Wolter mengerti, mengangguk, dan berbalik.Suzy tidak berada di bangsal.Welly sudah terlalu lama tinggal di bangsal, dan merasa bosan, jadi dia menarik Suzy berkeliling di taman.Selain mereka, Ivan Zhang dan Anna Wen juga datang.Suzy dan mereka mengobrol di bawah sinar matahari di paviliun taman, tanpa kehadiran Robert Calvin, suasananya menjadi santai.Namun, beberapa pengawal masih berdiri tidak jauh untuk melindungi mereka.Tentu saja, mungkin juga karena Robert Calvin takut dia akan membawa Welly pergi."Aku membawakan barang yang kau inginkan."Ivan Zhang mengeluarkan barang itu dan meletakkannya di atas meja batu di depan Suzy. Namun, dia merasa agak bingung, "Kau tiba-tiba menginginkan jarum perak, apakah akan mengobati Robert Calvin dengan akupuntur?"Suzy membuka tas kain yang dibawa oleh Ivan Zhang, satu set jarum perak tersusun rapi, dan bersinar terang di bawah sinar matahari.Dia mengusap satu set jarum perak yang ditinggalkan neneknya, sambil menjawab pertanyaan Ivan Z
Suzy segera bergegas."Anak siapa yang berlarian di rumah sakit? Dasar tidak tahu aturan, apakah dia tahu hampir menabrak Nona Keempatku! Eh, Suzy?"Bibi Ping hendak menegur, tetapi tercengang saat melihat Suzy bergegas datang.Setelah memastikan Welly baik-baik saja, dia menoleh dan melihat Barbie Xin dan Bibi Ping.Dia tidak berbicara lebih dulu, tetapi membantu Welly berdiri dari lantai.“Mama, aku tidak memperhatikan jalan tadi, jadi menabrak Bibi dan yang lainnya.” Welly menepuk abu di celananya dan berbisik.Suzy mengangguk, mengusap kepalanya, dan berkata: "Lalu apa yang harus kau katakan pada Bibi dan yang lainnya?"Welly mengerutkan bibir, menegakkan dadanya, dan berjalan ke arah Barbie Xin dan Bibi Ping."Maaf, aku tadi menabrak kalian."Si kecil meminta maaf dengan sopan, Bibi Ping yang ingin menegurnya segera berubah pikiran.Dia segera melambaikan tangannya, "Tidak, tidak apa-apa."Suzy berdiri di sebelah Welly, meraih tangan anak itu, dan berkata, "Bibi Ping, anak kecil b
Dia melihat sesuatu yang dipegang Suzy, dan bertanya dengan penasaran, "Apa itu?"Karena Barbie Xin adalah penyelamatnya, dan dia juga mempelajari pengobatan tradisional, Suzy cukup menyukainya.Dia menunjukkan barang di tangannya dan berkata, "Ini? Ini adalah jarum perak yang ditinggalkan oleh nenekku."Karena jarum perak terlihat cukup mencolok, dia mengira Barbie Xin menanyakan ini.Barbie Xin menggelengkan kepalanya, "Maksudku... dompet itu, bisakah kau tunjukkan padaku?"Suzy agak terkejut.Setelah berpikir sejenak, dia tidak keberatan, dan menyerahkan dompet itu.Barbie Xin mempelajarinya sungguh-sungguh.Bibi Ping, yang berjalan di sisinya, berkata dengan agak terkejut: "Nona Keempat, ini sepertinya tulisan tangan Nyonya?"Barbie Xin meliriknya sekilas, Bibi Ping tiba-tiba menutup mulutnya dan tidak berkata apa-apa lagi.Tapi Suzy sudah memperhatikan mereka .“Nyonya yang kau bicarakan adalah…”Barbie Xin mengangguk dan berkata, "Ibuku. Dia adalah sangat mahir menyulam. Sulaman
Barbie Xin tertawa kecil, dan berkata dengan santai, "Aku hanya berharap lukanya cepat sembuh."Melihat suasana hatinya cukup baik, Bibi Ping membujuk: "Nona Keempat, Tuan muda Liu mungkin membatalkan kontrak pernikahan karena emosi sesaat. Lagi pula, dia selama ini bekerja di militer jadi kurang mengenal Anda. Setelah mengenal Anda lebih baik, dia pasti akan berubah pikiran. Nona Keempat, jangan menyerah."Barbie Xin mengerutkan alisnya, dan berkata dengan ketus, "Bibi Ping, kau bicara terlalu banyak."Bibi Ping terkejut, dan segera menutup mulut.Barbie Xin membawa Bibi Ping ke bangsal Julius Liu, dan menjelaskan maksud kedatangannya.Julius Liu mengerti apa maksud Bibinya.Dia merasa jijik dan langsung mengusir mereka: "Aku tidak perlu ada yang merawatku di sini. Pergilah!"Bibi Ping berkata dengan cemas, "Tuan muda Liu, Anda terluka parah. Nona Keempat berniat baik merawatnya Anda. Bagaimanapun, dia adalah….”Barbie Xin segera menghentikannya, dan berkata, "Bibi Ping, mohon keluar
Dia tidak peduli, dan mengingatkannya: "Saatnya mengganti obat."Suzy menoleh dan melihat bahwa dia menunjuk ke kantong infus di atas, memang sudah hampir habis.Dia berjalan mendekat dan mengganti obatnya.Saat Suzy mengganti obatnya, Robert Calvin bertanya dengan penasaran, "Sup apa yang kau masak hari ini?"Suzy mengerutkan alisnya, dan menatap pria itu, "Mana bisa begitu cepat menemukan resep yang baru? Tidak ada sup hari ini, kau hanya bisa makan larutan nutrisi lewat infus saja!"Wajah Robert Calvin terlihat kecewa dan mengerutkan bibirnya.Suzy merasa kasihan melihatnya dan berkata, "Aku akan meracik resep yang baru malam ini, agar kau bisa segera makan.""Baik!" Robert Calvin menjawab dengan semangat, wajahnya kembali berkilau.Dia meremas sesuatu dalam telapak tangannya dan hendak mengeluarkannya, tetapi Suzy sudah berbalik dan berjalan menuju Welly.Robert Calvin terpaksa menyimpan kembali barang itu, dan menunggu saat tepat.Robert Calvin tidak bisa makan, tetapi Suzy dan an
Suzy menatapnya dengan acuh tak acuh sampai Robert Calvin mendengus dan berbalik.Dia kembali mengambil pena dan menulis.Suzy selalu lupa waktu jika sudah tenggelam dalam hal-hal yang berhubungan dengan obat-obatan.Dalam sekejap, sudah larut malam.Dia sudah memiliki setumpuk kertas di tangannya, yang berisi berbagai bahan porsi obat, serta cara menetralkan sifat obat.Tiba-tiba, sesuatu terlintas di pikirannya, dia menarik selembar kertas baru dan segera menuliskannya.Setelah selesai menulis resep baru, matanya terasa berat, dia bahkan tidak sempat memeriksa kembali resep yang dia tulis.Dia menutup matanya dan langsung tertidur di atas meja.Kehangatan menyelimuti dirinya.Suzy merasa seperti sedang berbaring di sebelah kompor yang hangat, panas yang mengalir ke seluruh anggota tubuhnya membuat pikirannya merasa tenang.Dia mengulurkan tangannya, ingin menyentuh cahaya api yang hangat.Tetapi, dia merasakan dada yang keras, dan rata.Hm?Perasaan yang aneh itu membuatnya tiba-tiba
Suzy menatap pria yang sedang mengencangkan kancingnya.Robert Calvin bertemu pandang dengannya dan berkata, "Ya, semalam aku melihatmu berbaring di meja dan mudah masuk angin, jadi aku membawamu ke tempat tidur.""Kenapa dibawa ke tempat tidurmu!""Anak kita tertidur nyenyak, aku takut membangunkannya.""..."Kejadian ini mempengaruhi suasana hati Suzy sepanjang hari.Dia melihat resep yang dia tulis kemarin di atas meja. Setelah membacanya, dan merasa yakin tidak ada masalah, dan melemparkannya ke Robert Calvin. "Suruh asistenmu memasak sup sesuai dengan resep di atas!"Robert Calvin menatapnya dengan tenang, "Apakah kau tidak memasakkan sup untukku?""Jangan bermimpi!"Sikapnya sangat dingin terhadap Robert Calvin sepanjang hari.Sikap kedua orang itu, membuat Welly berpikir.Robert Calvin memberikan resep pada Wolter, Wolter menyuruh orang untuk mendapatkan bahan obat dan membuat sup.Setelah selesai, Wolter mengantarkannya sendiri.Sebenarnya dia ingin Suzy menyuapinya, tetapi mel
Julius Liu menggelengkan kepalanya dan mencoba mengangkat lengannya, tetapi karena terlalu sakit, dia harus meletakkan tangannya.Dia menghela napas, dan berkata, "Kau tidak bisa disalahkan."Barbie Xin berkata: "Sebenarnya, wawasan Suzy tentang pengobatan tradisional lebih luas daripada aku. Mungkin dia bisa memikirkan sesuatu? Kudengar dia berhasil mengembangkan resep untuk menyembuhkan lambung Kak Robert, dia bahkan sudah bisa makan sekarang."Julius Liu berkata: “Situasiku berbeda dengan Robert.""Benar, Kak Julius, tulangmu terluka. Ini memang sulit. Tetapi…Barbie Xin melanjutkan, "Kau terluka demi melindunginya, namun dia tidak peduli padamu, bahkan sikapnya agak acuh tak acuh."Julius Liu mengerutkan alisnya, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Jika Barbie Xin sengaja menjelek-jelekkan Suzy, agar dia marah padanya.Tetapi apa yang dia katakan benar, ini yang membuatnya merasa kesal akhir-akhir ini.Melihat hubungan Suzy dan Robert Calvin semakin akrab, bahkan Welly sudah tinggal b
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny