya pun sudah mulai mengering, lalu memar-memar yang ada di tubuhnya pun sudah mulai sedikit memudar. Leon sempat menawarkan diri untuk menjemput Audrey besok, tapi wanita itu menolak jika Lody yang harus bertanggungjawab dengan keadaannya. Karena itu harus Lody yang mengantarnya pulang, dia tak mau Lody bisa seenak hati lepas dari tanggungjawab.Jika bukan karena Lody yang membawanya ke hadapan Chris, tentunya Audrey tak akan menjadi babak belur dan masuk rumah sakit!
Sekarang yang harus Chris pikirkan bagaimana cara dia mengambil kembali Audrey, sedangkan wanita itu sudah mencintai Lody, sepupu sekaligus asistennya yang dulu selalu bersikap seperti seekor anjing setia padanya, tetapi sekarang dia sudah berani menentang."Kau itu hanya terobsesi pada tubuh wanita itu, bukan karena kau benar-benar menginginkannya, Chris!" seru Howard, lalu menertawakan ekspresi wajah Chris. Chris dibuat tidak berkutik dengan kata-kata Howard.Chris merasa tertantang oleh kata-kata Howard, namun dalam hatinya, keputusannya untuk mendapatkan kembali Audrey tidak bisa dipertimbangkan lagi. Dia tahu dia harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat."Mungkin kau benar, aku memang terobsesi. Tapi aku rasa, itu tidak salah, Ayah. Aku tidak suka saat melihat perempuan itu bersama Lody, aku benci hal itu. Aku ... aku menginginkan Audrey, aku tidak bisa memberikan alasannya," ucap Chris.Howard terkekeh, geli melihat ucapan Chris padanya. Jadi Chris mengatakan, sekarang
Howard tertawa saat mendengar ucapan Chris. Apa laki-laki itu sadar dengan ucapannya? Baru kali ini dia mendengar apa yang dikatakan oleh Chris dan sangat tidak masuk akal baginya. “Coba kau katakan sekali lagi padaku, apakah aku tidak salah mendengar?” “Aku ingin membawa anakku dan perempuan yang menjadi ibu dari putraku ke sini, apakah kau keberatan?” Chris mengulangi kembali pertanyaan meski terasa enggan, dia menekan gengsi dan ego di dalam diri hanya demi mengatakan hal tersebut pada Howard. “Tidak, aku tidak akan pernah mengijinkan kau membawa anak haram ke rumahku.” Howard tidak menyukai anak kecil, baginya mereka berisik dan mengganggu! Howard menatap tajam Chris, ekspresinya tidak menyisakan ruang untuk tawar-menawar. Dia bisa merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Anak haram itu, pikirnya, menjadikan situasi semakin rumit. "Chris, kau tahu betul peraturan rumah tanggaku. Aku tidak akan mentolerir adanya anak di sini yang bukan hasil dari pernikahan sah," Howard m
Brent berpikir, Audrey saja tidak begitu dekat dengannya, lalu dia menanyakan hal ini secara tiba-tiba tentu akan membuat wanita itu berpikir jika dia adalah pria kurang waras, kan?“Leon, apa menurutmu aku harus bertanya pada Audrey masalah ini? Lalu bagaimana jika ternyata bukan dia, pasti wanita itu akan menganggap jika aku adalah orang yang tidak waras,” kata Brent pada Leon.Leon tertawa, daripada Brent terus menerus merasa penasaran, ada baiknya dia bertanya langsung saja pada Audrey kan?“Brent, kau sudah mencari gadis kecil itu sejak dulu, tidak ada salahnya kau mendekati Audrey secara baik-baik dan bertanya padanya. Wanita itu bukan pemakan manusia, aku yakin dia tidak keberatan menjawab pertanyaanmu,” ucap Leon, meyakinkan Brent jika sebuah pertanyaan harus segera diselesaikan dengan tuntas sehingga tidak membuatnya mati penasaran!“Lalu bagaimana jika dia justru memarahiku?” Brent seketika merasa pesimis untuk bertanya pada Audrey, dia belum siap jika Audrey sampai memarahi
Chris tiba di apartemen miliknya, kedua matanya memandangi sekeliling. Aroma Audrey masih tersisa di dalam ruang tidurnya. Dia sendiri merasa heran, masih saja terus memikirkan wanita itu? “Aku benar-benar sudah gila, tidak seharusnya aku terus memikirkan wanita itu. Ada apa dengan diriku?” Chris mengumpat dirinya sendiri, rasanya kesal, dia tidak tahu apa yang tengah terjadi pada dirinya saat ini. Apakah mungkin saat ini dirinya benar-benar mulai merasa candu pada Audrey? Dia tidak bisa melupakan tubuh Audrey sama sekali, rasanya ada keinginan untuk terus menyentuh, menaklukan wanita itu di bawah tubuhnya. Bukan hanya sekadar menginginkan wanita itu menjadi pemuas hasrat bagi dirinya. Lody sendiri tidak menghubunginya semenjak bertengkar dengan dirinya, rasanya saat ini diri Chris benar-benar hanya seorang diri. “Aku akan meminta Audrey untuk bersamaku, Lody harus mau melepaskan wanita itu. Dia tidak memiliki hak apa pun atas dirinya, aku yang paling berhak, dia memiliki anak dar
Audrey terdiam, menatap Lody dengan intens. Wajah tampan milik Lody dan ketulusan hati pria itu telah membuatnya lulus, dia mencintai pria yang kini berada di bawah tubuhnya.“Beritahu aku di mana saja dia sempat menyentuh, maka biarkan aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu,” ucap Lody. Pria itu pun mengubah posisinya, membaringkan dengan lembut tubuh Audrey, seakan tubuh wanita itu terbuat dari kristal yang rapuh dan mudah pecah.“Dia menyentuh hampir di seluruh tubuhku, Lody. Jika sudah seperti itu, maka apa yang akan kau lakukan?” tanya Audrey. Kedua mata berwarna biru terang menatap sendu pada pria yang sangat dicintainya, Audrey berharap ... tidak akan pernah ada lagi nama Chris dalam kehidupannya!“Kalau begitu, biar aku aku yang memberikan jejak baru pada tubuhmu, Audrey,” kata Lody. Tanpa banyak bicara, dia mengecup kening Audrey, kedua mata Audrey terpejam, menikmati setiap sentuhan yang diberikan Lody padanya.Tak ada perasaan malu dalam diri Audrey, menghadapi pria ya
Kondisi Leon sudah diketahui, beruntung saat itu dia mendapatkan pertolongan di awal, jika tidak ... mungkin pria itu benar-benar kehabisan darah akibat ulah konyol Chris padanya.Lody sendiri diberitahukan jika Leon berada di rumah sakit saat ini, kondisinya sudah mulai membaik. Pria itu tidak mengerti dengan tingkah Chris. Dia bisa melakukan apa pun di saat pikirannya sedang kalut dan dipenuhi oleh amarah. Menyakiti Leon yang jelas-jelas tidak memiliki kesalahan pada Chris, adalah sebuah perbuatan konyol dan bodoh!Lody sendiri sudah kembali ke apartemen Audrey, dia melihat Audrey sudah siuman dan tengah duduk di meja makan, menyantap sepotong sandwich.“Audrey, kau sudah bangun. Mana Jack?” tanya Lody, seraya menutup pintu apartemen.“Hm, dia sedang bersama Nicole di apartemennya. Kau dari mana, aku pikir kau pergi meninggalkanku,” ucap Audrey lirih. Ketika dia bangun dia tidak mendapati sosok Lody di sisinya, membuat Audrey merasa sedih.Audrey pikir, Lody meninggalkan dirinya dan
“Pergilah ... Aku tidak berselera,” ucap Chris secara tiba-tiba, membuat Rossie terperanjat. Wanita malam itu terkejut dengan penolakan Chris barusan. Baru kali ini dia mendengar seorang pelanggan berkata jika dia merasa tidak selera pada Rossie? Apa ada sesuatu yang salah pada dirinya, sehingga pria itu berkata cukup kasar padanya? “A-apa ... maksudnya, Tuan?” tanya Rossie dengan kedua matanya yang terbilang indah menatap pria berparas tampan itu. Padahal dia sudah membayangkan, Chris dan dirinya akan melalui malam yang panjang dengan percumbuan-percumbuan panas di atas ranjang setelahnya. Chris terlihat tidak berselera sedikit pun untuk menyentuh Rossie, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. “Aku sedang tidak berminat untuk bercinta dengan perempuan, kau ambil saja ini,” ucap Chris seraya menyerahkan selembar cek pada Rossie. Tidak biasanya Chris menolak santapan hangat yang ada di hadapannya. Wanita itu bahkan sudah bersiap untuk melucuti seluruh pakaiannya, begitu me
“Ayah, aku akan menjaga bicaraku, dan berhenti mencelamu jika kau bisa menunjukkan padaku apa arti sebuah kesetiaan. Jika kau belum bisa, jangan memintamu untuk berhenti menghujat dirimu,” balas Chris.Howard terdiam mendengar kata-kata Chris padanya. Ia tahu apa yang dikatakan Chris tidak sepenuhnya salah, tetapi bukankah semua itu bukan diawali olehnya? Kenapa memberi kesan, seolah dialah yang bersalah selama ini?Howard tertawa, dia menganggap apa yang baru saja dikatakan Chris lebih seperti sebuah lelucon konyol. Jane yang memulai dan dia menyambut gayung tersebut, untuk mengakhirinya akan sangat sulit bagi Howard, sebab ... dendam itu tidak akan pernah hilang selamanya! Rasa sakit itu semakin dalam, semakin menghilangkan kewarasannya.“Kau memintaku untuk berubah? Lalu apa jika aku berubah, kau akan mengubah perilakumu, hm?” tantang Howard pada putranya. Kedua pria yang sama keras kepalanya, tidak satu pun di antara mereka yang mau mengalah.Tidak ada gunanya melanjutkan percakap
Nicole mengangguk. Sedikit berbohong tidak masalah, dia tidak ingin Jack mengalami guncangan dalam jiwanya yang masih rapuh untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya!Lody meminta Nicole untuk membawa Jack pergi dari dalam ruangan, diberikannya beberapa lembar uang, dan meminta Nicole membawa pria tampan cilik itu pergi ke minimarket. Nicole menurutinya, dengan senang Jack mengikuti Nicole.Setelah keduanya pergi, Lody mulai membersihkan luka-luka yang ada pada wajah Audrey. Tidak habis pikir, mengapa Chris sama sekali tidak pernah berubah. Sifat iblisnya entah sampai kapan berada di dalam dirinya.“Audrey, aku akan berada di sisimu sampai kau benar-benar pulih. Setelah ini ada baiknya kau pindah ke tempat yang lebih aman. Aku akan mengantarmu kembali ke keluargamu,” bisik Lody seraya mengusap wajah pucat Audrey. Semakin dia membiarkan Audrey dengan kekerasan kepalanya, maka semakin dia akan mendapatkan serangan beruntun dari Chris yang tidak akan pernah mau mengalah!Selagi membas