“Regina, kamu lanjutkan saja metting dengan mereka, aku punya agenda pribadi ke Sukabumi selama 3 hari!”
“Bapak nggak mau nunggu ini selesai, saya dengan senang menemani bapak ke sana?” sahut Regina, yang sangat berharap di ajak ke Sukabumi.
“Jangan, aku ada masalah keluarga yang harus diselesaikan, kamu fokus saja di sini yaa, lain waktu kamu pasti akan ku ajak!”
Regina akhirnya pasrah dan tidak lagi mendesak pria dingin ini, ia mulai memahami karakter sang big bos barunya ini yang kalau sudah berkata A, tak bakal mau mengganti dengan B.
Pagi usai sarapan, Enjang sudah siap di lobby dan menunduk hormat saat Brandon kini dengan tas bagasi kecilnya masuk ke mobil, diiringi Regina dan Sarah yang turut mengantar hingga ke lobby hotel ini.
“Lho ngga makai mobil perusahaan pa, kenapa pakai mobil ini?” Regina heran melihat Brandon hanya memakai MVP yang dianggapnya sangat sederhana, padahal ada dua buah mob
Dan Brandon tak kaget kalau Pradita diperistri Edy, tapi ia tak menyangka kalau Pradita dan Edy sudah pisah alias bercerai.“Kamu sendiri gimana, sudah berumah tangga-kah atau masih jomblo nihh..?”“Jomblo…siapa sih yang mau denganku Dita…!”“Huhhh kamu itu yaa, merendah banget, liat deh kamu sekarang, makin tampan dan tajir saja, tak mungkin ada wanita yang nolak kamu kini, aku juga mau nihh!” Pradita langsung terbahak tertawa dan memperlihatkan lesung pipitnya sehingga wajahnya makin manis saja.“Kamu makin cantik saja Dita, juga tetap ceria dari dulu!” ceplos Brandon tanpa sadar. Pradita langsung mencubit tangan Brandon.“Tumben mulai genit sekarang, dulu kamu pemalu dan selalu tak banyak omong!” kembali Brandon tertawa kecil, tentu saja dia ingat dulu sangat renda diri karena keadaannya yang miskin dan tak mampu bersaing dengan anak-anak orang kaya saat itu, untuk mendeka
Brandon kini menatap wajah Ira sepupunya, yang terlihat lebih tua dari usianya, padahal ia seumuran dengan Brandon. Ira sudah bersuami dan memiliki satu anak.Awalnya Ira kaget juga melihat Brandon mampu menginap di hotel yang ia tahu berharga mahal dan sudah mendengar kalau Brandon di pecat dari kepolisian dan setahu dia Brandon bekerja sebagai pengawal.Brandon langsung menjemput Ira di lobby, ia tak ingin sepupunya ini nyasar mencari kamarnya. Beberapa satpam yang melihat Brandon menjemput Ira mengangguk hormat, walaupun mereka mengernyitkan dahi melihat wanita muda datang dengan baju sederhana ke hotel ini.Kontras sekali dengan penampilan Brandon, biarpun hanya kaos dan jeans, tapi terlihat berkelas dan tentu saja mahal, apalagi para satpam hotel ini tahu, Brandon memilih kamar yang termahal di hotel ini.Dan kini Ira di ajak Brandon ke kamar, dengan alasan di kamarnya itu ada ruang tamu dan mini barnya, karena Brandon sengaja memilih kamar yang type
Tantri terlihat berbaju santai, memakai him warna krim yang didadanya agak di buka sedikit, hingga memperlihatkan belahan dadanya, dipadu celana jeans ketat yang menampilkan bodynya yang mau tak mau membuat Brandon harus meliriknya kala saling berhadapan.Di tambah bau parfum tubuh Tantri yang sangat harum lembut dan dulu sangat memabukan hati dan jiwa Brandon.Saling tatap antara keduanya pun tak terelakan, seakan-akan menaksir keadaan masing-masing, setelah kini berstatus mantan dan hampir 3 tahunan tak bertemu.Brandon akhirnya tersenyum, lalu ia mengajak Tantri masuk ke lobby dan mereka mencari kursi untuk melanjutkan perbincangan.Hati Brandon masih ada ser-ser, karena ia tak pernah menduga saat ini akan bertemu Tantri, di sebuah hotel di Sukabumi ini.“Kamu sekarang tugas di sini ya Tantri?”“Iya…sudah 2 bulan aku bertugas di Mapolres Sukabumi!” Tantri terus menatap badan Brandon yang dilihat sangat jauh
Brandon akhirnya membatalkan kembali ke kamar, ia memencet lantai 5, karena di sana tertulis ada pub, Brandon ingin menikmati malam di Sukabumi dengan bersantai di pub tersebut.Bibirnya tanpa sadar terus senyum-senyum dari tadi, ia terus teringat wajah Tantri yang terlihat pucat pasi saat mengetahui siapa dirinya kini.Brandon sengaja memilih tempat agak di pojokan, ia memesan wine dan juga sebungkus rokok pada seorang waitress yang mendatanginya, suasana pub belum terlalu rame, karena masih jam 10 an malam.Brandon tak tahu, sepeninggal dia tadi, Tantri secara mengebu-ngebu bertanya pada Wijaya tunangannya, bagaimana Brandon kini bisa menjelma menjadi Presiden Direktur Hasim Holdings dari Malaysia.“Yang ku dengar, pak Brandon ternyata anak biologis dari sang pendiri, yakni Dato Hasim Zailani, nah dari dato inilah pak Brandon kabarnya menerima warisan semua harta Dato Hasim yang konon mencapai 30 trilyun pada pak Brandon. Nasib pak Brandon memang
“Kembali ke tempat semula, kamu tidur saja di sini, nanti aku tidur di kamar satunya!”Pradita tetap menahan tangan Brandon dan dia mulai membuka kaos Brandon, saat melihat dada dan perut Brandon yang terlihat sispack, Pradita langsung berseru wow.Terlebih saat tangannya makin nakal menarik resliting celana jeans Brandon, Pradita terkaget-kaget karena size nya milik Brandon yang tak biasa.Brandon hanya melihat kelakuan Pradita, kini Pradita menarik tangannya dan mulai mencopoti satu persatu pakaiannya.Begitu melihat Pradita sudah polos begitu, Brandon pun luluh, ia tak mampu menahan hasrat cintanya, lalu mencu**ui Pradita dengan lembut, lalu pelan tapi pasti kini berubah liar, sehingga Pradita yang kini terkaget-kaget.Karena Brandon seakan ‘kesetanan’ dengan tubuhnya, janda cantik ini tak menyangka Brandon seperti hyper begitu.Seluruh tubuh Pradita tak luput dari cumbuang Brandon, ia seakan menumpahkan kerinduann
Diam-diam Brandon punya rencana yang tak mungkin di pikirkan atau di duga-duga Bahar, sebuah ide gila sebetulnya, tapi Brandon benar-benar ingin membalaskan sakit hatinya pada pria tua itu.Brandon sengaja datang pada saat ini, yakni hari Senin di mana Bahar pasti sedang ngantor di sebuah kantor dinas, karena Bahar memang PNS.Tak lama kemudian mobil carteran milik Enjang ini sudah parkir di halaman rumah yang dulunya di tempati Brandon sejak lahir hingga ia lulus kepolisian.Tak banyak perubahan di rumah ini, kecuali hanya catnya terlihat berganti warga krem, Brandon sempat terdiam menatap teras rumah itu.Teringat saat ibunya sedang menyapu halaman sambil mengelus kepalanya karena baru saja di pukul Bahar, ayah tirinya.Lamunannya terhenti saat pintu rumah itu terbuka, terlihat seorang wanita manis, keluar sambil menatap pangling ke arah Brandon, sementara Enjang sudah memarkir mobil di sisi halaman yang agak jauh dari teras dan setia menunggu di
Setelah meminta nomor hape Bahar, Brandon pun sekali lagi mengecup bibir Winah, sehingga wanita ini makin mendesah.Winah berjanji akan on time datang ke hotel Brandon, selain sudah terbakar nafsu, di mata dia juga benar-benar ijo melihat tumpukan duit, yang kini dibawa kembali oleh Brandon, setelah meninggalkan 10 juta buat Winah.Brandon pun kembali ke mobil Enjang dan meminta sopir ini menjalankan mobilnya, Brandon meminta Enjang ke sebuah pekuburan umum, Brandon berniat akan ziarah ke makam ibunya.45 menitan kemudian, Brandon terlihat bersimpuh di atas sebuah kuburan yang terlihat tak terawat, itulah makam Kanah, ibunya.Dia benar-benar merasa berdosa telah menyia-nyiakan orang yang melahirkannya ini.Setelah berdoa, Brandon memanggil seorang yang bertugas menjaga di pemakaman itu. Orang tua itu bergegas mendekat.“Bisa minta tolong pak?” sapa Brandon ramah, dia cepat-cepat memakai kacamata coklatnya, karena mata itu masih m
“Hmmm…aku tak percaya omongan si Winah, tak mungkin Brandon punya duit segitu banyak, jangan-jangan ini modus si Winah saja, untuk ketemuan selingkuhannya. Lalu bikin alasan bertemu Brandon, agar tak ketahuan dengan selingkuhannya!” pikir Bahar.Pria setengah tua ini benar-benar tak curiga kalau selingkuhan Winah justru Brandon lah nanti orangnya.Bahar pun mengiyakan keinginan istrinya, dia bermaksud akan membuktikan apakah sms itu benar adanya atau hanya salah kirim saja.Ia menekan rasa curiganya, karena janji uang setengah miliar yang Winah sebutkan membuat dia langsung penasaran.Penasaran bagaimana mantan anak tirinya itu punya uang segitu banyak!Bahar lalu mencari materai dan dirinya menuliskan surat terkait hutang piutang mantan istrinya, sebenarnya Bahar tau, hutang istrinya itu sudah lunas, namun akal bulusnyalah begitu, karena tujuan utamanya ingin menguasai rumah ini, dengan mendatangi rumah Sofyan, kakak kandung ibu
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman