Share

Di Ujung Jurang

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-05 20:30:54

Nova kalah dengan tekadnya sendiri. Apalagi ketika Chris melayangkan permohonan berkali-berkali bahkan rela bersimpuh di hadapan Nova.

Disinilah Nova berada sekarang. Bagaikan dejavu, Nova dibawa kembali pada situasi dimana dirinya dikelilingi oleh sekelompok orang yang memandangnya rendah.

“Eomma, aku sudah membawanya kemari. Kau harus mengenalnya dulu.” Mark tidak memberi jarak sedikitpun pada Nova yang berdiri di belakangnya. Pria itu nampaknya benar-benar menepati janjinya untuk membuat keluarganya yakin akan hubungan mereka.

Ya, pada akhirnya Nova luluh dengan permohonan maaf Mark beberapa hari lalu. Tentunya, dengan beberapa kesepakatan yang sudah disetujui oleh keduanya.

Meski bukan yang pertama kalinya Nova akan berhadapan pada keluarga sosialita ini, jantungnya belum bisa berpacu normal apalagi membiasakan diri untuk berbaur dengan situasi saat ini.

Seorang wanita paruh baya, dan pria yang duduk di samping wanita itu kompak mengangkat kepalanya. Kedatangan putra mereka bers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Tanpa Restu

    Suasana di ruang makan seketika berubah hening setelah Mark menyatakan sebuah pernyataan yang mencengangkan banyak pihak. Tidak terkecuali Nova yang duduk di sampingnya. Dahi Nova berkerut heran. Tidak menyangka Mark akan mengucapkan itu disaat mereka telah membuat komitmen untuk menghindarinya. Tidak hanya Nova, kedua orang tua pria itu juga tak kalah terkejut. Namun masing-masing dari mereka memiliki caranya sendiri untuk mengekspresikannya. “Jadi, kamu benar-benar sudah menodai Nova dengan nafsumu, Mark?” tanya papa Mark dengan wajah yang sudah berubah jadi merah padam. Nova khawatir, setelah ini akan terjadi pertumpahan darah antara ayah dan anak. Papa Mark bahkan sampai bangkit dari posisi duduknya. Bersiap untuk melampiaskan emosinya pada sang putra. “I-iya, Appa. Aku kalah dengan nafsuku sendiri hingga menghamili Nova. Tapi kumohon jangan salahkan Nova. Aku yang memaksanya saat itu dan aku gelap mata,” balas Mark panjang lebar. Pria itu nampak tak takut dengan ancaman amar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keraguan

    Sepanjang perjalanan pulang menuju apartemen, suasana di dalam mobil yang Nova tumpangi hening. Menatap ke luar jendela mobil, pemandangan kota ternyata jauh lebih indah dibandingkan bayangan masa depannya bersama sosok pria di samping Nova sekarang.Tidak ada yang menjamin pernikahannya dengan Mark berujung bahagia di tengah restu yang tak kunjung terikat di dalam hubungan mereka.Sesuai dugaan Nova sebelumnya. Pertemuan kedua dengan orang tua Mark kali ini akan berakhir sama. Sama-sama merendahkan harga diri Nova. Nova mendesis ketika desakan di perutnya terasa semakin brutal. Kegelisahan yang sedang ia rasakan berdampak pada reaksi janin dalam kandungannya.“Nova, kamu kenapa? Perutmu sakit?” Suasana berubah cair karena pergerakan Nova terlihat tak nyaman. Sambil mengendalikan kemudi mobil, sesekali pandangan Mark beralih pada jalanan dan Nova secara bergantian. Sebelah tangannya terulur mengelus perut buncit Nova. Sekedar memberikan ketenangan pada malaikat kecil yang bersemayam

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Terpesona Tetangga Baru

    Lift membawa Nova bersama sosok pria asing yang tiba-tiba menyapanya. Kernyitan di dahi Nova semakin rapat, berusaha menggilir ulang jejak ingatan pada beberapa momen sebelumnya.“Maaf, apa kamu mengenal saya?” tanyanya. Sudah tahu memori otaknya belakangan ini tidak bekerja cukup baik, Nova masih memaksa ingatannya untuk bekerja lebih keras. Menimbulkan efek pening yang menjalar hingga ke belakang lehernya. Tubuh Nova hampir oleng, kurang istirahat adalah salah satu dari sekian banyak alasan menurunnya imun. Tangan besar di punggungnya sigap menahan, seakan tahu kondisi kesehatan Nova sedang tidak baik-baik saja. “Kamu baik-baik saja?” tanya pria itu. Sorot dari bola mata keabuan miliknya memeluk Nov dengan hawa panas dan dingin secara bergantian. Otot-otot di tubuh Nova seolah kaku saat pandangannya bertemu dengan manik indah di depannya selama beberapa detik–tak kunjung bangkit dari posisi nyaman dalam kurungan bisep kekar itu. Sadar ini salah, Nova lantas menarik tubuhnya. Berp

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Tanda Perkenalan

    Degup jantung berdetak kencang. Buru-buru kunci unit apartemennya dikunci dua kali. Nova membangun dinding pembatas antara dirinya dengan pria yang tinggal disebelah.“Memalukan! Kapan sih kamu tidak bersikap ceroboh, Nova?” Nova merutuki sekian banyak kebodohan yang sudah ia lakukan tadi. Bermonolog sepanjang koridor lantai ini. Membahas hal-hal absurd yang tiba-tiba melintas di pikirannya begitu saja, tanpa tahu kalau di belakangnya, sosok pria yang baru ia kenal mengikuti langkah Nova. Dadanya masih bergemuruh ketika Nova memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi. Tumpukkan handuk di lemari dirampas salah satunya, dan ditenteng menuju ruangan besar dekat tempat tidur. Guyuran air shower seolah meluruhkan segala pikiran Nova tentang Mario. Pria yang kini hanya dibatasi oleh sekat dinding yang cukup tebal. Bersyukurlah, unit apartemen ini memiliki kualitas yang sangat baik dalam hal memberikan kenyamanan sekaligus melindungi privasi penghuninya.Enyahnya pikiran tentang Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Flashback

    Kenyataan hidup terlalu kejam hingga Angga hampir tak bisa menyeimbangkan antara realita dan ilusi. Ditinggal sosok yang ia cintai jauh lebih sakit dibandingkan kehilangan keluarga. Menatap nanar pemandangan kota di siang hari. Bersama secangkir kopi panas yang ia bikin dengan mesin kopi otomatis, di sinah Angga berada sekarang. Berdiri tegap di sisi jendela besar yang membatasinya dengan hiruk kota. Pandangan Angga memindai suasana bawah sana, orang-orang sibuk berlalu lalang. Berlomba dengan waktu hanya untuk menikmati udara segar barang sekejap. Sambil menyesap sisa kopinya hingga tandas, Angga menarik ingatannya pada momen awal dimana untuk pertama kalinya, Angga mengenal sosok sang istri. Lima tahun lalu..Semua orang berlomba-lomba untuk menemukan peruntungan dari setiap ketukan pintu lobi. Barisan orang-orang terlihat menatap khawatir ke arah resepsionis di dalam salah satu gedung paling ikonik diantara deretan gedung dengan popularitas yang tak kalah epik. Angga baru saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sosok Asing

    “Pak Angga, rapat akan segera dimulai. Apakah bapak sudah siap?” Suara Chris berhasil memecah keheningan yang menyelimuti ruangan itu. Angga berbalik, seiringan dengan serpihan lamunan yang buyar berserakan di kepalanya. “Aku sudah siap.” Ruang rapat Sudah dihadiri oleh beberapa.komisaris perusahaan. Semua mata tertuju pada Angga ketika langkah kakinya memasuki ruangan besar itu.Sorot keji dan tak suka sudah menghujani Angga sejak kedatangannya beberapa saat lalu. “Selamat pagi dan selamat datang di rapat pemulihan kali ini. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah menyempatkan waktu untuk hadir di sini.”Dibalik podium, dalam balutan jas biru tua dan dasi putih berbahan satin. Rambut kecoklatan mengkilap elegan terkena sinar matahari yang menyibak dari balik jendela besar di belakangnya. Penuh percaya diri, Angga menyapu pandanganya pada wajah-wajah yang hampir hengkang dari atas kursi yang mereka tempati. “Bagi siapapun yang sudah berniat untuk mencabut

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Bersitegang

    Dua sahabat itu masuk ke dalam sebuah kafe bernuansa minimalis. Bangunannya sengaja dikonsep bergaya home industri. Tumpukkan batu bata merah menjadi pilar yang menopang rangka bangunan kafe. Sekaligus menjadi pusat estetika yang menarik perhatian Ameera. Langkah pertamanya Ameera habiskan hanya untuk memandangi setiap detail bangunan kafe itu. Terlalu takjub dengan ide yang ada di kepala si pemiliknya. “Aku yakin pemilik kafe ini adalah orang yang punya selera desain yang sangat bagus,” ucap Ameera bergumam. Ia berdiri di belakang Vira yang sedang memesan minuman dan beberapa cemilan untuk mereka berdua. Setelah membayar, Vira membalikkan tubuhnya, menatap Ameera yang masih sibuk dengan aktivitasnya. “Dengan begitu kamu kelihatannya nyaman dengan pilihanku.” “Seperti yang aku bilang, aku selalu puas dengan seleramu.” Tepukan di pundak Ameera mengisyaratkannya untuk mengikuti langkah sahabatnya. Vira memilih meja yang berdekatan dengan jendela sehingga mereka bisa sedikit mencu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Tanpa Masa Lalu

    “Sayang, ini aku. Tolong bukakan pintunya.” Suara seseorang dari luar unit apartemen Nova membuatnya melangkah terburu-buru. Bathrob terlepas dari kulit tubuh Nova yang mulus. Langkahnya melambat, sambil melirik ke arah lubang pintu. Sialnya, cctv tamu yang seharusnya bisa memudahkan Nova untuk mencari tahu siapa sosok di depannya itu rusak. Nova harus memanggil teknisi apartemen untuk membuatnya bekerja lagi dengan baik. Dan ini sudah malam.Ceklek.Pintu terbuka, Nova dengan malu-malu memberikan jarak antara dirinya dengan pintu. Memberikan akses untuk Mark masuk ke dalam hunian mewah ini.“Hmm, aroma bunga. Aku suka aromanya. Biar kutebak, kau pasti baru selesai mandi. Bukan begitu?” Kedua mata Nova mengerjap beberapa kali. Ada setitik debu yang tiba- tiba mengusik pandangan ketika Mark mengatakan itu. Ia tak berniat untuk.mendekat, memilih diam di tempatnya sejak beberapa saat lalu. Sebelah alis Mark naik, “Kenapa kamu masih di situ, sayang?” tanyanya.“Ah ya, aku lupa. Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Berpapasan

    Kesibukan terlihat padat di pintu kedatangan Bandara Incheon. Seorang pria mengenakan setelan jas lengkap berwarna keabuan menarik beberapa mata di sana. Di balik kacamata hitam yang nangkring di hidung mancung pria itu, ada sepasang mata yang awas mengintai pergerakan seseorang dari arah lain bandara. Seorang wanita, dengan stroller bayi menemaninya duduk di ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Tujuannya bertolak belakang dengan kedatangan pria tadi. Pria itu melirik arlojinya, tiga puluh menit lagi seluruh penumpang jurusan penerbangan domestik lepas landas. Pria itu bergegas mendekati sang wanita. Dengan penampilan, tidak, ketampanannya yang sedikit mencolok dan menarik perhatian, Chris–pria itu–mendekati targetnya. “Selamat pagi, Nyonya.” Wanita berambut panjang, dengan iris mata hazel yang indah itu mendongak. Dahinya berkerut pun dengan kedua matanya yang memicing. Mencoba menilik sosok asing di depannya. “Ya? Anda siapa?” tanyanya. Ada sedikit getaran dalam suaranya.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kunci yang Terbuka

    Secangkir kopi panas di hadapannya sama sekali tidak menarik perhatian Angga. Di sudut salah satu kafe di jalan utama kota Seoul, ia membiarkan segala pikirannya berterbangan bebas terbawa angin. Laptop dengan layar yang masih menyala berakhir sama mengenaskannya dengan secangkir kopi itu. Padahal, deretan daftar pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan secepatnya, meraung meminta dikerjakan. Suara di kepala Angga terlalu berisik. Bahkan membuat pria berusia 37 tahun itu kewalahan mengatur jam tidurnya. ‘Sudah waktunya kau mengejar kebahagiaanmu.” Untaian kalimat yang diucapkan Dalton tempo hari kian memperparah kegundahan hati yang selama beberapa hari ini meraung perhatian Angga agar tidak diabaikan. Lagi-lagi, hanya helaan napas berat yang menjadi penghujung keglisahan Angga. “Tidak seharusnya aku terjebak dalam kegalauan ini,” gumamnya, Angga mencoba mengalihkan pikirannya dengan menggeser pesan dengan seseorang yang jauh di belahan dunia sana. Deretan foto putri kecilnya mend

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Masalah Semakin Pelik

    Seminggu setelah Mario memutuskan untuk mencabut perjanjian kerja perusahaan mereka, Angga memilih hengkang dari apartemen pria itu. Ia cukup tahu diri untuk tidak menjadi benalu sahabatnya. Saat ini, Angga tengah berhadapan dengan pria paruh baya. Mario bilang, itu adalah koleganya yang akan memberikan suntikan dana untuk perusahaan cabang milik Angga yang hampir bangkrut. “Aku tertarik dengan konsep perusahaanmu. Hanya saja, Kerugian selama periode dua tahun ini cukup menarik perhatianku. Dan akan lebih berisiko jika aku investasikan uangku di sana. Bagaimana kalau begini saja,” ucap pria itu. Pria bernama Dalton, berusia sekitar lima puluh tahunan menjabat sebagai pemilik perusahan olahan ginseng paling terkenal di Korea.Meski terlihat kecewa dengan Angga, Mario tetap bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan. Satu alasan yang membuat Angga semakin tak enak hati padanya. Dalton memajukan tubuhnya, menatap Angga dengan sorot penuh rasa ketertarikan yang begitu besar namun

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   PUTUS KONTRAK

    Nova hendak mendekati Mark, namun langkahnya ditahan oleh Mario yang kini menatapnya dengan sorot menuntut. Sekujur tubuh Nova meremang. Pegangan Mario di lengannya seolah memiliki aliran magnet yang membuat pandangan Nova tidak beralih padanya. “Apa yang kamu lakukan, Mario? Tolong lepaskan aku,” pinta Nova. Ia membalas tatapan Mario tak kalah tegas, kemudian beralih pada kaitan tangan mereka. “Jawab yang sejujurnya, Nova. Apa benar yang dikatakan Mark?” Nada bicara Mario berubah dingin. Nova bisa merasakan pria itu sedang bergelut dengan kekecewaan yang begitu kental di dadanya. Dengan sedikit keras Nova menghempaskan pegangan Mario seraya berkata. “Benar atau tidak, masa laluku adalah urusanku. Baik kamu ataupun Mark tidak berhak mengintervensi hidupku,” balas Nova tegas. Kini jaraknya dengan Mark terkikis. Wajah mantan kekasihnya itu sama tegangnya dengan Mario setelah kalimat ultimatum Nova ucapkan. “Dan untuk kamu, Mark,” ucap Nova dingin. “Bukan hakmu juga mengatur hidupku.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Klarifikasi

    Cukup lama Angga dan Mark bersitegang. Tidak ada satupun diantara dua pria itu yang berniat untuk membuka obrolan. Dibatasi oleh stroller yang ditempati Noa. Baik Angga maupun Mark, sama-sama sibuk dengan isi pikirannya sendiri. “Kenapa kau ada di sini? Kau belum menjawab pertanyaanku. “ Mark pada akhirnya mengalah. Nada bicaranya berubah lebih santai. Tidak ada lagi sorot kejam yang menghunus dan menyudutkan Angga. “Seharusnya kamu tahu tanpa perlu bertanya.” Angga melirik ke arah Noa. Mark tahu maksud terselubung atas kode yang diberikan oleh Angga. Mark terkekeh, menertawakan nasib Angga yang mengenaskan. “Kau lebih rela mengalah demi sahabatmu?” ejek Mark. Senyum lebarnya sengaja dipampang di depan Angga karena berhasil memenangkan keadaan. “Bukan urusanmu. Jadi tutuplah mulut.” “Apapun yang menyangkut Nova adalah urusanku,” Mark mendengus. Emosinya terpancing kala sadar Angga tidak terpengaruh sedikitpun dengan ejekannya tadi. “Kalau begitu, kenapa kau masih di sini? Bukan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pengkhianat

    Reno meraih rahan Anya untuk menatapnya. Sikap Anya yang berbeda membuat Reno mengikuti arah pandang wanita itu.Tidak ada siapapun di sana. Apakah Anya sedang berhalusianasi? Pikir Reno.“Anya, tenanglah. Apa yang terjadi?” tanya Reno penasaran. Kekhawatiran pria itu tidak bisa dibendung lagi. Anya tidak menjawab, melainkan beralih menatap dua manik hitam di hadapannya dengan pandangan kosong. Isi kepalanya terlalu penuh. Bahkan sudah disesaki oleh sekian banyak masalah yang menimpa hidup. Kini, satu-satunya orang yang peduli dengan kondisinya selain Reno di tempat kerja mungkin tidak akan bisa menaruh kepercayaan lagi pada Anya.“Aku baik-baik saja, Ren. Lebih baik kita pergi dari sini,” ajak Anya menarik tangan Reno keluar dari lorong.Anya yakin, Diana sudah melihat semua adegan mesra yang dilakukan oleh Reno untuknya. Rasa bersalah kembali menghantam batin Anya. Bagaimana caranya agar Diana mau mendengarkan ucapannya?Dalam hati, anya terus bertanya-tanya, apakah dirinya salah m

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dendam

    Menyusuri koridor di mana unitnya berada, Lita berjalan dengan langkah gontai. Riasan di wajah sudah tidak beraturan. Meski demikian, kecantikan wanita berusia 29 tahun itu tak kunjung luntur terhanyut oleh air mata yang sebelumnya mengalir dengan deras. Tok tok tok! “Mario, buka pintu!” teriak Lita dari luar unitnya. “Mario!”Tetap tidak ada jawaban. Lita baru menyadari, ia tidak membawa kunci akses unitnya sendiri sebelum pergi tadi. Dengan perasaan kesal Lita mengutuk kebodohannya hari ini. “Selamat malam, Nyonya Lita?” suara petugas yang bertugas di lantai itu menyapa Lita. “Malam.” “Kelihatannya anda sedang kebingungan, ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” Ah, akhirnya bantuan datang tanpa membuat Lita repot harus turun ke meja resepsionis untuk meminta akses baru. “Bisakah anda membantu saya membukakan pintu unit? Saya lupa membawa kuncinya di dalam.” Senyum hangat menghiasi wajah yang mulai menampakkan keriput di bawah mata pria itu, “Dengan senang hati, Nyonya. “Krek.

DMCA.com Protection Status