Ketika mereka sampai di rumah dan Kimberly Miro mematikan mesin mobil, hati yang tertekan dan berat sedikit lebih baik, hobi lama memang membantunya sedikit lebih tenang dan rileks.
Orang-orang bilang ia pencari kematian, gila, dan jelmaan setan, tapi siapa peduli? Setiap orang punya cara sendiri dalam berkompromi dengan masalah hidupnya.
Ia bukan pencari kematian, bukan gila, tapi mungkin memang jelmaan setan, jelmaan setan pencari pemicu hormon endorfin dan oksitosin, meningkatkan perasaan euforia dan kesenangan, lebih baik dari ganja dan narkoba, membuatnya melayang tinggi saat memperoleh kemenangan atau selamat dari maut sehingga ia kecanduan seperti orang gila kadang-kadang.
Ia sudah melakukannya bertahun-tahun, berteriak, bernyanyi, berolahraga, bersosialisasi, mendapat teman baru sekaligus lawan untuk mengurangi tensi tinggi, marah, frustasi dan depresinya, Sehingga ia kembali bergairah dalan hid
Seluruh tubuh Jamie Stanford mendadak langsung kaku , mereka bahkan baru menikah dua bulan, bagaimana sampai pada titik ini. Ada ketakutan nyata dalam dirinya dan juga penyesalan karena terlalu mendesak dan menekan Kimberly Miro untuk menanyakan alasan dia setuju menikahinya."Hmm" gumam Jamie Stanford jelas enggan, dan juga melingkarkan lengannya disekitar tubuh kurus istrinya.Kimberly Miro mengangkat wajahnya yang tadi terkubur di bahu Jamie Stanford, menatap bagian samping wajah yang selalu serius dan kaku itu dengan penuh pertimbangan "Sebelumnya kau bertanya kenapa aku setuju menikah denganmu?" tanyanya serius, tidak ada lagi candaan, tidak ada lagi olokkan.Jamie Stanford mengangguk, merasakan tubuh dalam pelukannya sedikit menyusut dan sekarang dagunya tepat di puncak kepala Kimberly Miro sehingga ia bisa mencium bau sampo Kimberly yang ringan.Ada perasaan gelisah samar yang ia r
Kimberly Miro menggeleng lemah "Karena aku memandang rendah diriku sendiri. Adakalanya saat melihat pantulan diriku di cermin, aku akan merasa melihat sesosok pelacur, jalang dan bajingan tidak punya hati" suaranya makin lama makin redup dan terdengar putus asa "Aku merasa tidak percaya diri setiap saat dan ketakutan. Takut jika orang-orang akan membenciku, takut diremehkan dan diinjak-injak. Aku bisa bermain, bermain sepuas hati selama kau punya banyak uang dan pengaruh. Makanya aku bekerja keras dan terkadang mengunakan cara curang"Mereka terdiam cukup lama, Jamie Stanford hanya menatap mata hijau zamrud Kimberly Miro dan tidak mengatakan apa-apa, membuat Kimberly Miro.Mata Jamie Stanford berwarna amber yang mirip mata serigala, ditatap tajam oleh mata itu, meski masih di batasi kacamata, masih membuat jantung Kimberly Miro bergetar ketakutan, seolah-olah seseorang mengintip kedalam batinnya, melihat rahasia-rahasia gelap yang coba
"Berhenti menatap" gerutu Kimberly Miro dan menutup area tertentunya dengan tangannya.Jamie Stanford mendongak dari gundukan licin tanpa rambut di antara paha Kimberly Miro yang sudah ditutup aksesnya oleh dua tangan dengan jari-jari kurus dan panjang. Sebuah kecemburuan dan ketidaksenangan yang gelap menguasainya matanya."Apa mereka sampai di sana?" tanya Jamie Stanford menurunkan tubuhnya terhadap Kimberly Miro dan mengambil tangan yang menganggu, menariknya ke atas kepala Kimberly Miro dengan satu tangan "Gunakan akalmu sebelum menjawab!" Kata-katanya kasar, parau dan kacau.Kimberly Miro terengah-engah, matanya melebar. Tubuh besar dan jantan orang ini di usianya yang sudah lebih dari tiga puluhan nampak sangat mengintimidasi, oh sial, kenapa baru sekarang orang ini marah?Persetanan dengan kata tidak mau menyerah."Y-ya, dan eh, tidak" jawab Kimberl
Jamie Stanford mencium kening Kimberly Miro sangat lama, menikmati keheningan harmonis dan momen manis yang hanya mereka berdua yang tahu betapa indahnya, sebelum turun dan mencabut dirinya keluar lalu berbaring di samping istrinya yang nampak sepuluh kali lebih menawan.Saat Jamie Stanford menarik Kimberly Miro kedalam pelukannya, wanita cantik itu berbaring miring dengan kepala bersandar di dadanya dan jari-jari tangannya yang panjang dan kurus mulai nakal berkeliaran di dadanya."Yah, tadi itu agak WOW" Aku Kimberly Miro agak terkekeh, merasa puas dengan dirinya sendiri."Benar" Jamie Stanford membenarkan, wajahnya masih datar seperti biasa, hanya matanya yang penuh kepuasan dan kesenangan, tangannya yang besar membelai punggung Istrinya, membelai dari tengkuk hingga pantatnya. Belaiannya penuh kasih sayang."Kau luar biasa" puji Kimberly Miro, siapa saja akan melayang mendengar sanjun
Prevkaya, memang ibukota dengan kehidupan kelewat bebas, dua orang yang sedang berpelukan di jalanan bahkan berciuman di tempat-tempat umum mungkin sudah pemandangan sehari-hari.Tapi, untuk melihat mantan kekasih yang belum dilupakan, berciuman panas dengan suaminya didepan mata kepala sendiri, mungkin pemandangan bencana alam. Badai, gempa bumi, dan longsoran bahkan topan hingga banjir bandang. Hatinya berdenyut kesakitan, kesedihan itu meresap hingga tulang-tulangnya.Harry Kaminsky baru saja mematikan mesin mobilnya ketika pasangan suami istri itu datang kearah mobilnya. Dari luar keadaan didalam mobilnya tidak bisa di ketahui, tapi apa yang berada di luar ia bisa melihatnya dengan jelas.Ia benar-benar kaku, pasangan itu berciuman mesra cukup lama. Lalu ia mendengar gumaman teredam. Nampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu. Ia menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya agar bisa mendengar dengan jelas
Harry Kaminsky masih ingat bagaimana ia pertama kali bertemu Kimberly Miro, itu adalah hari pertama mereka masuk kelas di sekolah menengah pertama.Kimberly Miro muda berjalan ke bagian depan kelas yang dibuat lebih tinggi, dia berjalan penuh percaya diri, tubuh kurusnya kecoklatan sisa-sisa liburan musim panasnya di negara tropis, tapi tidak menutupi pesonanya.Senyumnya sangat manis dan penuh percaya diri, ketika ia berbicara dua gigi kelincinya akan terlihat jelas, lesung dangkal akan muncul di pipinya, dan matanya akan sedikit menyipit membuat ia tampak lebih lucu dan manis "Halo semua" dia menyapa dan tidak sekalipun nampak canggung mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas dengan senyum manisnya tentu saja.Tapi, tidak lama dia nampak malu, berkedip polos menghadapi puluhan pasang mata yang memandangnya dengan rasa ingin tahu, namun gadis manis itu tidak segera mengenalkan dirinya, malah menggaruk
Ingatan kebersamaan mereka bagai lingkaran setan yang brutal, kejam dan tak henti-hentinya melukai perasaan Harry Kaminsky saat mengenang semua hal tetang masa lalu mereka, banyak hal manis yang tampak biasa tapi begitu indah dan bermakna.Tapi semua tinggal kenangan, dan dia ditinggalkan sendiri dan tenggelam dalam kenangan itu. Penuh kesedihan dan rasa sakit.Harry Kaminsky hanya tahu bahwa yang dia butuhkan sekarang hanya mabuk dan mencoba melupakan Kimberly Miro dari ingatkan yang menyesakkan itu.Ditemani oleh dua 'nyonya rumah' atau hostess yang tersenyum sangat ramah, Harry mencoba menyusun kembali perasaan yang bercerai-berai. Selain penampilan terlihat menarik, mereka juga berpakaian serba minim dan dandan yang indah, terlihat menggoda.Nyonya rumah club 9 Cloud terkenal dengan kepribadian yang menarik, wajah rupawan dan body yang wow. Mereka berbicara dengan menyenangkan, beretika dan
Rachel Carlo gelisah dan terus menerus melihat waktu, berulang kali hingga dia tidak mungkin menghitungnya lagi.Setiap kali mengetahui berita tentang Kimberly Miro muncul, suasana hati Harry Kaminsky pasti akan selalu terganggu. Dan dia selalu mengetahui hal itu. Dia mencintai Harry meski dia tahu ada orang lain di hatinya. Dia bahagia dengan Harry Kaminsky berada di sisinya, tapi terkadang kebahagiaan itu bercampur dengan kesakitan yang menyesakkan.Tidak peduli bagaimana dia bersikap dan berusaha keras, Harry Kaminsky tidak akan pernah melupakan Kimberly Miro di dalam hatinya. Kimberly Miro bagai eksistensi yang sangat penting dalam hidupnya.Tak tahukan Harry Kaminsky bahwa dia seorang yang rela membungkuk dari laboratorium, dari balik tirai, hanya untuk memperhatikan kegiatannya bersama teman-temannya di taman atau lapangan basket.Dia mengingat ekspresi rindu dan keinginan yang tak tersalurkan
Jamie Stanford meminta Cody untuk memeriksa tentang wanita yang dia temui di lift itu.Ketika Cody mendengar permintaan Jamie Stanford dan mulai melakukan pemeriksaan, dia menatap Jamie Stanford dengan curiga "Apakah dia selingkuhanmu?" tanyanya langsung melihat tampilan wanita di rekaman CCTV itu "Katakan dengan jujur, apakah kau sebenarnya pamer selingkuhanmu yang cantik dan panas ini?""Jika ada masa dimana seorang Jamie Stanford selingkuh dan tergoda oleh seorang wanita, mungkin ibunya bakal menjadi orang pertama yang akan berterimakasih kepada surga dan disaat yang sama memeluk wanita itu menangis haru dan memperlakukannya sebagai leluhur, mungkin memberikan seluruh warisan dan ibu Jamie bakal tidur dengan senyum setiap hari" celetuk Dmitri yang baru masuk dan mendengar pertanyaan Cody."Kau diam! Aku muak mendengar suaramu!" kata Cody yang belum mendapatkan jawaban pasti dari Jamie Stanford, karena dia melihat wani
Ketika Jamie Stanford beranjak remaja, tubuhnya jauh lebih tinggi dari pada anak-anak sebayanya, dan perlahan wajahnya mulai menunjukkan tanda-tanda kecantikan lelaki yang menawan.Sayang sekali ekspresinya selalu serius, apalagi dengan mata ambernya yang akan menatap siapa saja dengan tajam."Sayang, apakah teman sekelasmu cantik? Apakah mereka manis?" tanya Shopia Stanford setelah mendengar perlunya pendidikan kesadaran gender pada remaja."Tidak" Jawab Jamie Stanford dengan sangat yakin."Tidak satupun? Benar-benar tidak ada yang manarik bagimu?""Hm""Lalu bagaimana menurutmu gadis-gadis di sekolah?" tanya Shopia Stanford tidak menyerah "Apakah mereka cantik? Apakah mereka menyenangkan mata? Apakah pendapat tentang gadis-gadis itu?""Jelek" Jawab Jamie Stanford dengan wajah yang serius, seolah dia tengah mendiskusikan hal yang p
"Rasakan itu, bajingan!" gumam wanita yang baru saja masuk ke lift yang sama dengan Jamie Stanford yang baru saja selesai acara sosial dengan mitra bisnis penting, sayang mitranya itu sangat suka minum dan memeluk wanita kiri dan kanan. Jamie Stanford yang berdiri di lift menoleh ketika mendengar gumaman penuh kemenangan itu. Wanita itu mengunakan gaun minim yang begitu ketat, rambut panjangnya agak acak-acak dan membuat wajahnya yang cantik makin menawan, dia bersandar di dinding lift, memegang perutnya dan tertawa cekikikan begitu bahagia hingga menetaskan air mata, tapi tidak cukup lama dia langsung berhenti tertawa, nampak tenang dalam sekejap, berdiri tegak, lalu berdiri dengan tampilan lemah lembut, berubah dari wanita kejam dan jahat menjadi wanita pendiam yang berprilaku baik hanya dalam sekejap mata. Sungguh, perubahan itu hanya hitungan detik. Jamie Stanford selalu melabeli wanita m
"Terima kasih" Kata Jamie Stanford pada penjaga keamanan yang membantunya menemukan unit Kimberly Miro, bahkan membantunya mencari kunci di tas Kimberly bahkan membuka pintu ."Suatu kehormatan Sir" Jawab penjaga keamanan itu yang sudah mengenal Kimberly Miro sambil menempatkan berbagai kotak juga tas Kimberly Miro "Ada yang bisa saya bantu lagi?" Lanjutnya kepada Jamie Stanford yang tadinya membuat terkejut."Tidak" Jawab Jamie Stanford setelah dilihatnya penjaga Keamanan itu bahkan membantunya menghidupkan lampu."Jika ada yang perlu dibantu, bisa langsung hubungi kami. Selamat malam dan selamat beristirahat"Si penjaga keamanan itu mengundurkan diri.Jamie Stanford hanya membalas dengan mengangguk kecil. Mengira bahwa penjaga keamanan itu sangat baik, pantas harga apartemen di Ninegate begitu mahal.Yang tidak Jamie Stanford tahu, Kimberly Miro sangat ramah dengan para pekerja, apalagi penjaga keamanan yang sering membantunya membaw
Ketika mereka sampai di basement, Jamie Stanford menurunkan Kimberly Miro dan wanita mabuk yang tidak melihat bayi kesayangannya kembali berulah. "Mana bayiku?" tanyanya dan memukuli Jamie Stanford dengan tangannya yang lemah "Pembohongan! Pembohongan besar! Mana bayiku? bawa aku pada bayiku" Setelah memasukan tas Kimberly Miro ke mobil, mengambil sandal dan memakainya langsung. Jamie mengambil kedua tangan kecil Kimberly Miro, dan menghentikan serangan brutalnya "Diam!" bentaknya. Dia benar-benar tidak memiliki cukup kesabaran. Nada pria itu terlalu menakutkan, Kimberly Miro terkejut sampai-sampai dia mulai cegukan dan menatap seolah-olah dia telah diintimidasi. Melihat wajah kecilnya yang menyedihkan, Jamie Stanford agak menyesal. Dia tidak bermaksud kasar pada Kimberly Miro, memang nada bicara agak keras, tapi cukup untuk menakuti Kimberly Miro yang sekarang usia men
Ketika Jamie Stanford tidak siap, Kimberly Miro yang berlari ke arah belakang Jamie, memeluk Ansel Swain yang baru datang. "Dia pembohongan besar!" katanya pada Ansel Swain dan menunjuk-nunjuk ke arah Jamie dengan jarinya yang kecil "Dia bilang dia suamiku! Pasti bukan! Tidak mungkin dia muncul disini. Pasti pembohongan! Ansel! Cepat! Selamatkan aku! Dia ingin membawaku pergi! hum! dia benar-benar memiliki nyali untuk menculikku! Lihat bagaimana aku membereskan dan menendang bokongnya!" lanjutnya sambil cemberut marah, pipi melotot seperti bocah kecil keras kepala yang marah. "Dia benar-benar Jamie Stanford, Kimberly Miro. Jamie Stanford suamimu. Cepat lepaskan aku. Dia Jamie Stanford yang asli, sana, pulang dengannya, jangan membuat malasah" Kata Ansel mencoba melepaskan diri dari cengkraman Kimberly Miro, berusaha membuangnya sejauh mungkin, karena mata Jamie Stanford serasa memotong pinggang yang dililit lengan Kimberly Miro yan
Kimberly Miro terus meneguk minuman, semuanya tampak jelas semakin dia minum. Ketika dia merasa sedikit pusing dan merasakan gejolak di perutnya, dia berjalan ke kamar mandi, mencoba mengeluarkan minuman diperutnya. "Fuck!" kutuknya setelah mengeluarkan alkohol yang belum lama singgah diperutnya. Dan hal paling menyebalkan tentang menegak alkohol berlebihan adalah mengeluarkannya kembali lewat jalur masuknya. Rasanya menyakitkan. Tapi tidak sebesar kesakitan jiwanya. Terkadang dia memiliki ilusi menikmati penganiayaan diri. Semakin menyiksa rasa sakit di tenggorokan, hidung dan kepalanya, semakin dia memiliki alasan untuk menangis kesakitan. Entah berapa lama dia membungkuk di wastafel hingga kehilangan semua kekuatannya, dan merosot ke lantai kamar mandi. Dia merasa sudah mengeluarkan semuanya hingga empedunya, dia berkumur tapi dia merasa
Dan mulai sejak saat itu dia tidak pernah percaya lagi pada siapapun. Dia menjadi sensitif dan paranoid. Dia merasa semua orang telah menatap dan memperlakukannya dengan berbeda. Dia mulai peduli dengan komentar orang lain padanya, dia mudah sedih dengan ucapan dan tindakan orang lain terhadapnya, yang tidak pernah di pedulikan sebelum-sebelumnya. Dan hal yang paling dia peduli adalah sikap Harry padanya. Terkadang satu kalimat tidak sengaja Harry Kaminsky bahkan bisa menyakiti dan membuat sedih dan tidak nyaman untuk waktu tertentu. Meski dia dihantui pernyataan menyesakkan Rachel Carlo, dia tidak pernah bertanya pada Harry Kaminsky. Meski Rachel Carlo terus mengirimi foto intim bersama Harry, pesan menghina dan provokatif, dia masih bersabar dan bertahan. Menyimpan semuanya dalam-dalam, dan masih tersenyum dalam kesakitan memilukan. Mungkin dikala itu baginya ke
"Lalu aku akan duduk di sini dan memantau apakah seseorang akan berbuat jahat kepadamu. Kau tidak keberatan, kan?" kata Leon tidak menyerah. Tapi dia tidak menggoda atau merayu Kimberly seperti sebelumnya. Orang-orang dilingkar mereka memiliki kesopanan dan aturan tersendiri. Ada waktu untuk bermain ada waktu hanya bersosialisasi seperti biasa. Dan meski semua pria di lingkaran mereka berganti pasangan layaknya pakaian, tapi mereka memperlakukan wanita berbeda dengan perlakuan berbeda. Ada beberapa wanita yang tidak bisa mereka permainan dan perlakuan begitu saja. Kimberly Miro salah satunya, meski Kimberly Miro tidak berasal dari keluarga berlatarbelakang yang sama seperti mereka, memiliki bisnis keluarga yang besar atau posisi di ketentaraan yang tinggi atau jabatan politik yang tidak rendah, tapi dibelakangnya ada Patrick Kho dan Sykes. Meski tidak jelas apa hubungan diantara mereka, tapi mereka akan selalu menyelesaikan masalah yang berhubun