Share

Benar-Benar Liburan

Author: Ainin
last update Last Updated: 2024-01-11 09:29:05

Hafens menatap wajah istrinya yang makan dengan lahap itu lalu mengusap wajahnya. "Jam berapa ini?"

Christa tersenyum lalu menyodorkan semangkuk nasi yang dia panaskan tadi.

"Baru jam delapan malam. Kenapa sama sekali tidak ada yang membangunkan untuk makan malam? Aku lapar sekali," ujarnya membuat Hafens menegakkan tubuhnya.

Dia juga heran kenapa tidak ada orang yang membangunkannya sama sekali. Tapi karena dia melihat campervan mereka yang masih berjalan, dia jadi tak ingin menyalahkan siapapun.

"Kau cukup hanya memakan itu? Mau aku masak beberapa makanan lagi?"

Christa menaikkan alisnya. "Kau bisa memasak?" tanyanya tak percaya.

Hafens tersenyum dan bangkit dari duduknya. "Aku bisa memasak beberapa makanan sederhana karena sering bertahan di alam liar dulunya. Aku akan memasak beberapa makanan sebentar, kau makan saja dan aku akan antarkan ke meja," ucapnya membuat Christa semakin tidak percaya.

Bagaimana bisa? Hafens semakin banyak berubah dan tidak seperti dirinya yang dulu. Chr
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Rumah Masa Kecil 1

    Tak lama setelahnya mereka kembali masuk ke campervan. Sepanjang jalan Hafens memangku Hansen dengan baik, membuat anak mereka itu semakin dekat dengannya. Keduanya berbincang beberapa hal kecil, sampai akhirnya Christa terlelap lagi karena dia memang suka sekali tidur di kehamilan keduanya sekarang. Dia lebih suka menghabiskan waktunya di kamar dan tak terlalu merepotkan seperti dulu. Bahkan dia tak ada niat ingin makan apa karena dia belum ingin, biasanya dia akan makan tapi hanya makanan-makanan biasa yang tidak lagi sulit di dapat."Semuanya sudah di sterilkan?" tanya Hafens saat melihat Christa sudah tidur. "Sudah, Tuan. Semuanya dalam kondisi aman dan tidak ada yang akan mengganggu perjalanan Anda dan Nyonya. Semuanya aman dan tidak ada masalah apapun, Tuan. Kami juga sudah menemukan titik lokasi rumah Nyonya saat masih tinggal dengan orang tuanya, kita hanya perlu datang kesana."Hafens mengangguk mendengarnya lalu menatap suster Hansen yang langsung bangkit mendekat. Dia men

    Last Updated : 2024-01-12
  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Rumah Masa Kecil 2

    Pertanyaan Hafens selanjutnya adalah hal yang membuat Christa menoleh dan menambah pria itu dengan tatapan biasa saja walau ada bekas mata berkaca-kaca di sana yang menunjukkan kalau dia merasa terharu dan juga sedih bisa ada di sini."Tidak ada, sejak dulu mereka jarang datang dan aku tidak tahu banyak soal mereka. Mereka adalah orang-orang yang sudah lama tidak kulihat bagaimana wajahnya. Aku juga tidak ingat mereka siapa dan dimana tinggalnya, tidak begitu tahu," ujarnya membuat Hafens terdiam dan mengangguk paham."Tidak usah peduli juga jika mereka tidak peduli. Aku sudah tidak mengizinkanmu melakukannya, aku sudah cukup untukmu," ujarnya membuat Christa mengangguk dan menghela napas."Aku juga bukan tipikal orang yang peduli pada orang yang tidak mempedulikanku. Aku sudah sibuk dengan kehidupanku sendiri dan tidak pernah memikirkan orang lain yang tidak mempedulikanku. Saya sangat melelahkan jika harus peduli pada mereka," gumamnya membuat Hafens tersenyum.Dia mengusap kepala C

    Last Updated : 2024-01-12
  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Janji Satu Sama Lain

    Setelah melihat rumah peninggalan kedua orang tua Christa, Hafens mengajak Christa mengunjungi pemakaman umum di mana kedua orang tua Christa dimakamkan di sana. Christa memutuskan untuk berjalan saja karena tempatnya juga dekat. Dia tidak mau naik mobil karena jalanan di sini cenderung berbatu, rasanya cukup tidak nyaman karena sedikit tergoncang oleh bebatuan."Aku sudah tidak begitu ingat di mana letak makamnya. Apakah masih ada atau tidak aku juga tidak tahu, karena biasanya tanah makan di sini orang-orang akan berebutan dan beberapa pemakaman yang sudah tua dan tidak dikenali lagi maka akan ditimpa dengan makam baru. Aku sedikit khawatir makam kedua orang tuaku juga begitu." Christa berkata sambil masuk ke dalam area makam umum yang ada di kota itu."Anak buah sudah memastikan dan mereka mengatakan tempatnya masih ada. Kita pasti bisa menemukannya dan kau pasti bisa menziarahinya. Aku akan memintanya untuk menuntun jalan," ujar Hafens membuat Christa mengangguk.Hansen di pegang

    Last Updated : 2024-01-13
  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Harapan Dan Harapan

    Hafens dan Christa menghabiskan waktu di rumah itu selama kurang lebih 2 hari. Karena mereka tidak bisa meninggalkan Klan lama-lama karena ada urusan dan pekerjaan yang harus tetap dilakukan oleh Hafens sebagai seorang pemimpin mafia di sana.Mereka memutuskan untuk jalan-jalan setelah ziarah dan menghabiskan waktu di rumah masa kecil Christa, karena ada beberapa tempat yang ingin mereka datangi dan itu adalah tempat-tempat yang memang membuat perasaan Christa sangat membaik setelah mengunjunginya. Ya seperti menemukan jiwanya kembali di dalam dan di daerah itu, membuat wajahnya bersinar-sinar dengan cerah dan siapapun menyukainya. Termasuk Hafens yang sudah memutuskan untuk mengedepankan kebahagiaan Christa dan keluarga kecilnya saat ini."Kita akan melihat Padang sabana dan bukit di Switzerland. Sesuai dengan apa yang sudah aku janjikan," ujar Hafens sambil berbaring berhadapan menatap wajah istrinya di dalam campervan yang mereka naiki. "Ketika kau memejamkan mata dan besoknya kau b

    Last Updated : 2024-01-14
  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Janji Hansen

    Beberapa tahun kemudian, seorang anak laki-laki sedang membacanya bukunya dengan santai di depan rumah. Ada taman di hadapannya dan dia terlihat begitu tenang sampai akhirnya terdengar suara langkah kaki."Kakak! Kau hanya tahu membaca setiap hari! Aku sudah katakan kalau kau harus bersiap, kenapa kau hanya diam saja disini?" tanya seorang gadis kecil berusia delapan tahun.Dia berkacak pinggang, menatap wajah kakaknya dengan wajah yang tampak kesal."Aku ada tugas kuliah, Cherry, kau harus mandiri." Hansen berkata tanpa mengangkat kepalanya membuat wajah anak kecil perempuan itu memerah.Wajahnya yang tampak datar terlihat cantik dan itu membuat Hansen mendongak padanya."Kau harus mandiri, jangan manja." "Kau! Aku akan mengadukanmu pada Ayah!"Hansen menghela napas dan menatap lagi buku dihadapannya. Dia tak bisa mencegah adiknya pergi karena saat ini dia bahkan tak bisa menyusul sebab adiknya sudah pergi."Hanya bisa diam saja melihat apa yang akan terjadi." Hansen kembali duduk

    Last Updated : 2024-01-15
  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Sikap Usil Cherry

    Hansen menyelesaikan pembelajarannya tepat ketika jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Dia baru bangkit dari kursi yang ada di taman itu dan tampak merapikan buku-bukunya tanpa memerintah orang lain. Dia tidak pernah mau memerintah siapapun walau menjadi seorang tuan muda di sini, walaupun bisnis keluarga dan mafia ini akan menjadi miliknya di masa depan tapi tetap saja dia memiliki sifat yang baik seperti ibunya.Setelah merapikan perlengkapan belajarnya, Hansen membawa tas itu menuju ke dalam rumah dan masuk ke kamarnya. Hari yang sudah sore membuatnya memutuskan untuk langsung mandi karena nanti dia harus segera mengikuti kemauan adiknya itu atau nanti akan terjadi perang.Setelah mandi, Hansen memakai pakaiannya yang bisa dikatakan kasual karena dia tidak bisa langsung menggunakan pakaian yang biasa digunakan untuk acara ulang tahun. Karena acaranya juga masih akan dilakukan kurang lebih 2 jam lagi dan mereka masih sempat untuk melakukan sesuatu sebelum berangkat."Hansen ..."S

    Last Updated : 2024-01-16
  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Lebih Indah Dari Mimpi

    Acara ulang tahun dilakukan dengan kekeluargaan oleh keluarga teman Cherry. Hanya ada beberapa orang yang hadir dan tentu saja tak banyak orang disana hingga membuat Hafens yang harus hadir karena acara ini adalah ulang tahun teman anak bungsunya sempat menjadi perhatian.Hanya saja, orang-orang mengenalnya sebagai seorang pemimpin mafia jadi Tidak semua orang bisa mendekatinya. Tidak banyak orang yang berani dan keluarga sahabat putrinya itu juga tidak begitu mau menyinggungnya. Hansen dan Hafens duduk dengan tenang di salah satu kursi dan menikmati waktu dengan santai."Setelah ini apakah kau akan tidur? Jangan belajar lagi, segala sesuatu tidak boleh terlalu dipaksakan karena nanti hasilnya tidak akan baik." Hansen menatap ayahnya lalu tersenyum. "Ayah jangan khawatir, aku nanti akan langsung tidur karena memang tidak ada yang harus kulakukan lagi. Beberapa hari lagi aku akan ujian dan aku harus fokus belajar, Cherry juga harus belajar tapi beberapa hari ini dia sibuk dengan kegia

    Last Updated : 2024-01-17
  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Izin Ke Luar Kota

    Pagi ini sudah kembali masuk sekolah seperti biasa, Hansen dan Cherry sedang bersiap sementara Christa juga sedang menyiapkan sarapan mereka dan bekal sekolah. Walaupun dia jarang memasak dan Hafens memang sengaja melarangnya, tapi pria itu tidak melarangnya untuk menyiapkan bekal walau hanya dimasukkan ke dalam tempat makan Bento seperti yang biasa dipakai anak-anak.Yang paling dia suka adalah menghias makanan itu dan membuatnya menjadi lebih menarik karena anak-anaknya belajar di internasional school dan tentu saja bertemu banyak anak-anak dari keluarga berada yang juga memiliki dan membawa bekal sama seperti mereka. Dia harus mengikuti zaman dan mengikuti apa yang diinginkan oleh anak-anak agar mereka belajar semakin rajin dan tidak minder dengan teman-temannya yang lain.Saat sedang asyik menyusun irisan timun, Christa rasakan ada yang memeluknya dari belakang dan mencium pipinya dengan lembut. Dia sudah tidak asing dan tidak heran lagi karena suaminya memang suka sekali menyusul

    Last Updated : 2024-01-18

Latest chapter

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Kisah Yang Berakhir

    Setelah pulang dari menjenguk Albene dan Alex, Christa merasa kehidupannya sudah sangat lengkap dan tidak ada lagi yang harus dia khawatirkan. Ayah angkatnya yang selama ini dia pikirkan dalam diam nyatanya hidup dengan baik walau harus menjadi petani anggur dan bisa dikatakan juga menjadi anak buah dari Hafens."Mau makan apa malam ini? Aku akan buatkan."Hafens menatap wajah Christa yang sedang bertanya padanya sambil membantu melepaskan jas yang dia pakai. Hari ini pelayan semua cuti dan memang sedang memasuki sebuah hari perayaan, dalam satu tahun memang biasanya Hafens akan memberikan para pelayan untuk libur, jadi sekarang yang akan memasak adalah Christa sampai dua hari lagi pelayan akan kembali ke rumah mereka untuk bekerja."Aku sudah meminta anak buah untuk membawa beberapa bahan makanan. Hari ini kita bakar-bakar daging dan beberapa makanan di luar nanti, ini malam pergantian tahun jadi akan sangat bagus kalau berbaquean, Sayang," ucap Hafens membuat Christa tersenyum."Bai

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Obat Dan Istri Yang Patuh

    Hafens berhenti melangkah dan menunjuk arah sebuah tempat di mana mereka bisa melihat dua orang pria sedang asyik berkebun. Keduanya terlihat seperti ayah dan anak yang begitu akrab, di bawah pohon anggur keduanya sedang memetik hasil panen dan tertawa satu sama lain seperti membicarakan sesuatu hal yang lucu."Itu mereka? Ayah dan Alex?" tanya Christa tak percaya membuat Hafens bergumam sebagai jawaban.Christa masih tercengang tak percaya Karena ayahnya dan Alex benar-benar mendapatkan perlakuan yang baik dan bahkan menjadi petani anggur di sebuah lahan yang besar. Ada sebuah rumah tadinya yang sepertinya adalah tempat tinggal ayahnya dan Alex, lalu kini dia malah melihat ayahnya dan Alex yang sedang memetik anggur dan bercanda satu sama lain.Dia sempat mengira kalau Ayahnya mungkin berada di sebuah kurungan yang merupakan pembalasan dari Hafens. Tetapi nyatanya ayahnya hidup dengan begitu baik dan bahkan jauh lebih baik dibanding yang dia kira, karena malah menjadi petani anggur wa

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Pergi Melihat Albene

    Mendengar Hafens mengatakan semua itu, Christa merasa sangat senang. Dia langsung memeluk tubuh suaminya dan mencium rahang tegas Hafens dengan lembut."Terima kasih, aku senang sekali kau mau menuruti permintaan ini dan mau membawaku ke sana. Setidaknya walaupun hanya sekali kau mengizinkannya aku sangat berharap bisa melihat keadaannya. Dia adalah musuh dan kau membencinya, tapi dia tetap orang yang memiliki jasa padaku karena telah membesarkanku. Jadi sedikit banyak aku tidak bisa melupakan tentang hutang budi ini dan aku merasa harus terus mengingatnya karena dia menyayangiku selama bertahun-tahun seperti anakmu sendiri." Christa berkata seraya menatap Hafens dengan tatapan berkaca-kaca karena terharu.Hafens tersenyum pelan dan mengecup bibir Christa dengan lembut sebelum melumatnya penuh perasaan tanpa ada tuntutan sama sekali. Setelahnya dia kembali memeluk tubuh wanita itu dan mengejamkan matanya karena sebenarnya dia mengantuk, tapi dia tidak mungkin meninggalkan Christa dan

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Dimana Albene Adixon?

    "Sudah semuanya?"Christa mengangguk, meringis melihat banyaknya paper bag yang bersusun di depan dan sedang diangkat oleh pelayan toko pakaian, anak buah dan juga security mall."Sepertinya belanja hari ini terlalu banyak dan aku sedikit kalap karena sudah lama tidak belanja. Beberapa hari ini aku melihat pakaian Cherry sedikit banyak sudah mulai sempit karena dia semakin bertumbuh besar. Dia tidak pernah menuntutku untuk membelikannya pakaian baru karena dia selalu berkata kalau masih bisa digunakan maka dia akan selalu menggunakannya. Apakah aku sudah membuat anak-anak terlalu sederhana, Hafens?" tanya Christa membuat Hafens tersenyum dan mengecup pipinya lagi."Itu sangat penting untuk mereka. Mereka harus tetap menggunakan kesederhanaan walau mereka adalah anak-anak kita yang ke depannya sulit kemungkinan mereka akan hidup susah karena aku sudah membuat deposito yang begitu panjang dan bahkan bisa mempunyai hidup mereka sampai mereka tua. Itu untuk mengontrol sikap dan emosi supa

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Me Time Berdua

    "Tuan Besar Barack, selamat datang."Langsung pemilik universitasnya yang menyangkut kedatangan Hafens, Christa dan Hansen. Cherry sudah masuk sekolah setelah libur dua minggu lebih jadi dia tidak bisa ikut datang melihat universitas kakaknya. Hafens hanya mengangguk dan menatap putranya. Hansen sudah tersenyum dan mencium tangan ibu dan ayahnya, sengaja melakukan semua itu untuk meminta restu belajar. Beberapa mahasiswi memperhatikannya seraya berbisik-bisik, mereka tak pernah bertemu dengan Hansen secara umum karena pria ini jarang keluar dan hanya di rumah saja setiap hari setelah pulang sekolah, makanya sekarang dia yang muncul di hadapan mereka semua membuat para mahasiswi memperhatikannya dengan kagum.Walau tidak semua orang kenal dengan Hansen karena pria itu selalu menyembunyikan dirinya, tapi dari mulut ke mulut mereka bisa menemukan fakta dan juga beberapa ciri-ciri tentang yang merupakan anak mafia dan juga penguasa terbesar di Klan ini. Bukan sebuah rahasia, karena bagaim

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Tentang Kuat

    Hari kelulusan tiba dan Hasan berhasil mendapatkan nilai yang baik. Dia libur selama beberapa hari sebelum akhirnya masuk ke dalam universitas, tak ada lagi yang bisa mengganggu seperti dia berada di sekolah menengah ke atas, karena Claudia juga sudah semakin diam dan tidak banyak mengganggu sejak dia terakhir kali mengancamnya. "Kalau nanti sudah di universitas, kau akan sangat sibuk. Tetap yakin mau pulang pergi dan tidak menginap di asrama?" tanya Christa seraya menemani putranya itu memakan potongan buah."Ya, Bu. Aku akan tetap pulang pergi. Ayah sudah memberikan aku satu mobil jadi aku akan menggunakan itu dan tidak mau menginap di asrama. Menginap di asrama terlalu jauh dan juga lama, aku tetap mau pulang melihat Ayah, Ibu dan adik. Bagaimana tidak begitu jauh jaraknya dari rumah kita dan aku akan tetap bisa pulang setiap selesai pembelajaran." Handphone berkata sambil menggeser tabletnya dan belajar kecil-kecil.Christa tersenyum pelan mendengarnya. "Kalau kau punya teman dan

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Kebahagiaan Itu Istimewa

    Hafens melihat halaman belakang dimana istrinya sedang duduk di atas matras dan melakukan senam yoga. Dia mengakui Christa pasti akan selalu melakukan kegiatan dan gaya hidup sehat yang biasa dilakukan oleh wanita yang menginginkan bentuk tubuhnya bagus dan sempurna.Christa juga biasa gym dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk kesehatan tubuhnya, membuat Hafens kadang suka memperhatikannya dari jauh."Wanita yang dulu hampir putus asa itu, sudah bisa melihat dan menyaksikan masa depannya yang dulu suram. Aku berharap bisa terus menjadi bagian dari masa depanmu, Christa."Ini bukan hanya soal kisah dendam antara mafia, juga ada kisah cinta dan pelajaran hidup. Semuanya lengkap dan Hafens merasa semua yang dia rasakan lebih baik dan tidak ada yang harus diubah. Wanita itu dengan segala macam hal yang dia punya membuat Hafens merasa jatuh cinta tanpa paksaan, hingga tak terasa nyatanya sudah hampir delapan belas tahun mereka bersama."Tuan butuh sesuatu?"Hafens menatap pelayan itu dan me

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Kesayangan Keluarga

    Hafens menatap putranya yang baru kembali, hingga dia menaikkan alisnya dan mengajak Hansen duduk di kursi sebelah taman dan agak menjauh dari rumah."Kau baru dari satu tempat?"Hansen mengangguk dan menatap ayahnya. "Menemui pria tua bangka yang tidak pernah mau mati itu. Aku kesal karena anak perempuannya suka mengganggu Cherry dan terang-terangan melakukan aksi pengejaran karena dia suka padaku. Hanya dengan melihat dia mati maka keluarga itu akan berhenti untuk melakukan hal yang menyebalkan," ujarnya datar membuat Hafens tersenyum kecil."Ayah sudah mendengar apa yang dikatakan oleh Cherry tadi, dia mengadukan hal itu pada ibu kalian. Sepertinya keputusan Ayah untuk memindahkannya sekalian adalah hal yang baik, tapi kemudian Ayah berpikir untuk memindahkan anak itu saja kalau misalnya tidak memungkinkan. Bagaimanapun satu tahun lagi Cherry akan segera lulus dan dia membutuhkan tempat yang sama untuk mendapatkan nilai yang baik sesuai dengan harapannya. Kalau pindah sekolah maka

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Hanya Dengan Mati

    Beberapa tahun kemudian ...Hansen menatap wajah adiknya yang tampak merah padam dengan tatapan kesal."Bisa-bisanya Claudia mengatakan semua itu! Aku kesal padanya, dia sudah keterlaluan!"Hansen tersenyum pelan, mengacak rambut adiknya itu dengan gemas. "Sudah kukatakan abaikan saja dia," ucapnya santai. "Kita akan segera lulus dari sekolah ini, kenapa harus peduli dengannya? Aku dan kau akan pergi ke universitas yang tidak semua orang bisa memasukinya. Kau dan dia tidak akan pernah bertemu lagi."Cherry menarik napasnya beberapa kali dengan tak beraturan hingga membuat Hansen tersenyum dan membawanya ke arah kantin. Dia tahu apa yang terjadi pada Cherry makanya tidak mengatakan banyak hal. "Makanlah, aku akan membayarnya." Hansen berkata seraya mendudukkan diri dihadapan adiknya yang sudah duduk di kursi seberang. "Kau mau makan apa, katakan saja."Cherry menghela napas, merasa lebih baik karena kakaknya selalu tahu kalau dia marah maka akan memberikannya makanan yang banyak untuk

DMCA.com Protection Status