Ratna segera melakukan serangan, setelah mendengar ucapan Faisal itu. Semangat bertarungnya kini telah kembali. Lalu Faisal meliak-liuk diantara kaki Black Tarantula yang mencoba untuk menyerang.
Panah Ratna membuat monster itu menatap dirinya. Ketika Black Tarantula mencoba menyerang, Faisal memukul wajahnya untuk membuatnya fokus pada dirinya.
"Jangan pernah mengalihkan pandangan, lawanmu adalah diriku!" Ucapnya dengan mata tajam.
Black Tarantula kembali mengalihkan tatapannya pada pendekar yang telah menyerang. Ratna juga tidak ingin kalah, dia terus memberikan serangan.
Saat panahnya mengenai Black Tarantula yang membuat monster itu akan menyerangnya. Di situ Faisal akan beraksi agar fokusnya teralihkan.
Faisal mengayunkan pedangnya ke arah monster tersebut, membuat kaki Black Tarantula putus dan mengeluarkan darah.
Laba-laba hitam itu berteriak ker
Ratna sama sekali tidak mengerti apa yang akan dia lakukan hari ini, karena Faisal memutuskan untuk mengambil libur. Jadi dia pergi ke taman kota untuk mengembalikan semangatnya. "Apa yang harus kulakukan ya?" Gumam Ratna. Kota tempat Padepokan ini, berada di wilayah perbatasan dari kerajaan. Maksud dari perbatasan adalah wilayah yang berada di zona kuning dari sebuah kerajaan. Penentuan zona untuk sebuah wilayah, diukur sebanyak apa Quest yang diajukan oleh para penduduk dan seberapa seing monster muncul. Semakin banyak Quest yang diterima sebuah Padepokan, maka semakin tinggi tingkat bahayanya. Zona merah adalah wilayah dimana banyak terdapat monster dan para penduduk kesulitan untuk tinggal di sana. Biasanya yang menghuni adalah para tentara kerajaan untuk mengamati dan mengikis para monster. Zona kuning adalah wilayah netral dimana beberapa penduduk bisa tinggal dan
"Hei kenapa kita mengambil Quest Giant Rat lagi?" Tanya Ratna."Sudah kubilang kalau aku akan mengambil Quest ini terus menerus. Apa kau mengeluh?" Jawab Faisal."Hah terserah, jadi dimana tujuan kita saat ini?" Tanya Ratna dengan semangat."Tempat Questnya sebentar lagi terlihat, itu ada di daerah pertambangan. Sekelompok penambang merasa terganggu karena kemunculan Giant Rat yang katanya mencuri makanan mereka." Jawab Faisal.Ratna memegang dagu setelah mendengar jawaban Faisal."Jadi tempat kita selanjutnya adalah penambangan. Lalu ada apa kau memberikan busur dan anak panah baru ini? Padahal aku masih bisa membelinya!" Ucap Ratna."Itu sebagai cadangan kalau kau kehabisan anak panah. Lagipula aku sudah menerapkan hal khusus pada anak panah itu." Balas Faisal."Hal khusus seperti apa?" Tanya Ratna."Lebih baik kau
Nyala api itu menerangi gelapnya gua Kiskendo yang merupakan tempat bersejarah yang tertulis dalam kakawin terkenal. Sang penyair menggunakan kata-kata yang puitis dan inspiratif untuk menjelaskan apa yang terjadi pada saat itu. Kini tempat ini sudah menjadi ladang pekerja untuk menghasilkan uang demi segenggam nasi. Para warga berbondong-bondong berdatangan supaya bisa bekerja di tempat ini. Kerajaan juga sebagian besar mendapatkan pendapatan dari tempat ini selain dari Guild Perdagangan yang mendominasi pelabuhan dan wilayah darat. Setelah lama monster bos dungeon ini di taklukan, entah bagaimana tiba-tiba muncul monster yang mengganggu pekerja di tempat ini. Laporan yang diterima Faisal dan Ratna saat ini adalah sekelompok monster yang mereka yakini adalah Giant Rat sudah mnyerang dan memutilasi para pekerja. Seseosok bayangan muncul dan Faisal memberi perintah. “Lepaskan serangan!” Ta
Monster yang tidak diketahui namanya oleh Faisal terus mengejar dengan senjata teracung. Sementara itu tanda-tanda yang buat Faisal di dinding gua sudah nampak.“Dari sinilah kalian akan kukubur!” Ucapnya.Saat ada tanda pertama dia melompat dan berbalik menantang musuh, melihat itu para pengejar semakin geram dan berlari lebih kuat. Tanpa mereka duga kaki mereka tersandung sesuatu, membuat mereka jatuh saling bertindihan.Saat itu terjadi lesatan anak panah meluncur dan menusuk tubuh mereka yang terbaring di lantai Dungeon. Faisal juga ikut memberikan serangan dengan menusuk mereka menggunakan pedang.Teriakan-teriakan mereka menggema di dalam Dungeon. Namun dua petualang itu tidak mengendurkan serangan mereka, sebab jika mereka menghentikannya karena simpati maka situasinya akan berbalik.‘Aku tidak percaya akan benar-benar menjalankan rencana ini,’ batin Ratna seraya terus melepaskan an
"Jadi bagaimana? Apa monster Giant Ratnya sudah dibunuh?" Tanya pemimpin tambang.Tanpa ragu Faisal memberikan jawaban."Tentu saja, tapi kami belum sempat membereskan mayatnya!""Itu tidak masalah, asalkan mereka sudah mati maka para penambang akan kusuruh membereskannya." Balas sang pemimpin."Baiklah kalau begitu, kami pamit!" Ucap Faisal."Sebelumnya, tolong terima beberapa kantung ini!" Pinta pemimpin.Dia menyerahkan dua kantung yang terisi penuh, saat kantung itu beralih tangan Faisal bisa merasakan kalau isinya pasti banyak karena terasa berat dan berbunyi gemericik yang kuat."Untuk apa ini?" Tanya Faisal.Sang pemimpin tambang dengan pelan mendekati mereka dan berbisik."Aku sudah tahu kalau mereka bukanlah Giant Rat, namun aku kebingungan untuk mendeskripsikan monster seperti apa mereka
Setelah dua hari perjalanan mereka akhirnya sampai di Padepokan, seperti biasanya tempat ini selalu ramai oleh para Pendekar yang ingin mengambil Quest.Beberapa warga juga tampak memenuhi meja Konter untuk memberikan Quest yang merupakan sumber penghidupan dari para Pendekar."Sepertinya kita datang di waktu yag kurang tepat," ucap Ratna getir saat melihat begitu banyak orang yang mengantri."Kalau begitu, lebih baik kita mengisi perut sambil menunggu kerumunan ini berkurang." Tawar Faisal.Ratna dengan cepat mengangguk karena perutnya memang keroncongan. Saat mereka hendak keluar membeli makan siang.Ratna melihat seorang anak laki-laki yang tidak asing, bocah itu sedang memberikan arahan pada teman separtynya. Saat Ratna memperhatikan lebih teliti, dia mengenali bocah laki-laki tersebut."Bukankah itu Rui?" Ucapnya.
Cukup lama Ratna menunggu keputusan Rui dan kawan-kawannya soal tawaran untuk bergabung dengan party Faisal."Kak Ratna! Bukannya kami tidak mau, hanya saja-""Ratna lama sekali, apa mereka mau bergabung dengan kita?" Tanya Faisal yang datang tiba-tiba."Ini sedang aku sampaikan! Kenapa kau kemari?" Tanya Ratna."Apa kalian mau bergabung dengan Partyku?" Tanya Faisal.'Aku diabaikan!' Batin Ratna miris.Ketiganya tentu saja kaget dengan kehadiran Faisal yang tiba-tiba dan langsung menawarkan untuk bergabung dengan Partynya."Hn tadi sudah ingin aku sampaikan, kami tidak berniat bergabung dengan kalian. Karena takut menjadi beban!" Jawab Rui"Rui!" Ucap Tamara dan Ari."Seperti yang kau tahu kami masih pemula dan belum berpengalaman jadi-""Itu malah sempurna, dengan ini aku mengundang kalian dalam Partyku. Aku tidak mau mendengar adanya komplain." Ucap Faisal dengan aura menekan."Eeeeehhhhhhh!" Respon ketiganya."Tun
"Tentu saja, tapi apa kau akan membantu?" Tanya si penduduk."Aku akan membantu, tapi tolong jelaskan situasinya tidak di sini. Kita akan membahasnya di tempat lain." Ajak Faisal.Faisal dan Penduduk itu pergi dari Padepokan, Ratna dan tiga Pendekar yang hendak diajaknya juga mengintil dari belakang.Melihat ada sekelompok kecil Pendekar yang tergerak menyambut ocehan penduduk itu. Pendekar yang menolak tadi tergelak keras."Hahaha Penduduk itu berhasil menangkap mangsa, sepertinya kelompok kecil itu telah menjadi korban pertamanya." Ucapnya mengejek.Suara tawa menyambut ejekan yang dilontarkan olehnya, diselingi dengan menegak tuak mereka terhanyut membual tentang hal yang telah mereka lakukan.Kembali pada Faisal dan Penduduk serta beberapa Pendekar lain yang sudah berada di persimpangan jalan sempit agar tidak ada orang yang mendengar."Jadi tolong sampaikan apa yang terjadi pada desamu?" Tanya Faisal."Sebelumnya aku berterima kasih karena kau mau menden
Di bawah langit malam yang gelap, lapangan terbentang luas dengan rumput hijau yang lembut bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi. Cahaya remang-remang bulan purnama menerangi sebagian lapangan, menciptakan bayangan yang panjang di tanah. Beberapa bintang bersinar terang di langit gelap, menambah kesan magis dan tenang di sekitar lapangan.Di antara indahnya pemandangan tersebut dua orang berbeda ras saling menatap satu sama lain dengan niat membunuh yang kuat sementara itu sekelompok orang menjauh untuk mengamati jalannya pertarungan. Belum ada tanda-tanda di antara keduanya untuk melakukan serangan pertama lalu sebuah seruan muncul dari mulut toga "Aku akan menjadi orang pertama yang benar!" Ucapnya seraya menghunuskan pedang."Ayo kita mulai balas!" Raegull sambil menghunuskan pedang juga. Toga, dengan tatapan tajam dan pedang yang berkilat, menatap lawannya dengan penuh tantangan. Sedangkan Raegull, yang penuh keangkuhan, tersenyum sinis sambil mengangkat pedangnya dengan sikap ang
Bagaikan pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya sosok yang dinantikan oleh Raegull pun muncul. Wajah yang nampak lesu dan tak bergairah, begitu gembira karena melihat orang yang telah menantangnya datang dengan niat membunuh yang kuat."Bagus bagus sekali, aku sudah menantikan dirimu, wahai Toga! Darahku sudah mendidih untuk beradu pedang dengan dirimu sampai mati," ucapnya dengan semangat dalam hati.Sementara itu, Faisal melirik ke arah toga. "Apa dia yang akan menjadi lawan bertarungmu?," ucapnya.Toga hanya memberi senyuman, "ya, dialah Raegull monster yang telah aku tantang untuk bertarung sampai mati denganku," ucapnya dengan semangat.Di sela-sela percakapan mereka, sebenarnya Faisal mengintai sekeliling untuk mewaspadai adanya para iblis tikus yang bersembunyi."Kalian semua, jangan turunkan kewaspadaan. Aku memiliki firasat yang buruk."Upacara tarung sampai mati ibaratkan sebuah hal yang suci dan sakral. Tidak hanya kaum manusia saja yang mengetahui begitu sakralnya upacara i
Para anggota pasukan Bhayangkara yang cekikikan langsung terdiam ketika Faisal melirik tajam ke arah mereka. Bukannya mereka takut, namun hanya menghargai karena raut wajahnya nampak memalukan itu."Sekarang aku akan meluruskannya, ucapanku saat itu hanya untuk menghiburmu. Karena saat itu, kau bertanya sesuatu yang konyol," ucap Faisal menahan malu yang teramat sangat."Heh," respon Ratna, "jadi jawaban yang kau berikan waktu itu untuk menghiburku!" Ucap Ratna dengan polos.Lepas sudah tawa orang-orang yang menyaksikan interaksi Faisal dan Ratna. Mereka seakan melepaskan sejenak beban tekanan dari rapat perencanaan untuk menarik para iblis tikus."Aku tidak pernah menduga kalau kau menemukan rekan yang sungguh sangat menyenangkan," ucap Toga."Hahaha, berkat itu kita tidak perlu terlalu kaku dalam rapat ini, kalian nampak serasi, kenapa tidak segera menjadi pasangan saja?"Ari, Tamara, dan Rui hanya bisa tersenyum kikuk ketika orang-orang berkata seperti itu pada kakak senior di part
Keesokan paginya, semua orang yang ada di markas sementara itu menunjukkan raut kecemasan dan ketegangan, karena saat ini Faisal hendak menjelaskan rencana yang akan digunakan untuk menyergap ras Demon Rat yang telah menyerang Toga dan pasukannya.Udara di kerumunan itu begitu sesak, dan suasana juga cukup menegang. Bahkan anggota party dari Faisal sendiri tidak bertingkah konyol, sebab menyadari bahwa saat ini adalah hal penting."Kalau begitu, aku mulai saja perencanaan kita kali ini untuk menyergap Pasukan Demon Rat tersebut," ucap Faisal memulai percakapan.Kemudian Faisal mulai menjelaskan rencana-rencana yang dibuat untuk didiskusikan dengan seluruh anggota, tak lupa dia juga meminta pendapat pada pasukan Bhayangkara yang cukup mengetahui tentang strategi.Tentu saja pasukan Bhayangkara memberikan beberapa arahan dan juga perbaikan dari rencana yang telah dibuat oleh Faisal, serta menjelaskan bahwa rencana yang dibuat Faisal memiliki celah yang bisa membuat jatuh korban."Anggo
"Sepertinya cukup sampai sini, meskipun sebentar tapi ini sangat menyenangkan," ucap Toga.Faisal memberikan senyum saat mendengar ucapan itu, karena dia tahu makna tersirat dari kata yang dilontarkan oleh rekan berlatihnya ini."Besok adalah waktu yang penting, aku harap kau bisa kembali dengan selamat. Karena belum sekalipun aku merasa menang melawanmu," ucap Faisal.Toga juga tersenyum dan membalas, "Aku juga sama, mungkin terkesan kekanak-kanakan di usiaku saat ini. Tapi, aku tidak berniat kalah darimu. Walaupun beberapa kali menang, tapi entah kenapa itu seakan tidak ada artinya sama sekali."Meskipun hanya dua hari melakukan latihan tanding, namun keduanya telah melakukan pertarungan sebanyak 10 kali. Hasilnya adalah 7 kemenangan untuk Toga dan 3 kali seri.Faisal sama sekali tidak diberikan peluang untuk merasakan kemenangan dalam 10 kali pertandingan tersebut. Meski rasio kemenangan lebih besar dari pada seri, nyatanya itu tidak membuat Toga merasa puas.Dia Malah makin bersem
Saat Faisal dan Toga sedang sibuk berlatih pedang di tempat yang agak jauh di mana mereka membangun sebuah markas sementara yang dibuat oleh kelompok Faisal, para anggota pasukan Bhayangkara berkumpul untuk istirahat setelah tiba karena panggilan Faisal.Suasana di markas sementara dipenuhi dengan semangat dan kebersamaan, terutama ketika Tamara dan Ratna, dua anggota wanita dengan keahlian memasak yang luar biasa, mulai menyuguhkan hidangan istimewa untuk rekan-rekan mereka."Sungguh, hidangan ini luar biasa, Tamara dan Ratna! Rasanya begitu lezat," ucap seorang anggota sambil memuji masakan yang disajikan."Terima kasih banyak, kami senang bisa menyenangkan kalian dengan hidangan ini," jawab Tamara dengan senyum ramah.Para anggota Bhayangkara saling bertukar pujian dan cerita tentang hidangan yang mereka nikmati. Suasana ruangan dipenuhi dengan tawa riang dan percakapan yang hangat, menciptakan ikatan persaudaraan yang semakin kuat di antara mereka."Ratna, nasi gorengmu benar-ben
Di sebuah lapangan yang luas dan terbuka, Faisal dan Toga berdiri menghadap satu sama lain dengan pedang mereka yang bersinar terkena sinar matahari yang hangat. Mereka saling menatap dengan mata penuh tekad, siap untuk memulai pertarungan yang akan menguji kemampuan dan keberanian mereka."Apa kau sudah siap, Faisal?' tanya Toga"aku sudah siap, kau bisa mulai menyerang kapanpun Tuhan toga!" Balas Faisal dengan antusias. Dengan gerakan yang lincah dan penuh keanggunan, Faisal dan Toga mulai melancarkan serangan-serangan mereka. Suara gemerincing pedang yang bersentuhan mengisi udara, menciptakan melodi duel yang menegangkan namun indah. Mereka bergerak dengan kecepatan yang memukau, saling bertabrakan dengan kekuatan yang sama hebatnya, menciptakan tarian pertarungan yang mempesona.Setiap gerakan mereka penuh dengan keahlian dan ketangguhan, menggambarkan keindahan dan kekuatan dalam setiap serangan dan pertahanan. Faisal, dengan pengalaman dan keberanian seorang ksatria, menunjuk
Saat party Faisal dan juga party dibuat terkejut dengan pertanyaan Ruri, di tempat lain terjadi sedikit keributan PT sebab sang raja Demon Rat mendengar kabar Kalau perwira angkatan bersenjata miliknya melepaskan beberapa orang dari gerombolan yang dia sergap. Langsung saja Dia memanggil orang yang bersangkutan, kini dia memandang dengan kesal dan meminta penjelasan. Atas perbuatan sang perwira angkatan bersenjata miliknya. "Apa maksudmu dengan membiarkan beberapa di antara mereka selamat?" tanya Raja Demon Rat dengan suara membahana. Sementara itu, pelaku yang dimaksud sang raja Demon Rat sedang menundukkan kepalanya, namun wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan atas perbuatan yang telah dia lakukan. Karena dari beberapa orang yang telah dia bebaskan itu, ada satu orang yang cukup berani untuk melakukan tarung sampai mati dengan dirinya, tentu itu membuat Dara Ksatria di dalam dirinya mendidih untuk merasakan seperti apa kekuatan dari orang tersebut." "Cepat berik
"Kalau sudah seperti ini, maka tinggal menyiapkan rencana untuk menyerangmereka kembali," ucap Faisal setelah berpikir dengan matang. "Yosh, aku sangat bersemangat kali ini. Tidak akan kubiarkan mereka lari," ucap Rui. "Jangan lupakan diriku, kawan," balas Ari sambil menepuk pundak dari rekannya itu. "Kuharap kau tidak merepotkanku kali ini," balas Rui. "Mau taruhan siapa yang paling banyak membunuh dari mereka?" balas Ari. "Sepertinya itu ide yang bagus," tambah Rui. Keduanya asyik beradu argumentasi dan begitu bersemangat, karena akan memburu para demon Rat lagi. mereka bersumpah kalau kali ini tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya. "Semangat itu boleh, tapi jangan ceroboh." Ucap seorang Pendeta "Lalu bisa-bisanya kalian melupakan diriku. Aku juga ingin berkontribusi dalam penumpasan kali ini," ucap Tamara sembari tersenyum. Sementara itu, Toga dan rekannya hanya sweatdrop ketika melihat tingkah ketika bocah yang malah bersemangat untuk mengal