Leroy sedikit kesal. Dia seperti sedang berbicara dengan dinding karena Brayent sama sekali tidak meresponnya. Brayent bersandar dengan tangan terborgol. Dia tidak menunjukkan ekspresi penyesalan."Aku nggak kenal kamu. Tapi kamu ikut campur masalahku."Bukan respon ini yang Leroy harapkan dari Brayent. Tapi, Leroy hanya butuh Brayent bekerja sama dengan baik agar lelaki itu bisa keluar dari penjara secepatnya."Dan jangan panggil aku Kakak ipar! Aku bahkan belum restuin hubungan kamu dan Alexa."Brayent tidak peduli dengan identitas Leroy. Dia tidak ingin Alexa terlibat dalam hubungan yang salah dengan seorang pria.Brayent berdiri. Dia berniat untuk pergi. Namun sebelum itu, dia menatap Leroy dengan sinis. "Putusin adikku sekarang! Aku nggak mau dia sakit hati karena pacaran sama kamu!"Brayent membuang muka. Dia menggeleng. "Aku nggak peduli sama keputusan hakim nanti. Lain kali, nggak usah dateng lagi me sini dan nggak usah ikut campur! Cih! Ganggu aja malem-malem begini!"Bray
"Aーapa kata kamu?!" Bibir Brayent bergetar. Dia tidak sanggup membayangkan kondisi ayahnya jika tanpa bantuan peralatan medis.Wajah Brayent pucat. Sorot matanya kelam. Dulunya, Brayent adalah seorang anak laki-laki keluarga Rompis yang cerdas dan ulet. Dia adalah anak yang berbakti. Keluarga Rompis adalah keluarga kelas tiga di kota Celestial. Mereka hidup dengan berdagang. Eddy Rompis memiliki satu toko sembako yang besar dan memiliki setidaknya 50 orang pekerja. Sedangkan mendiang istrinyaーMariam Darsono, adalah pelukis terkenal yang wafat karena kecelakaan tunggal. Mariam memiliki bakat melukis sejak usia remaja. Meksipun dia telah wafat, tetapi lukisannya hingga kini terjual di beberapa galeri lukisan dan rumah lelang. Seperti yang dirumorkan, usaha Eddy bangkrut karena modal usahanya habis untuk mengusut tuntas kasus kecelakaan tunggal yang menimpa Mariam. "Apa Anda mau keluarga Rompis terus begini?! Anda lebih suka siksa Nyonya Alexa?!"Brayent tertarik dengan kata-kata Lun
Pagi hari selanjutnya.Liam telah selesai memeriksa kondisi kesehatan Alexa. Dia keluar dari kamar utama dan menghampiri Leroy yang sudah menunggu di ruang tamu."Gimana?" Leroy mendongakkan kepala melihat wajah tegang Liam. "Kondisi Nyonya udah jauh lebih baik, Tuan. Tapi ...." Liam menatap Jay sesaat. "Ngomong aja!" pinta Leroy, dia menyeruput kopinya. "Tapi ... Nyonya terlalu banyak pikiran. Kalo Anda mengurungnya terus di kamar, saya takut dia stres."Sejak kejadian malam itu, Alexa tidak menerima kabar tentang ayahnya. Apalagi, Alexa juga berniat untuk pergi ke penjara menjenguk kakaknya. Malam itu pula, Alexa kehilangan ponselnya. Zaman sekarang, ponsel adalah satu-satunya alat komunikasi yang sangat diperlukan. Jadi, bagaimana dia tidak akan merasa khawatir?"Aku tau. Pergilah!"Leroy meletakkan cangkir kopinya dengan tenang di atas meja oval. Dia melirik Jay. "Jay, siapin mobil!""Ya, Tuan." Jay hendak pergi, tetapi langkahnya terhenti karena ucapan Liam."Nggak perlu re
Luna sudah berdiri di depan ruang kunjungan. Dia melihat Leroy datang bersama Alexa. Dia menghela napas. Sepengetahuan Luna, Alexa adalah wanita lemah yang mengandalkan kekuatan suaminya. Dia pernah menyelidikinya. Jadi, dia menganggap Alexa tidak sepadan dengan Leroy. Namun malam itu, gelagatnya diketahui oleh Jay Qasam. Luna pasrah. Dia tidak ingin karir dan kehidupannya berakhir dengan mengenaskan. Jadi mulai saat itu, dia berjanji pada Jay untuk selalu menghormati Alexa dan menjaganya. "Selamat datang, Tuan dan Nyonya!" Luna menundukkan kepala. Dia melirik Jay yang berada di belakang Leroy dan Alexa.Leroy menatap Luna. "Kamu pergi aja! Ada Jay di sini." Masih dengan menundukkan kepala, Luna menjawab, "Baik."Karena suasana canggung, akhirnya Sandy mengambil alih. Sandy mendorong pintu ruang kunjungan. "Silakan, Tuan! Seperti biasa, saya nggak ikut ke dalem. Saya akan jaga-jaga di depan sini saja sama anak buah."Alexa mengedarkan pandangan. Dia melihat selusin penjaga berpak
Jay memandangi Leroy dari ambang pintu. Dia tersenyum. Sikap Leroy benar-benar di luar nalar. 'Tuan sama sekali nggak bisa lihat Nyonya deket sama cowok manapun! Bisa-bisanya dia cemburu sama Tuan Brayent!' seru Jay di dalam hati.Jay menutup pintu, lalu berjalan menuju Leroy. Dia berdiri di belakang tuannya. Alexa bersandar di pundak Brayent. "Kenapa Kakak jelek banget, sih? Kamu nggak cukur kumis dan jenggot, ya?"Brayent tertawa. Itu adalah dua hal yang selalu diprotes Alexa sejak dulu. "Kok kamu kurusan? Kamu sakit? Kamu pasti diet nggak jelas lagi!"Suasana hati Leroy semakin memburuk saat dia merasa keakraban diantara kakak beradik keluarga Rompis. "Kakak Ipar!" panggil Leroy. Sontak, Alexa melirik Leroy dengan bingung. 'Kakak Ipar? Roy manggil Brayent Kakak Ipar? Apa dia kasih tau Brayent kalo kita udah nikah? Astaga, aku melangkahi Brayent!'Ketika di perjalanan dari Pagoda Beats menuju penjara, Leroy sama sekali tidak mengajak Alexa berbicara. Dia hanya sibuk membaca doku
"Oke. Cerita kalian masuk akal."Brayent berkata dengan pasrah. Dia melihat api cinta di kedua mata Leroy. Jika seorang pria memiliki api cinta, biasanya dia tidak akan menyia-nyiakan pasangan. Setidaknya, begitulah harapan Brayent. "Jadi ...." Brayent menundukkan kepala. Dia memikirkan cara agar adiknya bahagia. Alexa merasa, Brayent sedang merencanakan sesuatu. "Apa, Kak? Kamu mikirin apaan?" Brayent mendongakkan kepala. Dia tersenyum sinis pada Leroy. "Kapan pernikahan kalian akan diumumkan?"'Kalo Leroy cowok nggak bener, dia pasti takut mengumumkan pernikahannya dengan Alexa. Pikiran aku bener, kan?'Itu adalah buah dari pemikiran Brayent. Sepemahamannya, Alexa tidak pernah dekat laki-laki manapun. Jadi, bagaimana bisa adiknya tiba-tiba menikah kalau bukan karena paksaan?Leroy tahu, Brayent sedang menantangnya. Jadi, mengapa dia tidak menerima tantangan dari kakak iparnya?Jay mendekati Leroy. "Tuan, itu ... apa mau saya bantu atur? Kalo Anda nggakー"Leroy mengangkat tangan.
Leroy sudah berada di dalam mobil bersama Alexa dan Jay. Dia membiarkan Yoyo tetap berada di ruang kunjungan bersama Brayent untuk mengurus kasusnya. Dia sendiri akan mengajak Alexa pergi ke tempat berikutnya.Leroy mengetik pesan singkat untuk Luna dengan cepat. Leroy: Luna, apa kerjaan kamu udah beres? Apa Jay udah kasih tau rencanaku untuk Alexa?Tidak butuh waktu lama, pesan balasan Luna segera muncul di notifikasi handphone Leroy.Luna: Sudah, Tuan Muda. Saya sudah perintahkan seluruh media dalam negeri untuk datang meliput kegiatan Anda dan Nyonya.Leroy: Good.Setelah selesai berinteraksi dengan Luna, Leroy tersenyum. Dia akan memberikan kejutan untuk Alexa. Leroy mengantongi ponselnya ke dalam jas. Alexa diam-diam memperhatikan sang suami yang mulai sibuk membaca dokumen. Leroy sadar dirinya sedang diperhatikan sang istri. Dia berniat menggoda Alexa. "Belum puas lihatin aku, ya?" tanya Leroy, menegur istrinya. "Tenang aja! Kalo masa datang bulan kamu selesai, aku langsung
"Ayo turun!" Leroy memperhatikan Alexa yang sudah bangun. Dia mengusap lembut rambutnya sambil mengajaknya turun dari mobil. Alexa telah tertidur pulas di dada bidang Leroy. Dia mengangkat kepala. "Ini ... di mana?" Tempat ini sangat asing bagi Alexa. Dia juga tidak menemukan keberadaan Jay dan sopir. "Parkiran," jawab Leroy enteng. Bagaimana pun juga, tangan Leroy pegal karena telah dijadikan bantalan kepala Alexa. Dia merenggangkan otot-otot lengan. Alexa melirik Leroy, kesal. "Aku tau ini di parkiran," sahutnya, marah. "Terus, kenapa masih tanya?" Leroy memijit lengannya yang pegal. Alexa mengucek mata. Dia masih merasa kantuk. "Maksud aku, ini di parkiran mana? Jay ke mana? Sopir ke mana?" Seseorang mengetuk kaca mobil. Dia adalah Jay. Leroy menoleh. Dia mengangguk ke arah Jay. "Pacific Wellness Hospital," jawabnya, sedikit sewot. "Buruan turun!" Jay membukakan pintu mobil untuk Leroy. Lalu, Leroy berjalan memutari mobil. Leroy membukakan pintu mobil untuk Alex
Sebulan kemudian, di dalam kapal pesiar Opulent Majesty."Tuan Muda, tenanglah!"Itu adalah kata-kata menenangkan dari Adipati. Dia dan Jay berdiri di belakang Leroy yang memunggungi mereka."Paman, mana permen jerukku?" Leroy menjulurkan tangan meminta permennya.Adipati langsung memberikan satu buah permen padanya. Tanpa membalikkan badan, Leroy membuka bungkus permen."Tuan Muda, Anda ganteng banget pakai tuxedo begini!" Bastian memuji Leroy.Di kapal pesiar mewah inilah acara pernikahan Leroy dan Alexa akan digelar. Seminggu sebelumnya, Leroy dan Alexa telah mengucapkan janji suci pernikahan di rumah mewah Leroy yang berada di kawasan Opulent Manor Residences. Setelah dokter menyatakan kondisi kesehatan Eddy membaik, Leroy segera menggelar pernikahan dengan Alexa. Karena dia tidak ingin menundanya lagi. Plak!Assad memukul bokong Bastian dengan tongkatnya.Assad menegur cucunya. "Tian, jangan terus-terusan menggoda Tuan Muda!"Leroy mengenakan jas linen dengan warna pastel yang
"Kak, aku mohon pengampunan kamu." Leroy dan Alexa berjalan melewati keluarga David Donsu. Mereka mendengar suara Dita yang lemah. Lalu, keduanya menghentikan langkah. Bastian langsung berteriak, "Jaga Tuan dan Nyonya Muda!"Bastian tidak ingin keluarga Donsu menyentuh kedua tuannya. Jadi, dia memerintahkan para pengawal memblokir jalan.Dalam sekejap, Leroy dan Alexa sudah dikelilingi pengawal Geng Naga Merah. Leroy terlihat santai saat kedua mantan mertua dan mantan iparnya berlutut meminta pengampunan.Di sebelah kiri Dita, David dan istrinya menunduk, menatap lantai. "Kami berdua juga mohon pengampunan kamu, Roy." Di belakang mereka, Bahran memaksakan diri untuk berlutut. Hayden menjadi kesal.Hayden berkata dengan emosi, "Kakek, jangan begini! Kitaー"Bahran diam saja. Lalu, Grigory mengambil alih situasi. "Tuan Hayden, cepat berlutut!" pintanya. Hayden diam saja. Dia melihat seluruh anggota keluarga Donsu sudah berlutut mengikuti gestur tubuh Bahran.Grigory berkata lagi, "M
"Kamu pikir, kamu siapa?!"Alexa membalas ajakan Angeline. Dia tertawa sinis. "Kamu?!" Angeline menghentakkan kaki. Saat Angeline ingin bicara, Chika sudah bicara lebih dulu. "Eh, Nona! Kamu itu cuma pelakor," ujar Chika, tanpa tahu malu. "Cewek yang dicintai Tuan Leroy dari dulu sampai sekarang cuma Bu Angel. Sadar diri, dong!"Alexa tidak sedikit pun terprovokasi. Dia justru tertawa.Di masa lalu, Chika sama sekali tidak pernah menghormati Leroy. Tapi sekarang, setelah mengetahui identitas Leroy, Chika berusaha menjilatinya. Alexa bertanya dengan santai. "Suamiku, memang bener begitu?""Nggak."Hanya dengan menjawab satu kata, Alexa paham bahwa Leroy tidak ingin mengungkit masa lalu."Gina, karena dia udah menyebarkan hoax, tampar mulutnya 20 kali!" perintah Alexa, ketus.Usia Alexa 22 tahun. Dia wanita muda yang pemberani. Ditambah lagi, kedudukannya saat ini sebagai Nyonya Muda keluarga Opulent. Siapa yang berani cari mati padanya?"Baik, Nyonya." Gina langsung menampar mulut
"Apa?! Mama masuk rumah sakit dan Dokter nggak berani menangani?!"Detik itu juga, handphone Mario berdering. Denadaーadik bungsunya, menelepon. Pandangan Mario dan Angeline saling beradu. Dalam suasana hati yang tidak menentu, Mario berusaha menstabilkan emosi yang kian meningkat."Mama muntah darah. Aku ikut Charles dan Alric bawa Mama ke beberapa rumah sakit dan semuanya menolak."Dari nada bicara Denada, Mario tahu kondisi ibu kandungnya pasti tidak biasa. Apalagi ibunyaーJennings White, memiliki sakit pencernaan yang menahun. Mario Narawangsa adalah anak dari pasangan Henry dan Jennings. Anak pertama mereka bernama Charles Narawangsa, anak ke-2 Mario, anak ke-3 Alric dan anak ke-4 Denada."Apa kata mereka?" tanya Mario, khawatir."Mereka bilang ...." Suara Denada lenyap dan berganti suara isak tangis. Mario mulai panik. "Nada, pihak rumah sakit bilang apa?! Kenapa mereka nggak mau menangani Mama?""Mario, kamu memang pembawa bencana!"Itu adalah suara Charles. Dia dan Mario mema
"Vera, kamu ngapain di sini?!" Bahran tidak bisa menahan diri saat melihat wanitanya datang. Tapi, mengapa Vera memanggil Leroy dengan sebutan Tuan Muda juga? Bahran ingin menghampiri Vera, tetapi Hayden segera berteriak. "Grigory, jaga Kakek!" Romeo menatap anak pertamanyaーEdwin Donsu. "Lindungi Mama dan Zilla!" "Oke, Pa," sahut Edwin. "Ma, Zilla, ayo ke belakang!" Jay langsung berteriak, "Jangan ada yang beranjak! Atau kaki kalian akan dipotong!" Romeo dan keluarganya membeku. Mereka akhirnya pasrah. Begitu juga dengan keluarga Moiz dan David Donsu. Sebagian lantai ballroom sudah kotor karena darah Samuel. Wajah Samuel mulai memucat. Namun, pengawal Geng Naga Merah masih tidak melepaskannya. Jika Geng Naga Merah mampu memotong jari Samuel, tentu saja mereka juga mampu memotong kaki keluarga Donsu. Vera menatap sinis Bahran. "Aku ke sini bukan untuk kamu, Bahran. Jangan lupa, kita udah putus setahun yang lalu!" Benar! Vera telah memutuskan hubungannya dengan Bahran secara
"Kepala naga merah!"Seseorang berteriak. Para tamu undangan saling pandang. Begitu juga dengan kedua mempelai pengantin.Hayden menarik tangan ayahnya agar menjauh dari para pengawal. Kedua matanya memelototi lambang di dada para pengawal.Hayden menatap Bahran dan Austin. "Mundur!" teriaknya. Sebagai seorang CEO Donsu Group, Hayden tentu sudah bertemu lebih banyak orang. Jadi, dia sering mendengar tentang Geng Naga Merah yang populer itu.Karena Hayden sudah berkata seperti itu, maka Bahran hanya bisa menyuruh Grigory melakukan perintahnya. Sedangkan anggota keluarga Donsu lainnya hanya bisa patuh.Angeline tidak mengerti. Jadi, dia bertanya kepada Bahran. "Kakek, ini pesta pernikahanku dan Mario. Kenapa Kakek malah mengikuti perintah Hayden?" "Bu Angel, tenang dulu!" pinta Chikaーsang asisten, yang sejak tadi bersamanya. Mario gelisah. Dia terlahir dari keluarga kaya kelas satu. Maka, dia sudah pasti mengerti maksud Hayden.Mario mengguncang kedua bahu istrinya. "Angel, kamu ngga
"Clara, kamu udah nggak punya tempat di keluarga Donsu."Zumi melangkah maju mendekati Clara. Dia menatap sendu Clara seolah sudah lama menahan rasa rindu di hatinya. Clara melirik Bahran. "Tapiー"Bahran sama sekali tidak melirik Clara. Dari sikapnya itu, semua orang paham bahwa Bahran benar-benar sudah tidak memedulikannya.Grigory berkata, "Nona Clara, mulai hari ini, keluarga Donsu memutuskan hubungan denganmu."Grigory mengumumkan status Clara sesuai dengan keinginan Bahran.Clara tidak berdaya. Sekarang, dia harus ke mana?Tanpa tahu malu, Clara melirik mantan pacarnya. "Ando!" panggilnya. Ando tidak menoleh sedikit pun pada Clara. Tapi, Clara tidak akan berhenti berusaha memenangkan hatinya. Clara berjalan dengan cepat ke arah Ando. Lalu, meraih tangannya. "Ando, gimana pun juga, kita udah pernah tidur bareng sekali. Aku mau minta pertanggung jawaban kamu."Ando melepaskan tangan Clara, dan menatapnya jijik."Hah?! Yang bener aja! Jangan fitnah kamu!" seru Ando, tidak terima
Bruk!Bastian mendorong Clara ke hadapan Alexa. Orang tua dan kedua kakaknya terkejut. Mereka langsung menghampiri Clara. "Clara!" Sarah meneriaki nama anak perempuan satu-satunya. Lalu, memeluknya.Austin menatap Bastian. Dia geram. "Berani-beraninya kamu sentuh anakku!" Austin hendak mencengkram jas Bastian. Namun, Bastian menghindar dengan cepat."Paman Austin, benarkah Clara anak kandung kamu?" Leroy bertanya dengan santai. "Apa maksudnya?!" Sarah gugup. Namun, dia tetap memeluk Clara. Leroy berdiri dengan kedua tangan berada di belakang. "Nggak ada maksud apa-apa," jawabnya, datar. "Cuma mau mastiin aja."Tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari kerumunan. Dia berjalan menuju Clara. Leroy dan seluruh keluarga Mamahit memahami arti perubahan sikap Sarah. Sedangkan Alexa mencoba memahami situasi.Pria itu berteriak, "Sarah!" Suasana semakin tegang. Para tamu undangan mulai berbisik. "Siapa dia?""Iya. Siapa pria itu?""Tapi, wajahnya mirip banget sama Clara. Lihat aja hidun
"Aku ngaco?!"Ekspresi wajah negatif Gina muncul. Kedua alis Gina mengernyit. Lalu, dia menampilkan senyum yang dipaksakan.Gina melirik Bahran sinis. "Gimana kalo aku langsung panggil Bu Vera Wang aja? Anda pasti merindukan dia kan, Tuan Bahran?""Aーapa?!" Ujung-ujung jari Bahran bergetar. "Nggak! Jangan bilang dia ada di sini?!"Gerakan tubuh Bahran tampak gelisah. Bibirnya terkatup rapat. Jelas tergambar bahwa Bahran tidak suka dan tidak nyaman dengan permainan Gina. Gina menoleh ke pengawal keluarga Mamahit di belakangnya. "Bawa dia masuk!""Baik, Nona." Salah satu pengawal pergi. Jantung Bahran benar-benar kacau dibuatnya. Hayden tidak menyangka bahwa perempuan yang disukainya bersekongkol menjatuhkan keluarga Donsu. Hayden mendekati Gina. "Cukup, Gina!" Gina menatap Hayden sinis. "Apa?! Bukannya kamu sengaja deketin aku supaya bisa naik strata sosial kelas satu?!"Gina tidak menyembunyikan perasaannya lagi. Karena dia benar-benar sudah tidak tahan dengan kesombongan Hayden.