Tanpa ragu, ia mencabut pedangnya. Dengan gerakan cepat, pedang itu melesat ke arah depan, saat salah satu sosok zombie melesat ke arahnya dengan kecepatan yang tak terduga.TSING! Pada saat pedang Fan Liu mendekati Zombie, ia tersadar akan kenyataan.“Ini—ini...” teriak Fan Liu, ketakutan menghimpitnya. “Zombie ini adalah Penatua Duan Meng. Rupanya dia sudah tewas!” tambahnya, mengayunkan serangan pedang Sekte Langit Murni dengan kekuatan penuh.TRANG!“Tangannya sekeras baja?” Fan Liu terbelalak dengan mulut terbuka lebar.Setelah kebangkitan kedua kalinya, zombie Duan Meng menjadi jauh lebih kuat. Tangan yang dulunya lembut kini sekeras baja, dan tinjunya mampu merobohkan satu gunung kecil.Akibat bentrokan antara senjata dan tangan zombie Duan Meng, isi dada Fan Liu berguncang hebat.“Kekuatan zombie meningkat jauh lebih besar dari sebelum tewas. Kultivasi Duan Meng ini menjadi tiga kali lebih kuat dari sebelumnya!” rasa takut menyelimuti setiap kata yang keluar dari bibirnya.Buk
Setelah menyelesaikan pembuatan monster-zombie, Rong Tian tersenyum puas. Karya yang dihasilkan dari usahanya memberikan kepuasan tersendiri.Namun, tiba-tiba, kebahagiaannya terhenti oleh suara peluit yang menggema di udara, memecah keheningan malam yang mencekam.PRIIIT!"Raja Kelelawar Hitam sudah muncul. Semua kultivator aliran Tao berkumpul!"Suara samar-samar dari atas jurang membuat Rong Tian mengernyit."Raja Kelelawar Palsu? Ini tak bisa dibiarkan!" pikirnya, rasa waspada menyelimuti hatinya.Rong Tian segera melambaikan tangannya, menyuruh pasukan zombie yang baru ia bentuk untuk menghilang. "Tunggu panggilanku dengan seruling! Datang secepatnya jika itu terjadi!"Dia lalu menendang tanah berpasir di dasar jurang.Jubah hitam yang lebar mengembang di belakangnya, dan alat mekanis di sepatu serta jubahnya mengangkat tubuh Rong Tian, membuatnya terbang melintasi udara, meninggalkan jejak bayangan di belakangnya.Setelah menapakkan kaki di atas pasir di tepi Abyss of Suffering,
"Kakak Qi Yu, siapa tokoh berpakaian hitam legam di atas panggung? Mengapa kamu bilang jangan bersuara? Apakah terjadi sesuatu yang mendesak?" tanya Rong Tian, matanya tajam menatap sosok misterius yang berdiri di atas panggung.Dia meneliti sosok berpakaian serba hitam itu dengan penuh curiga. Dalam hati, ia mencibir."Inikah yang mereka sebut-sebut Raja Kelelawar Hitam? Jubah dan armornya tampak palsu! Itu bukan armor spiritual, seperti yang aku dapatkan di Abyss of Conjuring. Tampaknya ada yang ingin tampil di panggung, menyamar menjadi Raja Kelelawar Hitam."Sementara itu, di tengah keheningan yang mencekam di Gurun Hadarac, suara dingin terdengar dari atas panggung.Raja Kelelawar Hitam itu bersuara dengan nada otoriter. "Kalian semua para Kultivator Aliran Tao, hari ini ada apa repot-repot datang ke Gurun Hadarac? Apa kalian berharap mendapatkan sedikit wasiat dari Raja Kelelawar terdahulu?" Suara tokoh Raja Kelelawar palsu itu terdengar mengejek, menambah keheningan di antara p
Rong Tian berlari kencang, melintasi pasir yang berputar menuju kaki tebing di panggung. Dadanya berdegup kencang, seolah mengikuti irama langkahnya.Meski dia mempraktikkan teknik iblis, prinsipnya adalah hanya membunuh mereka yang jahat, terutama yang memiliki dendam dengannya. "Tapi Raja Kelelawar Hitam palsu ini menyamar jadi diriku.!”“Tak ada yang pernah melihat wujudku sebelumnya, jadi bisa-bisa mereka mengira itu aku!" gumam Rong Tian dengan marah, matanya menatap tajam ke depan.Keadaan kacau balau di sekitarnya membuat efektivitas kemampuan Qinggong Rong Tian tersendat. Kerumunan yang panik dan berlarian membuatnya harus lebih berhati-hati, sehingga untuk mencapai tepi tebing, dibutuhkan waktu sedikit lebih lama.Suara lolongan ngeri terdengar saat anak panah menembus tubuh, menambah kekacauan. Para kultivator sibuk mencari jalan selamat, tak ada yang memerhatikan Rong Tian yang bergerak di antara bayang-bayang."Ini saatnya!" bisik Rong Tian sambil melempar jubah Raja Kelel
BLAM!Langit seperti berguncang, dan tanah pasir di Gurun Hadarac bergetar hebat. Bentrokan keras antara dua energi spiritual yang dikerahkan oleh dua Raja Kelelawar menimbulkan ledakan eksplosif dan guncangan yang memekakkan telinga.Pasir beterbangan, membentuk pusaran debu yang menyelimuti medan pertempuran.Rong Tian terhuyung mundur, tubuhnya melayang di udara. Dia berputar sekali sebelum akhirnya berhasil menstabilkan diri, menghindari terjatuh ke tanah. Sayap mekanisnya berfungsi dengan cepat, menahan tubuhnya dari kehancuran.Setelah stabil diudara…"Beruntung sayap mekanis ini berfungsi dengan cepat. Jika tidak, aku sudah jatuh ke tanah, dan membuat malu nama Raja Kelelawar Hitam yang legendaris," batin Rong Tian, sambil mengusap darah yang menetes di sudut bibirnya, rasa logam memenuhi mulutnya.Namun, berbeda dengan Rong Tian, Raja Kelelawar Hitam yang lainnya, si palsu, terlempar jauh.Tubuhnya berputar lima kali di udara sebelum akhirnya terhempas di atas tanah berpasir.
Pagi harinya, Rong Tian keluar rumah dengan tujuan mencari informasi tentang makam keluarga kerajaan. Udara pagi yang segar menyelimuti Kota Biramaki, namun angin dingin yang menusuk tulang membuatnya menarik napas dalam-dalam.Kebetulannya, hari ini adalah hari Festival Perahu Naga, dan kota semakin ramai dengan orang-orang yang berduyun-duyun menuju pantai, tempat festival diselenggarakan.Jalanan sesak dengan pejalan kaki yang bergerak perlahan, menciptakan kerumunan yang sulit dilalui.Rong Tian, dengan pakaian serba hitam yang dilapisi jubah bermotif awan yang dijahit dengan benang emas, tampak mencolok di antara keramaian. Posturnya yang tinggi, kurus, dan pucat memberinya kesan yang agak menyeramkan, seperti sosok yang baru bangkit dari kubur.Meski tampan, aura dinginnya membuat orang-orang di sekitarnya menjaga jarak.Ketika Rong Tian berjalan menuju lingkungan istana Kekaisaran Bai Feng, tiba-tiba seseorang menegurnya dari belakang, membuatnya kaget."Bocah bodoh! Kemana kam
Qi Yu, tentu saja, tidak terima dihina oleh Zhao Hua. Apalagi dia berasal dari Sekte aliran iblis, yang mementingkan kekerasan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, tanpa menunda waktu, setelah menganalisis sikap Zhao Hua dan Chang Hong, bibir panas Qi Yu memuntahkan kata-kata yang tajam."Aku akui kalau memang seorang murid dari Sekte Aliran Hitam. Menyebutnya aliran iblis menurutku terlalu berlebihan, bukan?" ujar Qi Yu dengan suara yang tegas namun terkendali.Dengan gerakan yang dramatis, Qi Yu naik ke atas tempat duduk kelas atas itu. Matanya meneliti Zhao Hua, kemudian Chang Hong dengan hati-hati, seolah mengukur kekuatan lawannya.Orang-orang yang ada di podium tempat VIP mulai tertarik. Mereka yang tadinya bercakap-cakap, kini diam, fokus pada adegan yang menarik di depan mata."Memang kau dari Sekte aliran iblis! Untuk apa memperhalus dengan menyebutnya aliran hitam? Toh artinya sama saja!" ejek Zhao Hua sambil meludah ke tanah, sikapnya penuh penghinaan.Para penonton dari kala
Di masa itu, keperawanan bagi seorang gadis amatlah penting, terutama jika ia berasal dari keturunan bangsawan atau anak pejabat kekaisaran. Jika seseorang digunjing sudah tidak perawan lagi, maka tak akan ada seorang pun dari kalangan bangsawan dengan derajat yang setara yang akan melamar gadis yang namanya sudah tercela itu.Oleh sebab itu, mendengar tuduhan Qi Yu yang tanpa bukti mengatakan bahwa Zhao Hua tidak perawan lagi, sontak menimbulkan kehebohan.Bukan hanya dari kalangan bangsawan yang duduk di kursi-kursi VIP, tetapi juga para rakyat jelata yang berdiri berkerumun di tepi pantai langsung bereaksi."Siapa mengira kalau Nona Zhao yang terkenal berbudi pekerti, serta jadi idaman pemuda-pemuda kalangan bangsawan, ternyata sudah tak perawan lagi," seorang perempuan paruh baya berbisik pada kawannya, juga perempuan berwajah judes."Kudengar dia memang memiliki kehidupan yang liar di Sekte Pedang Cahaya. Dia sering menggunakan kecantikan dan keindahan tubuhnya demi memuaskan par
"Cukup!" pemimpin jubah hitam mengangkat tangannya."Inilah perjanjian kita: kami menyerahkan pecahan peta Dinasti Xi Tian, kalian memberikan lokasi persis Dataran Jin Cao."Udara di padang es semakin berat dengan tekanan qi yang saling beradu. Rong Tian menahan napas, akhirnya ada petunjuk tentang Dataran Jin Cao yang ia cari."Serahkan pecahan peta terlebih dahulu," tuntut pemimpin jubah putih, tangannya bergerak ke arah gagang pedang di punggungnya."Ah, tidak secepat itu," balas pemimpin jubah hitam."Beritahu kami lokasi Dataran Jin Cao, lalu kita lakukan pertukaran secara bersamaan."Hening sesaat. Ketegangan meningkat hingga butiran salju di sekitar mereka berubah menjadi kristal es karena tekanan qi yang meletup-letup."Baiklah," akhirnya sosok jubah putih menyetujui."Dataran Jin Cao terletak di lembah tersembunyi antara Tiga Puncak Bintang Utara, tepat di bawah Air Terjun Sembilan Naga."Rong Tian mengerutkan kening. ‘Tiga Puncak Bintang Utara?’‘Itu hanya legenda... omong
Langit Kota Benteng Utara berwarna kelabu, matahari tersembunyi di balik awan tebal yang mengancam menurunkan salju.Tiga hari telah berlalu sejak pembantaian di Hutan Xian Yun, namun bagi Rong Tian, waktu terasa berjalan begitu lambat. Ia duduk di atap sebuah penginapan kecil, jubah hitamnya berkibar pelan ditiup angin dingin dari utara.Dataran Jin Cao, Rong Tian menggumam dalam hati, matanya menyipit menatap cakrawala yang semakin gelap. Di mana tempat terkutuk itu berada?Tiga hari penuh ia menyusuri setiap sudut Kota Benteng Utara, menyamar sebagai pedagang biasa, mendengarkan percakapan di kedai arak, menyuap penjaga untuk informasi tentang pergerakan tidak biasa, bahkan memeriksa arsip-arsip tua di perpustakaan kota. Hasilnya? Nihil."Sial," gerutunya, kepalan tangannya menghantam genteng hingga retak.Keputusasaan mulai menggerogoti kesabarannya.Kota Benteng Utara terlihat begitu normal—para pedagang berdagang, penjaga kota berpatroli dengan malas, anak-anak bermain di jalan-
"Bicara," perintah Raja Kelelawar Hitam tanpa emosi, satu jarinya terangkat sedikit, membuat salah satu belati bayangan menggores pipi Alp Tegin, meninggalkan luka yang mengeluarkan darah hitam."Atau kematianmu akan berlangsung lama dan menyakitkan."Alp Tegin tertawa keras meski darah menetes dari mulutnya, sikap seorang prajurit sejati yang menolak menyerah."Kau terlambat, Raja Kelelawar Hitam. Pasukan utama sudah tiba tiga hari lalu. Putri Ayrin sendiri yang memimpin mereka dengan tiga ribu pasukan elite. Mereka mungkin sudah mencapai reruntuhan Dataran Jian Chao saat ini. Kami hanyalah pengalih perhatian jika terjadi masalah seperti ini."BOOM!Mata Raja Kelelawar Hitam melebar sedikit di balik topengnya, satu-satunya tanda keterkejutan yang ia tunjukkan. ‘Tiga hari lalu? Itu berarti ia telah salah perhitungan dan tertinggal jauh dari rencana.’"Dan kau ingin tahu yang paling lucu?" lanjut Alp Tegin dengan tawa lemah yang berubah menjadi batuk berdarah."Putri Ayrin mengatakan p
"Bertahan! Alirkan qi ke telinga kalian!" teriak Alp Tegin, sendiri berlutut menahan sakit luar biasa di kepalanya seperti ribuan jarum menusuk otaknya."Jangan biarkan qi jahat memasuki meridian kalian!"Namun perlawanan mereka semakin melemah, seperti lilin yang meleleh di bawah terik matahari. Di tengah kabut hitam, zombie Fan Liu mengalirkan qi jahat ke tangannya, membentuk cakar dari energi hitam yang berkilauan dengan simbol-simbol kuno."Jurus Cakar Setan!" sorak Raja Kelelawar Hitam, nada serulingnya mencapai puncak intensitas, mengirimkan perintah dengan energi spiritual ke setiap zombie di medan pertempuran.Fan Liu melesat maju dengan kecepatan mengerikan yang tidak sesuai dengan tubuhnya yang kaku, meninggalkan jejak bayangan hitam di belakangnya.Tangannya yang diperkuat qi iblis menebas barisan prajurit tanpa ampun. Lima prajurit terpotong sekaligus, tubuh mereka terbelah seperti terkena pedang pusaka tertajam, qi kehidupan mereka tersedot ke dalam cakar hitam Fan Liu."
Topeng giok hitam dengan ukiran iblis menutupi wajahnya, tangan lentiknya yang pucat bagai jade dingin memegang seruling tulang yang mengeluarkan melodi mengerikan — seruling iblis yang konon terbuat dari tulang mahluk terkutuk di Abyss of Suffering. Ekspresinya memucat..."Raja Kelelawar Hitam," desis Alp Tegin, matanya menyipit penuh kebencian. Tangannya menggenggam gagang pedang hingga buku-buku jarinya memutih. "Jadi kau dalang di balik semua ini. Pengguna ilmu hitam terlarang!"Nada seruling berubah, kini lebih agresif dan cepat seperti badai yang menerjang. Jiangshi Duan Meng mengangkat tangannya yang kaku, membentuk segel tangan rumit — Segel Sembilan Roh yang dilarang di dunia persilatan. Seketika, energi hitam keunguan berkumpul di sekitar telapak tangannya, berputar-putar seperti awan badai mini."SERANG!" teriak Alp Tegin, tidak ingin memberi kesempatan para jiangshi untuk menyelesaikan jurus mereka. Suaranya membelah malam seperti petir. WUSH!Lima puluh prajurit Keka
Bulan tampak purnama sempurna menggantung di langit malam bagai jade putih raksasa. Sinarnya menembus dedaunan Hutan Xian Yun di perbatasan Kota Benteng Utara. Pohon-pohon pinus kuno menjulang tinggi, beberapa di antaranya berusia ratusan tahun, menyimpan rahasia dan kisah dunia persilatan yang tak terhitung jumlahnya. Satu bulan telah berlalu sejak pertemuan rahasia di Pavilyun Bulan Tersembunyi, namun dampaknya baru mulai terasa saat ini. Angin malam bertiup dingin, membawa aroma darah yang menguar di udara, bercampur dengan wangi tanah lembab dan dedaunan yang basah oleh embun. Sinar rembulan jauh menimpa figur yang terkapar di tanah hutan, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang meliuk seperi ular di antara pepohonan. Hampir dua puluh prajurit dengan pakaian hitam khas Kekaisaran Matahari Emas tergeletak tak bernyawa. Wajah-wajah asing mereka membeku dalam ekspresi ketakutan. Perawakan mereka bertubuh tinggi, mata kelabu tajam bagai elang gurun, dan pedang melengkung kha
Saat itu, tubuh Rong Tian menegang. Darah di meridian spiritualnya berdesir cepat.Kekaisaran Jin Shuang—kerajaan terkuat di utara yang telah berkuasa selama lima ratus tahun. Jika kedua kekuatan ini bersekutu untuk menjatuhkannya..."Kau bicara tentang pemberontakan," ucap pemimpin bertopeng emas, suaranya kini serius seperti pedang yang baru diasah."Pengkhianatan terhadap Kaisar.""Saya bicara tentang... perubahan," koreksi Yue Lin dengan nada diplomatis."Pemimpin datang dan pergi. Dinasti bangkit dan jatuh. Bukankah itu hukum alam sejak zaman Tiga Kaisar dan Lima Raja? Dan siapa yang lebih pantas menggantikan Kekaisaran Jin Shuang selain... Aliansi Lima Misteri?"Keheningan panjang mengisi ruangan seperti kabut tebal.Rong Tian bisa merasakan ketegangan yang menggantung di udara, berat dan mencekam. Meski wajahnya tertutup topeng, bahasa tubuh pemimpin Aliansi menunjukkan pergolakan batin—antara kesetiaan pada kekaisaran dan godaan kekuasaan yang ditawarkan."Tawaran yang sangat.
Dari balik celah pintu ruyi berukir bulan purnama dan bintang, Rong Tian menahan napas. Tubuhnya menyatu dengan bayangan melalui teknik Yin Ying Gong (Seni Bayangan Tersembunyi), meridian spiritualnya berputar lambat untuk meminimalkan pancaran aura.Mata elangnya tak lepas dari pemandangan mencengangkan di hadapannya — Yue Lin, putri bungsu Kekaisaran Matahari Emas, berhadapan langsung dengan pemimpin Aliansi Lima Misteri.Niat awalnya, Rong Tian ingin menerobos dan menghancurkan pertemuan ini tertahan.Namun... Instingnya sebagai kultivator yang telah mencapai puncak tahap Kuasi Eliksir Emas membisikkan bahwa mengamati lebih lanjut akan memberinya keuntungan strategis yang lebih besar.Percakapan terjadi..."Sungguh mengesankan menemukan putri Khagan Matahari Emas menyusup ke markas rahasia kami," ujar sosok bertopeng emas dengan nada dingin bagai es abadi Gunung Kunlun, bangkit dari singgasana giok hitamnya."Apa tujuanmu sebenarnya?"Yue Lin membungkuk hormat dengan postur yi li s
Berbekal informasi yang ia dengar dari percakapan Yin Shan dengan Yue Lin beberapa hari lalu, Rong Tian tidak kesulitan menemukan pintu rahasia menuju Pavilyun Bulan Tersembunyi. Ia melakukan serangkaian segel tangan yang sama seperti yang dilakukan Yin Shan, dan pintu rahasia terbuka.Tangga spiral membawanya turun ke kedalaman bumi. Udara semakin dingin dan lembab, namun anehnya, semakin ke bawah, semakin terang cahaya yang menyambut.Pavilyun Bulan Tersembunyi ternyata sebuah struktur megah yang dibangun di bawah tanah. Pilar-pilar jade putih menyangga langit-langit yang dilukis dengan gambar bulan purnama dan ribuan bintang. Di tengah pavilyun, sebuah kolam cermin hitam memantulkan cahaya lilin, menciptakan ilusi bulan yang tenggelam dalam kegelapan.Rong Tian bergerak dengan hati-hati, menggunakan Teknik Penyembunyian Aura untuk menekan kehadirannya. Dari balik sebuah pilar, ia mengintip ke arah aula utama.Lima sosok duduk mengelilingi kolam cermin hitam. Empat di antaranya meng