Sesaat mengangkat kepala, Nolan ingin memarahi asisten Robert, tapi wanita itu sudah pergi sejak tadi. "Eh, di mana orangnya?"Shaleta menunjuk sambil menjawab, "Mungkin pergi ke toilet. Nolan, apakah kamu baik-baik saja?"Sejujurnya, gaun Suzy terasa agak longgar. Sejak tadi, dia merasa sangat tidak nyaman. Oleh sebab itu, dia bergegas ke toilet untuk merapikan kembali gaunnya yang terasa seperti melorot.Baru saja Suzy selesai merapikan gaun, dia mendengar suara dari luar. Pendengaran Suzy sangat tajam, dia tahu bahwa ini adalah suara pintu yang dikunci.Tidak hanya itu, beberapa wanita juga terdengar berbisik di luar."Yang baru masuk, 'kan? Jangan sampai salah!""Aku sudah memperhatikannya sejak tadi. Tidak mungkin salah.""Baguslah.""Memang dia siapa? Beraninya merebut pria yang dicintai Angela. Orang seperti dia harus diberikan pelajaran!""Sudah, cepat pergi," kata Angela.Selain Angela, beberapa putri konglomerat juga turut membantunya untuk menjelek-jelekkan Suzy.Hanya dari
"Ah!" Terdengar suara teriakan Angela.Bukannya gaun Suzy yang robek, tapi malah Angela yang berteriak kesakitan.Suzy meraih pergelangan tangan Angela sambil menatapnya dengan dingin.Saat bertatapan dengan Suzy, Angela merasa ketakutan dan tertekan. Suzy jauh lebih menakutkan daripada Hugo.Sebenarnya Angela ketakutan, tapi egonya tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya ditekan seperti ini. Angela menahan rasa sakitnya dan menantang, "Ayahku adalah Ketua Kamar Dagang. Coba saja kalau berani menyentuhku! Lihat saja apakah Tuan Robert bisa melindungimu!"Angela tidak percaya kalau seorang asisten sepertinya berani main tangan. Namun, tidak disangka, Suzy malah tersenyum dingin dan menjawab, "Kamu yang minta.""Apa?" Sebelum Angela sempat bereaksi, Suzy langsung menariknya ke toilet pria.Angela sontak memberontak, dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Suzy. Namun, kekuatan Suzy sangat besar, Angela tidak berdaya melawannya."Aku tidak sengaja merusak toilet wanita. Jadi, ter
Kecurigaan Suzy semakin menjadi-jadi, dia tidak mau menyerah begitu saja.Suzy beranjak ke jendela, tapi dia tidak menemukan tanda apa-apa.Di saat bersamaan, tiba-tiba terdengar suara Nolan dari belakang, "Apa yang kamu lakukan di sini? Bukannya menemani atasanmu, malah berkeliaran di sini."Begitu menoleh, Suzy melihat Nolan yang tersenyum lebar. Suzy pun bertanya, "Apakah pesta dansa sudah dimulai?""Bukan." Nolan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ada hal lebih menarik daripada pesta dansa."Senyuman di wajah Nolan terlihat sangat licik. Saking menyebalkannya, rasanya Suzy ingin menonjok wajah Nolan. Suzy malas memedulikan Nolan, dia berbalik dan kembali ke aula perjamuan.Nolan mengikuti Suzy dari samping, lalu bertanya dengan penasaran, "Tadi kamu mengejar siapa? Pacarmu?"Begitu mendengar pertanyaan Nolan, Suzy menjawab sambil tersenyum dingin, "Pangeran Nolan, daripada ikut campur dalam urusanku, lebih baik Anda menemani Putri Shaleta. Bagaimanapun, Putri Shaleta adalah calo
Hugo sangat kesal melihat kemunculan Albert yang tidak diundang.Awalnya, Hugo sudah berencana akan mengumumkan bergabungnya Robert dengan Kamar Dagang Ibu Kota. Namun, dia tidak menyangka kalau Albert akan datang untuk membuat keonaran.Suasana pesta langsung menjadi canggung. Bahkan Robert ingin langsung pergi meninggalkan pesta ini. Ekspresi Robert terlihat sangat dingin, perseteruannya dengan Albert barusan membuatnya sangat kesal dan emosi. Akhirnya Hugo harus turun tangan untuk membujuk Robert agar tidak meninggalkan pesta secepat ini.Namun, sikap Robert sangat tegas. Setelah mengucapkan permohonan maaf, dia langsung membawa asistennya pergi. Hugo hanya bisa memandang sosok Robert sambil mengerutkan alis. Saat ini Robert benar-benar sangat murka."Pak Hugo, apakah pestanya masih berlanjut?" tanya pembawa acara.Hugo menoleh sambil mengangguk. "Em."Semua orang yang hadir adalah teman sekaligus rekan kerja Hugo. Robert memang sangat penting, tapi Hugo tidak boleh menghancurkan k
Setelah menutup telepon, Hugo menyimpan ponselnya dan hendak pergi mencari Angela.Saat Hugo menghampiri seorang pelayan untuk menanyakan keberadaan Angela, tiba-tiba Hugo melihat beberapa wanita yang berjalan dari arah toilet.Tampak Angela dan beberapa temannya yang berjalan kembali ke aula! Hanya saja, kondisi Angela terlihat sangat mengenaskan, wajahnya juga terlihat sangat marah. Beberapa temannya yang lain juga bersikap sangat aneh.Begitu melihat Hugo, Angela langsung berlari menghampiri. "Ayah! Kamu harus membantuku!"Hugo menatap Angela dengan lembut, lalu memandang beberapa temannya yang lain dan bertanya, "Ada apa dengan kalian?"Saat Angela membuka mulut, semua teman-teman menatapnya. Akhirnya, Angela pun mengurungkan niatnya. Bagaimanapun, kejadian ini sangat memalukan!Hugo bingung melihat reaksi mereka. Kenapa mereka semua diam?Akhirnya, petugas kebersihan yang membantu Angela untuk menjelaskan. "Mereka dikurung di dalam toilet pria. Untungnya, aku sedang bertugas dan m
Robert menganggukkan kepalanya, dia setuju dengan pernyataan Suzy.Dibandingkan dengan Robert, Suzy lebih mengetahui banyak tentang Klan Youlan. Jadi, Robert sangat memercayai penilaian Suzy."Kalau orang itu benar adalah Klan Youlan, kemunculannya di pesta Keluarga Zhang bukanlah sebuah kebetulan ...." Robert mengernyit, sedangkan Suzy terlihat sangat khawatir.Robert berkata dengan serius, "Karena masalah ini berhubungan dengan Keluarga Zhang, serahkan semuanya kepadaku. Biar aku yang menyelidiki identitas pria berjas putih itu."Kemudian, Robert mengeluarkan ponselnya dan menelepon Hannes. Robert menyerahkan masalah penyelidikan ini kepadanya."Selidiki secepat mungkin!" Robert menutup panggilannya setelah berpesan kepada Hannes.Sekarang, Robert dan Suzy hanya bisa menunggu kabar dari Hannes.Sementara itu, Suzy memandang ke luar jendela sambil memikirkan Christina. Bagaimana hasil ujian Christina? Apakah semuanya berjalan lancar?Robert mengetahui apa yang dipikirkan oleh Suzy. Di
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya Shaleta sangat hangat dan perhatian. Namun, Nolan memang sengaja mencari alasan agar tidak berdansa dengan Shaleta."Tidak perlu!" jawab Nolan sambil melambaikan tangannya. "Hari ini kamu pasti capek. Aku akan meminta sopir untuk mengantarmu pulang."Kemudian, Nolan melambaikan tangannya kepada sopir dan memberikan isyarat untuk membawa mobilnya kemari. Sesaat mobil tiba di depan lobi, Nolan langsung membuka pintu mobil dan mempersilakan Shaleta masuk.Shaleta tidak berkata apa-apa. Dia mengangkat gaunnya dan masuk ke dalam mobil.Tubuh Shaleta sudah masuk, tapi sepatunya malah terjatuh. Karena terlalu gemuk, Shaleta kesulitan untuk membungkuk dan mengambil sepatunya.Nolan merasa tidak bisa berpura-pura acuh. Meskipun tidak ingin melakukannya, agar Shaleta segera pergi, dia terpaksa memungut sepatu dan membantu Shaleta untuk mengenakannya.Nolan tertegun sangat melihat kaki Shaleta. Shaleta memang memiliki tubuh yang gemuk, tapi dia memiliki kaki yang p
Terdengar suara air yang mengalir di kamar mandi.Samar-samar, terlihat pantulan dua sosok yang saling berpelukan.Setelah cukup lama, suara air berangsur-angsur terdengar berhenti."Bang." Robert membuka pintu kaca sambil menggendong Suzy keluar.Robert dan Suzy baru selesai mandi. Aroma tubuh mereka sangat wangi dan rambut mereka yang basah terasa menempel pada kulit.Suzy melingkarkan tangannya di leher Robert, dia bersandar di dada Robert dengan tak berdaya.Suzy sudah tidak ada tenaga setelah menghadapi Robert terlalu bersemangat. Sekarang, seluruh tubuh Suzy terasa sangat sakit.Tenaga Robert sangat mencengangkan, entah dari mana dia mendapatkan kekuatan seperti itu?Untungnya, Robert adalah pria yang perhatian. Setelah selesai menikmati malam yang indah, Robert memandikan Suzy, lalu meletakkannya di atas tempat tidur.Kemudian, Robert mengambil pengering rambut untuk mengeringkan rambut Suzy. Suzy duduk sambil menikmati angin yang bertiup. Dia sangat menikmati pelayanan Robert.
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny