Setelah mendengar pertanyaan Carter, pelayan itu langsung membeku, dan dia menjadi sangat panik.“Tidak, tidak, saya tidak menguping. Saya tidak berani, saya tidak berani menguping…”Pelayan itu menjelaskan sambil gemetaran. Wajahnya menjadi semakin pucat karena ketakutan.Suasana hati Carter sedang tidak bagus, dan ketidakjujuran pelayan itu membuatnya semakin marah."Apa kau yakin tidak menguping? Jadi, menurutmu ada masalah dengan mata dan IQ-ku, atau menurutmu penjelasanmu itu sempurna?”Mendengar itu, pelayan itu sangat ketakutan hingga telapak tangannya berkeringat.“M―Mr. Carter…"“Keluarga Grey tidak membutuhkan pelayan yang tidak sopan sepertimu. Kau harus segera enyah dari manor ini. Jangan pernah berpikir untuk mendapatkan satu sen pun dari gaji bulan ini.”Carter mengucapkan kata-kata itu dengan acuh tak acuh dan mulai melangkah maju.Kedua sudut mata pelayan itu berubah merah. Cemas dan takut, dia berlari menyusul Carter untuk menjelaskan dirinya."Mr. Carter, s―saya benar
“Terima kasih, Mr. Carter. Terima kasih, Mr. Carter!” Pelayan mengucapkan terima kasih berulang kali, tapi kemudian sebuah sentuhan melankolis muncul di wajahnya. “Tapi Mr. Carter, Miss Montgomery mengatakan kepada saya belum lama ini bahwa Mr. Whitman sudah menikah. Apakah itu benar?"Sorot mata Carter sedikit berubah ketika dia mendengar ini. "Kapan Miss Montgomery bilang itu padamu?""Belum lama ini," jawab pelayan itu, menunjukkan ekspresi mengeluh. "Miss Montgomery juga tahu kalau saya menyukai Mr. Whitman, tapi beliau bilang Mr. Whitman sudah punya istri."Setelah mendengarkan penjelasan pelayan itu, wajah Carter tetap terlihat tenang namun senyum di wajahnya tampak licik.“Ya, Jeremy memang sudah menikah, tapi dia dan istrinya sudah lama berpisah. Jadi, kamu masih punya kesempatan.”"Benarkah?" Pelayan itu sangat bersemangat ketika mendengar informasi ini, tetapi dia dengan cepat menyadari kalau dirinya telah melupakan sopan santun dan buru-buru menundukkan kepalanya, tidak bera
Carter berjalan lurus ke arah Madeline. Dia mengenakan setelan jas biru tua berpotongan rapi yang menonjolkan sosoknya yang sempurna.Dengan acuh tak acuh, dia berjalan melewati Shirley dan melangkah ke sisi Madeline.Dia tersenyum kecil pada Madeline, tapi senyumnya tidak sampai ke matanya."Eveline, kau sangat cantik hari ini," pujinya, dan dia sepertinya melirik Shirley dari sudut matanya. "Bersiap-siaplah. Kita akan pergi ke Istana Kerajaan St. Piaf duluan.”Madeline mengangguk. "Baiklah."Dia terlihat sangat kooperatif. Dia kemudian berjalan paling depan menuju pintu.Penata rias di luar pintu bergegas masuk dan menyerahkan buket kepada Madeline.Orang-orang di ruangan itu membubarkan diri satu demi satu, dan Shirley juga berbalik.Carter berjalan di belakangnya. "Kurasa kau akan terlihat lebih cantik saat mengenakan gaun pengantin."“He-he, he-he.” Shirley tertawa sinis. “Orang lumpuh yang cacat tidak akan terlihat bagus saat mengenakan apa pun. Carter, apa kau benar-benar berpik
'Benar saja, bukan cuma aku. Linnie tampaknya juga punya sedikit kepedulian padaku.’'Meskipun pikirannya berada di bawah kendali Carter, di alam bawah sadar Linnie, aku tetaplah orang yang paling penting baginya.'Madeline berjalan ke lorong Istana Kerajaan dan kemudian ke platform lantai dua lalu melihat ke bawah.Di antara para tamu, sekilas dia menemukan Jeremy.Pria itu sedang duduk sendirian di suatu tempat dekat sudut.Tidak, Jeremy tidak sendirian. Seorang pelayan, yang berdiri di depan Jeremy, menemani pria itu.Madeline menatap Jeremy dalam diam dan mendapati bahwa wajah tampannya yang luar biasa dipenuhi dengan senyum ringan yang lembut. Pria itu tampak dengan gembira mengobrol dengan pelayan itu.Madeline mengerutkan alisnya, dan ketika dia hendak berbalik, tiba-tiba terdengar suara bercanda dari belakangnya."Halo, sepupu iparku yang cantik."Madeline menghentikan gerakannya. Dia mengenali siapa pemilik suara itu.Dia menoleh dan melihat Jim berjalan ke arahnya dengan tang
Dengan tatapan bingung, Madeline menatap pria yang berbicara padanya itu.Apakah pria ini mengasihaninya?Mengapa pria ini mengasihaninya dan bersimpati padanya?Melihat kebingungan di kedua pupil mata jernih dan cantik Madeline, Jim menjawab dengan santai.“Kau hanyalah alat yang digunakan Carter untuk mencapai tujuannya. Dia tidak memiliki perasaan yang nyata untukmu, tapi kau ingin menikahi pria ini dengan sepenuh hati. Bukankah itu menyedihkan?”Setelah mendengarkan kata-kata Jim, Madeline tersenyum kecil. “Kurasa kau terlalu khawatir dan kau merasa kasihan pada orang yang salah. Tidak ada yang tahu siapa orang yang menyedihkan itu sampai saat-saat terakhir.”Mendengar jawaban Madeline, Jim tercengang karena tidak mengerti.Di wajah halus dan menawan Madeline, Jim melihat seulas senyum cerah dan mengharukan, senyum yang secara halus mengisyaratkan makna yang dalam.Dia pikir itu menarik, namun dia tidak bisa memahami apa yang dimaksud Madeline.Melihat Madeline hendak pergi, Jim in
Pelayan itu mengedipkan mata, menunjukkan tekadnya. Dia juga terlihat sangat tulus.Setelah pelayan mengatakan itu, Jeremy menatap gadis itu dengan datar.Selama dua hari terakhir, pelayan itu telah merawatnya dengan sangat baik dan antusias.Dia memang telah menggunakan niat baik pelayan itu untuk mendapatkan beberapa petunjuk.Setelah berpikir sejenak, ekspresi Jeremy tidak sedingin sebelumnya. Dia kemudian membuka bibirnya dengan malas dan berbicara.“Aku tidak butuh perhatianmu. Kau sebaiknya membantu orang lain saja. Tak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kau habiskan untukku, itu tidak akan ada gunanya. Aku sudah punya seseorang yang aku cintai.”Meskipun nadanya jauh lebih ramah sekarang, Jeremy tetap dengan tegas dan jelas menolak pelayan itu.Wajah pelayan itu sekali lagi tampak sedih dan kehilangan. Dia kemudian menghela nafas dalam-dalam.“Karena Anda telah mengatakan ini berulang kali, saya seharusnya tidak terus berpikir bahwa Anda memiliki perasaan pada saya. Tapi
Setelah pintu tertutup, senyum di bibir Carter melebar.'Jeremy, kau telah mengganggu hidupku dan membunuh anakku. Aku akhirnya akan membuat hidupmu seperti neraka.’Madeline masih menunggu di ruang tunggu, dan penata rias dengan hati-hati membantunya mengatur rambut dan gaun pengantinnya.Dia melirik jam digital di dinding dan tahu bahwa upacara akan segera dimulai, tetapi Carter belum kembali.Krek.Pada saat ini pintu ke ruang tunggu terbuka, dan Carter masuk dengan senyum hangat di wajahnya.Penata rias tersenyum hormat pada Carter dan kemudian dengan penuh pengertian meninggalkan ruang tunggu."Carter, kau kembali." Madeline tersenyum, berdiri, dan berjalan ke arah Carter.Dengan ekspresi lembut, Carter menatap Madeline. “Sudah hampir waktunya, Eveline. Aku akan membawamu ke bawah."“Aku hanya melihat sekilas sebelumnya. Ada banyak tamu di lantai bawah. Apakah mereka semua kerabat dan teman-teman keluargamu?” Madeline bertanya dengan rasa ingin tahu.Carter mengangguk. “Mereka sem
Dia mencari Jeremy di antara kerumunan, tetapi tidak melihat pria itu. Sebagai gantinya, dia malah melihat Shirley.Shirley duduk diam di kursi rodanya di satu sudut dengan senyum di wajahnya.Madeline bertemu pandang dengan wanita itu dan saling melempar senyum pengertian tanpa harus berkata-kata."Jadi itu sosialita dari keluarga kaya Glendale?"“Keluarga Grey sudah memeriksa wanita itu. Eveline memang sosialita dari keluarga kaya di Glendale. Latar belakang keluarganya sangat luar biasa.”"Tidak heran. Tidak heran Carter memilih wanita itu. Fakta itu benar-benar membantu perjuangannya untuk mendapatkan hak memerintah.”Madeline bisa mendengar semua bisikan di sekitarnya. Meskipun orang-orang hanya berbisik, Madeline memiliki pendengaran yang baik.Namun demikian, dia berpura-pura tidak mendengar apa-apa dan hanya tersenyum.Tak lama kemudian, dia melihat seorang lelaki tua duduk di depan Istana Kerajaan.Pria itu duduk tegak tak bergeming. Meskipun usianya sudah tua, dia memancarkan
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka