Share

Black Bull

Penulis: Djisamsoe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ka-ka-kau...."

Dengan suara dan tubuhnya yang gemetar, Arinda tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

Lalu dengan suara "buk" yang tiba-tiba terdengar, tubuh Arinda sudah jatuh ke tanah dengan wajah yang penuh keringat dingin, serta tatapan ngeri.

Ketakutan bukan lagi menjadi trauma Arinda. Tapi perasaan seperti separuh jiwanya akan keluar dari tubuh, dan sebentar lagi memasuki gerbang hantu adalah hal yang membuatnya hampir tidak bisa lagi bernafas.

Untungnya, setelah beberapa waktu, Rendy tidak melakukan apapun padanya.

Melihat polisi wanita gemetar ketakutan dengan mulut dan matanya yang melebar di tanah, Rendy sedikit mendengus, dan berkata, "Jangan berpikir bahwa Bella adalah wanita yang lemah. Jika dibandingkan denganmu, dia puluhan kali lebih pintar dan lebih kuat darimu."

Itulah alasan kenapa Rendy tidak terlalu khawatir dengan para pembunuh yang mendatangi kamar hotel Bella.

Karena bagaimanapun, Rendy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Rendy bergerak

    Henry berpikir dia salah dengar, tapi perintah Rendy kembali terdengar, "Tabrak mereka berlima sampai mati." "Ini...." Henry segera ketakutan dan gemetar saat memikirkannya. Memang benar bahwa Henry bukan tidak pernah membunuh seseorang, tapi kondisinya saat ini berbeda. Mereka berdua sedang berada di markas Black Bull! Jika membunuh mereka berlima dengan menabraknya sampai mati, bukankah itu seperti membuat harimau marah dalam kawanan?Bagaimana mungkin Henry tidak takut?Meskipun dia juga seorang Ketua dari Geng Serigala Merah, dia sebenarnya tidak pandai bertarung, dan hanya suka bermain di balik layar. Tapi, jika benar-benar berhadapan muka, dan itu harus berhadapan dengan Black Bull, terutama masih di markas pihak lawan, Henry harus memikirkannya berulang kali."Jika kau takut, sebaiknya jangan keluar." Rendy tiba-tiba berkata setelah melihat keraguan Henry.Tanpa menunggu respon Henry, Rendy juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Putra Martin

    Menyaksikan empat pria dewasa yang sebelumnya berdiri, dan tampak galak tiba-tiba sudah tergeletak di aspal. Tidak bisa lagi hidup dan benar-benar telah mati. Black, orang terakhir yang sejak awal sampai akhir berdiri dan melihat semuanya tidak bisa lagi berkata-kata, dan hanya merasa bahwa tubuhnya mulai gemetar. Mungkin tidak ada yang tahu apa yang terjadi sebelumnya, tapi dia tahu.Sebelumnya, ketika Rendy bergerak, itu sangat cepat, dan hampir tidak terlihat sama sekali. Hanya seperti sebuah bayangan yang lewat, satu bawahannya tiba-tiba telah jatuh ke aspal dengan mulut berbusa, dan tidak tahu mati atau hidup. Lebih buruknya lagi, dua bawahan terakhirnya memiliki kepala berputar, dan hanya mati dengan cara yang lebih mengenaskan. "Kesempatan terakhir. Suruh Martin keluar atau mati?" Suara dingin Rendy tiba-tiba terdengar, dan segera membuat Black terbangun. Hanya saja, ketika baru terbangun, Black tiba-tiba mundur

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Arta Luther

    "Apa kau bodoh!? Aku adalah Putra Martin! Ketua utama dari Black Bull, dan orang yang paling dihormati di kota Eco ini. Aku, Arta Luther adalah putranya! Aku orang paling kaya dan kuat di kota ini! Jika aku ingin apapun, tidak ada seorangpun yang bisa menghalanginya!" Berteriak sangat keras, Arta terlihat sangat marah pada Rendy. Di awal dirinya sudah mengatakan bahwa dirinya adalah Putra dari Martin, tapi bajingan ini masih bertanya: Apakah kamu mengenal Martin?Sudah jelas-jelas dia mengenali ayahnya, tapi masih bertanya siapa dirinya? Apakah dia bodoh?"Aku tidak tahu dan tidak pernah mengenal orang bodoh sepertimu. Tapi karena kamu mengenal ayahku, dan tampaknya salah satu dari temannya, sebaiknya kau pergi dari hadapanku. Moodku sedang buruk, jangan muncul lagi di depanku. Jika tidak---" Arta kembali berkata dengan kesal, tapi dia tidak bisa menyelesaikan kata-katanya. Karena sekarang, Rendy sudah berdiri tepat didepannya, dan sedang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Peringatan terakhir

    Wajah Anton berubah saat mengetahui apa yang jatuh di depannya.Bukan benda, tapi itu adalah manusia! Dengan postur aneh. Kedua tangan, dan kakinya patah, mayat yang sepertinya laki-laki itu tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Beberapa tulang di anggota badannya patah, dan matanya masih melebar dengan ketidakpercayaan jika dirinya mati. Tergeletak di aspal, darah merah segar mengalir seperti kolam, dan membuat siapapun tampak sulit untuk mengenalinya. Baru ketika Anton dan yang lainya mendekat, mencoba untuk melihat lebih dekat, ekpresi semua orang segera menjadi ketakutan dan ngeri. "Di-dia.... bukankah dia Arta Luther!? Putra dari Martin Luther, ketua Black Bull!?""Mati! Dia sudah mati!""Mati sangat mengerikan seperti ini dan dilempar dari gedung atas, siapa yang melakukannya!?""Siapa yang berani membunuhnya?!""Apakah dia tidak takut akan kemarahan Martin dan seluruh anggota Bla

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Kecakapan Bella

    "Huh...." Tepat ketika mobil Rendy menghilang dari halaman, beberapa nafas panjang lega segera terdengar. Anton, dan dua polisi yang sebelumnya mendapatkan peringatan Komisaris Burhan menghela nafas panjang, dan tidak bisa menahan diri untuk menghapus keringat dingin di keningnya. "Sungguh mengerikan!" "Meskipun aku tidak tidak benar-benar tahu apa yang dilakukannya, semua kekacauan ini benar-benar membuatku sulit untuk bernafas." "Melihatnya saja aku merasa bahwa ada gunung besar yang sedang menahanku untuk berpikir." "Orang ini benar-benar tidak biasa." "Selama bertahun-tahun menjadi polisi, ini adalah pertama kalinya aku merasakan perasaan semacam ini!" "Hanya untuk menatapnya saja, aku merasa dadaku sesak!""Benar-benar mengerikan!"....Termasuk tiga orang Anton, beberapa polisi tidak bisa menahan diri untuk bergumam dengan kengerian di matanya. "Cih! Apa ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Musuh Bella

    Hal yang sama juga di pertanyakan oleh komisaris Burhan, serta beberapa polisi yang sedang ada didalam ruangan. Karena biasanya, jika seorang pria mengetahui bahwa pacarnya baru saja mengalami kecelakaan, hal pertama yang akan dia tanyakan sebagai pria adalah keadaannya. Tapi Rendy ini tidak. Bukan hanya tidak bertanya, dia juga tanpa ekpresi bertanya bagaimana cara seorang wanita membunuhnya. Terlebih lagi, wanita itu adalah seorang artis, yang semua orang tahu bagaimana manjanya mereka.Bertanya semacam itu, apakah dia memang tidak memiliki belas kasihan atau kekhawatiran sedikitpun terhadap pacarnya? Sayangnya tidak. Rendy memang tidak terlalu khawatir sama sekali. Ekpresinya masih tetap sama, tidak memperdulikan reaksi di sekitarnya, dan kembali bertanya, "Apakah dia mati bunuh diri?" "Kau?" Julia tampak tercengang dan akhirnya meledak. "Apakah kau memang gila?! Bagaimana kau bisa bertanya hal se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Lilya

    Rendy berbatuk pelan, mencoba untuk menghilangkan semua perubahan Lilya saat berbicara dengannya, dan bertanya, "Dimana kamu?" "Wow, itu benar-benar Kakak!" Ada kejutan lagi saat Lilya mendengar kata-kata Rendy. "Bagaimana keadaanmu, kak? Apakah kamu tidak merindukanku? Yah, sebaiknya Kakak jangan dekat-dekat dengan nenek lampir itu. Oooh, yah! Jangan khawatir, aku akan segera datang dan mengikat nenek lampir itu!" "Uhuk!" Rendy kembali berbatuk, dan berkata untuk mengalihkan topik pembicaraan. "Ada hal penting yang harus kamu lihat."Mengabaikan kemarahan Bella, dan sikap Lilya yang sangat bermusuhan, Rendy menekan panggilan video.Ketika terhubung, wajah gadis remaja dengan dua kuncir kuda muncul dilayar. Dilihat secara sekilas, penampilan Lilya tampak masih dibawah umur sama sekali. Hanya saja, beberapa makeup dengan lipstik merah cerah, serta pakaian malam yang dia kenakan, itu sangat berbanding terbalik dengan umurn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Golden Bell

    Tidak ada? Kelompok Black Bull sudah tidak ada? Dan bahkan Arta Luther, Putra dari Martin juga telah tiada, apa artinya ini? Bukankah itu artinya kelompok Black Bull, yang selama ini membuatnya sakit kepala telah dimusnahkan? Tidak! Bukan dimusnahkan seutuhnya. Karena Komisaris Burhan tahu, bahwa Martin dan beberapa anggotanya meninggalkan kota. Tapi tetap saja, saat mendengar tentang kematian Arta, komisaris Burhan dan beberapa polisi lainya masih tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut, dan ketakutan. Bagaimana jika Martin mengetahui bahwa putra satu-satunya meninggal? "Aku membunuh Arta, dan Martin yang sedang berada di Surabaya juga tidak akan lolos begitu saja." Kata Rendy ringan tanpa sedikitpun kekhawatiran dan berjalan pergi. Tidak lagi memperdulikan keterkejutan para polisi yang telah memiliki mata dan mulutnya melebar, Rendy pergi begitu saja. "Tunggu!" Julia, yang ada diantara komisaris Burhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Tang Lian

    Tuan Cheng merasa ragu dengan apa yang Bella berikan, dan mencoba membukanya hanya untuk terdiam saat melihat apa yang ada di dalamnya. Tidak ada bedak atau peralatan kecantikan di dalam wadah kosmetik sepuluh sentimeter persegi itu, melainkan tampilan layar hijau penuh dengan dua titik yang tampaknya berjarak cukup jauh. "Itu adalah radar yang telah aku persiapkan," Bella menjelaskan sambil menunjukkan titik merah kecil di layar, "Titik merah di tengah adalah tempat dimana kita sedang berada, sedangkan titik yang ada di depan adalah Sima Cho berada." "Jadi, sebenarnya...." Tuan Cheng segera mengerti dan melihat kearah dua pria dan wanita di depannya. Bella membenarkan dan sekali menjelaskan, "Kami memang memiliki radar dan tahu dimana Sima Cho berada, dan kemungkinan besar dia akan menuju tempat Sekte Misterius itu berada. Tapi kami tidak tahu medan di pegunungan ini, jadi kami akan meminta Tuan Cheng untuk menunjukkan jalannya." "Jadi begitu...." Tuan Cheng sekali lagi melihat

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Kelinci

    Pagi hari. Saat cuaca masih dingin, tapi cahaya matahari mulai naik, Tuan Cheng yang masih tertidur di tenda mulai membuka matanya, dan berkedip beberapa kali sebelum melihat sekelilingnya beberapa waktu. "Aduh...." Mengelus tengkuk lehernya yang tiba-tiba terasa sakit, kedua matanya tiba-tiba terbuka lebar dan seketika berdiri. "Benar... Kemarin malam...." Pria paruh baya itu tiba-tiba berlari keluar tenda dan berteriak. "Tuan Red! Tuan Red! Bahaya!" Dengan berteriak dan berlari terburu-buru, Tuan Cheng yang tampak panik segera tiba di tempat Rendy berada. Di sana, Rendy ternyata sudah bangun dan sedang minum kopi, tampak santai dan tenang menoleh ke arahnya. "Baru bangun?" "Ya.. yah!" Menjawab sambil mencoba mengatur nafasnya, Tuan Cheng kembali menjadi panik dan buru-buru berkata, "Itu, Tuan Sima, dia... Dia pergi! Saat saya bangun tadi, saya tidak melihat tanda-tandanya. Selain itu... Saya ingat jika kemarin malam--""Oh... Apakah Tuan Cheng sudah bangun?" Suara Bella memot

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Legenda

    "Demi Dewa! Apakah dia Manusia?" Satu penembak jitu di atas tebing tampak terkejut dan tidak percaya saat melihat sosok Rendy melalui teropong. "Jangan banyak bicara! Kita harus cepat pindah lokasi!" Satu sniper lain segera memperingatkannya dan mulai berbalik. Tapi, "bom" segera terdengar dan menghentikannya keduanya untuk bergerak lebih jauh. Berdiri di atas tebing, dua orang itu sangat terkejut dan berhenti bergerak saat menyaksikan sesosok manusia berjalan dari gumpalan awan es. Tapi keduanya segera tersadar dan mengambil pistol. "Dor!""Dor!"Dua tembakan pistol terdengar, tapi sosok Rendy telah menghilang dari hadapan keduanya. "Dimana bocah itu?" "Apakah kita menjatuhkannya?" Keduanya saling bertanya dengan aksen Mandarin, tapi kemudian berhenti saat mendengar suara acuh tak acuh di belakangnya. "Apakah kalian mencariku?" "Kau?" Keduanya kembali terkejut dan berbalik saat mendengar Rendy juga menggunakan aksen Mandarin. Tapi Rendy tidak lagi basa basi dan sudah muncul

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Keraguan Tuan Cheng

    Siang hari, kelompok Rendy akhirnya tiba di Kota Babao. "Kota Babao sebenarnya adalah kota yang sudah ada di Pegunungan Qilian. Jika seseorang ingin mendaki gunung, ini adalah titik awal pendakian." Tuan Cheng mulai menjelaskan kepada Rendy. Setelah melakukan perjalan setengah hari bersama-sama, Tuan Cheng mengetahui bahwa pemimpin dari kelompok mereka adalah Rendy. Awalnya dia berpikir bahwa Rendy sedang melakukan pendakian atau berwisata ke Pegunungan, tapi dia menemukan bahwa pria ini tidak terlihat seperti seorang pendaki. Dikatakan sebagai turis juga bukan, meskipun Bella, wanita itu terlihat terlalu cantik untuk menjadi seorang pendaki, dia juga tidak terlihat sebagai orang yang sedang berlibur. Di situlah Tuan Cheng merasa ragu, tapi dia masih menjelaskan hal-hal tentang Pegunungan Qilian sebagai seorang profesional. "Menurut koordinator yang di berikan oleh Tuan Sima Cho, kita akan menuju ke Gunung Qilian yang dikatakan perbatasan akhir ke Gunung Kunlun. Untungnya itu mas

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Mempersiapkan diri

    Mengetahui bahwa saat tiba di Kota Xining adalah sore hari, Rendy memutuskan untuk pergi ke Pegunungan Qilian esok hari. Bukan karena dia terlalu lama membuang waktu, tapi ada hal yang perlu dia lakukan untuk saat ini. Mengorek informasi dari Sima Cho, bahwa ada sebuah Sekte budidaya di Pegunungan Qilian, Rendy berpikir bahwa kekuatannya saat ini masih terlalu lemah. Meski tidak bisa di pastikan kebenarannya, Rendy memilih untuk mempersiapkan dirinya sendiri, bagaimanapun itu adalah sebuah Sekte. Jadi, pada malam harinya, Rendy sudah duduk di dalam kamar hotel sambil mengeluarkan kalung yang dia dapatkan dari Dayana. Keluarga Magata mungkin berpikir bahwa kalung warisan Keluarga mereka bukanlah sesuatu yang istimewa, tapi Rendy tahu bahwa itu adalah hal yang langka di bumi. Batu Spiritual. Batu yang memiliki energi spiritual antara langit dan bumi, itu adalah batu yang di gunakan oleh Dayana sebagai kalung. Berbicara tentang batu spi

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Qinghai

    Wajah Rendy kali ini menjadi dingin, dan membuat tubuh Sima Cho gemetar ketakutan. Benar-benar sangat takut, Sima Cho seketika jatuh ke tanah dengan air kencing yang mulai membasahi celananya. Sima Cho, pria dewasa dan dihormati di manapun berada itu sebenarnya mulai kencing di celana. "Hum?" Ketika Rendy melihatnya, seketika dia mengerutkan keningnya dan berhenti. Tapi dia tidak peduli dengan keadaan Sima Cho dan dengan dingin berkata, "Jangan berpikir bahwa aku akan melupakan semua perbuatanmu." "Bang!" Seketika Sima Cho menjatuhkan kepalanya ke tanah dengan keras dan bersujud kepada Rendy. "Tu-tuan.... Master... Grandmaster... Tuan Yang Agung! Sa-sa-saya... Mengaku salah! Tolong ampuni nyawa saya.... Apapun akan saya lakukan untuk menebus semua dosa-dosaku." "Apa menurutmu nyawamu setimpal dengan semua yang telah kamu lakukan?" Nada suara Rendy terdengar sangat dingin. Mengingat tentang kematian kedua orang tuanya, dan keberadaan adik perempuannya yang tidak diketahui, apa

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Raungan Naga

    "Ledakan!"Energi di seluruh tubuh Ba Ringin meledak, dan dengan raungan, harimau di belakangnya mulai bergerak. "Bom.""Bom." "Bom."Seolah-olah terjadi gempa bumi, harimau raksasa itu seolah-olah membawa kehancuran saat bergerak. "Rooarr!" Membuka mulutnya, dan berlari di tanah, harimau itu meninggal kekacauan di belakangnya. "Menarik...." Tidak memiliki waktu untuk berkomentar, Rendy mulai serius dan memasang kuda-kuda. Meremas jari-jari di tangan kanannya, waktu di sekitar Rendy tiba-tiba berhenti, kemudian bergetar, dan dengan "ledakan" raungan Naga seketika terdengar. "Groooarrh!!" Meninju udara di depannya, kepala Naga Merah, seperti sebuah darah kental terbang dari balik tinju Rendy. Memiliki ukuran yang sama dengan harimau raksasa di sisi lain, keduanya akhirnya bertemu. "Boom!""Boom!"Dunia seakan-akan mengalami kehancuran, bumi mulai bergetar, debu dan angin tiba-tiba datang menghantam segalanya. "Boom!" Seolah-olah ada gunung yang meletus, suara ledakan itu te

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Duel

    "Kamu?" Wajah Ba Ringin kali ini menunjukkan ekspresi yang berbeda. Tidak lagi mengabaikan atau meremehkan pria muda di depannya, Ba Ringin mulai melihatnya dengan tatapan serius dan waspada. Karena barusan, satu serangan Rendy memberikan banyak dampak pada tangan dan pikirannya. Rasa sakit dan kesemutan pada pergelangan tangannya membuktikan bahwa apa yang dilakukan Rendy sebelumnya bukanlah sesuatu yang bisa di anggap remeh. Dari kejadian itu, Ba Ringin juga harus berpikir dan yakin bahwa pria ini memiliki kedudukan yang sama dengannya. Tidak! Ba Ringin melihat sesuatu yang berbeda dan membuat keningnya berkerut. "Grandmaster... Apakah kamu seorang Grandmaster?" Tidak menjawab, Rendy hanya memberikan senyum tipis, dan berkata, "Jika kamu tahu, sebaiknya kamu segera menyingkir." "Hehehe...." Tiba-tiba Ba Ringin tertawa kecil dan melihat Rendy dengan pandangan berbeda. Itu seperti pertama kali melihatnya, ada sedikit antispasi dan harapan di kedua matanya. Tapi tidak ada lagi

  • R.E.D Red Everlasting Dragon    Ba Ringin

    "Ini...."Dua teman dan dua orang di dalam villa secara bersamaan terkejut saat melihat kejadian itu. Tapi Rendy tidak memperdulikan reaksi di sekitarnya, dan sekali lagi bergerak. Sama seperti yang muncul di cctv sebelumnya, gerakan Rendy kali ini benar-benar cepat dan mustahil untuk dilihat melalui mata telanjang. Apa yang muncul di layar cctv hanya sebuah bayangan yang meluncur pada dua orang di sisi lain yang masih terkejut selama seperkian detik, dan dua kali suara tubuh teredam terdengar. "Bam.""Bam." Dua tubuh yang jatuh ke tanah sejauh sepuluh meter, dan tidak lagi bergerak menjadi kengerian yang segera Sima Cho rasakan. Jantungnya berdetak kencang, dan ketakutan mengakibatkan keringat dingin membasahi punggungnya. Abnormal. Adalah kata-kata yang bisa Sima Cho pikirkan. Tidak pernah sekalipun dia berpikir bahwa ada manusia yang memiliki kekuatan semacam itu. Sepanjang hidupnya, pemandangan semacam ini adalah pertama kalinya dia temui.Dua orang Seniman Beladiri Kuno t

DMCA.com Protection Status