Home / Fantasi / Pure Blood (DARAH MURNI) / BAB 43 - Hiduplah di Duniaku (Bagian 3)

Share

BAB 43 - Hiduplah di Duniaku (Bagian 3)

Author: Selist Emerald Valley
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Drrtt...

Rai bangkit dari tempat duduknya dan langsung memeluk Diana. Tentu saja wanita ini meronta sekuat tenaga. Tapi Rai tidak menyerah, dia terus memeluknya hingga wanita ini berhenti melawan.

"Dengarkan baik-baik. Aku tidak akan menyerah atasmu atau siapa pun. Dengan segala cara, Pine akan tetap aman. Aku pastikan itu, dan ini adalah janjiku. Aku tahu dia adikmu, tapi berpikir jernihlah sedikit. Kau pikir Pine akan senang jika kau mengorbankan diri untuknya. Kau pikir setelah itu Pine akan hidup seperti biasanya?”

Diana menatap manik mata Rai yang sekarang telah kembali menghitam. Dengan manik mata berwarna biru yang basah oleh air mata, Diana menatap Rai dan mencermati setiap perkataan yang dilontarkan oleh sang pemimpin klan vampir Haltz ini.

"Aku vampir dan kau manusia, tentu tidak ada alasan yang membuat aku harus mati-matian melindungimu. Tapi kau harus tahu, bagaimana pun aku merasakan keterikatan yang kuat atasm

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
uluh2.. sweet banget ini si pemarah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 44 - Josh dan Annie (Bagian 1)

    “Ann... minggirlah sedikit, aku tidak bisa melihatnya,” bisik Josh."Ssttt... Josh! Kau terlalu berisik," balas Annie dengan suara sangat pelan sambil memegang nampan berisikan minuman dan makanan."Bagaimana aku bisa diam, jika dia melakukan sesuatu seperti itu! Dia berlutut Ann! Berlutut di hadapan wanita! Terlebih manusia!"Ann langsung menjejalkan kue ke mulut Josh untuk membuatnya diam. Sedetik kemudian, mata mereka seperti akan keluar ketika tiba-tiba saja Rai sudah berdiri di hadapan mereka.Dengan canggung, Annie hanya bisa tersenyum, sedangkan Josh mengunyah kue yang ada di mulutnya seraya menghindari bertatap muka dengan vampir ini. Di sisi lain, Diana menghela napas, berusaha mengatur emosinya.Dengan tangan yang berlipat dan juga tubuh yang bersandar pada tembok, Rai bertanya, “Apa yang sedang kalian lakukan?”“Mengantarkan makanan dan juga minuman,” Josh tersenyum canggung ser

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 44 - Josh dan Annie (Bagian 2)

    "Tidak bisakah kau diam, Josh? Jangan sembarang memberikan penilaian kepada orang lain!" omel Ann."Ya, ya, ya...""Aku tidak mengerti yang apa yang terjadi, dan aku rasa akan memakan waktu cukup lama jika Yang Mulia menjelaskannya. Aku hanya akan bertanya pada intinya, untuk apa Yang Mulia datang ke sini?" tanya Ann pada Rai"Aku membutuhkan sebuah mobil, dan mungkin sedikit bekal untuknya,” jawab Rai seraya menunjuk Diana."Baik, akan kami persiapkan.""Mungkin kau juga bisa mengganti pakaiannya," komentar Rai karena pakaian yang dikenakan Diana cukup mengundang perhatian, sebuah gaun hitam legam yang membuatnya tampak seperti penyihir."Hmm... aku punya beberapa gaun untuknya. Tapi ini adalah sebuah gaun pendek, dengan potongan selutut. Apa tidak apa-apa?""Ya, kenakan apapun padanya selama dia menyukainya.”Ann mengangguk mengerti, "Dion, bisakah kau ikut aku sebentar?" dan Diana pun menurut.

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 44 - Josh dan Annie (Bagian 3)

    "Sebenarnya, Yang Mulia memberikan kami rumah yang lebih besar dari ini, tapi kami menolaknya. Walaupun dia terkenal kejam, tapi sebenarnya dia adalah vampir yang baik hati. Bahkan setiap bulannya dia selalu mengirimi kami uang dengan jumlah yang cukup banyak," kata Ann seraya membongkar pakaian lamanya, sementara Diana, ia suruh duduk di tempat tidur."Dan ya, aku tidak pernah melihat Yang Mulia bersikap seperti itu sebelumnya. Tapi yang aku tahu, jika ada seseorang yang menarik perhatiannya, maka dia tidak akan sungkan-sungkan untuk menarik orang tersebut ke sisinya,” tambah Ann.Diana mendengarkan dengan saksama, lalu terlihat berpikir, "Bagaimana kalian mempunyai hubungan dengannya? Seorang manusia dengan seorang vampir? Bukankah itu sedikit—“"—Aneh?" timpal Ann, "Atau menyeramkan?”Ann tertawa, “Sama sepertimu, dua puluh tahun yang lalu, aku adalah makanannya. Tepat sehari sebelum aku dimakan, Jos

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 45 - Masa Lalu (Bagian 1)

    "Kamu setuju?" Kevin bertanya ulang dan Pine kembali mengangguk. "Ini tentang mengubahmu menjadi vampir, dan aku bahkan belum tahu apakah kakakmu menyetujuinya atau tidak," lanjut Kevin. "Vin, aku memang mengucapkan janji untuk selalu berada di sisimu dan mencintaimu di saat aku sedang hilang ingatan. Janji adalah janji, dan aku tidak akan melupakannya atau mengingkarinya." "Aku tahu. Tapi ini adalah tentang kehidupanmu. Dengan tetap menjadi manusia pun kamu bisa tetap bisa berada di sampingku." "Vin..." Pine menggenggam erat tangannya, "Aku tidak mau membuat masalah lebih banyak lagi. Dengan menjadi vampir aku melindungi kalian semua. Setidaknya aku bisa membantumu, dan Kak Dion tidak harus terus mengorbankan dirinya," dan Pine kemudian terdiam. “Ada apa? Sudah aku katakan, kau boleh menolaknya,” tukas Kevin. Pine menggeleng, ia kemudian mengambil napas dalam-dalam. “Maukah kamu mendengar kisahku? Cerita yang terjadi

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 45 - Masa Lalu (Bagian 2)

    "Setiap hari aku selalu menghabiskan waktu dengannya, bermain permainan apapun yang bisa kami mainkan. Namun, walaupun ada kami berdua di kamar ini. Mite hanya memberikan kami satu porsi makanan dalam sehari, dan jumlahnya pun tidak akan cukup untuk satu orang.”“Tapi Dion tidak pernah mengeluh, dia bahkan tersenyum dan berkata, “Apa kau suka buah, Diana? Bagaimana dengan mangga?” Aku mengangguk dan mengatakan aku menyukainya.""Lalu dia meminta izin padaku untuk pergi sebentar. Melalui jendela, dia pergi menyelinap keluar. Aku terkejut, ternyata dia pergi untuk memanjat pohon mangga yang ada di depan rumah kami. Memetik tiga buah mangga dan membawanya ke hadapan aku. “Ini bukan daging atau makanan yang lezat. Tapi aku jamin buah ini akan menjadi makanan favoritmu.”"Pine tertawa disela ceritanya, namun Kevin memandangnya dengan iba. Bagaimana mungkin bukan h

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 45 - Masa Lalu (Bagian 3)

    "Aku menaiki sebuah mobil. Namun mataku ditutup, yang aku rasakan hanya rasa dingin yang teramat sangat. Lalu saat ikatan dibuka. Aku menyadari bahwa aku berada di sebuah ruang bawah tanah. Di sana, aku bertemu untuk pertama kali dengan seseorang,” kata Pine.“Apa orang itu adalah Pangeran Zahra?” tanya Kevin.Pine mengangguk, “Ya, dia adalah Pangeran Zahra, orang yang kau ceritakan sebelumnya, dan ternyata kita mengunjungi tempat yang sama. Bukankah ini takdir?” dan Kevin hanya terdiam."Pate akhirnya mengatakan semuanya, dan aku langsung memuntahkan semua isi perutku. Pate mengatakan bahwa darah yang aku minum selama ini adalah darah wanita itu. Aku langsung lemas mendengarnya. Terlebih ia mengatakan bahwa aku akan mendapatkan jantung baru. Jantung wanita itu."Kevin menggebrak meja, “APA!? APA KATAMU!?” Pine hanya tersenyum, baginya itu persoalan masa lalu, namun tidak untuk Kevin.&ldqu

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 46 - Reruntuhan Aima (Bagian 1)

    Ann menghampiri Rai dan Diana yang masih berada di lantai dua, sedangkan Josh berada di luar kafe mempersiapkan segalanya. Wanita ini pun mendekat dengan perlahan."Semua sudah siap, Yang Mulia," ucap Ann."Ayo pergi, Diana," kata Rai dan Diana menganggukDi luar kafe, Diana berjalan mendekati Josh dan Annie. Ia kemudian membungkukkan dirinya, "Terima kasih atas pakaian dan semuanya, Bibi Ann.”Ann tersenyum lembut, "Tidak usah dipikirkan, itu hanya baju lama.”"Diana..." panggil Rai yang sudah menunggunya seraya membukakan pintu mobil. Diana tersenyum pada mereka lalu masuk ke dalam mobil.Setelah menutup pintu, Rai tidak langsung masuk ke mobil, dia menghampiri ke dua orang ini. "Kalian tahu keadaannya bukan?" dan Josh mengangguk."Hanya tolong jaga anak itu. Dia cerdas namun terkadang juga ceroboh," balas Ann."Kalian masih menyimpan botol pemberian Al?" tanya Rai"Ya. Josh yang menyimpann

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 46 - Reruntuhan Aima (Bagian 2)

    "Oi, Al! Tuan Vampir...! Di mana kau?" teriak Gail dari tengah halaman. Dak! Tubuh Gail tiba-tiba terdorong dan menghantam tembok dengan keras. "Aku katakan hal ini sekarang. Jangan berteriak! Aku sangat kesal dengan suara yang keras!" ucap Al yang sudah mengunci pergerakan Gail. “Lagi pula kau sudah mengatakan semuanya, kenapa kau belum pergi juga, huh?" Gail bersikap tenang, "Yang Mulia Rai mengatakan untuk menyelidiki Aima dari reruntuhan yang berada di sekitar sini, dan bukankah kau menyuruhku datang sebagai tanda balas budi atas informasi waktu itu?” Al melepaskan Gail, dan menyerah dengan kelakuan manusia satu ini. "Ingat apa yang aku katakan! Dan satu lagi, jangan memasuki kastel! Jangan juga melakukan sesuatu yang membuatmu terluka!" "Hah...? Ini artinya kau khawatir padaku, bukan? Terima kasih.” Al mendesis kesal, "Bukan! Tempat ini dipenuhi oleh vampir! Satu tetes darahmu dan semua akan runyam! Aku j

Latest chapter

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   Salam Perpisahan

    Halo semuanya! Saya Selist Emerald Valley, penulis dari novel Pure Blood. -Terima kasih untuk kalian para pembaca yang sudah mencintai dan membaca Pure Blood sampai akhir! Ini adalah akhir dari Pure Blood! Saya harap kalian menyukai Pure Blood dan para tokoh di dalamnya! - Tanpa adanya dukungan dari para sahabat dekat saya, tentu saja Pure Blood tidak akan pernah ada! Terima kasih untuk HAKUJI dan Affifah, kalian memang yang terbaik!!! -Senang rasanya mempublikasikan Pure Blood di Goodnovel, selain bisa menjangkau lebih banyak pembaca, Pure Blood juga bisa diakses dengan mudah, baik menggunakan aplikasi maupun website Goodnovel.-Pure Blood merupakan novel pertama saya, sekaligus debut karya pertama saya di dunia penulis dan novelis. Dari dulu hingga sekarang, Pure Blood selalu menjadi bagian utama dan penting dari kehidupan saya dan karir saya sebagai penulis dan juga novelis.-Rencananya, Pure Blood akan menjadi novel s

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   Epilog 3

    Lub. Dub. Lub. Dub. Lub. Dub.Suara detak jantung terdengar saling berirama. “Apa kamu mendengarnya?” dan sosok yang sedang ditanya ini menganggukkan kepalanya.Terlihat Diana yang masih berada di tempat tidur. Ia tidak bergerak dan juga tidak bernapas. Tubuhnya sedingin es, dan wajahnya sepucat salju.Ika menatap Iki, “Jadi, apa seorang vampir yang merupakan anggota keluarga utama dapat mendengarkan bunyi detak jantung seorang vampir?”“Aku rasa begitu, Ika,” jawab Iki menjawab pertanyaan kembarannya.“Apa sejak pertama, Kak Diana juga dapat mendengarnya?”“Shhh... Ika!” seru Iki.“Ada apa?” tanya Ika tidak mengerti.“Kita tidak bisa memanggilnya dengan Kak Diana. Itu sangat tidak sopan, Ika.”“Ah... ya... Aku lupa, maaf.”Ika lalu duduk di atas tempat tidur dan menyentuh tangan Diana, “

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   Epilog 2

    Kevin mencari keberadaan Pine dan menemukannya. “Pine, apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Kevin.Pine berbalik dan tersenyum, “Hanya berpikir.”Kevin menghela napasnya, “Jangan terus menyalahkan dirimu, ini bukan salahmu,” dan Pine hanya menganggukkan kepalanya.Hap!Dua tangan kecil memeluk erat kaki Kevin dari belakang, “Ayah!”Kevin langsung menggendong anak ini, “Ada apa pangeran? Bukankah pangeran seharusnya bersama Julio?”Dan yang disebut namanya datang dengan tergesa-gesa, “Maafkan saya Yang Mulia, tapi pangeran berlari terlalu cepat!” ujar Julio.Pine mendekat dan menjentikkan jarinya pelan ke kening anak ini, “Regis...”Regis pun mengerutkan bibirnya, “Aku hanya bermain, Ibu. Tapi Julio sudah terlalu tua untuk mengejarku.”Julio memandang Regis dengan wajah tidak percaya, “Apa..

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   Epilog 1 (Bagian 2)

    Dalam tidurnya, tangan dan kaki pria ini dirantai ke tempat tidur. Ia bagaikan seorang tawanan. Wajahnya terlihat pucat dan ia memiliki luka yang berada di sekujur tubuhnya.Walaupun begitu, sang kupu-kupu tetap mendekatinya, karena ia dapat mencium harum bunga Lily dari tubuhnya. Bau ini sangat kuat, membuat kupu-kupu mengira bahwa ia baru saja mendarat ke atas bunga.---“Kita harus menghentikan perjanjian ini, Christ. Kembalikan pria itu, aku tidak mau berhubungan dengan Harawaltz, apalagi dengan si pemimpin gila,” jelas Bianca.“Kau takut dengannya?”“Dengan Rai?”Christ menggeleng, “Dengan pria itu?”“Tidak.”“Lalu?”“Aku hanya tidak suka melihat pria itu ada di paviliun, apalagi Ben dan Dominic memperlakukannya bagaikan seorang tawanan.”Christ tersenyum, “Kau terlalu bermurah hati, Bianca. Mereka bisa saja men

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   Epilog 1 (Bagian 1)

    Sebuah kastel megah yang berdiri di wilayah timur. Kastel yang terlihat sangat sepi dan hanya ada dijaga oleh beberapa vampir ini merupakan tempat tinggal bagi keluarga utama Klan Waltz serta para pengikutnya.Pada bagian belakang kastel terdapat sebuah paviliun sederhana, namun sangat tertutup. Bangunannya tampak masih kokoh, namun terlihat tidak terawat dengan tumbuhan yang menjalar di tembok, dedaunan di sekeliling bangunannya, dan tidak adanya penghuni kastel yang berkeliaran di sana.Klan Waltz sendiri terkenal sebagai klan yang kejam, memiliki persentase darah murni sebanyak sepuluh persen, dan juga mereka jarang berkomunikasi dengan vampir lainnya tanpa jalur formal dan tanpa adanya kepentingan.Christ Wilson de Waltz adalah nama vampir yang memimpin Klan Waltz. Tidak ada banyak informasi mengenai dirinya, ataupun bagaimana rupanya. Sama seperti klannya, Christ adalah vampir yang tertutup.Sama seperti pemimpinnya, mereka—par

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   [ T A M A T ] | BAB 62 - Aku Mencintaimu

    Tiga bulan sudah berlalu. Saat ini, hujan turun dengan lebatnya. Petir menyambar hebat dan menghanguskan pohon mangga kesukaan Diana. Namun, di tengah derasnya hujan, semua orang masih berkumpul di ruang singgasana. Mereka berada di sana karena merasakan sesuatu akan terjadi, termasuk Allan dan Gail.“Kau ada di sini juga?” tanya Gail.“Kastel mendadak kosong, dan aku liat semuanya berkumpul di sini, jadi aku datang. Bagaimana denganmu?” jawab Allan.“Sama sepertimu.”Perlahan, dua vampir yang menempati tempat tidur yang ada di sana membuka matanya. Dengan manik mata yang berwarna merah darah, mereka melihat ke arah langit-langit, mencoba mengumpulkan kesadaran mereka."Pine!!!" seru Kevin langsung memeluk tubuhnya.Pine hanya terdiam, ia lalu terduduk, begitu pun dengan Rai. Mereka masih berusaha beradaptasi dengan hal yang terjadi. Sementara itu, Al berdiri di sebelah Rai dan melihatnya

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 61 - Tidak Ada Kehidupan

    Sebulan sudah berlalu sejak kejadian yang mengguncang Kastel Haltz terjadi. Rai dan Pine masih berada di tempat tidur yang ada di tengah-tengah ruang singgasana. Semua vampir baik Haltz dan Raltz berkumpul tanpa tahu harus melakukan apa.Walaupun Diana telah memberikan seluruh darahnya untuk mereka, mereka tidak langsung pulih. Butuh waktu untuk mengadaptasi semuanya, terlebih darah yang mereka terima adalah darah vampir yang memiliki kemurnian seratus persen.Tidak ada satu pun vampir yang pernah mengalami kejadian ini. Mereke menunggu tanpa batas waktu dan hanya bisa berharap keadaan bisa lebih baik.Sementara itu, Kevin dan Al setia berada di samping orang yang paling berharga untuk mereka. Kevin berdiri di sebelah tempat tidur Pine, dan Al berdiri di sebelah tempat tidur Rai.Sedangkan Julio berada tidak jauh di sana untuk melindungi tuannya. Allan dan Gail pun masih ada di kastel, meski mereka manusia, tidak ada satu pun vampir

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 60 - Kematian (Bagian 4)

    Kevin dan Al langsung terdorong mundur karena atmosfer kuat tiba-tiba menerjang mereka. Sementara itu, para vampir di sana tidak dapat berbuat apapun. Mereka tertahan dan hanya bisa terdiam merunduk.Bersama dengan air mata yang terus mengalir, Diana melukai kedua telapak tangannya secara bergantian. Kemudian ia mengarahkan tetesan darah dari tangannya ke luka di dada Pine dan Rai yang baru saja ia buat.Diana terus saja mengepalkan tangannya dengan sangat erat. Membuat darah miliknya dengan deras keluar dan jatuh ke luka tersebut. "Jika harus ada yang mati. Maka itu adalah aku," batin Diana berbicara.Vero melihatnya dengan cemas, "Dia akan mati! Yang Mulia akan mati jika terus mengeluarkan darahnya!!!" paniknya.Vero mencoba menghentikannya. Namun sia-sia karena kekuatan Diana tidak membiarkan siapa pun untuk mengganggunya. Diana terus mengepalkan tangannya, membuat setiap darah dalam tubuhnya keluar."Kau melakukann

  • Pure Blood (DARAH MURNI)   BAB 60 - Kematian (Bagian 3)

    Dengan rambut yang berantakan, wajah kusam, dan tanpa alas kaki. Diana berjalan mendekati Pine dan Rai berada. Ekspresinya terlihat kosong. Pikirannya terus memutar kejadian-kejadian yang ia lewati bersama mereka. Perlahan air mata membasahi pipinya. Semakin lama semakin deras."Namaku Diana Charlotte, sekarang namamu adalah Dion Charlotte."Kenangan ketika Pine memberikannya nama untuk pertama kali kembali terputar di pikiran Diana, membuatnya langsung jatuh ke lantai. Kenangan ketika Rai mengajaknya untuk menjadi bagian dari hidupnya juga terputar."Hiduplah sekarang dalam duniaku. Jadikan hidupmu menjadi bagian dari hidupku.”Diana sama sekali tidak bisa membendung tangisannya. Ia tertunduk dan menangis dalam diam. Kesedihannya sangat terasa, membuat semua orang yang ada di sana ikut merasakannya.Diana memegangi dadanya. Rasa sesak langsung menyerangnya. "Kenapa ini selalu terjadi? Ini seharusnya tidak terjadi!" serunya d

DMCA.com Protection Status