Kini akhirnya dengan muka yang sangat lusuh sekretaris Arga berjalan menuju ke ruangan Atasannya itu.
Sambil berjalan dia bergumam, “Siapa wanita itu? Aku harus segera mencari tahu apa hubungannya dengan Tuan Arga.”Dia terus saja berjalan meskipun dengan mimik muka yang sangat tampak menyimpan suatu kejengkelan dan menggerutu sendirian.
Meskipun begitu dia tidak berani untuk memprotes, Dia kini hanya dengan pikiran yang tidak tentu tetap berjalan menuju keruangan Tuan nya.
Sampai akhirnya kini dia berada di depan ruangan Arga, sebelum dia mengetuk pintu dia menarik nafasnya sedikit panjang, dan menata riasan dan rambutnya.
suara ketukan pintu akhirnya terdengar, dan Arga
Clarissa yang melihat itu hanya bisa diam dan tersenyum palsu kepada mereka berdua.Setelah Arga meninggalkan ruangan itu barulah Clarissa menatap tajam kearah pintu masuk ruangan Arga. pintu yang baru saja dilewati oleh Arga dan Saryn untuk keluar dari ruangan itu.sementara itu Arga kini berjalan menuju ke lobi kantornya dengan tangan yang tanpa dia sadari masih menarik Saryn untuk ikut dengannya.Arga baru sadar jika dia masih menarik tangan Saryn saat beberapa karyawan memandang mereka.“Maaf,” ucap Arga kepada Saryn dengan tetap dingin seperti sebelumnya. Arga lebih seperti sedang menjaga sikapnya agar tetap terlihat kejam namun berwibawa di hadapan Saryn.“Ehm, Iya” jawab Saryn yang kini be
Clarisa kini mengeluarkan ponselnya sembari dia berjalan kembali ke ruangannya, dia meminta beberapa orang untuk datang ke ruangannya itu.beberapa saat dia terduduk di kursi kerjanya dua orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan datang menemuinya, mereka berdua adalah Staf GA atau General Affair dan satunya kepala bagian pengadaan.kedatangan mereka diminta oleh Clarissa untuk melaksanakan perintah dari Arga sebelumnya yang meminta agar di ruangannya ditambahkan satu meja kerja dan seperangkat komputer untuk Saryn.tentu saja mereka berdua kebingungan mendengar apa yang dibilang oleh Clarissa, bukan tentang penyediaan peralatan, namun lebih ke mereka akan mampu untuk menerima seandainya diminta untuk menyediakan satu ruangan khusus untuk Saryn, gadis manis yang tadi di kenalkan oleh bos mereka sebagai sekreta
Berbeda dengan sebelumnya kini Saryn sedikit lebih tenang, karena kini sedikit demi sedikit sudah mulai bisa menerima jika dirinya memang harus terus berada disana sampai dirinya dibebaskan oleh Arga.Kini Arga mengajaknya untuk masuk kedalam, namun sepertinya Saryn tidak mau karena dia ingin berada di luar untuk sekedar menghirup udara segar.“Masuk!” ucap Arga kepada Saryn.“Aku mau disini saja,” ucap Saryn dengan sedikit jutek kepadanya.“Aku bilang masuk!” bentak Arga kepada Saryn yang kini sedang berdiri di depan pintu kediaman Arga.Kini Saryn benar-benar tahu seberapa besar kediaman Arga, alih-alih mengabaikan teriakan Arga yang menyuruhnya masuk justru Saryn kini menyapukan pandanga
“Nona?” panggil miss Ririn kepada Saryn yang sedang bermain ayunan di pohon besar yang dilihat oleh Saryn tadi.“Iya Bi,” jawab Saryn dengan tersenyum kepada miss Ririn.Saryn begitu tenang di samping miss Ririn, dia merasa seolah sedang bersama dengan ibunya dikala dia berada di samping miss Ririn.Mendengar dan melihat bagaimana cara Saryn menjawab, membuat miss Ririn merasa bahagia dan tentu saja tersenyum karena gemas kepada Saryn.“Sedang apa Nona disini?” tannya miss Ririn.Memang sedari Saryn sampai bersama dengan Arga tadi dia langsung menuju ke ayunan itu saat dia melihatnya, dan memutuskan untuk bermain disana seolah mengenang masa kecilnya.
“Sekarang! Jadilah gadis yang baik jika Kamu ingin adikmu baik-baik saja.”Arga menarik Saryn lebih dekat lagi sambil melipat tangan Saryn di punggung Saryn.“A– Apa maksudmu?” Saryn berbisik, ia tak kuasa mengeluarkan suaranya. Jantungnya kini berdebar hebat.“Adikmu masih aman dalam genggamanku, tapi jika satu kali saja Kamu melakukan kesalahan, nyawanya akan melayang.” Arga berkata tanpa emosi, karena menghabisi nyawa orang bukanlah hal luar biasa baginya.“Kau tidak akan bisa …” Saryn tergagap karena merasakan kecemasan yang tumbuh pada dirinya, Dia merasa tercekik sekarang.“Coba saja!” Bisik Arga.“Kenapa Kau melakukan ini?” Saryn
“Oh, tentu saja Aku tidak lupa dengan apa yang kamu lakukan. Aku hanya mencoba lebih mengenalmu, apa itu salah? Lagi pula, bukankah Aku sekarang adalah milikmu? Ayolah, Aku juga ingin kamu belai, ‘Sayang!” Saryn berbicara dengan nada menggoda penuh ‘Bisa’ sambil memasang ekspresi nakal. dan sesekali menggigit bibir bawahnya dengan binal. Saat ini, yang Saryn lakukan hampir menyerupai apa yang terakhir dilakukan Arga padanya menggunakan moncong pistolnya di rumah tadi. Namun dari situlah Saryn justru menyadari bahwa Arga sebenarnya sangat tampan. Dia memiliki tatapan mata dalam dan intens yang indah, rahang yang tajam juga hidung yang mancung, tapi kebencian yang dirasakan saryn padanya membuatnya buta akan semua keindahan itu. Dalam benak Saryn berkata, andai saja ia bertemu Arga dengan cara yang lain, mungkin dia akan tergila-gila dan pingsan bisa berada sedekat ini dengan Pria yang begitu tampan seperti
Oh ya Tuhan, dalam satu hari, ini sudah kedua kalinya. Arga memegangi lengan Saryn, sementara Saryn sudah duduk menyamping di pangkuan Arga. Mata mereka sama-sama menunjukkan keterkejutan, tapi pada saat yang sama Saryn justru merasa bahwa dirinya telah terpesona oleh mata coklat yang penuh dengan rahasia dalam dan sesuatu yang tak bisa Saryn pahami. Mata Arga mulai bergetar dan Saryn tersentak dari momen kecil mereka dan sontak menjauh dari Arga segera setelah menyadari bahwa dirinya sedang duduk di pangkuan seorang pembunuh. “Apa masalahmu?” Arga berbicara sambil menyipitkan matanya saat menyesuaikan posisi duduknya pada kursi hitamnya lagi. “Kamu adalah masalahku,” Saryn berbicara dengan nada rendah, tetapi Arga mendengarnya.
Namun, tiba-tiba tanpa sengaja Saryn mendapatkan petunjuk dan kenyataan itu kini membuat hati Saryn semakin cemas. Dia melihat sebuah baliho besar bergambar piramida, dari situlah Saryn sadar bahwa dirinya sedang berada di Mesir. Pantas saja ia tidak memahami semua tulisan di sana karena semuanya ditulis dalam bahasa Arab.“Bodoh sekali, kenapa Aku baru sadar sekarang!” Saryn berkata pada dirinya sendiri.Saryn menoleh ke kiri dan menemukan Arga yang sedang mengetik sesuatu di ponselnya. Dia mencoba mengintip karena ingin tahu apa yang Arga ketik, tapi benda berwarna emas mengkilap yang menyembul di samping pinggang Arga membuat Saryn duduk kembali di kursinya.“Kenapa Dia selalu membawa senjata bodoh itu?” Gumam Saryn sambil menutup kelopak matanya, menggosok wajahnya menggunakan telapak tan
“Turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri.” Saryn berbisik kepada Arga.Arga yang ingin sekarang ingin selalu menuruti keinginan Saryn hanya bisa menurunkannya dan membiarkannya berjalan sendiri menuju ke mobil.“Bagaimana dengan Noy?” Tanya Saryn.“Med! Bawa dia bersamamu!” Ucap Arga kepada Medy agar membawa Noy bersamanya.“Ingat perlakukan teman Nona dengan Baik!” Tambahnya.“Tentu Tuan!” Jawab Medy dengan menunjukkan sebuah semangat yang tulus dari dalam hatinya.“Mari… Ikut dengan saya.” Ucap Medy kepada Noy, saat dia mempersilahkan Noy untuk masuk ke dalam mobil anak buah Clarissa.Itu karena saat dirinya datang tadi hanya membawa satu mobil. Dan mobil itu saat ini digunakan oleh Arga dan juga Saryn.Itulah kenapa Medy membawa mobil milik anak buah Clarissa.Sedangkan Clarissa sendiri saat ini tetap berada di toko, menunggu di jemput oleh orang kantor.Arga kini berada satu mobil dengan Saryn.Arga dengan ekspresi wajah yang seperti biasa, sedikit dingin.Tapi, saat dirinya mena
Semua orang menoleh ke arah tempat asalnya suara.Semuanya menatap penuh keheranan termasuk Welly, karena dia melihat adanya Medy. Laki-laki yang terlihat jahat, tapi laki-laki itu juga yang sudah merawatnya selama beberapa bulan di saat terpisah dengan kakak nya.Satu-satunya orang yang tidak terkejut disini adalah Noy. Itu karena sepertinya Noy tidak tahu siapa Arga. Jangankan Status Vlad nya, setatus CEO Arga saja, Noy tidak mengetahuinya.Medy segera turun tangan dan meneriaki orang yang telah memegangi Saryn.“Lepaskan Nona Muda sekarang juga!” Teriak Medy.Tentu saja semua orang itu menuruti apa yang diucapkan oleh Medy.Meskipun Clarissa adalah asisten Arga. Dibandingkan dengan Medy yang dikenal sebagai orang kepercayaan Arga. Lebih tepatnya kepala pengawal pribadi yang dimiliki oleh Arga selaku Bos dari dari Grade MNE.Saryn yang tangannya sudah dilepaskan segera berlari menuju ke Welly adiknya.Saryn dengan lembut membantu Welly untuk bangkit dan berdiri.“Kamu tidak apa-a
Disela perdebatan itu, Saryn menunduk dan berkata dalam hatinya, “Kenapa kau tidak melepaskan ku?”Saryn merasa jika Arga seolah masih saja mengganggu hidupnya meskipun dirinya sudah diusir dari kediaman Arga dan bahkan Saryn tidak melaporkan ke pihak berwajib atas apa yang menimpa keluarganya sebelumnya.“Aku tidak menyangka, kamu akan menyiksaku sampai sejauh ini …” ucap Saryn dalam hatinya saat jari jemarinya mencengkram celana yang dipakai olehnya.“Hey~ kenapa kau terdiam …?” Tanya Clarissa.Saryn masih saja seperti sebelumnya, diam berpikir tentang Arga dan beberapa kenangan di antara mereka berdua, tentunya hal itu membuat dirinya merasa semakin sedih.“Percuma saja kau terdiam. Lebih baik kau segera berikan lahan mu kepada kami …” ucap Clarissa.“Tidak akan …” ucap Saryn.“Kau!” bentak Clarissa.Dulu mungkin Clarissa harus menghormati saryn karena bagaimanapun juga Saryn begitu dekat dengan Arga, Bos nya.Untuk saat ini Clarissa benar-benar akan bisa mengalahkan Saryn, serta m
Ditempat Saryn berada, saat ini dia ternyata sedang bersama dengan seorang laki-laki dan juga bersama dengan adiknya.Laki-laki itu sepertinya tidak terpaut usia jauh dari dirinya sekitar 3 atau 4 tahun lebih tua.Saryn sedang berjalan kaki dari sebuah tempat, sepertinya dia baru saja pulang berbelanja.Itu terlihat dari dirinya dan laki-laki itu yang masing masing membawa sebuah kantong plastik besar entah berisi apa.Ternyata saat ini Saryn memiliki sebuah toko kue.Isi dari kantong-kantong plastik tadi adalah bahan-bahan yang digunakan olehnya untuk membuat kue.“Bagaimana dengan orang-orang yang mengganggumu akhir-akhir ini?” Tanya laki-laki yang sedang bersamanya itu.“Aku tidak tahu, yang jelas aku tidak akan menyerahkan lahan ku untuk pembangunan itu.” Jawab Saryn.Dapat diketahui saat ini jika pemilik lahan yang akan dibangun proyek perusahaan Arga ygn di bicarakan oleh Clarissa sebelumnya adalah Saryn.Dari sorot mata Clarissa yang saat ini dalam perjalanan untuk menuju ke te
“Apa alasan dia menolaknya?” Tanya Arga kepada Clarissa.“Dari informasi yang saya dapatkan, wanita itu baru saja membeli tempat itu sekitar dua bulan yang lalu dan selain itu toko yang dia buka baru saja berkembang, karenanya dia tidak ingin pindah dari sana.” Papar Clarissa.“Bukankah perusahaan menawarkan kompensasi yang pas untuk lahan di daerah itu?” Tanya Arga.Clarissa kembali meyakinkan kepada atasannya jika semuanya sesuai dengan seharusnya.Bahkan sesuai dengan yang baru saja diucapkan oleh Arga jika harga yang diberikan oleh perusahaan Arga 20% lebih besar dari harga di pasar.Arga hanya diam dan sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu tentang lahan untuk proyek terbaru mereka.“Apa tim yang diterjunkan benar-benar tidak bisa bernegosiasi dengan pemilik toko yang kamu bicarakan ini?” tanya Arga.“Kepala tim berkata jika orang lokal yang mereka percaya untuk mengurus semuanya berkata jika pemilik itu tidak bisa melepaskan lahannya.” Ucap Clarissa.“Kalau begitu sebaiknya ka
Saryn membawa kopernya menuruni tangga.Medy sempat menggerakan badannya untuk membantu Saryn.Akan tetapi dia mengurungkan niatnya saat dirinya di tatap oleh Arga.Medy hanya bisa menarik kakinya yang tadi akan melangkah beberapa centi ke belakang.“Bahkan dia sekarang tidak mau membantuku.” Ucap Saryn dalam hatinya.Saat ini dengan tergopoh-gopoh Saryn akhirnya sampai di bawah anak tangga dengan menurunkan koper berat yang tadi ditenteng oleh dirinya.“Kalau begitu …” Ucap Saryn dengan ragu dengan menatap sayu kepada Arga.Arga menyergap Saryn dengan ucapannya, “Medy!”“Saya mengerti Tuan!” Ucap Medy dengan membungkuk kepada Arga.“Nona, Mari saya akan mengantarkan Nona ke suatu tempat.” Tambah Medy kemudian dengan melayangkan pandangannya kepada Saryn.“Iya …” Jawab Saryn.Sebelum itu, Saryn masih sempat memeluk miss Ririn untuk terakhir kalinya.“Jaga diri Nona baik-baik, setelah ini saya tidak ada disamping Nona untuk merawat Nona …” Jawab Miss Ririn dengan mata yang berkaca-kaca
Hari berganti.Kini Saryn baru saja pulang dari rumah sakit.Begitu sampai dirumah dia sama sekali tidak menjumpai adanya Arga disana.Saryn bingung, kenapa Arga tidak ada di Mansion.Sedangkan ini belum terlalu siang.“Apakah dia sudah berangkat?” Tanya Saryn kepada dirinya sendiri di dalam pikirannya.“Bukannya seharusnya dia harus menantikan kedatanganku terlebih dahulu?” Ada satu kekecewaan tersendiri disaat dia menyadari jika Arga tidak berada disana disaat dirinya baru kembali dari perawatan di rumah sakit.“Nona baik-baik saja?” tanya miss Ririn kepada Saryn yang tampak menunduk memikirkan sesuatu.“Iya Bi… aku tidak apa-apa…” Jawab Saryn yang kemudian masuk ke dalam mansion.Saryn berjalan dengan langkah gontai, kekecewaan tetap tidak bisa disembunyikan olehnya.Rasa kecewa yang dia sendiri tidak sadar kenapa bisa merasa se-kecewa itu saat Arga tidak ada disana untuk dirinya.Paman Rais dan miss Ririn menyadari dengan perubahan sikap saryn.Keduanya sama-sama mengerti jika Sa
***Di hari yang sama, jam 2 siang.Saryn baru selesai makan, dengan disuapi oleh miss Ririn.“Aku ingin pulang Bi…” Saryn berkata dengan wajah nya yang masih sedikit terlihat lemas.Mendengar Saryn yang berkata pulang, membuat miss Ririn merasa senang.Meskipun kondisi Saryn yang belum benar-benar stabil akan tetapi saat mendengar Saryn menyebut kembali ke Mansion sebagai “pulang,” membuat miss Ririn merasa senang, karena itu sama saja Saryn secara tidak sadar kini sudah menerima keberadaan dirinya di Mansion itu dengan sukarela.“Iya Nona… tapi besok. Saya masih berharap Nona mendapat asupan obat dan vitamin di rumah sakit agar kondisi Nona benar-benar pulih.” Jawab miss Ririn dengan lembut.Sesekali Saryn melihat ke arah pintu, seolah-olah dia sedang menunggu seseorang yang diharapkannya untuk datang kesana.Miss Ririn menyadari hal itu, tapi wanita yang saat ini paling perhatian kepada Saryn itu memilih untuk diam tersenyum penuh arti. Beberapa saat setelahnya, paman Rais datang d
Arga pergi dari rumah sakit dan secara langsung menuju ke tempat Medy.Arga sempat kembali ditahan oleh salah seorang penjaga di Villa milik Medy.Namun Saat ada salah seorang penjaga lainnya mengenalinya, Arga diijinkan untuk masuk.Setelah Arga masuk, dia hanya disambut oleh Wanita yang dulu di bawah oleh Medy dari rumah Frans, salah satu anak buah Endra, Pritin.“Selamat datang Tuan!” Ucapan Pritin dengan bersikap sangat hormat kepadanya.“Dimana Medy?” Tanya Arga.“saya tidak tahu Tuan… tadi dia sudah berangkat sejak pagi untuk melakukan sesuatu.”Arga duduk di sofa dan menenangkan dirinya.Pritin seolah mengerti siapa Arga dan statusnya, Pritin permisi untuk mengambil beberapa minuman dan menyuguhkan minuman itu kepada Arga.“Silahkan Tuan…” ucap Pritin dengan sedikit menahan rasa takut. Itu karena saat ini, tampang Arga tampak begitu menahan sebuah amarah.“Perintahkan orang untuk menghubungi Medy, aku ingin dia ada disini dalam waktu kurang dari 30 menit.” Tegas Arga.“Baik Tua