Kali ini, Dahlan datang memang demi Wira.Tampaknya eksistensi Wira bukan hanya memengaruhi Ciputra dan Kerajaan Beluana, tetapi juga memengaruhi Senia serta Kerajaan Agrel.Namun, jika dipikirkan lebih jauh, hal ini masuk akal. Meskipun fondasi kekuasaan Senia berada di Kerajaan Agrel, siapa yang tidak tahu ambisinya begitu besar?Senia tentu saja ingin merebut wilayah Wira, lalu mengerahkan pasukan ke selatan dan langsung menyerbu Dataran Tengah. Dengan demikian, Senia dapat mengamankan posisinya sebagai penguasa.Ketika saat itu tiba, persaingan antara Ciputra dan Senia tidak akan terhindarkan. Melawan Senia sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan menghadapi Wira.Apalagi, Senia berasal dari suku lain. Dalam perbandingan di antara keduanya, rakyat di sembilan provinsi ini tentu lebih berpihak kepada Ciputra. Ciputra sangat yakin tentang ini.Namun, saat mendengar Dahlan mengatakan hal itu, dia tidak bisa menunjukkan kegelisahan yang berlebihan agar rencananya tidak terbaca oleh ora
“Nggak enak banget!”Wira Darmadi sedang mengunyah sesuap tiwul. Kemudian, dia meletakkan sendoknya karena merasa seperti makan gula saja.Sekarang dia akan menampar siapa pun yang berani memberitahunya bahwa melewati dimensi adalah hal bagus.Wira sudah melewati dimensi ke Kerajaan Nuala yang mirip dengan Kerajaan Atrana kuno.Pemilik tubuh sebelumnya berasal dari keluarga kaya. Sewaktu orang tuanya masih hidup, dia selalu sarapan bubur. Makan siangnya adalah nasi dengan lauk, sedangkan makan malamnya adalah mi gandum dan roti pipih. Berhubung harus bersekolah di ibu kota provinsi, dia baru pulang ke rumah setiap sepuluh hari sekali. Pada saat itu, dia pun bisa memuaskan nafsu makannya.Rakyat biasa pada umumnya hanya makan sehari dua kali. Makanan mereka juga hanyalah bubur atau tiwul karena mereka tidak sanggup membeli daging. Hanya pada saat Tahun Baru dan punya uang berlebih, mereka baru bisa menikmati daging.Biasanya, hanya orang kaya, bangsawan atau pejabat yang bisa menikmati
Wira bertanya balik, “Gimana kalau bisa?”Budi langsung menunjukkan ekspresi licik. “Kalau kamu bisa, aku nggak bakal terima bunganya! Tapi kalau nggak bisa, kamu harus jual diri untuk jadi budakku. Gimana?”Wulan langsung terkejut dan mencegahnya. “Suamiku, kamu nggak boleh setuju!”Budi sangat licik. Dia ingin Wira menjual diri menjadi budaknya. Namun, William sudah murka. Dia pun menuliskan dua surat perjanjian dan mengeluarkan tinta merah. “Cepat tanda tangan!”“Oke!”Setelah tanda tangan dan menempelkan cap jari, Budi pun pergi dengan puas.Budi yakin dengan koneksi dan karakter Wira selama ini, dia tidak mungkin bisa menghasilkan 40 ribu gabak dalam tiga hari.Meskipun keluarga Wulan kaya, mereka tidak mungkin meminjamkan uang kepada Wira. Sebab, mereka ingin Wulan meninggalkan Wira.Dengan taruhan ini, Budi bukan hanya bisa mendapatkan budak muda, tetapi juga bisa menjualnya dan mendapatkan puluhan ribu gabak lagi.Selain itu, dia juga sudah selangkah lebih dekat untuk mengumpul
Pekerjaan yang tersisa sudah tidak terlalu sulit. Wira hanya perlu membersihkan rumputnya, lalu menghaluskannya dalam lesung batu.Setelah bekerja hingga seluruh badannya sakit, Wira baru mengumpulkan seember rumput yang sudah dihaluskan.Dia pun menjinjing ember itu sampai ke Sungai Jinggu sambil sesekali beristirahat selama perjalanan.Wira memilih tempat yang ada banyak ikan, lalu menabur tepung kedelai ke dalam sungai.Setelah ada umpan, ikannya menjadi semakin banyak. Wira pun menuangkan serpihan rumput ke dalam sungai dengan hati-hati.Seiring dengan serpihan rumput yang menyebar, satu demi satu ikan pun mulai mengapung....Tidak lama kemudian, Wira sudah berhasil menangkap delapan ekor ikan besar dan lima belas ekor ikan kecil.Ikan yang besar beratnya di atas dua kilogram, sedangkan yang kecil beratnya di atas 250 gram. Wira melepaskan ikan yang lebih kecil dari itu.Setelah matahari terbenam, Wira pun pulang ke rumah.Dalam perjalanan pulang, Wira melewati sebuah gubuk jerami
Di dunia ini, cara menangkap ikan sangat bervariatif, ada menjala, memancing dan menangkap ikan. Namun, masih belum ada yang menangkap ikan dengan obat bius.Wira berkata sambil tersenyum, “Aku sudah ketemu teknik rahasia yang bisa tangkap banyak ikan. Cepat makan! Hati-hati tulangnya!”“Teknik rahasia menangkap ikan?”Wulan tidak begitu percaya. Dia menjadi waswas lagi setelah mendapat perhatian dari Wira.Namun, Wulan tidak lanjut bertanya lagi. Kedua orang itu pun mulai menyantap makanan mereka.Entah karena pemilik tubuh sebelumnya terlalu jarang makan ikan atau karena ini adalah ikan liar, Wira merasa ikan yang digoreng dengan garam ini sangat lezat. Dalam sekejap, dia pun sudah menyelesaikan santapannya.Wira melirik Wulan yang makan dengan pelan. Ikannya masih tersisa setengah.“Suamiku, aku sudah kenyang. Makan saja ikannya!”Saat melihat Wira yang menatap dirinya, Wulan pun buru-buru meletakkan sendoknya dan mendorong piring berisi ikan itu ke depan Wira.“Aku sudah kenyang ko
Sony berdiri di depan pintu rumah Wira dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku.Wira yang melihatnya pun bertanya, “Ngapain kamu berdiri di sini?”Danu dan Doddy langsung melangkah keluar untuk mengepung Sony.Mereka merasa Sony yang pagi-pagi datang ke rumah Kak Wira pasti berniat jahat!Sony langsung terkejut dan buru-buru mundur. Dia berkata, “A ... aku ingin makan ikan!”Si Sony ini benar-benar tidak tahu malu. Wira menggeleng, lalu menjawab, “Kamu datang terlambat, ikannya sudah habis!”Sony berkata dengan cemberut, “Nanti malam masih ada, ‘kan? Asal bisa makan ikan, aku nggak masalah harus ikut banu gali rumput seharian!”Saat berkeliaran semalam, Sony menemukan bahwa keluarga Wira dan keluarga Hasan sudah makan ikan.Saat berkeliaran pagi ini, dia menemukan keluarga Wira makan ikan lagi bersama Hasan dan kedua putranya.Setelah memikirkan keuntungan yang dikatakan Wira kemarin, Sony akhirnya mengerti apa yang sudah dilewatkannya. Dia sudah kehilangan dua kesempatan untuk ma
Namun, Wira tidak memedulikan peringatan Hasan. Dia malah berkata sambil tersenyum, “Pak Agus, bisa saja aku bagi ikannya untukmu, tapi kamu juga harus tanggung sedikit utangku! Kalau nggak mau bantu aku tanggung utangnya, kamu boleh bagi sedikit tanahmu padaku. Soalnya, tanahku juga sudah dijadikan jaminan.""Dasar anak tak tahu diri!”Selesai berbicara, Agus pun pergi dengan marah.Dia hanya menginginkan seekor ikan Wira, tetapi Wira malah menyuruhnya untuk bantu menanggung utang dan juga meminta tanahnya. Kenapa si Pemboros itu begitu tidak tahu malu!“Pak Agus, jangan pergi! Aku cuman bercanda. Jangan marah, dong!” teriak Wira.Ikan yang didapatkan Wira hari ini sangat banyak. Dia tidak akan menolak siapa pun yang meminta ikan padanya. Namun, dia tidak akan menerima orang yang menuntut sesuatu dengan alasan yang tidak masuk akal.Agus sudah marah. Setelah mendengar ucapan Wira, dia juga tidak menoleh.Warga yang mengerti maksud Wira pun tertawa terbahak-bahak.Setelah itu, Wira pun
“Baik, suamiku!”“Jangan panggil suamiku, panggil sayang saja!”“Nggak bisa!”“Kenapa?”“Sayang itu panggilan yang terlalu mesra! Kamu baru berubah jadi baik sama aku dua hari belakangan, aku masih belum siap panggil kamu begitu.”“Oh ....”Berhubung takut membuat suaminya marah, Wulan pun mengalihkan pembicaraan, “Omong-omong, pernah ada seorang peramal yang datang ke rumahku waktu aku masih kecil. Dia bilang, aku bisa jadi istri pejabat ke depannya.”“Istri pejabat?”“Suamiku, jangan marah. Ramalan peramal itu pasti nggak tepat, mana mungkin aku bisa jadi istri pejabat! Selama kamu menginginkanku, aku bakal menemanimu seumur hidup.”...Keesokan dini hari, Hasan dan yang lainnya sudah sampai ke rumah Wira. Setelah menaruh seluruh ember berisi ikan ke atas gerobak, kelima orang itu pun berangkat ke ibu kota provinsi.Sebelum mereka berangkat, Wulan menyerahkan sebuah kantong kain merah kepada Wira, “Suamiku, kalau uang menjual ikan nggak cukup, gadaikan saja gelang ini! Kalau masih ng
Kali ini, Dahlan datang memang demi Wira.Tampaknya eksistensi Wira bukan hanya memengaruhi Ciputra dan Kerajaan Beluana, tetapi juga memengaruhi Senia serta Kerajaan Agrel.Namun, jika dipikirkan lebih jauh, hal ini masuk akal. Meskipun fondasi kekuasaan Senia berada di Kerajaan Agrel, siapa yang tidak tahu ambisinya begitu besar?Senia tentu saja ingin merebut wilayah Wira, lalu mengerahkan pasukan ke selatan dan langsung menyerbu Dataran Tengah. Dengan demikian, Senia dapat mengamankan posisinya sebagai penguasa.Ketika saat itu tiba, persaingan antara Ciputra dan Senia tidak akan terhindarkan. Melawan Senia sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan menghadapi Wira.Apalagi, Senia berasal dari suku lain. Dalam perbandingan di antara keduanya, rakyat di sembilan provinsi ini tentu lebih berpihak kepada Ciputra. Ciputra sangat yakin tentang ini.Namun, saat mendengar Dahlan mengatakan hal itu, dia tidak bisa menunjukkan kegelisahan yang berlebihan agar rencananya tidak terbaca oleh ora
"Lebih baik kita masuk ke kota dulu. Perang itu memang nggak terhindarkan. Tapi, bagaimana kita melawannya, kita masih perlu membahasnya dengan yang lainnya dulu," kata Wira sambil tersenyum dan menepuk bahu Agha.Meskipun Agha agak ceroboh dan gegabah, Wira tetap menganggapnya sebagai adik sendiri. Lagi pula, Agha melakukan semua itu juga demi kebaikannya. Memiliki ambisi untuk maju di medan perang juga termasuk hal yang baik.Dalam sekejap, semua orang sudah bergerak menuju Provinsi Yonggu.....Saat ini, di Kerajaan Beluana.Setelah mengetahui kedatangan Dahlan, Ciputra yang langsung menemuinya dan saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja istana. Selain pengawal dan pelayan istana, tidak ada orang lain lagi di sana. Para pejabat pemerintahan juga tidak dipanggil untuk hadir di sana.Ciputra merasa statusnya sangat jauh berbeda dengan Dahlan yang hanya seorang pangeran saja, sehingga dia tidak perlu sungkan. Dia sendiri yang langsung menyelesaikan masalah ini pun sudah termasuk
Ararya memang sangat berhati-hati. Jika tidak, dia tidak akan bisa sampai ke posisinya saat ini.Kresna menganggukkan kepala. "Baik."Setelah membahas semuanya, ketiganya punya berpisah dan pergi ke wilayah mereka masing-masing.Pada malam harinya, Kresna segera mengirimkan pesan pada Wira untuk memberi tahu situasi mereka di sana. Langkahnya ini memang sangat berisiko karena mereka tidak memiliki cara berkomunikasi lain dengan Wira, hanya bisa mengandalkan cara mengirim pesan dengan burung merpati ini. Jika tidak dalam keadaan darurat, mereka pasti tidak akan berani mengambil risiko ini.Untuk mengirim pesan dengan burung merpati bisa sampai ke tangan Wira, perjalanannya harus melewati ribuan gunung dan sungai. Tempat pertama yang harus dilalui adalah wilayah tandus di utara ini. Apalagi tanah yang sudah mereka huni selama puluhan tahun ini merupakan tempat yang sering berubah secara mendadak. Namun, demi rencana besar kelak, Kresna hanya bisa mengambil risiko ini.Untungnya, Wira tet
Dwipangga tetap tidak berbicara. Sekarang dia sudah tahu apa yang dilakukannya tadi adalah salah."Sudahlah. Bukankah sekarang juga nggak terjadi kejadian besar? Kalau begitu, jangan mempersulit Dwipangga lagi. Dia juga karena memikirkan kita, jadi bertindak gegabah. Anak muda memang harus bersemangat. Anak-anakku malah nggak punya semangat sedikit pun. Kalau aku bisa punya putra seperti Dwipangga, aku akan merasa sangat bersyukur," kata Kresna.Kresna bukannya sengaja memuji Dwipangga, tetapi anak-anaknya memang tidak bisa dibandingkan dengan Dwipangga. Jika tidak, dia tidak perlu memikul semua beban ini sendirian. Selama bertahun-tahun ini, dia juga sudah merasa kelelahan dan ingin menikmati masa tuanya dengan tenang seperti orang lain. Namun, urusan di pemerintahan memang selalu memerlukan banyak tenaga dan pikiran.Ararya hanya menghela napas. Melihat Kresna yang membela Dwipangga, dia pun tidak banyak berbicara lagi."Kalau kelak kamu gegabah lagi, kamu akan tetap tinggal di rumah
"Selain itu, pemikiran Raja Ararya dan Raja Kresna juga nggak sama denganmu. Kenapa Ratu masih membiarkan mereka pergi? Sekarang hanya ada mereka bertiga saja, kita bisa langsung menyingkirkan mereka," kata kepala kasim itu.Berhubung karena tidak ada asisten yang bisa diandalkan Senia lagi, kepala kasim pun naik jabatan. Sekarang, dia selalu berada di sisi Senia kapan pun. Namun, ide-ide yang diberikannya semuanya adalah ide buruk karena dia hanya seorang kasim biasa yang tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Untungnya, dia pandai berbicara, sehingga dia lebih disukai dan bisa tetap berada di sisi Senia.Senia berkata, "Kamu pikir aku nggak ingin menyingkirkan mereka? Sejak aku naik takhta, mereka selalu menjadi masalah besar bagiku. Aku sudah lama ingin menyingkirkan mereka. Tapi, mereka punya kekuasaan militer dan sekarang juga adalah saat yang penting untuk merekrut orang. Kalau terjadi pemberontakan internal, situasinya akan makin nggak terkendali dan itu nggak menguntungkanku."
Senia berkata dengan nada yang tetap tegas, "Sudahlah, aku ini juga nggak makan manusia. Aku hanya ingin melihat, apa aku bisa memberikan jabatan yang bagus untuk putramu ini. Perang akan terjadi sebentar lagi. Setelah Dahlan kembali nanti, dia akan membawa kabar dari Kerajaan Beluana. Kalau Kerajaan Beluana bersedia kerja sama dengan kita, kita bisa langsung berperang dengan Wira.""Pada saat itu, nggak peduli seberapa hebat pun Wira, dia nggak akan bisa menghadapi kerja sama kedua kerajaan ini."Setelah mengatakan itu, Senia kembali duduk di takhta dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan tatapan yang sangat tajam.Ararya dan Kresna saling memandang dengan ekspresi terkejut. Pantas saja mereka tidak melihat Dahlan setelah mereka kembali ke istana, ternyata dia sudah menuju ke Kerajaan Beluana. Senia jelas berencana untuk bekerja sama dengan Kerajaan Beluana dalam melawan Wira.Sayangnya, Wira memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Nuala juga, bahkan bersahabat dengan berb
"Sebelum kalian berangkat, aku sudah bisa menebak hasilnya akan seperti ini. Kalau Wira bisa disingkirkan dengan begitu mudah, saat itu aku juga nggak perlu begitu repot-repot dan akhirnya sia-sia begitu saja. Mungkin langit nggak ingin Wira mati di tangan orang lain," gumam Senia.Senia tiba-tiba berdiri setelah mengatakan itu dan mendekati Kresna, Ararya, dan Dwipangga. Dia menatap mereka dengan tatapan yang sangat dingin, bahkan Ararya dan Kresna pun merinding.Sementara itu, Dwipangga yang selalu berdiri di samping juga terus menatap Senia dengan tatapan yang penuh dengan niat membunuh. Semua hal ini dimulai dari wanita di depannya ini. Jika tidak, mereka juga tidak akan berakhir begitu menyedihkan. Selama dia bisa membunuh wanita di depannya ini, semua masalah akan selesai.Ararya secara refleks menoleh dan menatap Dwipangga. Ayah dan anak ini memiliki ikatan yang sangat kuat dan saling memahami pemikiran masing-masing. Hanya dengan melihat tatapan Dwipangga, dia sudah tahu apa ya
"Selain itu, ini sudah termasuk hasil yang cukup bagus. Wira bukan orang biasa, mana mungkin kita bisa membunuhnya dengan mudah. Saat itu Ratu juga sudah berkali-kali mencoba membunuh Wira, tapi pada akhirnya Wira tetap berhasil melarikan diri. Dia bahkan rugi sendiri. Dia sendiri juga nggak bisa menyelesaikan tugas ini, mana mungkin kita bisa menyelesaikannya," kata Kresna.Kresna sudah berhubungan dengan Senia jauh lebih lama daripada Ararya. Selain itu, Ararya juga biasanya tidak peduli dengan urusan pemerintahan. Dibandingkan dengan Ararya, dia tentu saja jauh lebih memahami Senia.Ararya perlahan-lahan berkata, "Benar. Kalau memang itu sudah takdirnya, kita juga nggak bisa menghindar. Selama kita bisa menghindari masalah hari ini, kelak nggak akan ada begitu banyak masalah lagi.""Kita hanya perlu menunggu saatnya bertemu dengan Tuan Wira dengan sabar saja, lalu merencanakan strategi yang sempurna dan mengatasi semua ini. Setelah itu, kita bisa meninggalkan wilayah tandus di utara
Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a