Beranda / Romansa / Pernikahan Paksa Pewaris Arogan / 48. Mengapa semua gerakanku harus dipantau?

Share

48. Mengapa semua gerakanku harus dipantau?

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Adelia masih melangkah dengan lesu sampai ke ruangan Mrs. Smule. Terlihat Afgan berjalan mengikutinya dari belakang dengan tatapan menyelidik.

Pintu kantor Mrs. Smule dibuka Adelia dengan perlahan. Terdengar percakapan beberapa pria.

"Kita letakkan di sini saja mejanya?"

"Iya, pas di sana. Cocok belum? Jadi saya bisa memperhatikan gerakannya setiap saat? Supaya tahu apa yang mencurigakan? Hmm..." Suara Mrs. Smule membuat Adelia tertegun. Dia menebak, seharusnya meja itu adalah untuk dia, tetapi perkataan dari Mrs. Smule membuat dia memutar tebakannya kembali.

Sementara Afgan masih berdiri di depan ruangan yang pintunya masih terbuka.

"Mrs. Smule?" panggil Adelia dengan suara kecil.

"Eh, ya ..." Mrs. Smule berbalik dan terkejut. "A-Adelia, sudah kembali, uhm .. ini .. uhm ..." Sikap Mrs. Smule canggung sekali karena merasa perkataan terakhirnya terdengar dengan nyata oleh Adelia.

"Ini mejaku?"

Mrs. Smule mengangguk dengan canggung. Ekor matanya melirik ke arah pintu, di mana Afgan meli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   49. Mabuk karena segelas soju

    Adelia memandang pemandangan kota yang indah dari dalam mobil yang dikemudiakan Mrs. Smule dengan kecepatan stabil. Mobil itu melaju menuju cafe mewah. Satu jam kemudian, mobil itu akhirnya diberhentikan di area parkir yang cukup luas dan elegan. Adelia keluar dari mobil, merasa agak grogi karena belum pernah mengunjungi cafe semewah ini sebelumnya. CAfe itu terletak di pinggiran laut. Samar-semar terdengar debur ombak. Cahaya kuning renang-remang menyelimuti suasana di dalam cafe, menciptakan atmosfer yang tenang dan romantis. Walaupun hari masih siang, tetapi cuaca sejuk dan mungkin sebentar lagi akan hujan. Ketika Adelia dan CEO-nya yang gendut, Mrs. Smule, melangkah masuk ke dalam cafe, mereka harus melwati jembatan kecil yang didekor sedmikian unik dan terbuat dari bambu estetik. Namun, bagi dia yang memakai sepatu bertumit tinggi, merasa sulit untuk menjaga keseimbangan. Tanpa sengaja, dia menabrak seseorang. "Eh, maaf," ucapnya cepat, mencoba merapikan dirinya. Ternyata pri

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   50. Aku harus meminta izin bila melakukan segala sesuatu?"

    "Buka pintunya! Adelia!" Suara Afgan terdengar keras dan memekakkan telinganya.Adelia, dengan langkah sempoyongan dan kepala berat menuju ke pintu kamar untuk membukanya."Apaan sih!" tanya Adelia sambil memegang kepalanya yang berat."Kamu mabuk?" tanya Afgan dengan mata melotot tajam ke arah Adelia.Adelia melirik Kepala Pelayan dan beberapa pelayan yang berada di belakang Afgan. Mereka menundukkan kepala dengan lutut gemetaran. Adelia sudah bisa menebak bahwa mereka atau setidaknya salah satu dari mereka melaporkan keadaan Adelia yang pulang dalam keadaan sempoyongan.Adelia mendengkus lalu mundur dan masuk ke dalam kamarnya kembali."Masuklah, kita bicarakan di dalam," ucapnya sambil lalu.Afgan masuk lalu menutup pintu dengan cara membantingnya sehingga Adelia terperanjat."Tidak bisa pelan-pelankah menutup pintu?" Adelia baru saja memutar tubuhnya, tetapi kembali terkejut karena Afgan menerkamnya sehingga dia terhempar k

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   51. "Jangan cerita tentang wanita murahan itu lagi."

    Malam itu, suasana kota masih hidup meskipun sudah larut malam. Afgan berdiri di balkon kamarnya dan menatap kosong gemerlap lampu di sekitar, dia merasa perlu melepaskan diri dari situasi rumah yang tegang.Dia keluar rumah tanpa memberitahu Adelia, ingin mencari Melinda. Dia merasa selama ini, dengan Adelia, kepalanya selalu pusing dan Melinda yang bisa membuatnya merasa tenang.Mobil Afgan dilajukan melalui jalanan yang sepi, Afgan merasa sepi dan gelisah. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan memikirkan tempat yang menyenangkan. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjemput Melinda ke cafe dengan live band yang dia kenal.Melinda menyambut Afgan dengan senyum manja di wajahnya. Afgan sedikit terkejut karena pakaian yang dipakai oleh Melinda agak sedikit terbuka di bagian depannya dan rok wanita itu sangat pendek sehingga menampilkan paha jenjang miliknya."Uhm, pakai celana jeans aja, Melinda," pinta Afgan. Pria itu masih duduk di dalam mobil sementara Melinda sedang mengunci pintu

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   52. "Afgan Al Futtaim! Kamu dengar baik-baik!"

    Wajah Afgan memucat, dan dia mencoba mencari alasan untuk pergi dari situasi yang semakin tidak nyaman itu. "Maaf, Melinda, aku merasa tidak enak badan. Aku rasa aku akan pulang," ucapnya dengan suara gemetar, berusaha menutupi perasaannya.Melinda berhenti berdansa, tampak kecewa namun mencoba tersenyum. "Oh, maafkan aku. Tentu saja, kamu harus istirahat. Aku akan ikut denganmu," jawabnya dengan nada kecewa.Afgan mengantarkan Melinda keluar dari cafe, tetapi ketika mereka hampir tiba di mobilnya, Melinda tiba-tiba berubah sikap.Dia pura-pura mabuk dan merajuk, menuntut agar Afgan membawanya pulang ke rumahnya. "Aku merasa sangat mabuk, Afgan. Tolong bawa aku ke rumahmu saja. Aku tidak ingin pulang sendirian," kata Melinda dengan suara lemah, mencoba memancing perhatian Afgan.Afgan merasa semakin terjebak dalam situasi yang rumit. Dia merasa sedih melihat Melinda berperilaku seperti ini, tetapi dia tahu bahwa ini bukan solusi untuk masalahnya dengan Ad

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   53. Baiklah, aku pergi!

    Afgan merasa penuh dengan tekanan dan kebingungan, tetapi dia tahu bahwa dia harus menghadapi Adelia dan mencoba memperbaiki hubungan mereka yang sudah ke tahap buntu.Dia tidak ingin ayahnya mengamuk dan menarik semua fasilitas serta kemewahan yang dimiliki olehnya saat ini.Di dalam kamarnya, Afgan duduk di tepi tempat tidurnya, memikirkan segala hal yang telah terjadi. Dia merasa sedih dan kecewa, semua tidak direncanakan olehnya, tetapi dia juga merasa bertekad untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.Dalam hatinya, dia berjanji untuk membicarakan semuanya dengan jujur pada Adelia, berharap mereka dapat menemukan jalan keluar dari kekacauan ini.Ada sebuah ketakutan dalam diri Afgan, bila Adelia kehilangan kesabaran dan melaporkan semuanya kepada ayahnya. Maka Ayahnya yang berwatak keras, pasti akan melakukan tindakan yang tidak dapat diprediksi olehnya.Sambil menutup mata, Afgan mencoba mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk menghadap

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   54. Dia adalah milikmu. Selamat tinggal !

    Bab 54Afgan mengepalkan tangannya dengan kuat, merasa sangat tidak berdaya menghadapi kepergian Adelia. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menghentikan Adelia karena perempuan yang dia anggap sebagai istri murahan itu hanya melakukan apa yang diperintahkan, tanpa memiliki perasaan sejati di dalam hatinya.Dengan perasaan tidak menentu, Adelia melangkah turun tangga. Saat sampai di bawah, dia melihat Melinda, wanita yang dia tidak ingin lihat, tersenyum dengan senyuman penuh kepuasan yang sangat tidak disukainya."Aku akan pergi, silakan nikmati harimu. Tolong, jangan menjawab apa pun karena aku tidak ingin berdebat." Adelia berkata dengan tegas sambil melanjutkan langkahnya dengan mantap dan stabil.Sebuah senyuman kepuasan tergambar jelas di wajah Melinda. Dia sangat puas dengan situasi tersebut. Sementara itu, Afgan berdiri di ujung tangga, hanya bisa mengamati kedua wanita itu yang tanpa sengaja terlibat dalam hidupnya."Afgan? Mari turun, kita sarapan bersama. Aku lapar dan masih mera

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   55. Perkelahian Afgan dan Edward.

    Tatapan terkejut dan kesal di wajah Afgan dan Melinda terasa menusuk, membuat suasana di dalam mobil Edward menjadi tegang."Apa yang kamu lakukan?" bisik Adelia kepada Edward dengan gemetar, merasa cemas dengan situasi yang tiba-tiba menjadi sangat rumit.Edward memandang Adelia dengan ekspresi menyesal. "Maaf, Adelia. Aku tidak bermaksud membuatmu merasa tidak nyaman. Aku hanya ingin menunjukkan dukunganku. Aku ingin memilikimu, Adelia."Namun, Adelia tidak punya waktu untuk mempertimbangkan penjelasan Edward. Dia merasa semakin terjepit di antara dua dunia yang bertentangan. Di satu sisi, dia merasa terhubung dengan Edward dan merasa nyaman dengan kehadirannya. Di sisi lain, dia masih memiliki sejarah yang rumit dengan Afgan.Sementara itu, Afgan dan Melinda berada dalam keadaan terkejut dan marah. Afgan menatap Adelia dengan raut wajah campur aduk, sementara Melinda tampak menguak senyuman penuh kelicikan. Saatnya bagi dia untuk memanasi situasi.

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   56. Apa yang kamu lakukan dengan Edward, tidak dapat dimaafkan!

    "20 cm? Serangga sebesar 20 cm?" Melinda membuka mulutnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari Afgan. Dia merasa gemetar, namun Afgan tetap terdiam, fokus mengemudikan mobilnya dengan penuh perhatian.Melinda merasakan ketidaknyamanan di udara, merasakan bahwa Afgan tidak ingin berbicara dengannya. Aura dingin terasa mulai memenuhi ruang di dalam mobil tersebut. Dalam hati, Melinda merasa cemburu, merasa bahwa Afgan sedang memperhatikan dengan cara yang tidak pantas pada dirinya, istri yang dianggapnya murahan. Meskipun demikian, dia berjanji dalam hatinya untuk semakin gencar menjalankan misinya, yaitu merebut hati dan perhatian Afgan.Mobil perlahan melambat saat mendekati pintu utama hotel. Afgan segera turun dari mobil dan memberikan kunci kepada petugas parkir. Dengan langkah cepat, dia melangkah pergi, sepenuhnya fokus untuk mengejar Adelia. Afgan bahkan melupakan keberadaan Melinda yang masih berada di kursi penumpang."Afgan!" teriak

Bab terbaru

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   TAMAT

    "Selamat ulang tahun, Sayang," ucap Afgan seraya mengecup mesra kening istrinya. Adelia terlihat cantik dalam gaun berwarna merah muda, memancarkan pesona yang memikat semua orang yang hadir. Senyumnya yang menawan membuat suasana semakin hangat dan penuh kebahagiaan.Taman yang indah menjadi latar belakang acara tersebut, dihiasi dengan dekorasi menarik yang dipenuhi balon berwarna-warni. Meja-meja penuh dengan hidangan lokal yang menggugah selera.Afgan sengaja mempersiapkan semua makanan khas lokal Indonesia supaya dapat mencerminkan kekayaan budaya dan rasa yang istimewa. Semua tamu yang diundang tampak menikmati setiap momen, tertawa dan berbincang dalam suasana yang meriah.Afgan sengaja memilih suasana taman ini untuk memberikan kesan alami dan romantis. Cahaya lampu hias yang tergantung di antara pepohonan menambah kehangatan malam itu, menciptakan suasana yang sempurna untuk merayakan ulang tahun Adelia."Tempat ini benar-benar indah, Afgan," kat

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Kamu nakal!

    Nama itu terdengar seperti melodi yang manis di telinganya, dan wajahnya muncul di dalam bayangan gelap di hadapannya.Lima tahun yang lalu, mereka bertemu dalam sebuah acara pesta, di mana keponakannya, Edward, membawa Adelia sebagai pasangan dansa.Adam masih ingat betapa terpesonanya dia saat itu oleh kehadiran Adelia. Wajah dan penampilan wanita itu sangat mirip dengan mendiang istrinya, membuatnya tercengang dan tak bisa berkedip.Adelia, dengan senyum manisnya dan gerakannya yang anggun, menyihirnya dalam sekejap.Dalam kilatan lampu pesta, Adam melihat bayangan istrinya yang telah tiada, dan dia merasakan hatinya tergetar oleh gelombang nostalgia dan kesedihan yang mendalam.Ketika mereka memiliki kesempatan untuk berdansa sebagai pasangan, Adam merasa seperti dia berada di alam semesta yang sama sekali berbeda, di mana waktu berhenti berputar dan kehilangan tidak lagi terasa menyakitkan.Tetapi, seiring malam berakhir, kenyataan kemb

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Adam dan Adelia

    Adam membalas senyuman wanita itu dengan senyuman manis. "Maka aku akan menjadi milikmu."Sekali lagi mereka berciuman dengan penuh gairah. Sarah terhanyut dan merasa tidak berdaya, tetapi dalam ruang kecil hatinya yang tersisa, dia tahu dengan pasti bahwa Adam bukanlah tipe pria yang akan dengan mudah jatuh hati padanya.Dia menyadari bahwa perasaan Adam padanya hanyalah alat yang dimanfaatkannya untuk menyakiti Melinda lebih dalam lagi. Tetapi, meskipun dia sadar akan ini, dia terus menekan perasaannya sendiri, membiarkan dirinya larut dalam penipuan terhadap hatinya.Setiap hari, Sarah merasa semakin terjebak dalam permainan Adam. Dia memberi dirinya alasan bahwa ini adalah cara untuk menjaga Melinda tetap aman, meskipun di lubuk hatinya, dia tahu bahwa ini hanya sebuah pembenaran dari nafsu dan ketakutan akan kehilangan Adam.Saat malam tiba, Adam mengajaknya keluar untuk makan malam romantis, dan Sarah setuju tanpa ragu.Meskipun dia menyadari

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Tunggu Pembalasanku!

    Melinda menggelengkan kepala, matanya kosong memandang ke dalam ruangan. "Aku tidak tahu," ucapnya pelan. "Aku merasa seperti semua impianku hancur, seperti tidak ada lagi yang bisa kuinginkan."Sarah merangkulnya lebih erat. "Tetapi, Melinda, kamu masih punya banyak hal di depanmu. Kehidupanmu tidak berakhir di sini."Melinda menatap sahabatnya dengan pandangan yang penuh keraguan. "Tapi bagaimana aku bisa melupakan semua ini? Bagaimana aku bisa mempercayai seseorang lagi setelah ini?""Bagaimana membuktikan kebenaran bahwa aku hanya difitnah oleh Adam? Semua ini adalah jebakannya."Sarah tersenyum lembut. "Kamu mempunyai hak untuk didampingi seorang pengacara hukum, aku akan mengurusnya dan percayalah, tidak semua pria seperti Adam. Semua ini mungkin hanya salah paham."Melinda mengernyitkan alisnya perlahan, mencoba menyerap kata-kata yang diucapkan oleh Sarah. Namun, perjalanan untuk pulih dari luka ini masih terasa sangat jauh baginya dan kebe

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Teman lama atau jebakan baru?

    Adam tersenyum dengan licik lalu melanjutkan kalimatnya di depan microphone yang sedang dipegang."Yayasan Melinda i-care sudah menipu publik dengan penjualan tiket konser di acara pertandingan baseball ini. Seharusnya saya mendapatkan applause untuk keberhasilan menjebak pelaku yang sudah menipu tiket kalian, bukan?"Perkataan Adam mendapat seru riuh dari para penonton. Mereka merasa keadilan sudah ditegakkan untuk mereka.Dua orang polisi wanita segera menarik dan memasangkan borgol ke tangan Melinda yang disatukan di belakang punggungnya."I-ini tidak benar! Kamu jahat sekali!" seru Melinda sambil berusaha meronta, tetapi dua orang yang memegangnya sangat kuat."Kamu juga melakukan hal yang sama terhadap keluarga Al-Futtaim, Sayang. Adelia adalah seorang wanita yang baik. Bila saya arus memilih, maka saya akan memilih Adelia menjadi istri yang layak menggantikan mendiang istriku karena wanita itu memiliki semua yang tidak kamu miliki."Me

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Yayasan apa?

    Melinda merenggangkan lehernya, mencoba untuk melihat lebih jelas ke arah panggung yang sedang disiapkan di tengah lapangan.Ia merasa detak jantungnya semakin kencang seiring dengan lama menunggu. Hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu dengan penuh harap.Adam Offel, telah memberinya petunjuk bahwa hari ini akan menjadi salah satu yang tak terlupakan. Dia ingin memberikan kesempatan kedua kepada pria itu.Dengan gaun pengantin yang indah melilit tubuhnya, Melinda merasa seperti sang ratu yang siap menerima mahkota kebahagiaan. Tetapi, di tengah kerumunan, ia tidak melihat bayangan Adam yang diharapkannya. Ketidakpastian mulai merayap di dalam pikirannya.Melinda duduk di kursi yang sudah disediakan khusus untuknya. Menyaksikan pertandingan dengan perasaan tidak menentu.Tiba-tiba, lampu-lampu sorot mulai menyala, dan kerumunan berbisik-bisik dengan kegembiraan yang menggelora. Melinda merasakan kegelisahan memenuhi dadanya ketika seseorang mel

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Hari yang ditentukan

    Setelah sampai di sana, Melinda langsung berpura-pura bertanya, mencari informasi, namun tidak ada yang mengetahui acara lain selain acara baseball yang memang setiap akhir pekan dilaksanakan di sana."Besok yang bertanding adalah group banteng dengan group singa. Apakah Anda ingin membeli tiket?" tanya petugas tanpa mencurigai apa pun.Wajah dan reaksinya datar, bahkan dia malas untuk melihat ke arah orang yang menanyakan tiket."Baik, terima kasih, aku sudah punya tiket masuk," sahut Melinda lalu bergerak keluar meninggalkan gedung.Malam harinya, wanita itu tidak bisa tidur. Sama sekali tidak bisa memberi istirahat kepada matanya yang sudah lelah.Sesekali dia mematut dirinya di depan cermin dengan memegang gaun yang indah.Keesokan harinya, Melinda terbangun dengan mata yang terasa berat di bawah kelopaknya. Goresan-goresan hitam di sekitar matanya menandakan betapa dalamnya tidur yang dia alami."Mama?" Silvia masuk ke kama

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Paket misterius

    Bel pintu berbunyi, membuyarkan lamunannya yang dalam. Melinda menghela napas dalam-dalam, merenggangkan otot-ototnya yang tegang, lalu beranjak menuju pintu dengan langkah gontai. Dia menghirup udara dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum membuka pintu."Siapa ya yang datang sekarang?" gumamnya pelan.Dengan ragu, ia membuka pintu dan dihadapkan pada seorang pria pengantar paket yang tersenyum ramah di depannya. Paket besar berwarna cokelat muda tergeletak di depan kakinya."Maaf mengganggu, Ma'am. Ini paket untuk Anda," kata pria itu sambil menyodorkan sebuah formulir pengiriman.Melinda mengangguk, mengambil formulir tersebut, dan menandatangani dengan cepat. Pikirannya masih melayang-layang antara rasa penasaran dan kekhawatiran.Pria pengantar itu kemudian menyerahkan paket tersebut kepadanya dengan senyuman hangat sebelum bergegas pergi. Melinda menutup pintu dan kembali ke dalam rumah dengan paket besar yang terasa begitu misterius di tangannya.Dengan hati-hati, ia memb

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Aku harus membalas dendam

    "Maaf, Nyonya Melinda. Kami hendak memberitahukan bahwa bahan material bangunan yang dipesan atas nama Melinda i-care sudah jatuh tempo. Sejumlah satu Milyar!"Hatinya berdegup kencang. Bagaimana mungkin dia berutang sebanyak itu atas sebuah proyek bangunan?"S-saya tidak pernah memesan apa pun," sahut Melinda dengan suara terputus-putus.Melinda berusaha memeriksa ingatannya, mencari-cari jejak apa pun yang bisa menjelaskan situasi ini, tetapi tidak ada yang muncul. Rasanya seperti terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar."Maaf, saya tidak yakin tentang hutang ini," ucap Melinda dengan suara gemetar, mencoba menutupi kepanikannya."Seseorang bernama Tuan Adam yang mengurus semuanya," sahut penagih hutang dengan nada tajam. "Dan dia menyatakan bahwa Anda bertanggung jawab atas pembayarannya. Bukankah semua material itu dikirim kepada Melinda i-care?"Melinda menelan salivanya yang terasa pahit, merasa seakan-akan dunianya runtuh sek

DMCA.com Protection Status