Jeremy menurunkan pandangannya dan melihat putri kecilnya menatapnya dengan senyum murni sambil mengedipkan matanya yang besar.Seketika itu juga hati Jeremy seakan-akan langsung luluh. Dia mendudukkan Lilian di pangkuannya dan kemudian membelai kepala mungil anak itu dengan lembut dan penuh kasih."Lilly, apa ada yang ingin kau katakan padaku?"Lilian mengedipkan sepasang mata polosnya dan menyerahkan secarik kertas dari tangan kecilnya.Jeremy kemudian mengambil kertas itu dari tangan Lilian dan membukanya.Di atas kertas itu, ada sebuah kata yang ditulis oleh Lilian. Meskipun tidak ditulis dengan indah, kata itu tampak rapi.Jeremy dengan jelas melihat satu kata. “Fab.”Madeline dan Jeremy langsung mengerti apa yang Lilian coba katakan. Anak itu ingin bertemu dengan Fabian."Jeremy." Sambil cemberut Madeline menatap pria itu. "Kenapa kita tidak membiarkan Lilly membuat keputusan?""Membiarkan Lilly membuat keputusan?" Untuk sementara waktu Jeremy tidak bisa memahami Madeline, tetapi
Saat melihat sosok kecil dan menggemaskan yang berangsur-angsur mendekat, kedua sudut bibir Fabian juga perlahan melengkung menjadi busur kegembiraan.Ketika Lilian berlari ke arahnya, Fabian berlutut dan dengan lembut meraih tangan kecil Lilian."Lilly, senang melihat kamu baik-baik saja." Dalam hati dia menghela nafas lega. Pemandangan si kecil imut itu selamat dan sehat akhirnya meredakan perasaan cemas yang dialami selama beberapa hari terakhir.Namun, ketika ingat bahwa Madeline dan Jeremy akan membawa pulang Lilian, hatinya seolah tenggelam kembali ke dasar lautan.Lilian sepertinya merasakan kekhawatiran Fabian untuknya beberapa hari terakhir ini, jadi dia mendekati Fabian, mengangkat tangannya lalu perlahan memeluk Fabian, dan kemudian untuk sesaat meringkuk ke dalam pelukan Fabian dengan penuh kasih.Fabian mengangkat tangannya dan menyentuh kepala mungil Lilian; matanya penuh dengan perhatian yang tulus.Jeremy menyaksikan adegan ini dan entah kenapa perasaan cemburu melonjak
Ekspresi Fabian tampak linglung untuk sesaat ketika Jeremy menanyakan pertanyaan itu padanya.Apakah ini benar-benar alasannya yang sebenarnya?Tidak.Mungkin tidak.Dia masih sedikit egois.Namun, keegoisan ini tidak dapat digambarkan dengan kata-kata secara akurat.Yang bisa dia simpulkan adalah dia enggan meninggalkan Lilian.Terlepas dari itu, kualifikasi apa yang harus dia katakan untuk bilang kalau dia tidak mau?Si kecil yang menggemaskan ini sebetulnya adalah permata Jeremy dan Madeline, dan anak itu punya rumah sendiri.Ketika melihat Fabian linglung dan diam saja, Madeline memecah kesunyian.“Fabian, Jeremy dan aku sama-sama tahu bahwa kamu mencintai dan merawat Lilly dengan tulus. Tapi anggota keluarga kami sangat khawatir, dan mereka juga merindukan Lilian karena anak ini sudah lama dibawa pergi olehmu. Aku bisa memahami perasaanmu, dan aku harap dirimu juga bisa memahami perasaan kami sebagai orangtuanya.”Madeline mencoba meyakinkan Fabian. Pada saat ini, dia masih berpih
Setelah melihat tatapan kehilangan di mata putri kecil itu, hati Madeline juga mulai sakit.“Lilly gadis baik. Fab akan segera kembali.”Lilian mengangkat matanya lalu bertemu dengan tatapan lembut Madeline seolah bertanya kepada Madeline apakah perkataannya itu benar.Madeline mengerti apa yang dimaksud putri kecilnya dan dengan tegas berjanji, "Aku janji Fab pasti akan kembali."Ketika mendengar ini, ekspresi kehilangan di mata Lilian tidak lagi intens.Setelah kembali ke tempat duduknya, Lilian duduk di sana dengan patuh sepanjang waktu.Madeline dan Jeremy bisa melihat kalau anak itu sedang menunggu Fabian.Mereka mulai mengingat pertemuan pertama antara Fabian dan Lilian. Setelah Fabian menyelamatkan Lilly dari Felipe, keduanya membentuk ikatan yang kuat.Meskipun Fabian selalu sembrono, namun entah bagaimana dia berangsur-angsur menjadi pemuda yang lebih stabil dan dewasa.Fabian baik sekali pada Lilly. Teramat baik.Dia bahkan berselisih dengan Lana karena Lilly. Tentu saja, ini
Orang itu mendekat dengan sengaja, dan sepertinya mengenal mereka.Madeline kemudian langsung menyadari bahwa pria ini mengenal Evan.Dengan hormat dia memberi Evan senyum sopan sebelum menghadap Madeline dan Jeremy."Apakah Anda berdua Mr. dan Mrs. Whitman?" Pria itu bertanya dengan sopan.Madeline dan Jeremy mengangguk. "Dan Anda?""Dia adalah asisten Fab," kata Evan, menjawab untuk pria itu."Asisten Fabian?" Madeline bertanya-tanya, lalu seolah-olah dia berangsur-angsur memahami sesuatu. "Apakah Fabian tidak datang?"Pria itu tersenyum dan mengangguk. "Mr. Johnson tiba-tiba harus menangani suatu urusan penting, jadi beliau tidak bisa pergi ke tempat lain untuk sementara waktu. Beliau menyuruh saya untuk membawakan barang-barang Miss Lilly, dan semuanya ada di dalam mobil. Bisakah saya merepotkan Mr. dan Mrs. Whitman untuk mengikuti saya dan mengambil barang-barang itu?”Setelah mendengarkan penjelasan pria itu, Madeline dan Jeremy pun mengerti. Mereka kemudian membawa Lilian keluar
“Mana bisa kau membawa tiga koper sendirian? Sini kasih aku satu.” Tanpa berbicara lebih jauh, Madeline membawa kotak hitam di satu tangan dan koper di tangan lainnya.“Lilly, ayo jalan di sebelah Mommy. Kita akan kembali ke hotel bersama-sama."Lilian mendengar Madeline memanggilnya, tapi si kecil imut itu masih melihat ke arah Evan melajukan mobilnya untuk beberapa saat sebelum berbalik lalu mengikuti Madeline.Tentu saja, Madeline dan Jeremy bisa merasakan bagaimana perasaan Lilian, tapi tak satupun dari mereka mengatakan apa-apa.Begitu sampai di hotel, Madeline meletakkan kotak hitam kecil itu di tempat tidur dan memanggil Lilian.“Lilly, ini hadiah dari Fabian. Mari kita lihat apa yang ada di dalamnya.”Lilian mengedipkan sepasang mata besar dan indahnya dan mengulurkan tangan kecilnya lalu menarik pita di kotak itu. Madeline kemudian membantu membuka kotak itu.Setelah membukanya, Madeline merasakan seberkas cahaya terang melintas di kedua matanya. Setelah memeriksa lebih dekat,
Fabian langsung bertanya. Ketika melihat kotak hadiahnya dikembalikan, matanya dipenuhi kekecewaan dan ketidaksenangan.Jeremy mengangkat kedua sudut bibirnya menjadi senyum lembut dan berkata, "Fabian, aku bisa mengerti bagaimana perasaanmu ketika kau memberi Lilly hadiah ini, tapi ini terlalu mahal.""Terlalu mahal?" Fabian jelas-jelas bingung dengan kata ini, dan kemudian tertawa. “Orang kaya nomor satu di Glendale baru saja memberitahu bahwa hadiahku terlalu mahal.”Jeremy mengerti apa yang dimaksud Fabian, dan senyum lembut masih tersungging di wajahnya.“Latar belakang keluargaku tidak ada hubungannya dengan apakah hadiah itu mahal atau tidak. Fabian, aku tahu bagaimana perasaanmu terhadap Lilly, begitu juga Linnie, tapi kurasa ini tidak cocok untuk Lilly.” Jeremy masih menolak.Fabian mengangguk sambil berpikir. “Kalau begitu, kau harus pergi.”"Aku akan pergi, tapi aku tetap ingin mengucapkan terima kasih secara resmi."Fabian dengan cepat menjawab, “Aku sudah menerima ucapan t
Namun, Madeline melihat bintik-bintik merah jambu yang lebih banyak dari sebelumnya di tangan kecil Lilian.Sepertinya ini bukan penyakit kulit biasa.Tak lama kemudian, Jeremy juga datang.Setelah melihat bintik-bintik merah muda kecil di tangan dan lengan kecil Lilian, Jeremy mengerutkan alisnya."Apa ini karena leukemia?" Jeremy menebak, tetapi dia tidak memiliki jawaban yang akurat.Madeline juga mengernyitkan alis menawannya. “Tidak banyak klinik dermatologi di rumah sakit yang buka di malam hari, Jeremy. Menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang?”"Pergi cari dokter yang merawat Lilly.""Maksudmu Evan?" Saat ini, Madeline merasa hanya Evan yang bisa membantu mereka menyelesaikan masalah mereka.“Ayo kita kembali ke hotel dulu. Aku meninggalkan kartu nama Evan di hotel, jadi aku harus kembali dulu.”“Tidak perlu.” Suara Fabian tiba-tiba datang dari satu sisi.Madeline dan Jeremy menoleh kaget dan melihat Fabian berjalan ke arah mereka dengan ekspresi khawatir.Begitu melihat
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka