Tatapan Suzy terlihat tenang. Setelah Suzy masuk, Barbie langsung menutup pintu kamarnya.Sebelum Suzy bicara, Barbie bertanya dengan ketus, "Kamu yang menyebarkan beritanya?"Suzy hanya tersenyum tanpa memedulikannya, dia hanya fokus memperhatikan sekeliling ruangan.Kamar Barbie sangat rapi, terdapat bunga di atas meja makan dan samar-samar tercium aroma anggur merah yang wangi.Sejak kecil, Barbie selalu dimanjakan. Maggie yang selalu menyiapkan semua keperluan Barbie, dia jarang terlihat mengurus dirinya sendiri.Namun, sekarang tampaknya Barbie sangat santai sampai punya waktu untuk melakukan pekerjaan rumah. Kelihatannya dia tidak merasa bersalah setelah mengkhianati Keluarga Xin yang telah membesarkannya.Sebaliknya, kalau Barbie tidak mengurus hidupnya sendiri, berarti ... ada orang lain yang mengurusnya?Apalagi, saat Barbie mendengar cara pengawal berbicara kepada Barbie, pengawal tidak seperti orang yang sedang mengawasi tersangka, melainkan bawahan yang melayani majikan.Su
Dalam menghadapi tatapan Barbie yang ketakutan, Suzy tetap terlihat tenang dan memutar alat perekam.Tak berapa lama, Barbie mendengar suara yang tidak asing. Benar, itu suara Maggie ....Diam-diam, Suzy memperhatikan perubahan ekspresi Barbie. Barbie terlihat kaget dan marah.Suzy tersenyum sinis, tapi dia tetap waspada dan jangan sampai lengah.Setelah rekamannya selesai, Suzy menekan tombol perekam, lalu berbisik di telinga Barbie, "Aku akan melepaskanmu, tapi kalau kamu berani berteriak, aku akan menusuk tanganmu sampai patah!"Barbie mendengarkan ancaman Suzy dengan serius. Walaupun terdengar lembut, Suzy serius dengan ancaman yang dilontarkan.Saat melirik pisau yang ada di samping, tubuh Barbie terasa bergetar hebat. Suzy bisa mengambil pisaunya kapan saja.Barbie tidak suka diancam. Apalagi, orang yang mengancamnya adalah Suzy.Barbie menutup matanya dan berpikir keras. Kalau dia membiarkan Suzy mengendalikannya, bukankah semua usahanya selama ini jadi sia-sia?Kekuatan Suzy sa
Akhirnya, Suzy bisa mengajukan pertanyaan yang ingin diketahuinya tanpa harus mengkhawatirkan apa pun.Suzy sama sekali tidak berbelas kasihan kepada Barbie.Suzy mengambil sehelai kain, lalu menyeka pisaunya yang berdarah dan bertanya, "Apakah Thomas yang memerintahkanmu untuk memberikan kesaksian palsu?"Barbie pura-pura tidak mendengar pertanyaan Suzy, lalu mengambil kain kasa dan membalut lukanya.Suzy mengacungkan pisau ke depan wajah Barbie dan berkata, "Kalau tidak ngomong, aku akan menusukmu!""Suzy!" Barbie mengangkat kepalanya, lalu memelototi Suzy dengan marah. Barbie tidak berani berbicara terlalu keras, dia tidak ingin merasakan sakit seperti tadi."Cepat, katakan!" Suzy mengancamnya.Barbie tetap tidak mau bicara, dia menggertakkan giginya dan membuang muka."Tiga, dua, satu ...." Suzy mulai berhitung."Baik!" Barbie tidak puas, tapi dia tidak memiliki pilihan lain.Barbie terpaksa menjawab pertanyaan Suzy sambil mengancamnya. "Memangnya kenapa kalau kamu tahu? Lagi pula,
"Kamu ...." Begitu melihat tatapan Suzy yang mengerikan, Barbie pun tidak jadi melanjutkan ucapannya.Suzy yang seperti ini benar-benar membuat Barbie ketakutan. Contohnya Suzy yang tadi memegang pisau dengan ekspresi datar, orang normal tidak mungkin bisa berbuat seperti itu.Barbie meringkuk sambil menatap Suzy dengan tatapan ketakutan."He." Suzy tersenyum dingin, tatapannya juga terlihat sangat sinis. "Kamu tidak hanya mengelak, tapi juga menyerang balik. Kenapa Keluarga Xin tidak bisa memaafkanmu? Bukankah karena tindakanmu yang berkali-kali menantang batas kesabaran mereka? Seluruh anggota Keluarga Xin adalah orang yang baik, sedangkan kamu? Licik, seperti serigala berbulu domba. Kamu selalu menggunakan cara yang kotor untuk mendapatkan hal yang kamu inginkan.""Kamu, jangan sembarangan bicara!" Barbie menggelengkan kepala, dia tidak bisa menerima tuduhan Suzy.Suzy melanjutkan ucapannya, "Joris sudah memberikanmu kesempatan kedua, 'kan? Kamu sendiri yang tidak menghargainya. Kam
Tak hanya Barbie yang tersentak, pengawal yang tadinya menyerang Suzy pun tercengang.Bagaimana bisa seorang wanita segesit itu? Barbie membelalak dan tampak tak percaya.Setelah berhasil mendarat dengan selamat, Suzy menoleh dan angin meniup rambutnya yang hitam sampai beterbangan.Sebelum pergi, Suzy sempat berteriak kepada Barbie, "Barbie, pasti tidak ada yang memberitahumu, 'kan? Tadi malam Bibi Lu meninggal di penjara. Kamu pasti bisa menebak siapa yang membunuh?"Barbie termenung di tempat. Apa? Maggie meninggal?Angin sepoi-sepoi bertiup melalui jendela yang terbuka lebar. Begitu angin menyentuh wajahnya, Barbie baru tersadar dan bergidik.Sesaat sadar, Barbie langsung berlari ke jendela. Namun, sayangnya Suzy sudah pergi.Barbie berdiri di tepi jendela selama beberapa detik. Dia teringat akan ucapan Suzy, lalu berbalik dan menarik lengan penjaga. "Ibuku, ibuku meninggal?""Nona, aku tidak tahu ...," jawab penjaga.Barbie mengerutkan alis sambil buru-buru mencari ponselnya. Sesa
Gilbert sangat histeris, tapi dia berusaha menahan emosinya dan berkata, "Kamu benar, kamu benar! Tua bangka yang licik itu pasti berbuat curang!""Tidak apa-apa, aku sudah mendapatkan sampel darah Barbie yang asli. Aku akan ke sana sekarang, kita harus memikirkan cara untuk mengganti sampelnya," kata Suzy."Oh, ternyata kamu pergi mengurus hal ini?" Gilbert tampak terkejut."Hmm, aku lagi memanggil taksi. Guru, tolong pikirkan cara untuk mengulur waktu."Gilbert berpikir sejenak, lalu berkata, "Tidak masalah, serahkan padaku!"Setelah sepakat, Suzy menutup teleponnya sambil tersenyum licik.Semakin Thomas ingin menyembunyikannya, Suzy akan berusaha keras untuk membongkar kebusukannya. Setelah menutup telepon, Suzy berdiri sambil menahan rasa sakitnya dan masuk ke dalam taksi."Ke Rumah Sakit Pusat Pengujian Darah."Sesaat memberikan alamat kepada sopir, tiba-tiba Suzy mencium aroma yang aneh. Aroma ini ....Suzy kehilangan kesadarannya.....Gilbert menunggu di Rumah Sakit Pusat Pengu
Dalam waktu sesingkat mungkin, Robert dan James menggunakan semua cara dan koneksi yang ada.Begitu mendapatkan kabar, Vermont, Tori, dan yang lainnya juga langsung bergerak untuk mencari keberadaan Suzy.Sementara masyarakat sedang asyik membicarakan hubungan Thomas dan Barbie, Robert sibuk memimpin orang-orangnya untuk mencari keberadaan Suzy.Gilbert masih berada di rumah sakit. Setelah semua urusannya selesai, dia menelepon Robert untuk menanyakan perkembangan keberadaan Suzy.Namun, Robert terlalu sibuk dan tidak sempat menerima panggilan dari Gilbert. Hanya saja, Gilbert tidak menyerah, dia menelepon sampai Robert mengangkat teleponnya.Setelah berusaha beberapa kali, akhirnya Robert mengangkat panggilan Gilbert."Sudah ketemu?" tanya Gilbert."Belum," jawab Robert.""Sudah tiga jam, masih belum ada kabar?" Gilbert tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.Robert berusaha menguasai emosinya, lalu menjawab dengan tenang, "Jangan cemas, aku akan menemukan Suzy."Jawaban Robert jus
Sembari melihat Nolan yang beranjak pergi, Billy mengerutkan alisnya dan bergegas menemui Charles untuk melaporkan kondisi terkini.Di saat bersamaan.Samantha juga sudah mendengar bahwa Nolan sedang membantu Robert untuk mencari keberadaan Suzy. Samantha duduk di meja sambil memegang secangkir kopi yang mengepul.Samantha menyesap kopinya, lalu berkata, "Adikku yang polos, otaknya sudah dicuci Robert. Dia kira dengan membantu Robert, mereka bisa membantu Keluarga Xin untuk membalikkan keadaan? Naif!""Putri, Anda benar. Raja sangat mewaspadai Keluarga Xin, mana mungkin Raja membiarkan Keluarga Xin bebas? Putri, Anda pasti akan memenangkan kompetisi ini!" kata pelayan yang melayani di samping.Samantha tersenyum, lalu meletakkan cangkirnya. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu dan berkata, "Kenapa orang yang diutus untuk menemui Angela masih belum kembali?"Pelayan menjawab dengan gugup, "Angela tidak mau bekerja sama, dia kabur. Kami sedang berusaha mencarinya."Senyuman di wajah Samantha
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny