“Ya-yakin Bang…aku tetap akan pulang ke dunia masa depan, aku masih harus bertemu papa Balang!” tapi mata Mas Bulay seakan tak lepas pada Putri Una, adik dari Putri Ratu.Kalau sebelumnya dia melihat sang putri jelita ini biasa-biasa saja, karena hanya berpakaian sederhana kala di sekap Panglima Syamsu, sehingga aura kecantikannya tak terlihat.Kini sang putri sudah berpakaian layaknya seorang putri kerajaan, hingga Mas Bulay terpana.“Baiklah…kamu ngobrol saja dulu dengan Putri Una, aku dan Putri Ratu mau jalan-jalan dulu!”“Iya Bang silahkan!” tapi mata Mas Bulay tak lepas dari Putri Una, hingga Datok dan Putri Ratu senyum-senyum sendiri dengan maklum. Akhirnya kedua orang ini meninggalkan Mas Bulay berduaan dengan Putri Una. “Anak muda, kalau lihat yang beginian lupa jalan pulang!” bisik Datok, hingga Putri Ratu tertawa dan mencubit lengan Datok.Datok sebenarnya sudah sepakat dengan Putri Ratu, akan keluar dari alam gaib ini dan hidup layaknya manusia biasa. Datok ingin hidup seb
Dato pun kini sampai di apartemennya, namun dia malah menyimpan saja surat tersebut. Dia kini malah menelpon Bang Ogen lalu menelpon Udi dan Lukito.“Jadi tiga hari lagi aku di panggil ke Bareskrim, soal video itu?”“Iya Mas Bulay, besok kamu harus ke sana untuk di mintai keterangan sebagai saksi!” Udi yang menjawab telponnya.“Terus soal pengacara bagaimana, adakah sudah orangnya untuk dampingi aku besok?”“Pengacara yang di rekomendasi Bang Ogen minta bayaran 1 miliar Mas, kalau kamu di bebaskan dari segala tuduhan, dia minta tambahan 2 miliar!”Kagetlah Mas Bulay, mana ada dia punya uang sebesar itu, saat ini saja sejak gelarnya di copot dan endorse menarik diri, uang tabungannya terus tergerus.“Apa ngga ada pengacara yang murah Di?”“Ada sih mas dari LBH, tapi Bang Ogen kurang yakin, takutnya kamu malah di jebloskan ke penjara kayak kasus si artis top dulu itu, yang video syurnya bocor dan di hukum 4 tahunan penjara!”Kini Mas Bulay terdiam, bingung kemana harus cari uang untuk b
Bukan hanya persoalan video syur, Aman Witan dan Ramon Hotasipit juga bantu Mas Bulay untuk menjadi warga negara Indonesia.Dan inilah yang bikin kaget kedua orang ahli hukum ini, saat Mas Bulay cantumkan nama ayahnya, Balang Hasim Zailani sebagai ayah kandungnya.Namun, lagi-lagi Mas Bulay minta ke duanya rahasiakan hal ini, begitu di daftarkan di pengadilan setempat, persoalan pun beres. Mas Bulay kini miliki kartu keluarga dan langsung dibuatkan KTP Indonesia.Siapa yang tak kenal Balang Hasim Zailani. Ditambah lagi yang mengurus adalah sang pengacara terkenal ini.Kini sahlah Mas Bulay sebagai WNI dan semua laporan dengan sendirinya gugur, malah yang nge-laporin kini ketakutan. Setelah Pengacara Ramon lapor balik, dengan tuduhan pencemaran nama baik klien-nya, yakni Mas Bulay.Choky dan Mika kini malah lenyap bak di telan bumi dan jadi DPO kepolisian, setelah laporan balik di sampaikan Mas Bulay dan pengacaranya. Ormas yang melaporkan Mas Bulay sampai mewek saat di tahan polisi da
“Aku nggak tau Bang…aku sudah lost kontak dengan Mika sejak seminggu yang lalu, dia bersembunyi setelah Abang dan Pengacara Ramon lapor balik soal video itu. Dia ketakutan, apalagi si Choky kini juga ngilang sejak heboh video syur itu!” “Hmm…saat malam kejadian itu, kamu kan dengan Mika, ide siapa yang membuat video itu lalu di sebarkan ke media sosial?” pancing Mas Bulay. “Semuanya ide si Choky bang, Mika dia bayar 25 juta, agar merekam saat kalian…maaf…berhubungan intim. Lalu Mika kirim video itu ke Choky dan dialah yang menyebarkannya, bukan Mika!” Mas Bulay pun terdiam sesaat. “Kenapa Mika di aniaya, siapa pelakunya, apakah si Choky atau kaki tangannya?” gumannya tanpa sadar, tapi terdengar Greta. “Inilah yang aku tak paham Bang, moga Mika cepat sadar dan mau bercerita, siapa pelakunya. Jujur ya Bang, aku setelah malam itu nggak pernah lagi bertemu Choky, demi Tuhan Bang, aku nggak bohong!” Mas Bulay menatap wajah Greta, untuk yakinkan hatinya, apakah wanita cantik ini tak boh
Mas Bulay kembali duduk di balkon dan memandang kota Bandung, motel ini memang sangat strategis, berada di ketinggian, sehingga bisa melihat kota kembang ini dari atas.Mas Bulay pun ingat kala di ajak Datok jalan-jalan di kota di Tahun 1955. Ia pun senyum sendiri, ingat kota kembang saat itu sudah rame, tapi tentu tak sepadat saat ini.Ada beberapa bangunan yang masih bertahan hingga sekarang, hanya berubah cat dan lobby yang di percantik, tapi bangunan dengan pintu lebar dan jendela tinggi tetap di pertahankan.“Bang, ini kopi panas, tadi aku beli pas kita di butik, katanya enak banget!” Greta meletakan dua gelas.Mas Bulay pun menyeruput dan dia menganggukan kepala, kopi ini memang enak dan bikin segar. “Gimana enak?” Greta ikut menyeruput dan dia pun sampai memejamkan mata menikmatinya.Tapi bukan kopi ini yang bikin Mas Bulay terpesona, tapi melihat penampilan Greta, yang kini kenakan celana pendek dan baju kaos agak transparan. Hingga behanya keliatan samar-samar.Apalagi saat m
Baru saja selesai makan siang di sebuah restoran, di saat bersamaan Mas Bulay permisi ke toilet, ketika kembali dia kaget melihat Greta mewek sambil duduk termenung.“Kamu kenapa Greta, kenapa menangis, apakah ada berita buruk terkait Mika..?” Mas Bulay duduk sambil menatap wajah gadis cantik ini.“Bu-bukan Mas, barusan mobilku di tarik debt collector…karena aku belum bayar cicilan hingga 4 bulan…!”Greta pun mengisahkan, saat Mas Bulay tadi ke toilet dan Greta bermaksud mau ambil ponsel nya yang tertinggal di mobil jenis LGCG nya.Tak di sangka, tiba-tiba nongol lima orang debt collector menyambanginya dan langsung merampas mobilnya di parkiran restoran ini.“Aku baru 6 bulan mencicil, tapi karena job sepi, aku tak sanggup bayar cicilannya yang 4 jutaan sebulan…hanya sanggup dua bulan pertama, yahh mau gimana lagi, apes banget aku!” keluh Greta.Sambil memperlihatkan ponselnya, yang berisi chat-chat dari sebuah pembiayaan yang memberinya peringatan, agar segera lunasi cicilan mobiln
“Mika, kenapa kamu sampai di siksa Tatra Syamsu dan kaki tangannya?” Mas Bulay kini menatap wajah Mika yang terlihat ketakutan, yang kini terus di tenangkan Greta.Mas Bulay sampai menatap kagum dengan Greta, yang bersikap sangat dewasa dan mampu bikin Mika tak lagi ketakutan.“Sebut saja Mika, jangan takut, Mas Bulay orang baik, dia tak bakal menyakiti kamu!” Greta turut membujuk sambil membelai wajah Mika, sekaligus membersihkan bekas airmata di pipinya dengan tisue.“Iya Mika, kamu jangan takut, kalau mau terbuka aku janji tak akan memperkarakanmu lagu. Kamu justru akan aku lindungi bersama pengacaraku, Bang Ramon Hotasipit?!” Mas Bulay menyambung kalimat Greta.Mika akhirnya mulai tenang, terlihat kelegaan di wajahnya yang masih bengap-bengap ini. Walaupun kini sudah berkurang, hanya warna biru yang masih tersisa di wajah mulusnya itu.Mika mengaku sangat menyesal telah merekam dan juga menyerahkan hasil rekaman video syur itu ke Choky. Dia bilang melakukan itu karena sepi job dan
Mas Bulay terus mengamati Tatra Syamsu yang terlihat sok mesra dengan Riona, ternyata Debora, ibunya Riona juga terlihat keluar dari mobil mewah ini. Mas Bulay dengan beringsut-ingsut mendekati ke arah Tatra Syamsu ini.Namun dia terdiam lalu mendengarkan mereka sedang berbincang di dekat mobil ini. Karena namanya di sebut-sebut dalan perbincangan itu.“Kamu ini beruntung Riona, walaupun Tatra Syamsu usianya sudah 40 tahunan lebih. Kamu nggak usah capek-capek lagi main film dan sinetron, semua keuangan kamu akan dipenuhi, ya kan Tatra?”“Iya tante, saya akan beri Riona perbulan 50 juta, kalau masih kurang, gampang, akan saya tambahin lagi!” janji Tatra Syamsu.“Tuh dengarin, ngapain kamu berharap pada Mas Bulay, kerjaannya hanya atlet tarung bebas, penghasilan nggak tetap. Baru-baru ini bikin hal yang sangat memalukan jadi pemain porno. Jangan-jangan dia nyambi jadi bintang film dewasa. Terus gelar juara nasionalnya di copot dan endorse pada kabur, dia bakalan bangkrut. Apa sih yang k
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman