“Pilih apa pun yang Kamu suka di ta-tas ini, dan jika memang kamu mau semuanya juga bukan masalah, asal kau membawa semuanya sendiri.” Tegas Arga kepada Saryn yang masih belum pulih dari keterkejutannya saat melamunkan Arga.
“Dan satu lagi, kemasi semua barangmu. Kita akan kembali ke Jan Mayen, ke rumah saya setelah ini” ucap Arga.
Tanpa sadar, Saryn mendapati dirinya mengangguk, tetapi kemudian kesadarannya menghantamnya dengan keras dan Saryn dengan ketus menatap ke arah Arga.
“Aku tidak akan pergi kemana-mana lagi denganmu!” Ucap Saryn pada Arga.
Bahkan kini Saryn, Secara refleks mencoba mencekik Arga dengan cara mencengkram kemeja yang dipakai Arga dengan lebih erat lagi.
“Dasar!, Bajingan yang tak mengerti keindahan!” Saryn menggerutu pada dirinya sendiri saat mematikan pancuran dan mengenakan jubah mandi sambil melemparkan semua rambut basahnya ke samping.Kini selesai mandi, Saryn kembali ke kamarnya. Disaat dia melihat tas-tas hitam yang dibawah masuk oleh orang-orang arga tadi, Saryn seolah tegang. Dia sedikit merasakan sensasi takut entah karena apa.Saat dia berhasil menguasai dirinya. Dia merasa ketenangan saat dirinya selesai mendesah lirih. Hal itu dibarengi dengan dia yang berjalan menuju lemari dengan kaki berjinjit karena takut menginjak tas-tas yang dibawa oleh orang-orang tadi. Dengan sedikit usaha akhirnya dia sampai di lemari dan memilih sebuah rok motif bunga, panjangnya hanya sebatas lutut. sungguh menyegarkan mata kaum adam. Kesegaran terpancar dari rok itu. Bagian atas, Saryn lebih memilih sebuah blus berwarna hitam.Setelah sadar, ada satu hal yang kurang itu adalah celana dalam.Saryn mulai memakainya, dan dengan cepat mengik
Arga dengan begitu mengancam mulai mendekat ke arah Saryn. Wanita itu kini terbaring ditempat tidur hanya karena satu dorongan dari Arga.“Ap- apa yang akan kau lakukan!?” Saryn mulai meracau, dia tampak ketakutan dengan sikap dan apa yang sudah dilakukan oleh Arga kepadanya. Bahkan kini Saryn seolah dia sedang akan mengalami hal buruk.“Ku- kuperingatkan kau! jangan melakukan hal yang aneh-aneh!” Racaru Saryn dengan merangsek ke sandaran tempat tidur.Arga sendiri kini merangkak mendekat ke arah Saryn.Gerakannya perlahan namun seolah penuh keyakinan. Hal itu membuat Saryn merasa jika bulu kuduknya berdiri.“Kenapa?” Lirih Arga seolah penuh dengan gairah.“A– aku.”“Bukankah saat kita berangkat, kau menggodaku di dalam pesawat?” Bisik Arga dengan sedikit tiupan di telinga Saryn.Saryn memejamkan matanya. Dia hanya bisa menahan hasratnya, karena dia tidak ingin termakan dengan jerat yang dipasang oleh Arga. “Aku– Pergi kau dari sini.” ucap Saryn yang mulai sadar dengan keadaan di
“Wah-wah-wah. Apa benar benar kali ini kau melebarkan kaki-mu untukku hanya karena adikmu?” Tanya Arga saat dia mulai memegang kedua lutut Saryn.Arga kini berada di atas tubuh saryn. Rok sebatas lutut yang tadi dipakai oleh Saryn, kini mulai berangsur naik karena tangan Arga yang melakukannya. Sedikit demi sedikit paha putih mulusnya terekspose.“Jaga bicaramu! Aku lebih baik mati daripada disentuh olehmu jika, tidak karena memikirkan Adikku.” Sungut Saryn dengan ketus meskipun kini wajahnya merah padam, khas wajah seseorang yang sedang dalam hasrat sexual.“Hmm ….” Dengan mata memicing, kata itu keluar dari mulut Arga dengan sendirinya menimpali ucapan Saryn barusan.“Apa benar begitu?” Tanya Arga saat dia kini sudah membuka rok saryn sampai ke-pangkal pahanya.“I– iya …” Saryn mendesah saat jari Arga tanpa sengaja menyentuh lipatan pangkal paha milik Saryn.“Segera bersiap, setelah ini kita pulang.” Ucap Arga yang kala itu tiba-tiba saja berdiri beranjak dari atas tubuh Saryn.“Ha
Arga melihat ke arah yang dilihat oleh Saryn.Dia mendapati ada benjolan memanjang di bagian pangkal pahanya. Pembesaran kelelakiannya, itu menandakan jika dia sedang bernafsu karena perlakuannya sendiri tadi kepada Saryn dan juga balasan yang dilakukan oleh Saryn kepadanya.“Urus keperluanmu, sebentar lagi kita berangkat!” Dengan wajah yang cukup dingin Arga berbicara kepada Saryn.Setelah itu dia berjalan menghilang di balik dinding kamar Saryn.“Dasar laki-laki lucu.” Gumam Saryn dengan sedikit tersenyum.Sadar dengan kekeliruannya Saryn segera mengeluh. “Kenapa aku berbicara seperti itu? Bukankah dia adalah target balas dendam ku? Bukankah dia yang kini sedang menawan Adiku?!” Saryn menggerutu.“Sial!” Arga mengumpat sendiri saat dia berjalan jauh dari kamar Saryn.“Kenapa aku bisa tegang hanya karena gadis sepertinya?!” Umpat Arga saat dia memukul dinding dengan punggung tangannya.“Tidak Boleh! Disini harus aku yang mengontrol!” tambahnya saat dia kini kembali berjalan semakin
“Apa yang kau lakukan?” hardik Arga kepada Saryn yang saat ini masih membolak balik daun telinga Arga. Selain itu, napas Saryn yang bertiup ke leher Arga membuatnya merasa mulai sedikit kurang nyaman. Alih-alih kurang nyaman, itu sebenarnya adalah perasaan nyaman paling tinggi. Sampai-sampai saat itu, Arga merasakan jika dirinya tidak dapat menahan gejolak di bagian bawahnya. Itulah kenapa Arga membentak Saryn.“Hah? Aku hanya memastikan perkataanmu yang berkata jika dibelakang telingamu kamu memiliki mata. Ternyata kamu berbohong kepadaku.” Sikap lugu dan polos Saryn membuat Arga merasa konyol dengan menghadapinya. Dia sama sekali tidak tahu jika Saryn adalah seorang wanita yang benar-benar polos dan sepertinya memang dia apa adanya.“Menyingkir dariku …” Lirih Arga berbicara. Seolah dia benar-benar menahan emosinya.Emosi tidaklah selalu amarah, dimana senang dan bahagia jugalah termasuk dalamnya.Satu hal yang pasti saat itu adalah, Arga menahan suatu perasaan yang hanya dia se
“Saryn,” panggil Arga yang membuat Saryn harus mengusap matanya dan setelah itu mengangkat kepalanya untuk menatap ke Arga.“Iya?” “Apa kau ingat, kita berada disini hampir satu minggu.”Saryn seolah tiba-tiba mengingat semua yang dia lihat dan dia ketahui. SAtu hal yang mengganggu pikiran Saryn adalah “siapa orang-orang di mesir ini?”“Apa mereka adalah karyawan-karyawan Arga?” Pikir Saryn.Bagaimanapun juga yang diketahui oleh Saryn sampai saat ini adalah, Arga CEO dri Grade MNE.CEO yang kejam keras dan arogan. YAng selalu menggunakan dalam setiap tindakannya.Tapi apa yang sudah dilakukan oleh orang-orang yang ada disini? kenapa Arga menyiksa mereka dan bahkan melakukan tindakan kekerasan kepada mereka? apa karena mereka juga melakukan kesalahan seperti orang tuanya? Pertanyaan-pertanyaan ini kini seolah berputar dalam kepala Saryn.“Kau mendengarku?” tanya Arga saat Saryn tak kunjung menjawab pertanyaannya.“Iya! Aku ingat,” jawab Saryn yang begitu cepat seolah dia benar-bena
Beberapa saat kemudian. Kini Arga dan Saryn sudah berada dalam sebuah mobil dengan Medi di kursi kemudi.“Bukankah banyak kesempatan untukmu kabur? kenapa tidak kau lakukan?” tanya Arga kepada Saryn yang saat ini sedang berada di sampingnya duduk di kursi belakang mobil.“Aku tidak bodoh, aku sadar jika adikku sekarang berada di tanganmu.” Ucap Saryn dengan ketus.Tidak berhenti disitu, Saryn dengan menunduk berucap lirih bahkan sampai sulit untuk di dengar. “Lagi pula sekarang aku sudah tidak punya tempat untuk aku tuju selain dirimu.”“Apa?” Tanya Arga yang tidak begitu jelas mendengar apa yang diucapkan oleh Saryn.“Tidak ada. Bodoh!” Ketus Saryn dengan wajah merah merona.Arga tidak mempermasalahkan sikap Saryn saat itu kepadanya.Dia justru seolah membiarkan Saryn untuk tetap memakinya.Medi saat itu sebagai orang yang berperan sebagai tangan kanan Arga dalam urusan mafia hanya bisa melihat bosnya di marahi oleh seorang gadis dari kaca spion tengah mobil yang saat ini dinaiki
“Bibi …!”Saryn berteriak dengan penuh semangat saat dia sampai di kediaman milik Arga dan melihat Miss Ririn sedang menunggu kedatangan mereka bersama dengan para penjaga dan Maid yang lainnya. “Nona...” Desah miss Ririn saat Saryn memeluknya.“Selamat datang Tuan, Nona!” Teriak semua orang itu saat mereka melihat Arga dan Saryn datang saat itu.Saryn datang masih dengn memakai pakaian yang dia pakai sedari mesir.Setelah memeluk miss Ririn, saryn segera menarik miss Ririn untuk masuk kedalam Mansion besar milik Arga sebelumnya.Saryn dengan tetap mengabaikan orang-orang yang melihatnya kini tetap masuk kedalam Mansion.“Tuan, itu ….” Medi mencoba untuk bertanya kepada Arga, sikap apa yang harus di ambilnya sebagai bawahan saat dia melihat Saryn yang bertindak seperti itu.Medi sebelumnya hanya tahu jika Saryn adalah tawanan yang sewaktu-waktu bisa dibunuh oleh Arga. Tapi saat melihat Arga yang membiarkan saja perilaku Saryn yang seperti itu, Medi menjadi berpikir ulang.“Sudah. B
“Turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri.” Saryn berbisik kepada Arga.Arga yang ingin sekarang ingin selalu menuruti keinginan Saryn hanya bisa menurunkannya dan membiarkannya berjalan sendiri menuju ke mobil.“Bagaimana dengan Noy?” Tanya Saryn.“Med! Bawa dia bersamamu!” Ucap Arga kepada Medy agar membawa Noy bersamanya.“Ingat perlakukan teman Nona dengan Baik!” Tambahnya.“Tentu Tuan!” Jawab Medy dengan menunjukkan sebuah semangat yang tulus dari dalam hatinya.“Mari… Ikut dengan saya.” Ucap Medy kepada Noy, saat dia mempersilahkan Noy untuk masuk ke dalam mobil anak buah Clarissa.Itu karena saat dirinya datang tadi hanya membawa satu mobil. Dan mobil itu saat ini digunakan oleh Arga dan juga Saryn.Itulah kenapa Medy membawa mobil milik anak buah Clarissa.Sedangkan Clarissa sendiri saat ini tetap berada di toko, menunggu di jemput oleh orang kantor.Arga kini berada satu mobil dengan Saryn.Arga dengan ekspresi wajah yang seperti biasa, sedikit dingin.Tapi, saat dirinya mena
Semua orang menoleh ke arah tempat asalnya suara.Semuanya menatap penuh keheranan termasuk Welly, karena dia melihat adanya Medy. Laki-laki yang terlihat jahat, tapi laki-laki itu juga yang sudah merawatnya selama beberapa bulan di saat terpisah dengan kakak nya.Satu-satunya orang yang tidak terkejut disini adalah Noy. Itu karena sepertinya Noy tidak tahu siapa Arga. Jangankan Status Vlad nya, setatus CEO Arga saja, Noy tidak mengetahuinya.Medy segera turun tangan dan meneriaki orang yang telah memegangi Saryn.“Lepaskan Nona Muda sekarang juga!” Teriak Medy.Tentu saja semua orang itu menuruti apa yang diucapkan oleh Medy.Meskipun Clarissa adalah asisten Arga. Dibandingkan dengan Medy yang dikenal sebagai orang kepercayaan Arga. Lebih tepatnya kepala pengawal pribadi yang dimiliki oleh Arga selaku Bos dari dari Grade MNE.Saryn yang tangannya sudah dilepaskan segera berlari menuju ke Welly adiknya.Saryn dengan lembut membantu Welly untuk bangkit dan berdiri.“Kamu tidak apa-a
Disela perdebatan itu, Saryn menunduk dan berkata dalam hatinya, “Kenapa kau tidak melepaskan ku?”Saryn merasa jika Arga seolah masih saja mengganggu hidupnya meskipun dirinya sudah diusir dari kediaman Arga dan bahkan Saryn tidak melaporkan ke pihak berwajib atas apa yang menimpa keluarganya sebelumnya.“Aku tidak menyangka, kamu akan menyiksaku sampai sejauh ini …” ucap Saryn dalam hatinya saat jari jemarinya mencengkram celana yang dipakai olehnya.“Hey~ kenapa kau terdiam …?” Tanya Clarissa.Saryn masih saja seperti sebelumnya, diam berpikir tentang Arga dan beberapa kenangan di antara mereka berdua, tentunya hal itu membuat dirinya merasa semakin sedih.“Percuma saja kau terdiam. Lebih baik kau segera berikan lahan mu kepada kami …” ucap Clarissa.“Tidak akan …” ucap Saryn.“Kau!” bentak Clarissa.Dulu mungkin Clarissa harus menghormati saryn karena bagaimanapun juga Saryn begitu dekat dengan Arga, Bos nya.Untuk saat ini Clarissa benar-benar akan bisa mengalahkan Saryn, serta m
Ditempat Saryn berada, saat ini dia ternyata sedang bersama dengan seorang laki-laki dan juga bersama dengan adiknya.Laki-laki itu sepertinya tidak terpaut usia jauh dari dirinya sekitar 3 atau 4 tahun lebih tua.Saryn sedang berjalan kaki dari sebuah tempat, sepertinya dia baru saja pulang berbelanja.Itu terlihat dari dirinya dan laki-laki itu yang masing masing membawa sebuah kantong plastik besar entah berisi apa.Ternyata saat ini Saryn memiliki sebuah toko kue.Isi dari kantong-kantong plastik tadi adalah bahan-bahan yang digunakan olehnya untuk membuat kue.“Bagaimana dengan orang-orang yang mengganggumu akhir-akhir ini?” Tanya laki-laki yang sedang bersamanya itu.“Aku tidak tahu, yang jelas aku tidak akan menyerahkan lahan ku untuk pembangunan itu.” Jawab Saryn.Dapat diketahui saat ini jika pemilik lahan yang akan dibangun proyek perusahaan Arga ygn di bicarakan oleh Clarissa sebelumnya adalah Saryn.Dari sorot mata Clarissa yang saat ini dalam perjalanan untuk menuju ke te
“Apa alasan dia menolaknya?” Tanya Arga kepada Clarissa.“Dari informasi yang saya dapatkan, wanita itu baru saja membeli tempat itu sekitar dua bulan yang lalu dan selain itu toko yang dia buka baru saja berkembang, karenanya dia tidak ingin pindah dari sana.” Papar Clarissa.“Bukankah perusahaan menawarkan kompensasi yang pas untuk lahan di daerah itu?” Tanya Arga.Clarissa kembali meyakinkan kepada atasannya jika semuanya sesuai dengan seharusnya.Bahkan sesuai dengan yang baru saja diucapkan oleh Arga jika harga yang diberikan oleh perusahaan Arga 20% lebih besar dari harga di pasar.Arga hanya diam dan sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu tentang lahan untuk proyek terbaru mereka.“Apa tim yang diterjunkan benar-benar tidak bisa bernegosiasi dengan pemilik toko yang kamu bicarakan ini?” tanya Arga.“Kepala tim berkata jika orang lokal yang mereka percaya untuk mengurus semuanya berkata jika pemilik itu tidak bisa melepaskan lahannya.” Ucap Clarissa.“Kalau begitu sebaiknya ka
Saryn membawa kopernya menuruni tangga.Medy sempat menggerakan badannya untuk membantu Saryn.Akan tetapi dia mengurungkan niatnya saat dirinya di tatap oleh Arga.Medy hanya bisa menarik kakinya yang tadi akan melangkah beberapa centi ke belakang.“Bahkan dia sekarang tidak mau membantuku.” Ucap Saryn dalam hatinya.Saat ini dengan tergopoh-gopoh Saryn akhirnya sampai di bawah anak tangga dengan menurunkan koper berat yang tadi ditenteng oleh dirinya.“Kalau begitu …” Ucap Saryn dengan ragu dengan menatap sayu kepada Arga.Arga menyergap Saryn dengan ucapannya, “Medy!”“Saya mengerti Tuan!” Ucap Medy dengan membungkuk kepada Arga.“Nona, Mari saya akan mengantarkan Nona ke suatu tempat.” Tambah Medy kemudian dengan melayangkan pandangannya kepada Saryn.“Iya …” Jawab Saryn.Sebelum itu, Saryn masih sempat memeluk miss Ririn untuk terakhir kalinya.“Jaga diri Nona baik-baik, setelah ini saya tidak ada disamping Nona untuk merawat Nona …” Jawab Miss Ririn dengan mata yang berkaca-kaca
Hari berganti.Kini Saryn baru saja pulang dari rumah sakit.Begitu sampai dirumah dia sama sekali tidak menjumpai adanya Arga disana.Saryn bingung, kenapa Arga tidak ada di Mansion.Sedangkan ini belum terlalu siang.“Apakah dia sudah berangkat?” Tanya Saryn kepada dirinya sendiri di dalam pikirannya.“Bukannya seharusnya dia harus menantikan kedatanganku terlebih dahulu?” Ada satu kekecewaan tersendiri disaat dia menyadari jika Arga tidak berada disana disaat dirinya baru kembali dari perawatan di rumah sakit.“Nona baik-baik saja?” tanya miss Ririn kepada Saryn yang tampak menunduk memikirkan sesuatu.“Iya Bi… aku tidak apa-apa…” Jawab Saryn yang kemudian masuk ke dalam mansion.Saryn berjalan dengan langkah gontai, kekecewaan tetap tidak bisa disembunyikan olehnya.Rasa kecewa yang dia sendiri tidak sadar kenapa bisa merasa se-kecewa itu saat Arga tidak ada disana untuk dirinya.Paman Rais dan miss Ririn menyadari dengan perubahan sikap saryn.Keduanya sama-sama mengerti jika Sa
***Di hari yang sama, jam 2 siang.Saryn baru selesai makan, dengan disuapi oleh miss Ririn.“Aku ingin pulang Bi…” Saryn berkata dengan wajah nya yang masih sedikit terlihat lemas.Mendengar Saryn yang berkata pulang, membuat miss Ririn merasa senang.Meskipun kondisi Saryn yang belum benar-benar stabil akan tetapi saat mendengar Saryn menyebut kembali ke Mansion sebagai “pulang,” membuat miss Ririn merasa senang, karena itu sama saja Saryn secara tidak sadar kini sudah menerima keberadaan dirinya di Mansion itu dengan sukarela.“Iya Nona… tapi besok. Saya masih berharap Nona mendapat asupan obat dan vitamin di rumah sakit agar kondisi Nona benar-benar pulih.” Jawab miss Ririn dengan lembut.Sesekali Saryn melihat ke arah pintu, seolah-olah dia sedang menunggu seseorang yang diharapkannya untuk datang kesana.Miss Ririn menyadari hal itu, tapi wanita yang saat ini paling perhatian kepada Saryn itu memilih untuk diam tersenyum penuh arti. Beberapa saat setelahnya, paman Rais datang d
Arga pergi dari rumah sakit dan secara langsung menuju ke tempat Medy.Arga sempat kembali ditahan oleh salah seorang penjaga di Villa milik Medy.Namun Saat ada salah seorang penjaga lainnya mengenalinya, Arga diijinkan untuk masuk.Setelah Arga masuk, dia hanya disambut oleh Wanita yang dulu di bawah oleh Medy dari rumah Frans, salah satu anak buah Endra, Pritin.“Selamat datang Tuan!” Ucapan Pritin dengan bersikap sangat hormat kepadanya.“Dimana Medy?” Tanya Arga.“saya tidak tahu Tuan… tadi dia sudah berangkat sejak pagi untuk melakukan sesuatu.”Arga duduk di sofa dan menenangkan dirinya.Pritin seolah mengerti siapa Arga dan statusnya, Pritin permisi untuk mengambil beberapa minuman dan menyuguhkan minuman itu kepada Arga.“Silahkan Tuan…” ucap Pritin dengan sedikit menahan rasa takut. Itu karena saat ini, tampang Arga tampak begitu menahan sebuah amarah.“Perintahkan orang untuk menghubungi Medy, aku ingin dia ada disini dalam waktu kurang dari 30 menit.” Tegas Arga.“Baik Tua