Ratusan polisi bersenjata langsung mengejar para preman ini, ada beberapa orang yang tertangkap, Brandon lolos dan ia terus berlari dan tanpa sadar terpisah dari rombongan Yanke. Brandon kebingungan juga, karena saat masuk ke gang ia tersesat, tak hapal daerah yang ia masuki.
Saat Brandon dan Yanke lari diikuti puluhan anak buahnya, termasuk anak buah Jagor, terlihat seseorang berbaju preman didampingi satu ajudannya memantau penangkapan itu, dia adalah Brigjend Anang Marjono, terlihat ia memberi perintah ini dan itu pada komandan lapangan.
Saat dia perhatikan satu persatu puluhan preman yang tertangkap, Anang Marjono terlihat kecewa, karena Yanke dan Brandon tak terlihat diantara beberapa preman itu.
Dua orang anak buah Yanke yang dilihatnya agak berani menatapnya, langsung Anang tempeleng, hingga tersungkur.
Beberapa polisi bahkan sang komandan tentu tak berani menegur ulah sang jenderal ini, karena pangkatnya masih melati dua, alias AKB Polisi.
“Ahhh abang becanda, masa pengangguran bisa ngasih cek sampai 50 juta ke Sherly?”“Nantilah…belum saatnya Sherly tahu, yang penting tu uang halal, bukan dari hasil yang haram!” Sherly tertawa kecil dan minta maaf.“Kamu malam ini nggak nyanyi ya di pub?” Brandon sengaja mengalihkan pembicaraan lagi agar Sherly tidak mendesak soal pekerjaannya.“Liburan selama 3 malam bang, katanya Covid-19 makin merebak, sehingga ada pembatasan, entahlah sekarang makin sering ajah libur, sehingga Sherly bingung bagaimana bayar kos serta kirimin ibu, belum lagi kebutuhan Sherly sendiri, apalagi kini pub tak se-rame dulu!” keluhnya.“Pendidikan kamu apa Sherly…?”“Dulu sempat kuliah tapi tak lulus Bang, nggak ada biaya, yang ada malah Sherly mau lamar jadi bini ke 4 seorang cokung, ogahlah Sherly walaupun dijanjikan bakal di kasih mobil dan rumah!”“Kenapa nggak mau…kan enak ga kerja lagi?”“Yeee kalau soal jadi bini ke 4 sih ga masalah, lhaa orangnya udah tua jelek lagi, liat ajah udah eneg, gimana mau
“Bang, kenapa ga pake aplikasi saja, kan gampang, daripada Sherly jalan, apalagi nunggu teduh, agak bisa lama, kita pake COD aja, jadi kalau nggak cocok bisa di kembalikan uangnya?”“Baiklah terserah kamu dehh, emank ada pakaian seperti makanan yang bisa ditunggu?”“Adalah, kalau seputaran Jakarta bisa, kalau luar Jakarta bisa berhari-hari, ehh abang mahh ketinggalan tekhnology!” Sherly tertawa.Brandon ikutan tersenyum, Sherly yang kini tanpa make up malah di mata Brandon makin cantik saja, kini terlihat sibuk membuka-buka aplikasi pakaian dan memperlihatkan pada Brandon.Sherly langsung kaget saat Brandon meminta di oke kan pakaian bermerek yang harganya jutaan, termasuk baju kaos dan celana dalamnya, bahkan tanpa banyak cincong Brandon menyodorkan Sherly agar membayar cash, sehingga kini tinggal nunggu barangnya.“Wuihh abang ini, kayak nyetak duit saja, enak banget milih pakaian-pakaian mehongg!” canda Sherly saat meng oke kan pembayaran pakaian itu, memakai kartu kredit Brandon.
Usai bercinta di babak pertama, keduanya ngobrol santai berdua, Novia tak segan curhat terkait keluarganya di kampung.Brandon ternyata punya bakat sebagai pendengar yang baik. Novia cerita, walaupun selalu rutin kirim uang, bahkan berlebih setiap bulannya ke ibunya, ibunya bilang ilmu urut ini tak bisa ia hilangkan, karena ini turunan. Sehingga sampai kini tetap menerima pasien yang ingin di pijat.Sebelumnya, Brandon lah yang meminta Novia kirim uang agar bisa membangun gubuk reot orang tua Novia, agar di bangun lebih permanen dan itu benar-benar dilaksanakan Novia.Adik Novia ada 2, satu laki-laki yang sudah duduk di bangku SMP dan wanita yang kini baru saja lulus SMP dan masuk SMU.Setelah mandi, Novia bertanya apa yang terjadi hingga badan Brandon sampai bonyok begitu, hanya Novia yang berani bertanya, Ali sang pengawal saja tak berani.“Kayaknya mas memukul musuh keras banget yaa, sampai ada urat terkilir di lengan dan kaki?” cepl
Brandon pelan-pelan memasang kembali senjata dan jaketnya, ia lalu kembali ke mobil sportnya, jaket kulitnya menolong dari basah, walaupun rambut gondrongnya tetap basah.Tentu saja ia tahu Sasana Hyna yang terdapat di Jakarta Selatan, karena tempat itu sering di jadikan tempat pertarungan profesional yang disiarkan sebuah TV swasta nasional.Memanfaatkan waktu selama satu bulan dari sekarang, Brandon kemudian berlatih keras di bawah bimbingan pelatih karatenya.Di saat Brandon berlatih sangat keras, di Kuala Lumpur di sebuah klinik seorang wanita cantik sedang berjuang untuk melahirkan.Dialah Sarah, entah mengapa di saat sakit melahirkan itu ia tak sadar menyebut-nyebut nama Brandon.Sarah telah meminta agar melahirkan secara normal, setelah berjuang selama 2 jam, lahirlah seorang bayi laki-laki di klinik bersalin itu, bobotnya yang lumayan besar membuat Sarah benar-benar harus menerima jahitan-jahitan khusus di rahimnya.Bayi itu sehat dan utuh, saat didekatkan ke Sarah, rasa sakit
Mr Chen lalu memotong ucapan Jagor, ia kemudian memperkenalkan beberapa orang lagi di ruangan itu.Setelah itu, Mr Chen mempersilahkan Brandon masuk duluan ke octagon, di mana sudah menunggu seorang pria yang disebutkan Mr Chen sebagai wasit pertarungan mereka.Sebagaimana layaknya pertarungan profesional, terdapat juga 4 orang ring girls yang bertugas membawa papan ronde.Mr Chen kini sudah masuk ke dalam ring, dia sudah melepas baju olahraganya, kini tinggal celana kolor, tubuhnya terlihat kekar dengan perut sispack, dia sengaja mengencangkan perutnya dan berkeliling di octagon ini, seakan memamerkan badannya yang berotot tersebut.Tepuk tangan membahana saat Mr Chen berkeliling, semua penonton yang menyaksikan pertarungan ini tentu saja mendukung penuh Mr Chen ini.Brandon pun ikut melepas bajunya di bantu Johan, kini semua penonton juga terkesima melihat bentuk tubuh Brandon yang tak kalah dengan Mr Chen, walaupun tubuh Mr Chen lebih putih diba
Ini bukan lagi pertarungan sesuai prinsip olahraga, tapi pertandingan jalanan yang agaknya akan berakhir kematian bagi kedua petarung ini. Wajah Brandon sangat menyeramkan, selain matanya merah, juga rambutnya yang panjang awut-awutan, wajah Mr Chen yang di tanya, sudah ada dua giginya yang copot kena pukulan keras bertubi-tubi Brandon.“Kamu akan ku habisi disini juga!” desis Brandon, lalu tanpa banyak bicara kembali menyerbu Mr Chen.Di saat pertarungan yang sangat brutal ini memasuki masa-masa krusial, terlihat diam-diam Brigjend Anang Marjono berdiri dan pergi dari sana.Semua penonton benar-benat tersedot perhatiannya pada aksi kedua petarung, yang bertarung mau mati saja, terutama Brandon.Sehingga kepergian sang jenderal ini tak begitu jadi perhatian bahkan banyak yang tak mau tahu soal pribadi jenderal polisi ini.Karena para penonton tak mau melewatkan setiap detik pun pertarungan dah
Kembali ke Brandon cs, setelah keluar dari pintu sasana yang tadi di jebol anak buah Yanke, Brandon meminta Yanke mengawal anak buahnya kembali ke markas bersama Punang.“Abang berdua kembali saja, jangan takut saya bisa jaga diri, awasi anak buah abang, kalau-kalau di hadang anak buah Jagor di perjalanan pulang!” perintah Brandon.“Siap mas, langsung berobat saja mas, biar luka-luka di wajah dan tubuh mas segera sembuh!” sahut Yanke dan Punang hampir bersamaan, walaupun terbiasa hidup di dunia keras, namun mereka ngeri juga melihat wajah Brandon yang tak karuan begitu.Seratusan anak buah Yanke menghormat pada Brandon, lalu mereka pun pulang dengan beberapa mobil dan motor, kembali ke markas ormas mereka.Brandon yang kini bersiap masuk ke mobilnya, melihat seorang yang sedang berdiri di pinggir jalan, agaknya sedang menunggu taksi.“Bang Ali, Bang Johan tunggu sebentar..!” tanpa menunggu jawaban pengawal dan pe
Paginya…!Obat yang diberikan dokter Tom memang sangat mujarab, badan Brandon kini berkurang hingga 90% sakitnya, walaupun lebam masih belum hilang.Namun setidaknya wajahnya kini tak lagi menakutkan lagi, bengkak-bengkak itu sudah terlihat sembuh.Brandon pun bisa minum dengan enak, sambil duduk membuat kopi, lalu teringat bisikan Mr Chen saat mereka bertarung kemarin.Lama Brandon termenung, sampai tak sadar Sherly sudah bangun dari tadi dan kini ikutan membuat kopi dan duduk di depan Brandon.“Lagi mikir apa bang…dari tadi termenung gitu?”Brandon kaget dan otomatis lamunannya buyar, ia lalu menoleh gadis itu.“Kamu dah bangun?” Brandon tak menjawab pertanyaan Sherly malah bertanya begitu.Di mata Brandon kesederhanaan Sherly malah menarik perhatiannya, rambut Sherly yang masih agak awut-awutan dan baju daster sederhana yang dia kenakan sangat menarik perhatian Brandon, lama ia menatap b
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman