Jantung Madeline berdetak kencang karena tidak menyangka Jeremy akan terjaga!Dia mendorong alat suntik semakin dalam dan menyuntikkan semua cairan ke lengan Jeremy sebelum dengan cepat mengeluarkan jarumnya.Panik, dia menyembunyikan alat suntik di belakangnya dan memutar otak memikirkan bagaimana harus menjelaskan semuanya kepada Jeremy.Jeremy berangsur-angsur bangkit, wajahnya yang menawan terlihat mengantuk saat ini. Dia menatap mata Madeline yang sedang menatapnya dengan linglung."Kenapa kau bangun, Linnie?"“…” Madeline merasa bersalah dan menghindari tatapan pria itu. Dia bingung.‘Apa Jeremy tidak menyadari aku menyuntiknya dengan sesuatu?’Madeline membuat tebakan liar kalau Jeremy tidak menyadarinya.‘Kalau dia melihatnya, dia pasti akan bertanya apa yang aku lakukan.’“Aku akan ke kamar mandi,” ucap Madeline, “Bagaimana denganmu? Kenapa kau bangun? Apa aku membangunkanmu?”Jeremy menggelengkan kepalanya, masih terlihat mengantuk. Dia berbaring di tempat tidur dan berkata,
Madeline merasa seolah-olah hatinya telah karam ke dasar samudera.Dokter bertanya sekali lagi, kali ini menunjuk Jeremy, "Lilian, apa kamu tidak mengenali pria tampan ini?"Lilian akhirnya menoleh dan mengalihkan pandangannya ke Jeremy. Namun, setelah menatap Jeremy untuk sejenak, dia berbalik dan menggelengkan kepalanya.'Lilian tidak mengenalinya.’‘Dia mencoba menyampaikan pesan bahwa dia tidak mengenal Jeremy.’“Lilian, coba berpikir lebih keras lagi. Bagaimana mungkin kau tidak mengenalnya? Dia ayahmu. Ayahmu yang mencintaimu lebih dari siapa pun di dunia ini,” ujar dokter itu, sekali lagi menekankan.Lilian menggelengkan kepalanya dan mengerutkan kening, memasang tampang terganggu sebelum terjun langsung ke pelukan Madeline.Madeline bertanya-tanya kepada siapa dia harus merasa kasihan ketika melihat reaksi gadis kecil itu.Dia memandang Jeremy, yang alisnya berkerut sementara matanya dipenuhi dengan penyesalan dan penderitaan yang tak terlukiskan.Madeline memecah kesunyian, ta
Ryan memperhatikan Madeline tidak puas tapi sadar kalau dirinya tidak bisa menolaknya.Selama wanita ini masih mencintai Jeremy, dia akan menerima permintaannya.Dengan tenang, dia menyalakan mesin mobil dan tidak menjelaskan persyaratannya bahkan setelah beberapa lama. Dia malah sibuk mengagumi Madeline."Kau terlihat memesona hari ini. Kalung zamrud itu membuat kulitmu terlihat lebih cerah," pujinya.Madeline tidak tahu apakah Ryan mencurigai sesuatu saat dia memalingkan wajahnya menghadap ke luar jendela. "Aku tidak butuh pujianmu. Kau bisa menyebutkan persyaratanmu."Ryan menatap Madeline yang wajahnya terlihat kaku. "Kamis malam ini akan ada pesta. Penyelenggaranya adalah keluarga Sir Calver. Kau mungkin tidak mengenalnya, tapi dia dulu adalah bagian dari Interpol. Setelah pensiun, dia menerima gelar ‘Sir’. Dia dianggap sebagai figur yang cukup terkenal di Glendale. Hari itu adalah hari ulang tahunnya yang ke-80."Dia berhenti dan melanjutkan, "Dia mengundang banyak petinggi Glend
Madeline tidak ingin Jeremy marah lagi.Ryan melirik Adam ketika melihat Madeline tidak bisa memaksa dirinya untuk memenuhi persyaratan yang dia mau. Adam menerima pesan tersirat Ryan dan berjalan ke depan Madeline. "Setengah bulan ini, ada perbaikan pada kondisi Jeremy, ‘kan?"Tatapan dingin Madeline tertuju pada wajah Adam. "Jika reagen itu asli, kau yang paling tahu bagaimana hasilnya."Adam bisa melihat bahwa Madeline menaruh dendam padanya, tapi dia tidak peduli sama sekali. Sebaliknya, dia menyunggingkan seulas senyum di wajahnya."Tentu saja reagen itu asli. Selain itu, selama kau menyuntikkan cairan itu pada jangka waktu tertentu, racun di tubuh Jeremy akan perlahan hilang. Tapi..."Adam terdiam selama beberapa detik."Tapi, aku harus memberitahumu ini. Selama proses pemberian reagen anti-toksoid, jika ada gangguan atau jika waktunya kacau, efek buruk akan muncul. Artinya, jika Jeremy tidak mendapat suntikan dosis ketiga, dua dosis reagen sebelumnya akan menambah endapan racun
Madeline tidak menyangka pencopet itu melakukan hal itu. Sungai itu lebar, tapi Madeline tahu dia tidak boleh berpikir dua kali tentang itu.Melihat tasnya terapung di sungai, tanpa berpikir lebih jauh, dia melompat.Orang yang lewat yang melihat pemandangan ini tercengang dan berkumpul di sekitar jembatan untuk mengamati."Apa wanita itu gila?""Apakah dia harus mengambil tindakan drastis seperti itu hanya untuk sebuah tas?""Mungkin dia punya banyak uang di tasnya!"Orang-orang yang lewat yang tidak tahu yang sebenarnya membuat tebakan liar, tetapi bagi Madeline, tas itu berisi barang yang jauh lebih penting daripada apa pun. Itu adalah penyambung nyawa bagi pria yang paling dia cintai dalam hidupnya.Setelah melompat ke sungai, dia berenang beberapa saat sebelum akhirnya meraih tasnya.Dia mengikatkan tas itu di punggungnya dan menyunggingkan seulas senyum.Tak lama kemudian, dia bisa menenangkan diri hanya untuk menyadari bahwa dirinya berada di tengah sungai. Selain itu, dari awal
"..."'Membuatku ingin muntah.'Ryan tidak menyadari bahwa itulah kesan Madeline tentang dirinya saat ini.Selama ini, di mata orang lain dirinya adalah orang kaya yang elegan. Dilihat sebagai pria yang menjijikkan tidak pernah ada dalam bayangannya.Melihat Madeline berbalik dan hendak pergi, dia kembali muncul di depan wanita itu. Sekali lagi, dia menghalangi jalan Madeline, dan dengan menggunakan segenap kekuatannya, dia menekan kepala Madeline dan memaksa mencium wanita itu."Jangan membuatku memandang rendah dirimu, Ryan." Kali ini, Madeline tidak menghindar atau melawan. Dia hanya mengatakan kalimat itu dengan sangat tenang.Tindakan Ryan, yang mengejutkan semua orang, terhenti."Ryan, terus kenapa kalau ada setitik kotoranmu padaku? Terus kenapa kalau kau akhirnya menang melawan Jeremy? Kau tidak jago-jago amat kalau sampai harus menggunakan metode yang membuat orang lain tidak puas dengan itu."Pidato Madeline membuat sepasang mata Ryan yang dalam berbinar dengan ketidaksenanga
Madeline merasa tidak nyaman, tetapi pada saat yang bersamaan, dia tak bisa mengungkapkan bagian mana dari dirinya yang merasa seperti itu."Jeremy, aku merasa pusing." Madeline, yang merasa lesu, meraih tangan Jeremy. "Bantu aku ke kamar agar aku bisa beristirahat."Saat berbicara, dia perlahan-lahan sulit bernapas. Wajah di depannya juga berangsur-angsur menjadi buram.Detik berikutnya, dia pingsan."Linnie! Linnie!"Jeremy sangat terpukul dan menggendong Madeline yang tidak sadarkan diri."Linnie!"Sambil menggendong Madeline dia bergegas ke mobilnya, merasa cemas.Jackson dan Lilian mendengar keributan itu dan berbalik untuk melihat.Karen juga keluar dari rumah. Dia kaget melihat Jeremy yang gelisah sambil menggendong Madeline yang tidak sadarkan diri."Jeremy! Ada apa dengan Eveline?!""Aku tidak tahu. Aku akan membawanya ke rumah sakit." Detak jantung Jeremy berpacu kencang, tapi dia mencoba sekuat tenaga untuk menenangkan diri. "Kau dan ayah tolong awasi Lilian dan Jack, teruta
Dia melirik tas di tangannya dan mulai memikirkan beberapa tebakan liar.'Pasti ada sesuatu yang penting di tas ini. Kalau tidak, dia tidak akan pernah mengambil tindakan drastis seperti melompat ke sungai.’Jeremy berpikir dalam hati saat jari-jarinya yang panjang membuka resleting tas.Dia ingin tahu apa yang ada di dalam tas yang membuat Madeline mempertaruhkan nyawanya.Saat itulah seorang perawat dengan cemas berlari keluar dari IGD.Jeremy membuang gagasan untuk mengintip ke dalam tas dan buru-buru menghentikan perawat. "Bagaimana keadaan istriku? Kenapa dia berdarah begitu banyak?"Perawat itu juga khawatir, tapi setelah melihat Jeremy merasakan hal yang sama, dia menjelaskan, "Sepertinya ada benda tajam yang menembus paha kiri istri Bapak, menyebabkan pendarahan hebat."Tapi golongan darahnya Rhesus negatif, jenis golongan darah yang langka! Rumah sakit kami tidak memiliki darah seperti ini di bank darah kami. Kami harus mencari ke rumah sakit lain! Dengan itu, kami juga tidak
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka