Novita duduk kembali kekursinya dan dengan cepat ekspresinya berganti ke ekspresinya yang biasa, tersenyum dengan bahagia sambil menatap Diana.Diana yang melihat ekspresi diwajah Novita yang sudah kembali seperti biasa, dia hanya bisa menghela nafas dan berkata dengan nada ringan, "Nov, apa kamu tidak memikirkan apa yang dikatakan oleh fani tadi?, jika dia benar-benar membalaskan dendam?".Mendengar ucapan Diana membuat Novita yang awalnya tersenyum, langsung mengerucutkan bibirnya dan berkata dengan nada malas sambil melengkungkan bibirnya, "Dia membalas dendam kepadaku?, kalau sampai dia membalas dendam aku akan membuat dia tau siapa yang berhak membalas dendam disini".Diana hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berkata tanpa daya, "Nov, aku tau dia pasti tidak akan bisa mengalahkanmu, tetapi kamu harus hati-hati".Novita mengangguk dan dengan tersenyum licik berkata, "Oke Na, aku akan hati-hati, tetapi...hehe, jika dia benar-benar melakukan sesuatu,
David mengantarkan Kirana kerumah orang tua Diana, dia sama sekali tidak tau dimana Kirana tinggal sekarang dia hanya tau Kirana dan Diana adalah saudara, jadi dia hanya memikirkan rumah ini. Mata Kirana langsung mejadi gelap dan tanpa emosi melihat rumah yang dikenalnya itu, dia berbalik dan membuka pintu mobil dan berjalan selangkah demi selangkah kedalam rumah, tanpa memperdulikan ekspresi tidak nyaman diwajah lelaki yang sedang berdiri disebelah pintu mobil. Sebenarnya dia ingin membawa Kirana kerumahnya, tetapi karena dia takut orang lain akan salah paham jika dia membawa seorang perempuan kedalam rumahnya, jadi dia dengan cepat melepaskan ide itu dari pikirannya.Tetapi saat melihat bahu tegak Kirana yang sedang membelakanginya sekarang dan dia tidak tau emosi atau pikirin apa yang dipikirkan perempuan yang sedang membelakanginya ini, dia merasa sedikit tidak nyaman dan juga ada rasa bersalah, dia ingin memukul kepalanya ringan sambil menyalahkan dirinya sendiri,
Diana membawa Nathan kesuatu tempat yang dia bahkan tidak tau ini dimana, tetapi dari jauh dia bisa melihat matahari terbenam saat itu juga, Diana yang tidak pernah melihat matahari terbenam membuatnya langsung terpesona dan tersenyum bahagia, dia menoleh berniat ingin menatap suaminya juga agar mereka sama-sama menikmat pemandangan yang indah ini, tetapi saat Diana menoleh dia melihat suaminya yang sudah menatapnya membuatnya menjadi malu dan juga gugup menjadi menunduk.Sebenarnya Nathan selalu menatap perempuan yang ada disebelahnya ini dari awal sampai akhir, bahkan saat melihat cahaya matahari yang melewati Diana dia bisa melihat pemadangan yang sangat indah dari perempuan itu, apalagi saat dia tersenyum bahagia membuat hatinya tiba-tiba menjadi semakin hangat seperti semua kemaharannya yang terjadi tadi hilang seketika, dia merasa hanya ingin seperti ini selamannya bahkan melihat senyum bahagia Diana saja dia merasa dia bisa hidup bahagia didunia ini, dia merasa sangat
David pulang kerumahnya dengan keadaan linglung, sebenarnya dia sangat memikirkan apa yang terjadi dengan Kirana, walapun dia tau pasti Kirana akan menjauhinya cepat atau lambat, dia tau pasti Kirana akan Jijik dengannya tapi dia tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan perempuan yang sudah merebut hatinya itu, Karena itulah dia meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan Kirana besok, dia tidak peduli jika perempuan itu ingin menjauh darinya pasti dia akan selalu mendekatkan dirinya, sampai perempuan itu percaya dengan perasaanhya dan membuka hatinya untuknya.Meskipun dia tidak tau akan sampai kapan dia berjuang tetapi dia yakin bahwa pasti suatu saat perempuan itu akan luluh dengan semua yang dia lakukan, benar kan?, Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri untuk membuat Kirana jatuh hati dengannya. David mengepalkan tangannya dengan keras sambil membayangkan masa depan yang cerah.Dia duduk diatas sofa sambil menopang dagunya dengan kedua bahu tangannya sambil menyipit
David membuka matanya perlahan dan merasakan tubuhnya sedikit berat, dia menyentuh bagian atas tubuhnya dan merasakan kain tebal yang ada diatas tubuhnya dan itu adalah selimut ya dia tidak tau sejak kapan sudah ada diatas tubuhnya. Dia mendudukan tubuhnya di atas sofa dan dengan malas menggosok matanya.Dia merasakan sedikit perasaan bahagia hari ini, karena dia bermimpi tadi malam, saat dia menyatakan perasaannya kepada Kirana, Kirana menerimanya dan tersenyum dengan lembut kepadanya bahkan juga senyum itu sangat lembut seperti kapas dan sangat cerah dan hangat seperti matahari dipagi hari.Dia sangat bahagia saat itu sampai-sampai dia tidak menyadari bahwa itu adalah sebuh mimpi dia tenggelam didalam mimpi itu, bahkan dia merasa tidak ingin momen itu dirusak, dia pikir itu sangat nyata, sampai dia terbangun dan merasa sedikit masam dihatinya.David hanya bisa menghela nafas panjang dan duduk sambil mencari ponselnya yang ada diatas meja untuk melihat jam berapa
Nathan dengan malas duduk disofa sambil menatap istrinya yang duduk disebelahnya sedang menonton tv, Diana yang sedang asik menonton tv dan sedikit bosan mengerucutkan bibirnya sambil menoleh melirik ringan suaminya, yang juga sedang menatapnya lekat-lekat.Nathan yang tau suaminya menoleh memiringkan kepalanya tampak polos dan juga sedikit bingung berkata, "Kenapa Na?".Diana menatap Nathan, mengerutkan bibirnya dan menjawab, "Mas aku lapar, tapi aku tidak punya niat untuk kedapur, bagaimana kalau mas saja yang memasak?".Diana menatap suaminya dengan penuh harap, mirip seperti kucing kecil dengan mata sedikit ber air, bola mata sedikit besar dengan bibir mengerucut, tiba-tiba Nathan merasakan hatinya sedikit gatal dan ingin mencium istrinya yang terlihat imut, dia dengan lembut mencubit pipi istrinya dan berkata dengan nada ringan, "Tapi Na, mas tidak bisa memasak, atau kita makan diluar saja".Diana menunduk dengan sedih dan tidak mengatakan apa-apa, N
Nathan membawa Dimas keluar dari kafe, ketika sudah sampai diluar dan tanpa basa-basi lagi Nathan langsung berbalik dan menatap dingin kearah Dimas yang sedang menunduk sekarang.Jujur saja dia tidak tau apa salahnya sampai lelaki yang dingin ini membawanya kesini dia hanya mengikuti adiknya saja hari ini, itu juga cuman menyelidiki tentang Kirana, perempuan yang disukai adiknya itu dan dia tidak memiliki maksud lain, tetapi sekarang sepertinya dia terkena masalah disini.Dimas menelan air liurnya dengan susah payah, dia perlahan-lahan mencoba mendongak, tetapi dia tidak berani menatap Nathan. Nathan yang terlalu malas dengan sikap takut-takut Dimas dan tidak berani menatapnya membuat, langsung saja berkata dengan dingin."Kamu, Dimas pemilik grup Jaya kan?".Dimas dengan cepat mengangguk, tapi dia tidak mengatakan apa-apa, Nathan menatap lelaki yang ada dihadapannya ini dengan tatapan mengancam, seperti menyuruhnya untuk menatapnya.Karena tiba-tiba
Wajahnya Kirana menjadi sedikit pucat dan dia mengingit bibirnya keras, David yang melihat wajah Kirana yang tampak pucat langsung mendekatkan wajahnya kearah Kirana dan dengan lembut berkata dengan nada sedikit khawatir, "Kirana kenapa wajahmu pucat?".Kirana langsung tersadar dari lamunannya karena ucapan david yang tiba-tiba membuat pikirannya yang awalnya kacau menjadi sedikit tenang, tetapi saat melihat wajah david yang sangat dekat dengan wajahnya membuatnya terkejut dan ingin mendorongnya menjauh. Saat dia ingin mengulurkan tangannya untuk mendorong, tiba-tiba lelaki yang ada dihadapannya langsung menjauhkan wajahnya dan kembali berdiri tegak. Tangan Kirana yang sudah terulur, menjadi kaku dan dia langsung menurunkan tangannya dan membuka muka.Jujur saja dia sedikit terkejut saat melihat wajah david yang sangat dekat, tapi entah kenapa telinganya menjadi sedikit merah dan detak jantungnya seperti drum terus menerus berdetak dengan kencang, dia merasa, s