Sarah seakan tak punya tenaga menolak saat Brandon melumat bibirnya, dia hanya pasrah saat Brandon terus memperlakukannya begitu.Sesaat Sarah bak melupakan kalau kini mereka berdua sedang menjaga Aldot di sebuah ruangan rumah sakit yang mewah, bukan berada di kamar hotel mewah atau rumah.Sarah terkaget-kaget saat dadanya terbuka, karena dinginnya ruangan AC membuat dia tersadar, Sarah langsung bangkit dan mendorong kepala Brandon yang sedang bermain di area senstive nya itu.Brandon pun terdiam dan tidak memaksa, Brandon kini duduk dan membiarkan Sarah merapikan pakaiannya yang sempat terbuka.“Pergilah…!”“Apa…aku kamu usir..?” Brandon menatap Sarah yang memalingkan wajahnya.“Kuminta…pergilah…!” lirih suara Sarah.Brandon akhirnya benar-benar pergi dari sana, dia sempat menoleh ke Sarah, tapi wanita ini langsung berpaling.Setelah sekali lagi menatap wajah Brandon yang sedang nyenyak tertidur, Brandon pun benar-benar pergi dari sana.Brandon berjalan di koridor rumah sakit ini den
Tiga tahun kemudian…!Brandon kini benar-benar fokus dengan keluarga dan juga usahanya, walaupun masih berstatus seorang intel dan pangkatnya sudah melati dua alias AKBP, tapi Brandon tetap fokus dengan pekerjaannya dan sampai kini pun belum ada yang tau kalau dia masih polisi aktif.Atasannya Anang Marjono kini sudah naik pangkat lagi menjadi Komjen dan baru saja di lantik sebagai Kabareskrim, dan digadang-gadang sebentar lagi bakal jadi Kapolri menggantikan Jenderal Aidil yang mau pensiun, tentu saja Brandon lagi-lagi ikut berperan membantu atasannya ini.Dia juga masih tetap mengelola kelompok preman, Yangke dan Punang, saingan mereka si Jagor kini sudah tak berani lagi macam-macam, dia tiarap dan seakan sengaja tak berani muncul lagi kepermukaan.Tewasnya Mr Chen dan terbongkarnya siapa itu Mr Bhat membuat preman ini ketakutan sendiri, apalagi dia mulai dengar selentingan kabar siapa aslinya Brandon, hingga nyalinya ciut.Suatu hari, Brandon kini bersiap ke kantor, istrinya Kelly
“Ihhh…ini kan om yang dulu nolongin Aldot waktu jatuh di rumah dan bawa Aldot ke rumah sakit sama mami!” secara tiba-tiba saja Aldot langsung ngomong lugu dan apa adanya lalu duduk di samping Kelly.Kelly langsung menatap Aldot dan suaminya bergantian, tak pernah dia duga ternyata Aldot dan Brandon punya hubungan sebelumnya dan kenal baik.“Sebentar….ini kok…kenapa kalian bisa kenal sihh? Ayoo cerita Aldot dan kamu juga bang, kenapa bisa kenal dengan Aldot ini?” Kelly kini menatap tajam wajah suaminya.Brandon tersenyum sambil meneguk air dingin yang tersedia di meja itu, untuk meredakan kekagetannya. Tak punya pilihan lain, ia harus cerita agar Kelly tak makin curiga.Aldot cuek saja, dia malah dengan santainya makan cemilan dan minum air hangat, mana ngerti dia dunia orang dewasa.“Sebentar…sebelum abang cerita, gimana ceritanya kamu bisa bersama Aldot ini, bukankah dia tinggal di Kuala Lumpur?” Brandon balik bertanya pada Kelly.Kelly lalu cerita secara singkat kenapa dia kenal den
Sesaat Sarah terbuai dengan perlakuan Brandon, dia tak munafik, gaya slenge’an pria ini membuat dia tak pernah bisa move on sampai kini.Tak terhitung pria yang ingin mengajaknya berumah tangga ataupun sekedar happy fun, tapi semuanya di tolak Sarah mentah-mentah.Cintanya sudah terpaku pada Brandon dan tak bisa di pindah begitu saja. Dan saat pria ini tiba-tiba membuainya dengan nafsu, dirumahnya ini, hal yang tak pernah dia duga-duga sama sekali.Dan apa yang tak mereka duga-duga terjadi, Kelly secara tiba-tiba melihat adegan ini, wanita jelita tentu saja bak kena petir di siang bolong, melihat suaminya dan seorang wanita jelita sedang berciuman panas di taman rumah mereka sendiri.Sarah lah yang melihat kehadiran Kelly, karena saat itu Brandon sedang membelakangi Kelly, Sarah juga bak terkena halilintar.Dia langsung mendorong tubuh Brandon, hingga Brandon hampir terjengkang, tapi saat menoleh ke belakang, kini Brandon lah yang terperanjat dan akhirnya hanya bisa diam.“Hmmm…kamu k
Brandon menatap Kelly, yang di tatap hanya angkat bahu seakan menyerahkan soal ini ke dirinya.“Maafkan aku…aku harus menyelamatkan keduanya...!”Brandon lalu tersenyum dan bergegas menuju mobil sportnya, setelah mendapat keterangan singkat dari Ojak, ciri-ciri mobil yang menculik Sarah dan Aldot.Kelly hanya menatap suaminya ini tanpa ekspresi. Berbagai perasaan mengaduk hatinya, yang utamanya dia sangat kecewa, karena telah menangkap basah Brandon dan Sarah berciuman ditaman rumah mereka sendiri.Tanpa Brandon sadari, Kelly kini bersiap akan pergi dari rumah besar mereka, dia seakan tak memperdulikan lagi Brandon menyelamatkan anak kandung dan mantan kekasihnya itu.Brandon lalu tancap gas dengan mobil sport Aston Martinnya, tak lupa pistol yang selalu dia bawa kini dia selipkan di pinggang.Brandon celingak-celinguk di jalan raya yang padat merayap, tapi mobil yang menculik Sarah dan Aldot tak terlihat, setelah lebih dari 2,5 jam tak berhasil melacak, dengan membawa mobil kadang de
Brandon kini tersenyum sinis, sebagai pria berpengalaman menghadapi hal-hal begini, dia tak ingin panik. Dia kini berpakaian santai dan tidak lagi grasa-grusu.Pikirannya tenang-tenang saja, kalau para penculik itu sudah berani menghubungi dirinya, dapat dipastikan Sarah, Kelly dan Aldot selamat.Dan pikirannya hanya satu, pastinya mereka akan minta tebusan.Brandon lalu ke ruang kerjanya, dan dia membuka lemari khusus yang sangat rahasia karena membukanya pakai kode.Terdapat puluhan senjata, baik pistol maupun senapan laras panjang berjejer rapi dalam lemari khusus ini, hanya dia yang tahu, Kelly yang selama 3 tahunan ini jadi istrinya pun tak tahu kalau Brandon mengoleksi senjata-senjata otomatis berharga mahal ini, karena semuanya made in luar negeri.Brandon mengambil dua pistol tercanggihnya, yang mampu diisi 10 peluru, sekaligus setelah mengisinya , dia kini duduk santai sambil merokok dan menikmati minuman dingin.Matanya melihat ke layar TV lebar melihat tayangan ulang dari C
Brandon datang 10 menit dari waktu yang di janjikan, tapi kini sudah menunggu lebih dari 30 menitan, belum ada juga tanda-tanda kelompok penculik datang menemuinya.Bahkan mereka juga tak memberikan informasi apapun melalui smartphone, Brandon mulai kesal sendiri, tapi dia bersabar ingat Kelly, Sarah dan Aldot dalam genggaman para penculik.Brandon berada tak jauh dari villa Bela Green, di sebuah tanah lapang, dia sengaja agar Ali pengawalnya dan Kompol Haris bisa memantaunya dari jauh.Satu jam kemudian, Brandon terdiam saat punggungnya di todong pistol. Ada tiga orang yang mendekatinya.“Jangan berbuat macam-macam, atau pistol ini akan meledakkan punggungmu dan juga tiga orang yang kami tahan,” terdengar ucapan orang yang menodongnya dari belakang.Belum sempat Brandon membuka mulut, sebuah pukulan keras mampir di tengkuknya, hingga membuat Brandon kelenger nanar dan terkulai pingsan.Melihat Brandon lunglai, dua orang cepat-cepat mengangkat tubuh Brandon dan memasukan ke mobilnya s
Brandon terdiam, saat melihat tulisan di kertas bermaterai tersebut, di sana tercantum bahwa sejak tanggal surat ini di tanda tangani, dia mewariskan 100% hartanya pada Aldot Hasim Zailani, yang merupakan anak biologisnya.Yang membuat Brandon tersenyum sinis, di surat itu tertulis selama Aldot belum dewasa, maka kakeknya Kosim Bhatara Sulaiman lah yang menjalankan semua perusahaan juga seluruh aset-aset lainnya.“Hmmm…kamu mimpi Mr Bhat, aku tak akan tanda tangan!” Brandon sengaja ngotot, ia sengaja mengulur-ulur waktu.“Hmmm…begitu, baiklah…aku kenal siapa kamu, keras kepala, tak takut mati dan kejam, tapi hendak kuliat apakah kamu masih tetap keras kepala. Jagor bawa ke sini Aldot dan Kelly, istrinya!” perintah Mr Bhat.Kelly terlihat di tutup mulutnya, tangannya di ikat kebelakang dan di dorong-dorong agar jalan, sementara Aldot juga diikat tangannya. Kasian sekali, anak kecil yang tak tahu apa-apa ini terlihat tak menangis, dia hanya bingung melihat kenapa tante cantiknya dan pap
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman