Home / Rumah Tangga / Perjalanan Balas Dendam Termanis / Bab 2 Kesempatan Hidup Lagi

Share

Bab 2 Kesempatan Hidup Lagi

Author: Clavita SA
last update Last Updated: 2024-01-26 17:23:24

Kriing! Kriing! Kriing!

Suara alarm terus berdering tanpa henti hingga mendenging di telinga. Membuatnya berpikir apa ini mimpi atau nyata?

"Apa ini? Kenapa aku bisa mendengar suara alarm kamarku lagi? Aku 'kan sudah ...."

Sontak saja Zsalsya menyentuh pipinya, ia meraba dan kembali merasakan lembut kulit dan halus rambutnya.

Tak lama dari itu, seruan sederhana dari seorang pria paruh baya kembali terdengar di telinga.

"Bangun, Nak, sudah siang! Ayo cepat turun ke bawah sarapan dulu sebelum pergi dengan tunanganmu!" suara tak asing dan selalu dirindukan itu kembali terdengar nyaring.

Firman -- Ayahnya duduk di samping Zsalsya dan terus menggemingkan tubuhnya. Hal itu membuat Zsalsya langsung membuka mata, ia menoleh ke arah aroma tubuh yang tidak asing dan masih teringat jelas itu.

"P-Ppapa?!"

Ia merasa linglung kala melihatnya, karena kini seperti hidup di antara halusinasi, mimpi dan nyata. "Sepertinya ini memang Papa!" Menyadari bahwa ini nyata, membuatnya sangat antusias.

Tekadnya semakin bulat dan apa yang terbayang di kepala mengenai penderitaan itu membuatnya ingin membalas dendam dan mengubah takdir hidupnya.

"Seperti katamu, mulai sekarang aku akan hidup lebih baik!" ucap Zsalsya sembari tersenyum di depan kaca membayangkan ucapan Mariana setelah memberinya suntikan mati kala itu.

Setengah jam telah berlalu. Zsalsya berjalan menuruni tangga dengan heels abu-abu dan tas selempang hitam di bahunya.

Ia melangkah ke meja makan untuk menemui Firman yang ternyata sudah menunggu di sana. Semua mata tertuju padanya, mulai dari Firman, Mariana dan Nana.

"Tumben sekali kamu berpenampilan begini," singgung Mariana merasa aneh.

Zsalsya tersenyum. "Karena aku akan hidup lebih baik."

Biasanya, Zsalsya mengenakan sepatu ketsnya. Ia jarang dandan dan berpenampilan sangat biasa. Namun, penampilannya kini jauh berbeda daripada sebelumnya.

Ting! Sebuah pesan masuk.

Zsalsya melihat ponsel yang ada di tangannya. Ia membuka pesan itu, tetapi tak berniat membalasnya.

Ia memeluk Firman, lalu mengecup pipinya. "Aku harus pergi sekarang, Pa!"

"Kamu sarapan dulu! Mamamu sudah menyiapkan semuanya!"

"Nanti saja, Pa. Lagi pula, dia bukan Mamaku!" Zsalsya menepis ucapan itu.

Bukan hanya Firman yang merasa aneh dengan sikap Zsalsya, rupanya Nana dan Mariana pun begitu.

"Zsa mau pergi dulu, dahh Papa~!" Zsalsya melambaikan tangannya.

Sikapnya memang sangat berbeda. Dahulu Zsalsya yang selalu bersikap ramah kepada Mariana dan Nana, kini ia memilih untuk mengabaikannya. Baginya, itu adalah awal dirinya untuk membalas dendam terhadap mereka yang sering berlaku seenaknya.

***

Sampai di tempat fitting baju, Zsalsya dalam sebuah ruangan khusus pun mencoba gaun putih menjuntai dengan bagian samping terbelah hingga memperlihatkan sedikit bagian pahanya. Kerlipan permata putih di sekitar pinggang membuatnya tampak cantik bak putri.

Di depan cermin, ia terus memandangi dirinya. Lalu, memutar tubuhnya ke arah para karyawan yang menemaninya mencoba gaun pengantin.

Kedua bola mata mereka tampak berbinar dengan bibir tersenyum.

"Waahh, gaunnya tampak sangat cocok di tubuhmu, Nona~!" celetuk salah seorang karyawan yang berdiri menemani Zsalsya mencoba gaun.

Namun tidak baginya, kenangan buruk di masa depan membuatnya muak kala mendengar pujian yang mengingatkannya pada hari itu. Kesedihan dan kepedilhan begitu menyayat hatinya.

"Benar. Tunangan Anda pasti sangat bangga karena pengantinnya sangat cantik!" sahut karyawan lain.

Zsalsya melirik pada sebuah gunting kecil. Ia mengambil benda tajam itu dan menggunting setengah gaun di lutut itu secara melingkar.

"Tidak! Apa yang sedang Anda lakukan?!" Mereka menganga tak percaya dengan apa yang dilakukan Zsalsya.

"Kirim saja jumlah tagihannya ke rumahku, gaun ini tetap akan kubayar normal!" ungkap Zsalsya.

Ia berjalan keluar dari fitting room dan pergi begitu saja.

"Tunggu, Zsa! Apa yang terjadi dengan gaun itu, dan ...."

Arzov meratapi gaun yang dipakai Zsalsya. "Kenapa jadi pendek begini?"

Zsalsya membalikkan badan. "Seperti gaun ini, kita putus dan sana menikah saja dengan wanita yang kau cintai itu!"

"Apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba membatalkan begini?" Arzov tidak mengerti dengan Zsalsya. "Oh ya, kenapa tadi pesanku cuma dibaca saja, apa yang membuatmu berubah secepat ini?"

"Kalau begitu, kenapa repot-repot mengirim pesan?"

"Kamu tunanganku dan aku ingin tahu keberadaanmu! Apa itu salah?" Arzov berusaha mengejar Zsalsya, tetapi Zsalsya terus melangkah tanpa henti keluar dari fitting room.

"Kamu tidak salah. Aku yang salah terlalu cepat bertunangan denganmu!"

Arzov tidak menyerah dan terus mengejar keluar, sampai langkah kakinya terhenti kala seorang pria berperawakan tinggi nan tampan datang. Endrick Parkinthonn, itulah namanya, pewaris tunggal dari Empires Group. Pria itu menghalanginya ketika Arzov hendak menyentuh Zsalsya.

"Jangan sentuh istri saya!"

Kalimat singkat itu membuatnya membelalak, Zsalsya kembali mengingat-ngingat, tetapi kejadian ini tak pernah dialaminya sama sekali. "Kenapa dia datang dan membelaku? Bagaimana bisa dia begini, padahal dulu dia sangat dingin padaku." Zsalsya komat-kamit heran ketika atasannya tiba-tiba datang yang entah dari mana dan langsung berkata demikian.

"APA! ISTRI?!!" Arzov tertawa terbahak-bahak tak percaya dengan apa yang telah didengarnya itu. "Pak Endrick, orang hebat seperti Anda kenapa mengambil wanita milik saya? Apa di dunia ini masih kekurangan wanita?" ungkap Arzov setengah mengejek.

Arzov teramat geram kepada Endrick, tetapi ia tidak bisa berbuat banyak karena sadar bahwa pria yang ada di hadapannya adalah direktur baru di perusahaan tempatnya bekerja.

Namun Zsalsya merasa bahwa inilah saatnya untuk membalas dendam kepada Arzov. "Iya, benar. Aku memang sudah menikah dengannya!" sahut Zsalsya membenarkan. "Itulah alasanku menolak pernikahan kita!"

"Aku harus memutusnya supaya tidak jadi menikah dengannya!"

Tekadnya semakin bulat, Zsalsya tidak mau membuang kesempatan berharga ini. Tugasnya kali ini adalah untuk mengubah kehidupan cintanya dan hanya itu yang harus ia lakukan.

"Jangan pedulikan dia, biar kita saja yang pergi!" ajak Endrick kepada Zsalsya.

"Iya, sayang!" balas Zsalsya sambil tersenyum manis. Ia pun berjalan mengikuti langkah kaki pria gagah, tampan dan tinggi itu.

Sementara Arzov masih tidak percaya dengan Zsalsya yang memanggil pria lain dengan kata 'sayang'.

Mereka berjalan menuju sebuah mobil mewah dan duduk berdampingan di jok depan.

Zsalsya tampak berpikir sebentar. Lalu, setengah tubuhnya menghadap ke arah Endrick. "Pengakuanmu yang tadi membuat saya berpikir, bagaimana kalau kita buat perjanjian saja?!"

Zsalsya dengan beraninya memberikan penawaran. Tekadnya yang kuat menghilangkan rasa malunya terhadap Endrick.

Related chapters

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 3 Hanya Sebatas Status

    "A-apa yang membuatmu sampai datang ke tempat itu dan mengaku sebagai suami saya?"Rasa penasaran dalam benaknya tak kunjung hilang ketika pria tampan nan gagah dari kalangan konglomerat itu kini bersamanya."Kamu tidak perlu banyak tanya.Tapi jika memang mau bekerja sama, maka saya setuju!" Endrick tidak menjelaskan panjang lebar, ia merasa bahwa cukup dirinya saja yang tahu alasan dibalik itu semua.Zsalsya masih tidak mengerti kenapa orang itu langsung menyetujuinya pula. Namun, ia senang mendengarnya. "Baik, tapi kerjasama kita hanya sebatas status saja. Kita tidak perlu menikah!"Endrick menyeringai sekilas. "Baik!"Zsalsya sama sekali tidak berpikir banyak pada pria yang ada di sampingnya. Ia bahkan tidak mencurigai sisi lain dari Endrick. Dirinya hanya fokus pada ambisinya untuk memperbaiki hidup dan balas dendam.Waktu terus berjalan dan malam pun telah tiba. Zsalsya mengangkat tangan kirinya, melihat jam tangan yang ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 19.20."Sekaran

    Last Updated : 2024-01-26
  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 4 Hanya Dia Yang Istimewa

    Perjalanan singkat yang dilewati pun usai dan menepi pada sebuah rumah mewah yang bak istana. Air mancur yang jernih dengan taman bunga indah dihinggapi kupu-kupu tampak jelas bak istana negeri dongeng. Ditambah lampu-lampu taman mengikuti sepanjang jalan semakin memperjelas keindahan yang ada di depan mata.Segala keindahan serta kemewahan yang ada membuatnya membuka kedua belah mata lebar-lebar."Mama ada di dalam, ayo masuk!" ajak Endrick kepada Zsalsya, ia terdiam dan masih terpesona dengan bagian luar rumah itu.Zsalsya mengerjap, ia menyadarkan diri dari lamunan untuk melanjutkan langkah kakinya kembali.Sesampainya di sana, seorang wanita dengan rambut ikal sebahu mendatangi Zsalsya. Wanita itu tersenyum begitu melihatnya, seolah tampak senang dengan kedatangan Zsalsya.Meski masih terkagum-kagum dengan keindahan bangunan itu, ia tidak lupa untuk mengkondisikan dirinya di sana. "Selamat malam, Tante," ucap Zsalsya dengan ramah."Mengapa dia datang ke sini?" batin Rosmala.Denga

    Last Updated : 2024-01-27
  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 5 Kedatangan Pria Pengganggu

    "Nona, kalau Anda lapar, biar saya buatkan makan malam," ungkap pelayan yang berada di samping Zsalsya. Wanita itu berdiri dengan tubuh agak membungkuk.Namun, sekali lagi Zsalsya menolaknya. "Saya belum lapar, kok, cuma kedinginan saja."Zsalsya merasa tidak nyaman berada di sana, sebab yang ditemuinya bukan orang terdekat dan ia belum terbiasa dengan itu. Baginya, bukan sesuatu hal yang mudah untuk membiasakan sesuatu di tempat baru. Walau pada kenyataannya ia harus terbiasa dengan itu.Sembari duduk ia masih memikirkan Ayahnya di sana yang entah sedang apa. Dirinya memang mengkhawatirkan Firman, tetapi ia berusaha hati-hati agar tidak ceroboh dalam menjalankan misinya ini.Kesedihan yang pernah dilaluinya membuatnya sadar bahwa ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada. "Ada apa ini?" ujar Zsalsya keheranan kala tangannya tiba-tiba ditarik oleh seorang pria dengan tinggi sekitar 175 cm dan berkulit hitam. Ia menatap tajam mata Zsalsya.Pelayan yang melayani Zsalsya pun lan

    Last Updated : 2024-01-29
  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 6 Ada Yang Tersembunyi

    Zsalsya berjalan keluar dari kamar. Namun apa yang ada di depan mata membuatnya refleks berhenti melangkah. Kedua mata membelalak kala menyaksikan Rejho dan Endrick nyaris baku hantam. "Pantas saja aku dilarang keluar dari kamar," gumamnya.Dag Dig Dug! Detak jantung berdegup hebat dengan tangan gemetar tak karuan. Ia takut jika sampai ada pertumpahan darah di rumah itu, karena tampak dari matanya Rejho yang merah bak dipenuhi amarah.Namun, Rejho langsung mundur dan menjauh dari Zsalsya ketika melihat permata merah pada kalung yang sinarnya membuat Rejho terganggu.Sebelumnya Rejho tidak melihat permata merah pada kalung itu, karena memang sengaja Zsalsya menyembunyikan gantungan kalungnya dibalik pakaian. Namun, ketika ia berusaha membuka kunci kamar, tanpa disadari rupanya gantungan kalung itu keluar dan terlihat."Benda itu ... bagaimana dia bisa memiliki benda itu?!" Sampai Rejho kabur dari hadapan mereka semua karena rasa takutnya. Walau ini bukan akhir dari semuanya.Setelah

    Last Updated : 2024-01-31
  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 7 Ketika Mencurigai Target

    Sampai melihat Zsalsya selesai makan, Endrick berdiri dan berbicara kepadanya dengan wajah datar."Ada yang mau saya bicarakan sama kamu. Bisa ikut saya sebentar?" Batin Zsalsya bergemuruh penuh tanya. Rasa penasaran terus berjalan-jalan di kepala mengenai ajakan Endrick. Sungguh, kali ini ia tidak bisa menebaknya. "Entah apalagi yang akan ia katakan padaku?" Otaknya seakan berhenti berpikir kala pikiran bercabang datang bersamaan mengisi kepala. Bukan hanya memikirkan strategi untuk mengubah hidupnya saja, tetapi ia juga memikirkan sang Ayah yang jauh di sana. Ia khawatir jika kedua pertirian itu melakukan sesuatu yang buruk."Semoga Papa baik-baik saja di sana." Do'anya dalam hati dengan penuh harap. Sebab, untuk pulang pun rasanya tidak mungkin setelah ia membatalkan pernikahannya dengan Arzov.Mereka terus berjalan, mengayunkan langkah kaki di antara marmer putih yang mengkilat. Ditemani angin malam yang berhembus menusuk memasuki rongga kulit hingga menciptakan rasa dingin.Sem

    Last Updated : 2024-03-14
  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 8 Ada Yang Aneh

    Suara langkah kaki terdengar mengikuti. Zsalsya yang tengah berjalan dengan ditemani salah seorang pelayan pun membuatnya curiga. Ia mempercepat langkah kakinya, tetapi suara langkah kaki baru itu terdengar seolah mengejarnya."Tunggu, Nona!" Zsalsya menghentikan langkah kakinya. Ia menelan ludah dengan pikiran tak nyaman karena menduga yang tidak-tidak."Siapa lagi itu?" gumamnya.Perlahan, ia menoleh dan ....Sontak saja pria itu berhenti melangkah setelah berusaha menyusul Zsalsya. Ia memandang wajah pelayan itu seolah memberi isyarat untuk pergi dari hadapan mereka."Baik, Nona, kalau begitu saya permisi~!" Pelayan itu membungkuk sopan, membalikkan badannya dan pergi.Sedangkan Ibram, ia menggantikan pelayan itu untuk menemani Zsalsya ke sebuah kamar yang dituju."Biar saya antar Anda ke kamar!" katanya dengan sopan.Zsalsya tidak mengenal orang itu, tetapi ia yakin bahwa ia pasti orang suruhan. Entah itu suruhan Endrick atau mungkin Rosmala, begitulah pikirnya."Baiklah," sahutn

    Last Updated : 2024-03-14
  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 9 Dua Kotak Spesial

    "Tuan, ini informasi yang saya dapatkan hari ini," ucap Ibram seraya memperlihat sebuah foto pada ponsel yang dipegangnya.Endrick tampak begitu antusias, bahkan pupil matanya sampai membesar kala melihat foto yang baru saja disodorkan oleh Ibram itu.Rupanya, saat Zsalsya dalam keadaan lengah, secara diam-diam Ibram memotretnya dari jarak jauh. Itulah mengapa Ibram tak langsung pergi ketika Zsalsya sudah memasuki kamarnya, tujuannya memang ingin mendapatkan kesempatan yang pas untuk memotret Zsalsya beserta kalung yang dipakainya.Kini, rasa yakin itu semakin bertambah, walau dirinya masih harus mencari tahu lebih lanjut mengenai hal ini."Tetap rahasiakan ini, jangan sampai ada yang tahu, termasuk Zsalsya!" perintahnya."Tentu, Tuan.""Sekarang kau boleh pergi istirahat!" Ibram membungkuk sopan. Lalu, melangkahkan kakinya pergi dari ruangan itu.Endrick menyeringai, ia teringat pada sosok wanita bergaun panjang warna merah muda dengan topeng hitam sewaktu di bar. Bayangannya masih

    Last Updated : 2024-03-15
  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 10 Tulus Atau Modus?

    Beberapa saat sebelumnya, Mariana datang ke kamar Endrick. Sebab semalam belum mendapat jawaban mengenai Endrick yang tiba-tiba membawa Zsalsya ke kediaman itu. Mariana meminta penjelasan itu kepada anaknya. Endrick pun menjelaskan tujuannya membawa Zsalsya ke rumah itu.Tetapi, karena melihat sebuah kotak di kamar Anaknya, Mariana pun langsung bertanya. "Dua kotak itu untuk siapa?" Ia merasa penasaran dengan hal itu."Itu untuk Zsalsya, Ma. Nanti aku akan meminta pelayan untuk membawanya ke sana."Mendengar hal itu, Mariana pun langsung antusias memberikan penawaran. "Biar Mama saja yang membawanya ke sana.Mariana rela melakukan itu, supaya Zsalsya semakin nyaman di rumah itu. Ia ingin jika Zsalsya merasa dicintai, karena jika merasa terabaikan maka sudah pasti tidak akan betah berada di sana. Itulah yang tersisip dalam pikiran Mariana sewaktu memberikan penawaran itu.Cklek! Zsalsya yang baru selesai mandi pun segera melangkah keluar. Tetapi, rupanya seorang pelayan dan Mariana sud

    Last Updated : 2024-03-15

Latest chapter

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 309 END

    Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 308 Karma Atas Kejahatan

    "Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 307 Penguntit

    Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 306 Titik Kekalahan Para Penjahat

    Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 305 Pembebasan

    DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 304 Taktik Penyelamatan

    "Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 303 Sebagai Pengingat

    "Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 302 Dipaksa

    Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 301 Jangan Percaya Manusia Licik

    Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status