Share

Bab 1342

Author: Arif
Setiap kali hawa dingin memancar dari tubuhnya, kondisi Julian pasti akan menjadi seperti ini. Dia berusaha untuk bangkit, lalu melihat Dewina yang tertidur lelap di kursi samping.

Begitu melihat ember di sana, Julian pun memahami apa yang terjadi. Dia juga tidak mengatakan apa pun saat melihat pakaiannya telah diganti.

"Kak Dewina," panggil Julian dengan lirih.

Begitu mendengarnya, Dewina membuka mata dan tampak bersemangat. "Gimana? Sudah merasa jauh lebih baik?"

Julian menjawab, "Sudah, terima kasih, Kak. Kamu pasti lelah karenaku. Istirahatlah, aku nggak apa-apa kok."

Dewina tersenyum dan tidak terburu-buru untuk pergi. Sebaliknya, dia bertanya, "Julian, sebenarnya apa yang terjadi? Hawa dingin tadi benar-benar menakutkan."

Julian menghela napas dan membalas, "Aku punya penyakit aneh, makanya bisa begini. Aku sengaja kabur dari rumah supaya orang tuaku nggak khawatir. Kak, jujur saja, aku mungkin nggak bisa hidup terlalu lama lagi. Itu sebabnya, aku ingin menikmati hidupku selagi m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1343

    Julian tidak menduga teknik penyamarannya akan terbongkar. Semua ini pasti karena hawa dingin itu."Gimana? Kamu masih ingin menipuku? Hehe." Dewina terkekeh-kekeh.Julian pun merasa agak canggung dan berkata, "Maafkan aku, Kak. Aku bukan sengaja merahasiakan ini dari kalian. Aku hanya merasa wajah seperti ini bisa mengurangi banyak kerepotan."Julian benar-benar berpikiran seperti itu. Lagi pula, dia pernah mendapatkan banyak masalah karena wajah cantiknya, bahkan banyak yang harus mati.Banyak orang biasa yang menginginkan kecantikannya ini. Mereka sampai menghalalkan semua cara hanya demi memiliki Julian. Pada akhirnya, Julian terpaksa mengakhiri nyawa mereka."Rupanya begitu. Ya, kamu terlalu cantik. Jangankan pria, wanita saja sangat menyukai wajahmu ini." Dewina tersenyum dan meneruskan, "Omong-omong, aku sudah memberi tahu suamiku tentang hal ini."Julian merasa makin canggung mendengarnya. Dia membalas, "Tuan Wira pasti terkejut saat tahu hal ini ...."Dewina menyahut, "Itu sud

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1344

    Benar, Julian terlihat seperti bidadari yang turun dari kayangan. Keesokan pagi, Wira berlatih ilmu bela diri seperti biasa di halaman. Namun, tatapannya terus tertuju pada kamar Julian.Wira benar-benar mengkhawatirkannya. Akan tetapi, dia tidak mungkin menerobos ke kamar wanita. Saat ini, Dewina berjalan ke luar. Dia melirik kamar Julian sekilas dan tertegun."Dia belum keluar?" tanya Dewina."Belum, coba kamu periksa keadaannya," sahut Wira."Suamiku, kenapa kamu begitu peduli padanya?" tanya Dewina tiba-tiba. Dia hanya menggoda Wira dan tidak memiliki maksud apa pun.Wira tergelak dan membalas, "Karena kita teman, nggak ada alasan lain. Kenapa tiba-tiba bertanya begitu? Bukannya kamu juga mengkhawatirkannya saat dia sakit kemarin? Sama seperti kalian, aku juga menganggapnya sebagai adik."Wira merasa aneh mendengar pertanyaan itu. Hubungan Julian dengan ketiga istrinya sangatlah baik. Mereka terlihat seperti kakak adik. Jadi, wajar kalau Wira mengkhawatirkan Julian sekarang.Dewina

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1345

    Ketika melihat Wira begitu perhatian padanya, Julian merasa sangat tersentuh. Ini karena dia tahu Wira memperlakukannya dengan tulus.Begitu Julian mengangkat kepalanya, Wira pun terperangah. Dia menatap Julian sambil mengernyit, lalu bertanya, "Huh? Di mana Julian?"Dewina dan Julian termangu mendengarnya. Dewina buru-buru menjelaskan, "Suamiku, ini Julian."Wira tercengang. Dia pun mengamati wanita yang berada di hadapannya, lalu tertawa dan berucap, "Jangan aneh-aneh, mana mungkin aku nggak mengenal Julian. Di mana dia?""Julian, aku masuk kamarmu, ya!" seru Wira sambil berjalan ke kamar Julian. Ucapan Wira ini sontak membuat Dewina merasa tidak berdaya. Suami bodohnya ini malah mencari Julian.Adapun Julian, dia tidak bisa menahan tawanya. Dia tertawa dengan bahagia. Dia bisa menilai bahwa Wira benar-benar mengkhawatirkannya. Meskipun telah melihat wajahnya yang begitu cantik, Wira tetap mencemaskan Julian yang jelek itu.Sejujurnya, Julian tidak pernah merasakan hal seperti ini, d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1346

    Meskipun wajah secantik ini memang bisa menyebabkan masalah ... mereka jelas-jelas tidak takut pada siapa pun! Kenapa Wira malah menyuruh Julian mengubah wajahnya seperti sebelumnya?"Suamiku, kamu baik-baik saja, 'kan? Kenapa menyuruh Julian mengubah wajahnya kembali? Wanita sangat mementingkan kecantikan. Julian akhirnya menggunakan wajah asli, tapi kamu menyuruhnya mengubahnya. Aku rasa ada yang salah dengan pikiranmu.""Julian, nggak usah dengarkan dia. Aku sangat suka melihat wajahmu ini. Wajah secantik ini sangat enak untuk dipandang. Suasana hatimu juga akan membaik kalau melihatnya," ujar Dewina sembari memelototi Wira dengan kesal."Sebenarnya, bukan aku yang membuat wajah itu. Teknik penyamaranku nggak sebagus itu." Julian ingin mengembalikan wajahnya yang sebelumnya, tetapi tidak memiliki kehebatan seperti itu.Wajah jelek itu dibuat oleh Biksu Baju Hijau. Itu sebabnya, Julian tidak bisa mengembalikan parasnya yang sebelumnya.Wira seketika paham mendengarnya. Dia menyahut,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1347

    Julian merasa sangat berterima kasih atas kebaikan Wira. Namun, dia tidak berbicara jujur karena tidak sanggup mengatakannya.Ada terlalu banyak poin penting dalam hal ini, juga banyak rahasia yang terlibat. Julian masih merasa ragu, apakah harus memberi tahu Wira atau tidak.Setelah melihat Julian baik-baik saja, Wira pun merasa lega. Namun, dia langsung menyuruh jaringan mata-mata untuk mencarikan tabib terbaik yang bisa mengobati Julian.Sejak saat itu, kediaman Raja Uttar selalu didatangi oleh tabib terkenal. Meskipun tahu dirinya tidak mungkin sembuh, Julian tidak menolak kebaikan Wira.Setiap hari, Julian berada di kediaman untuk diperiksa para tabib terkenal. Sayangnya, tidak ada yang tahu cara mengobatinya. Bahkan, banyak yang tidak mendeteksi penyakit dari tubuh Julian.Wira sungguh frustrasi dengan hasil ini. Dia juga tahu harapannya sangat kecil, tetapi merasa harus dicoba selagi masih memiliki peluang.Pada saat yang sama, Raja Ararya juga merasa sangat tertekan. Raja Kresn

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1348

    Meskipun para bawahan agak ragu, mereka tetap mengangguk mengiakan.Tidak berselang lama, Raja Ararya dan Dwipangga tiba di kediaman Raja Kresna. Keduanya melompati tembok dan bersembunyi di kegelapan. Namun, ekspresi Dwipangga sontak berubah."Sepertinya nggak ada siapa pun di kediaman ini. Kenapa rasanya hening sekali? Pengawal pun nggak ada ...," ujar Dwipangga.Raja Ararya mengernyit mendengarnya. Dia menyahut, "Jangan-jangan, Raja Kresna tahu rencana kita ini?"Raja Ararya cukup terkejut. Jelas-jelas hanya mereka bertiga yang mengetahui rencana ini, apalagi sekarang sudah tengah malam. Mana mungkin ada yang membocorkan informasi?"Mungkin saja. Tapi, ada bagusnya juga, yang penting kita bisa menyelinap masuk." Dwipangga sama sekali tidak peduli. Dia membawa jalan dengan cepat, tetapi tetap berwaspada.Dalam sekejap, keduanya memasuki halaman belakang dan tiba di depan ruang kerja Raja Kresna. Sekarang sudah larut malam, tetapi lampu di dalam masih menyala. Selain itu, pintu bahkan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1349

    Yang ada di pikiran Raja Kresna hanya Kerajaan Agrel! Bisa dibilang, tanpa Raja Kresna, tidak akan ada Senia yang sekarang!Jika Raja Kresna tidak diam-diam membantu saat Senia berada di titik terendahnya, Kerajaan Agrel tidak akan berkembang sampai seperti ini!Adapun Raja Ararya, dia tidak mungkin bisa menguasai takhta!"Huh! Senia memang cukup hebat, tapi dia hanya seorang wanita! Sejak zaman dulu, kerajaan hanya akan runtuh jika dipimpin oleh wanita! Apa kamu nggak merasa bersalah pada mendiang raja?" ujar Raja Ararya.Mereka memang telah melihat kehebatan Senia, tetapi identitasnya sebagai seorang wanita tidak cukup untuk menguasai takhta."Kenapa memangnya kalau wanita? Selain itu, apa kamu lupa mendiang raja ingin membunuh kita pada saat sudah sekarat? Senia yang melindungi kita. Masa kamu sudah melupakan jasanya?" sahut Raja Kresna.Begitu mendengarnya, ekspresi Raja Ararya pun berubah sedikit. Ketika mendiang raja masih hidup dan tahu dirinya tidak bisa hidup lama lagi, dia be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1350

    Raja Kresna mengira Senia mengucapkan kata-kata indah itu hanya untuk menyenangkan mereka dan merebut kekuasaan di istana. Dia merasa itu hanya taktik licik. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, dia sadar bahwa Senia berbicara dari lubuk hatinya.Putra Mahkota saat ini bukanlah putra kandung Senia, melainkan satu-satunya keturunan mendiang raja. Selama beberapa tahun terakhir, mereka juga menyaksikan sendiri sepak terjang Senia.Raja Kresna pun percaya sepenuhnya pada wanita itu. Dia ingat pernah menemui Senia dan menceritakan harapan masa depannya atas Kerajaan Agrel. Dia bahkan membeberkan ambisinya untuk menaklukkan Kerajaan Nuala. Namun, ucapan Senia langsung membuat Raja Kresna mengenyahkan gagasan itu.Saat itu, Senia berkata, "Kita harus menunggu kesempatan bagus untuk menginvasi Kerajaan Nuala. Tapi, kalau Kerajaan Agrel terus memperjuangkan perkembangan, cepat atau lambat kita akan melampaui Kerajaan Nuala. Selain itu, tugas utamaku adalah mewariskan Kerajaan Agrel yang mak

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status