Beranda / Romansa / Pernikahan Paksa Pewaris Arogan / 295. Kakek Rafael yang bijak

Share

295. Kakek Rafael yang bijak

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa maksud kalian? Apa yang terjadi di sini tadi?" Achmed bertanya seraya melirik ke arah pelayan yang mengiringi anak-anak tersebut sedari tadi.

Pelayan itu mengangguk lalu menghampiri Achmed dan membisikkan sesuatu di telinga Kakek tua itu dengan sopan.

Achmed menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Ohh, kalian salah sangka," ucapnya pelan setelah mengerti mengenai situasi yang sedang terjadi.

Dengan senyuman hangat, Achmed mendekati kedua anak kecil itu.

"Kalian tersinggung dengan kelakuan Silvia?"

Joanne mengkerucutkan bibirnya dan menggelengkan kepala, sementara Lucas lebih memilih menjawab dengan jujur.

"Dia mungkin berpikir bahwa kita ingin merebut Kakek atau Nenek, tapi kami tidak pernah berpikiran untuk itu," ucap Joanne pelan dan berhati-hati.

"Kemarilah, dan beri Kakek sebuah pelukan," ucap Achmed dengan mata berkaca-kaca.

Melihat kedua mata Kakeknya yang terasa sebuah ketulusan nan dalam, Joanne bergerak pelan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   296. Mari berperang!

    Pria tua itu sudah bekerja puluhan tahun sebagai asisten Achmed, tentu saja dia tahu bagaimana cara kerja Achmed setiap saatnya. Dia paling mengerti sifat Achmed yang keras dan sepak terjang pria itu sepanjang hidupnya.Pria itu menundukkan kepalanya dan merasa kalah telak. Nasib putranya akan berada di tangan Achmed kembali dan perjuangannya mendukung Melinda adalah sebuah tindakan sia-sia."Mengapa kamu memutuskan untuk mengkhianatiku? Apakah hal yang diberikan Melinda lebih baik daripada yang dapat kuberikan sepanjang hidupmu?"Pria bernama Bram itu menundukkan kepalanya lalu menghapus air mata yang membasahi kelopak matanya. Seorang pria tidak boleh menangis walau sudah tua, dengan punggung tangannya, Bram segera menyeka airmatanya."Dia memberikan jabatan kepala cabang kepada putraku. Aku sangat tahu bahwa putraku tidak begitu pintar dalam bekerja, tetapi tangan tua ini tidak mampu membantunya. Kemudian Anda ..."Bram melihat ke arah Achmed un

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   297. Ketakutan Silvia

    "Mama, aku boleh masuk?" Silvia mengetuk pintu sang bunda malam-malam. Melinda merasa tubuh dan pikirannya sangat lelah karena sudah bekerja sepanjang waktu, setiap hari dia mengatasi permasalahan di kantor yang sangat banyak, sementara Afgan tidak mampu mengurus apa pun karena masih koma."Tunggu sebentar." Dengan langkah lesu, dan tubuh yang terasa berat, Melinda bergerak untuk membuka pintu kamarnya.Silvia berdiri di depan pintu kamar dengan memeluk bonek kesayangannya."Mama," sapanya dengan kedua mata berkaca-kaca."Kamu kenapa?" Melinda segera menarik tangan Silvia dan membawanya ke dalam pelukan."Aku begitu takut, Mama.""Kemarilah dan ceritakan!"Melinda menggandeng Silvia masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu. Dia menuntun anak gadisnya sampai duduk di tepi ranjang.Melinda melangkah ke bar mini dan menuangkan air hangat lalu menyodorkannya kepada Silvia."Minumlah, baru atur napasmu sebelum bercerita."

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   298. Akankah aku kehilangan Kakek dan Nenek?

    Melinda merasakan kelembutan di hatinya saat melihat putrinya yang terguncang. Dia menghampiri Silvia dan meraih tangannya dengan lembut."Tidak, Sayang. Kakek dan nenek tidak akan pernah meninggalkanmu. Kita akan melindungi mereka, bersama-sama. Tapi kita juga harus berhati-hati terhadap siapapun yang berusaha mengganggu kita."Wajah Silvia memancarkan rasa lega, tetapi kekhawatiran masih terlihat di matanya yang berkaca-kaca. "Apa yang akan kita lakukan sekarang, Mama?"Melinda menggenggam tangan Silvia dengan erat. "Kita akan menyelesaikan ini, Sayang. Bersama-sama, kita akan menyelesaikan ini.""Bagaimana menyelesaikannya? tanya Silvia dengan polosMelinda menghela napas dalam-dalam, mencoba merumuskan rencana selanjutnya. "Pertama, kita harus memastikan bahwa siapapun yang mengaku sebagai cucu kandungku benar-benar sah. Kita akan meminta seseorang untuk mencari data keluarga mereka lalu memverifikasi identitas mereka."Silvia mengangguk

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   299. Bertemu di mall

    Dalam kegelisahannya, dia berbisik kepada dirinya sendiri, "Aku takut. Aku takut kehilangan kasih sayang mereka. Apakah mereka akan meninggalkanku karena kedatangan anak-anak itu?"Pikiran-pikiran negatif terus menghantui Silvia, membuatnya semakin gelisah. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana caranya aku mempertahankan hubungan baik dengan nenek dan kakek?"Namun, di balik air mata dan kekhawatirannya, terbersit juga tekad yang kuat dalam hati Silvia. "Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku harus berjuang untuk keluargaku. Aku harus menunjukkan bahwa aku layak mendapatkan kasih sayang mereka."Di tengah kegalauannya, Silvia merasakan sebuah kekuatan mengalir dari dalam dirinya. Dia menyadari bahwa dia harus bertindak dan menghadapi situasi ini dengan kepala dingin. Terlepas dari semua rasa takut dan kebimbangan, dia harus tetap berpegang pada kebenaran dan keadilan."Aku tidak boleh menyerah kepada kedua anak yang baru datang itu. Nenek akan tetap m

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   300. Menunjukkan kekuasaan

    "Hai, semuanya. Apa kabar?" kata Joanne dengan ramah. Silvia mengangguk, mencoba tersenyum meskipun hatinya berdegup kencang. "Ya, kami baik," jawabnya dengan suara pelan. "Senang bertemu denganmu, Silvia. Bagaimana bisa kebetulan sekali kita bertemu di sini," kata Joanne sambil tersenyum. Melihat kedua anak itu, Silvia merasa ada sesuatu yang berbeda. Dia melihat kepolosan dan kebaikan di mata mereka, dan dia merasa semakin membenci mereka karena sang nenek selalu tersenyum ramah kepada kedua anak itu. "Sudahkah kamu berkeliling mal?" tanya Kakek Rafael, memecah keheningan. Melinda mengangguk. "Kami baru tiba, tapi kami berencana untuk menjelajahi sekitar." Kakek Rafael tersenyum. Dalam kepala Kakek itu mengingat apa yang dikatakan Achmed mengenai wanita licik yang berada di hadapannya saat ini. "Baguslah. Kami juga baru saja sampai. Mari kita jelajahi bersama-sama." Silvia merasa sebuah kecemasan yang mendalam saat meli

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   301. Aku berkuasa di Rumah Sakit itu!

    Maya melangkah menuju ke pintu utama usai mengatakan semuanya, dia bahkan tidak pamit kepada Rafael maupun kedua cucu lainnya.Nenek tua itu merasa malu atas pertentangan yang terjadi di antara mereka.Kakek Rafael mencoba menciptakan suasana yang lebih baik dengan menceritakan beberapa cerita lucu dari masa kecilnya."Bagaimana kalau kita pergi menemukan sesuatu yang lebih enak selain es krim?"Lucas dan Joanne merngangguk setuju lalu ikut bersama Kakek, keluar dari cafe tersebut.Tidak lama kemudian mereka menemukan stand kecil yang menjual es krim. Kakek Rafael segera membeli untuk kedua cucu kesayangannya.Ketika es krim selesai dimakan, Kakek Rafael mengusulkan untuk berjalan-jalan di wahan permainan di dalam mal.Sementara di dalam cafe, Silvia baru berhasil menghabiskan satu mangkuk es krim dan merasa mual."Saya tahu kamu sedang kesal, Silvia, tetapi itu tidak berarti kamu bisa menyakiti orang lain. Saya ingin kamu berp

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   302. Adelia diusir

    Petugas keamanan yang mendapatkan perintah langsung dari Melinda segera menuju ruang tunggu tempat Adelia berada. Sementara Melinda melajukan mobilnya menuju ke Rumah Sakit setelah mengantar Silvia pulang ke mansion mereka.Dengan berat hati, petugas tersebut menghampiri Adelia. Dia tahu bagaimana Adelia sudah menemani Afgan semenjak pria itu harus menjalani operasi, sementara Melinda tidak pernah melakukan apa pun selain mencelakai suaminya. Namun, sebagai seorang petugas yang masih ingin berkerja untuk mencari nafkah sehari-hari. Petugas itu harus patuh terhadap instruksi walau sisi kemanusian sangat memberatkan hatinya.Dua petugas keamanan menghampiri Adelia yang masih duduk di samping ranjang Afgan. Pria itu masih tidak sadar dengan berbagai alat medis yang terpasang di tubuhnya."Maaf, Nyonya. Kami mendapatkan instruksi dari pemilik rumah sakit untuk meminta Anda meninggalkan tempat ini," ucapnya dengan sopan tetapi tegas."Apa alasannya?" Adelia me

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   303. Afgan sadar!

    Kedua orang itu berusaha masuk ke dalam Rumah Sakit, tapi langkah mereka dihalang oleh petugas yang berjaga di sana."Kami akan memperingatkan kalian sekali lagi!" ucap Petugas keamanan dengan suara yang dingin. "Ini adalah urusan kami sebagai petugas keamanan dan kamu tidak punya hak untuk campur tangan di sini."Pria berpakaian seragam lengkap itu menunjuk ke arah Bob dengan tatapan tajam."Silakan meninggalkan Rumah Sakit dan kembali berkunjung di waktu untuk berkunjung sesuai dengan peraturan yang sudah diberikan oleh Rumah Sakit!"Adelia menatap Bob dengan tekad yang teguh. "Bob, aku tidak akan pergi dari sini," katanya dengan tegas. "Aku akan selalu ada untuk Afgan, tidak peduli apa yang kamu katakan. K-kita harus meminta bantuan!"Bob menatap petugas keamanan itu dengan pandangan tajam. "Kamu tidak bisa mengusir Adelia dari sini. Afgan butuh kami berdua! Kamu berani menanggung resiko bila Tuan Besar-mu bangun dan tidak menemukan

Bab terbaru

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   TAMAT

    "Selamat ulang tahun, Sayang," ucap Afgan seraya mengecup mesra kening istrinya. Adelia terlihat cantik dalam gaun berwarna merah muda, memancarkan pesona yang memikat semua orang yang hadir. Senyumnya yang menawan membuat suasana semakin hangat dan penuh kebahagiaan.Taman yang indah menjadi latar belakang acara tersebut, dihiasi dengan dekorasi menarik yang dipenuhi balon berwarna-warni. Meja-meja penuh dengan hidangan lokal yang menggugah selera.Afgan sengaja mempersiapkan semua makanan khas lokal Indonesia supaya dapat mencerminkan kekayaan budaya dan rasa yang istimewa. Semua tamu yang diundang tampak menikmati setiap momen, tertawa dan berbincang dalam suasana yang meriah.Afgan sengaja memilih suasana taman ini untuk memberikan kesan alami dan romantis. Cahaya lampu hias yang tergantung di antara pepohonan menambah kehangatan malam itu, menciptakan suasana yang sempurna untuk merayakan ulang tahun Adelia."Tempat ini benar-benar indah, Afgan," kat

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Kamu nakal!

    Nama itu terdengar seperti melodi yang manis di telinganya, dan wajahnya muncul di dalam bayangan gelap di hadapannya.Lima tahun yang lalu, mereka bertemu dalam sebuah acara pesta, di mana keponakannya, Edward, membawa Adelia sebagai pasangan dansa.Adam masih ingat betapa terpesonanya dia saat itu oleh kehadiran Adelia. Wajah dan penampilan wanita itu sangat mirip dengan mendiang istrinya, membuatnya tercengang dan tak bisa berkedip.Adelia, dengan senyum manisnya dan gerakannya yang anggun, menyihirnya dalam sekejap.Dalam kilatan lampu pesta, Adam melihat bayangan istrinya yang telah tiada, dan dia merasakan hatinya tergetar oleh gelombang nostalgia dan kesedihan yang mendalam.Ketika mereka memiliki kesempatan untuk berdansa sebagai pasangan, Adam merasa seperti dia berada di alam semesta yang sama sekali berbeda, di mana waktu berhenti berputar dan kehilangan tidak lagi terasa menyakitkan.Tetapi, seiring malam berakhir, kenyataan kemb

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Adam dan Adelia

    Adam membalas senyuman wanita itu dengan senyuman manis. "Maka aku akan menjadi milikmu."Sekali lagi mereka berciuman dengan penuh gairah. Sarah terhanyut dan merasa tidak berdaya, tetapi dalam ruang kecil hatinya yang tersisa, dia tahu dengan pasti bahwa Adam bukanlah tipe pria yang akan dengan mudah jatuh hati padanya.Dia menyadari bahwa perasaan Adam padanya hanyalah alat yang dimanfaatkannya untuk menyakiti Melinda lebih dalam lagi. Tetapi, meskipun dia sadar akan ini, dia terus menekan perasaannya sendiri, membiarkan dirinya larut dalam penipuan terhadap hatinya.Setiap hari, Sarah merasa semakin terjebak dalam permainan Adam. Dia memberi dirinya alasan bahwa ini adalah cara untuk menjaga Melinda tetap aman, meskipun di lubuk hatinya, dia tahu bahwa ini hanya sebuah pembenaran dari nafsu dan ketakutan akan kehilangan Adam.Saat malam tiba, Adam mengajaknya keluar untuk makan malam romantis, dan Sarah setuju tanpa ragu.Meskipun dia menyadari

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Tunggu Pembalasanku!

    Melinda menggelengkan kepala, matanya kosong memandang ke dalam ruangan. "Aku tidak tahu," ucapnya pelan. "Aku merasa seperti semua impianku hancur, seperti tidak ada lagi yang bisa kuinginkan."Sarah merangkulnya lebih erat. "Tetapi, Melinda, kamu masih punya banyak hal di depanmu. Kehidupanmu tidak berakhir di sini."Melinda menatap sahabatnya dengan pandangan yang penuh keraguan. "Tapi bagaimana aku bisa melupakan semua ini? Bagaimana aku bisa mempercayai seseorang lagi setelah ini?""Bagaimana membuktikan kebenaran bahwa aku hanya difitnah oleh Adam? Semua ini adalah jebakannya."Sarah tersenyum lembut. "Kamu mempunyai hak untuk didampingi seorang pengacara hukum, aku akan mengurusnya dan percayalah, tidak semua pria seperti Adam. Semua ini mungkin hanya salah paham."Melinda mengernyitkan alisnya perlahan, mencoba menyerap kata-kata yang diucapkan oleh Sarah. Namun, perjalanan untuk pulih dari luka ini masih terasa sangat jauh baginya dan kebe

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Teman lama atau jebakan baru?

    Adam tersenyum dengan licik lalu melanjutkan kalimatnya di depan microphone yang sedang dipegang."Yayasan Melinda i-care sudah menipu publik dengan penjualan tiket konser di acara pertandingan baseball ini. Seharusnya saya mendapatkan applause untuk keberhasilan menjebak pelaku yang sudah menipu tiket kalian, bukan?"Perkataan Adam mendapat seru riuh dari para penonton. Mereka merasa keadilan sudah ditegakkan untuk mereka.Dua orang polisi wanita segera menarik dan memasangkan borgol ke tangan Melinda yang disatukan di belakang punggungnya."I-ini tidak benar! Kamu jahat sekali!" seru Melinda sambil berusaha meronta, tetapi dua orang yang memegangnya sangat kuat."Kamu juga melakukan hal yang sama terhadap keluarga Al-Futtaim, Sayang. Adelia adalah seorang wanita yang baik. Bila saya arus memilih, maka saya akan memilih Adelia menjadi istri yang layak menggantikan mendiang istriku karena wanita itu memiliki semua yang tidak kamu miliki."Me

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Yayasan apa?

    Melinda merenggangkan lehernya, mencoba untuk melihat lebih jelas ke arah panggung yang sedang disiapkan di tengah lapangan.Ia merasa detak jantungnya semakin kencang seiring dengan lama menunggu. Hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu dengan penuh harap.Adam Offel, telah memberinya petunjuk bahwa hari ini akan menjadi salah satu yang tak terlupakan. Dia ingin memberikan kesempatan kedua kepada pria itu.Dengan gaun pengantin yang indah melilit tubuhnya, Melinda merasa seperti sang ratu yang siap menerima mahkota kebahagiaan. Tetapi, di tengah kerumunan, ia tidak melihat bayangan Adam yang diharapkannya. Ketidakpastian mulai merayap di dalam pikirannya.Melinda duduk di kursi yang sudah disediakan khusus untuknya. Menyaksikan pertandingan dengan perasaan tidak menentu.Tiba-tiba, lampu-lampu sorot mulai menyala, dan kerumunan berbisik-bisik dengan kegembiraan yang menggelora. Melinda merasakan kegelisahan memenuhi dadanya ketika seseorang mel

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Hari yang ditentukan

    Setelah sampai di sana, Melinda langsung berpura-pura bertanya, mencari informasi, namun tidak ada yang mengetahui acara lain selain acara baseball yang memang setiap akhir pekan dilaksanakan di sana."Besok yang bertanding adalah group banteng dengan group singa. Apakah Anda ingin membeli tiket?" tanya petugas tanpa mencurigai apa pun.Wajah dan reaksinya datar, bahkan dia malas untuk melihat ke arah orang yang menanyakan tiket."Baik, terima kasih, aku sudah punya tiket masuk," sahut Melinda lalu bergerak keluar meninggalkan gedung.Malam harinya, wanita itu tidak bisa tidur. Sama sekali tidak bisa memberi istirahat kepada matanya yang sudah lelah.Sesekali dia mematut dirinya di depan cermin dengan memegang gaun yang indah.Keesokan harinya, Melinda terbangun dengan mata yang terasa berat di bawah kelopaknya. Goresan-goresan hitam di sekitar matanya menandakan betapa dalamnya tidur yang dia alami."Mama?" Silvia masuk ke kama

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Paket misterius

    Bel pintu berbunyi, membuyarkan lamunannya yang dalam. Melinda menghela napas dalam-dalam, merenggangkan otot-ototnya yang tegang, lalu beranjak menuju pintu dengan langkah gontai. Dia menghirup udara dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum membuka pintu."Siapa ya yang datang sekarang?" gumamnya pelan.Dengan ragu, ia membuka pintu dan dihadapkan pada seorang pria pengantar paket yang tersenyum ramah di depannya. Paket besar berwarna cokelat muda tergeletak di depan kakinya."Maaf mengganggu, Ma'am. Ini paket untuk Anda," kata pria itu sambil menyodorkan sebuah formulir pengiriman.Melinda mengangguk, mengambil formulir tersebut, dan menandatangani dengan cepat. Pikirannya masih melayang-layang antara rasa penasaran dan kekhawatiran.Pria pengantar itu kemudian menyerahkan paket tersebut kepadanya dengan senyuman hangat sebelum bergegas pergi. Melinda menutup pintu dan kembali ke dalam rumah dengan paket besar yang terasa begitu misterius di tangannya.Dengan hati-hati, ia memb

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Aku harus membalas dendam

    "Maaf, Nyonya Melinda. Kami hendak memberitahukan bahwa bahan material bangunan yang dipesan atas nama Melinda i-care sudah jatuh tempo. Sejumlah satu Milyar!"Hatinya berdegup kencang. Bagaimana mungkin dia berutang sebanyak itu atas sebuah proyek bangunan?"S-saya tidak pernah memesan apa pun," sahut Melinda dengan suara terputus-putus.Melinda berusaha memeriksa ingatannya, mencari-cari jejak apa pun yang bisa menjelaskan situasi ini, tetapi tidak ada yang muncul. Rasanya seperti terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar."Maaf, saya tidak yakin tentang hutang ini," ucap Melinda dengan suara gemetar, mencoba menutupi kepanikannya."Seseorang bernama Tuan Adam yang mengurus semuanya," sahut penagih hutang dengan nada tajam. "Dan dia menyatakan bahwa Anda bertanggung jawab atas pembayarannya. Bukankah semua material itu dikirim kepada Melinda i-care?"Melinda menelan salivanya yang terasa pahit, merasa seakan-akan dunianya runtuh sek

DMCA.com Protection Status