Suara ketukan ritme kaki Jeff Lincoln terdengar dengan pandangan tajamnya, setelah melihat beberapa rekaman cctv yang memperlihatkan Luicera dengan memasuki ruangan kerja miliknya. Tak lama Luicera pun mendekati dirinya dengan merayu seperti biasanya. Jeff Lincoln hanya menerima apa yang ia lihat. Dengan cepat dirinya membelai rambut panjang Luicera, "Kau tahu kan aku paling tidak suka di bohongi." Senyuman itu berubah setelah Jeff Lincoln membelai rambut panjangnya. Ruangan pintu pun tertutup dengan suara pelan, tak seperti biasanya kekasihnya seperti ini. penjagaan mansion semakin terlihat dengan beberapa bodyguard yang berjaga. "Aku baru saja tiba dan nada bicaramu seperti ini, aku tidak ingin ribut dan kau memulai pertengkaran lagi. Apa kau ingin aku selalu kecewa?" Ucap Luicera dengan mengibaskan tangan Jeff Lincoln. Apapun perkataannya apapun ucapannya hingga kapanpun tak mampu membuat wanita yang ia cintai benar-benar bersikap tulus kepadanya. "Aku kecewa padamu, selama sem
Luicera menghentikan taxi dengan memasukinya, memberikan alamat yang sudah ia siapkan di sebuah kertas. "Apa anda tidak apa-apa nona? Sepertinya anda terluka," tanya sang supir dengan melihat kondisi Luicera yang kesakitan menahan pundak dan bahu miliknya. "Tidak apa-apa, apa kau bisa mengantarku ke alamat yang kuberikan. Jika bisa tolong di percepat karena aku terburu-buru," jawab Luicera dengan menahan bahu dan juga pinggulnya. Tak lama mobil taxi yang ia tumpangi mempercepat kecepatan seperti apa yang Luicera inginkan. Hanya dalam sejam mobil tersebut sampai di tempat yang Luicera mau, tempat keluarga matteo tinggal. Mansion mewah dengan Luicera yang menuruni taxi. "Sepertinya dari gerbang sangat jauh untuk masuk ke mansionnya, bagaimana jika saya mengantar nona masuk kedalam. Ini baru gerbang saja belum memasuki mansionnya," ucap sang supir dengan mengajak Luicera untuk memasuki gerbang dengan menggunakan taxi. "Tidak perlu, lagipula aku harus terburu-buru. Terimakasih," jawab
Seorang wanita berjalan dengan wajah panik, tangannya memegang dahi putra keduanya yang saat ini sedang demam. "Ya Tuhan, kenapa demammu semakin tinggi sayang," ucapnya dengan sesekali air matanya menangis, tangan kiri Vigladys memegang perutnya yang saat ini mengandung ke usia sembilan bulan. "Ibu, apa kita tidak jadi kerumah opa dan oma. Ibu sudah berjanji padaku dan juga Zack," ucap suara mungil Delon yang sedang memainkan mainan pesawat terbang miliknya. Suaranya terlihat sedih dengan melihat ke arah ibunya sesekali, Delon paham ketika ibunya mengeluarkan air mata ketika adiknya sedang demam tinggi. Vigladys mengompres kening Zack dengan memegang dahinya. Wajahnya menoleh ke arah putra pertamanya dengan paham. Setelah Vigladys mengompres kening putra keduanya, ia berjalan mendekati Delon dengan menahan perutnya yang hamil besar. Vigladys memegang bahu putranya dengan mengusap rambutnya dengan rasa sayang, "Delon, Delon akan selalu menjadi putra kesayangan ayah dan ibu. Nanti set
Kediaman Keluarga Nicole, U.S.ANasha melirik ke arah suaminya ketika William berbicara serius di depan Charles dan juga dirinya. Sesekali Charles melihat ke arah wajah sang istri dengan anggukan dari wajah Nasha. Hari ini William melamar Kate putrinya untuk menjadi istri William, tentu saja ini sebuah kabar mengejutkan setelah kembalinya Nasha dari Inggris menemui orangtua suaminya. "Sebentar sayang, aku akan memanggilkan Kate," ucap Nasha dengan berbisik. Tak lama Nasha melepas genggaman tangan dirinya bersama Charles dengan berjalan menuju ruangan Kate. Tatapan serius dari Charles didepan William pun terlihat, mendengar William melamar putrinya di depan Charles dan juga Nasha membuat Charles kagum terhadap putra ketiga Keluarga Matteo. "Bagaimana kabar ayahmu? Syukurlah jika kalian bersama lagi, ayah sangat menginginkan kalian bersama," ucap Charles dengan memandangi wajah tampan putra ketiga keluarga matteo. William tahu ini sangat terburu-buru untuk melamar wanita yang ia cint
Wajah bersemi Luicera terlihat ketika senyumannya mengarah ke Jeff Lincoln, suara tertawanya menggema seisi ruangan dengan canda tawa bersamanya. "Jadi sekarang kau mulai berani membuka isi brankas ku," ucapnya dengan meledek kekasihnya. Jeff Lincoln mengerucutkan bibirnya dengan memegang flashdisk yang ia pegang, "Apa ini? Aku tak pernah memberikannya padamu, barang berhargamu? Apakah harganya melebihi barang yang kubeli?" Tanyanya dengan nada cemburu. Melihat hanya sebuah flashdisk dengan memakai sensor pengaman yang dibuat Luicera. "Mau sampai kapan kau memegangnya terus, kau tidak ingin menyentuhku memangnya, aku akan sarapan. Jika kau ingin sarapan bersamaku aku akan menunggumu, tak pakai lama. Sarapan dengan sentuhanku," ucapnya dengan meninggalkan Jeff Lincoln dari ruangan kamar miliknya. Helaan napas terdengar dengan jari Jeff Lincoln memijat kening dengan bersandar di kursi kerja, "Rahasia apa yang ia sembunyikan dariku sebenarnya, kupikir selama ini aku sudah sepenuhnya u
Hari demi haripun berlalu, ini adalah minggu ketiga Luicera berada di kediaman pribadi milik Delon Matteo, tak ada hal spesial apapun selain bercanda dan juga saling bertukar cerita. Senyuman Luicera terlihat ketika ia mendengar cerita Delon Matteo. "Wanitamu akan sangat beruntung memilikimu, kuharap ia akan bahagia bersamamu," ucapnya dengan mendengar cerita Delon Matteo. Keberadaan Luicera seperti apa yang ia janjikan, tak ada siapapun yang mengetahui kecuali Delon Matteo. "Kau selalu seperti ini jika bersamanya? Melihat langit malam," tanyanya dengan memperhatikan langit di malam hari. Tak ada jawaban apapun dari Luicera. "Kau ingin tahu ya, ia selalu sibuk bekerja. Mungkin sekarang ia sedang melihat langit malam, kuharap ia menyesal tidak ada aku di sisinya," jawab Luicera dengan Delon Matteo yang terdiam. "Langitnya indah ya, jika melihat langit yang indah topik pembicaraanya harusnya jangan yang sedih, aku lagi senang melihat bintang dan bulan," jawabnya dengan melirik sesek
Lima tahun kemudian. Suara biola terdengar mengalun indah dengan pemandangan dari atas gedung ternama di Perancis. Senyuman itu masih tetap sama dengan wajah yang tak berubah, dengan memakai gaun serta perhiasan yang melekat di tubuhnya Luicera menikmati makan malam dengan memegang sebuah buku menu yang ia lihat. Bibir merahnya terlihat seksi dengan lipstick yang ia kenakan. "Kupikir kau lupa denganku," ucapnya dengan memegang tangan seseorang ketika menyentuh pundak Luicera. Senyuman yang tak pernah hilang, dengan tatapan yang selalu ia lihat. "Kali ini makanan yang kupilih," ucapnya dengan cepat. Anggukan dari Jeff Lincoln terlihat dengan senyuman dari Luicera. "Tetaplah jadi wanita yang nakal untukku," jawabnya dengan memandangi wajah Luicera saat ini. Beberapa menu makanan terlihat dengan koki yang menjelaskan beberapa menu makanan. "Seperti apa yang kau ajarkan, strategi bisnis," ucap Luicera dengan melihat pria yang ia cintai dengan nada bercanda. "Kau memanfaatkanku, aku
Suara ponsel terdengar dengan Luicera yang memainkan sebuah permainan di layar ponsel miliknya dengan suara permainan yang terdengar dari ponsel yang ia mainkan. Ini sudah ke dua jam ia bermain ponsel dengan menemani ayahnya di ruangan kerja. "Menurut ayah, apakah ada pria yang seperti ayah di dunia ini. Yang selalu memanjakanku," ucapnya dengan melirik ke arah Marco De'france dengan sesekali suara tertawa Marco De'france terlihat dengan mendengar ocehan dari putrinya Luicera. "Ada, ayah akan berdoa untukmu. Pria itu pasti ada," jawabnya dengan melirik ke arah Luicera. Bola mata berwarna biru dengan rambut cokelat serta hidungnya yang mancung. Tubuhnya tegap dengan tak berubah, masih tetap sama. Marco De'france masih tampan dengan usianya yang memasuki usia ke empat puluh tahun.Luicera beranjak dari kursi dengan mendekati ayahnya. Ia menemui ayahnya yang baru saja pulang dari Dubai, seusai pembangunan gedung hotel untuk project perusahaannya. "Itu foto siapa? Sepertinya aku baru m
Seminggu berlalu dengan ucapan Luicera dengan El Barack yang memaklumi, pilihan wanita yang selama ini ia sayangi. Ada rasa tak yakin jika Jeff Lincoln bisa membahagiakan Luicera, tatapannya masih melihat ke sekitar pemandangan di atas gedung kantornya. Siang ini adalah keberangkatan dirinya ke Swiss, hampir seminggu El Barack tak makan-makanan berat, memikirkan ucapan wanita yang selama ini ia sayangi. Perjumpaan pertama kali dengan Luicera yang tak pernah terpikirkan bahwa ia akan menjalani hubungan bersamanya. Sebagai putri dari pengusaha ternama yang ia kenal, El Barack sangat tahu jika Luicera wanita yang sangat manja. Ketika cinta bertemu. KepercayaanKesetiaan KebersamaanCinta akan selalu bahagiaBersama cinta memaknai semua ceritaSukaDuka Memaknai kisah dengan segala rasaMewarnaiku akan makna sebenarnyaBersama cinta semuanya dipertemukanAku bahagia jika wanita yang kusayangi bersama pria yang bisa dan akan selalu membuatnya bahagia. Begitupun denganku.Ada perasaan
Suara ponsel terdengar dengan Luicera yang memainkan sebuah permainan di layar ponsel miliknya dengan suara permainan yang terdengar dari ponsel yang ia mainkan. Ini sudah ke dua jam ia bermain ponsel dengan menemani ayahnya di ruangan kerja. "Menurut ayah, apakah ada pria yang seperti ayah di dunia ini. Yang selalu memanjakanku," ucapnya dengan melirik ke arah Marco De'france dengan sesekali suara tertawa Marco De'france terlihat dengan mendengar ocehan dari putrinya Luicera. "Ada, ayah akan berdoa untukmu. Pria itu pasti ada," jawabnya dengan melirik ke arah Luicera. Bola mata berwarna biru dengan rambut cokelat serta hidungnya yang mancung. Tubuhnya tegap dengan tak berubah, masih tetap sama. Marco De'france masih tampan dengan usianya yang memasuki usia ke empat puluh tahun.Luicera beranjak dari kursi dengan mendekati ayahnya. Ia menemui ayahnya yang baru saja pulang dari Dubai, seusai pembangunan gedung hotel untuk project perusahaannya. "Itu foto siapa? Sepertinya aku baru m
Lima tahun kemudian. Suara biola terdengar mengalun indah dengan pemandangan dari atas gedung ternama di Perancis. Senyuman itu masih tetap sama dengan wajah yang tak berubah, dengan memakai gaun serta perhiasan yang melekat di tubuhnya Luicera menikmati makan malam dengan memegang sebuah buku menu yang ia lihat. Bibir merahnya terlihat seksi dengan lipstick yang ia kenakan. "Kupikir kau lupa denganku," ucapnya dengan memegang tangan seseorang ketika menyentuh pundak Luicera. Senyuman yang tak pernah hilang, dengan tatapan yang selalu ia lihat. "Kali ini makanan yang kupilih," ucapnya dengan cepat. Anggukan dari Jeff Lincoln terlihat dengan senyuman dari Luicera. "Tetaplah jadi wanita yang nakal untukku," jawabnya dengan memandangi wajah Luicera saat ini. Beberapa menu makanan terlihat dengan koki yang menjelaskan beberapa menu makanan. "Seperti apa yang kau ajarkan, strategi bisnis," ucap Luicera dengan melihat pria yang ia cintai dengan nada bercanda. "Kau memanfaatkanku, aku
Hari demi haripun berlalu, ini adalah minggu ketiga Luicera berada di kediaman pribadi milik Delon Matteo, tak ada hal spesial apapun selain bercanda dan juga saling bertukar cerita. Senyuman Luicera terlihat ketika ia mendengar cerita Delon Matteo. "Wanitamu akan sangat beruntung memilikimu, kuharap ia akan bahagia bersamamu," ucapnya dengan mendengar cerita Delon Matteo. Keberadaan Luicera seperti apa yang ia janjikan, tak ada siapapun yang mengetahui kecuali Delon Matteo. "Kau selalu seperti ini jika bersamanya? Melihat langit malam," tanyanya dengan memperhatikan langit di malam hari. Tak ada jawaban apapun dari Luicera. "Kau ingin tahu ya, ia selalu sibuk bekerja. Mungkin sekarang ia sedang melihat langit malam, kuharap ia menyesal tidak ada aku di sisinya," jawab Luicera dengan Delon Matteo yang terdiam. "Langitnya indah ya, jika melihat langit yang indah topik pembicaraanya harusnya jangan yang sedih, aku lagi senang melihat bintang dan bulan," jawabnya dengan melirik sesek
Wajah bersemi Luicera terlihat ketika senyumannya mengarah ke Jeff Lincoln, suara tertawanya menggema seisi ruangan dengan canda tawa bersamanya. "Jadi sekarang kau mulai berani membuka isi brankas ku," ucapnya dengan meledek kekasihnya. Jeff Lincoln mengerucutkan bibirnya dengan memegang flashdisk yang ia pegang, "Apa ini? Aku tak pernah memberikannya padamu, barang berhargamu? Apakah harganya melebihi barang yang kubeli?" Tanyanya dengan nada cemburu. Melihat hanya sebuah flashdisk dengan memakai sensor pengaman yang dibuat Luicera. "Mau sampai kapan kau memegangnya terus, kau tidak ingin menyentuhku memangnya, aku akan sarapan. Jika kau ingin sarapan bersamaku aku akan menunggumu, tak pakai lama. Sarapan dengan sentuhanku," ucapnya dengan meninggalkan Jeff Lincoln dari ruangan kamar miliknya. Helaan napas terdengar dengan jari Jeff Lincoln memijat kening dengan bersandar di kursi kerja, "Rahasia apa yang ia sembunyikan dariku sebenarnya, kupikir selama ini aku sudah sepenuhnya u
Kediaman Keluarga Nicole, U.S.ANasha melirik ke arah suaminya ketika William berbicara serius di depan Charles dan juga dirinya. Sesekali Charles melihat ke arah wajah sang istri dengan anggukan dari wajah Nasha. Hari ini William melamar Kate putrinya untuk menjadi istri William, tentu saja ini sebuah kabar mengejutkan setelah kembalinya Nasha dari Inggris menemui orangtua suaminya. "Sebentar sayang, aku akan memanggilkan Kate," ucap Nasha dengan berbisik. Tak lama Nasha melepas genggaman tangan dirinya bersama Charles dengan berjalan menuju ruangan Kate. Tatapan serius dari Charles didepan William pun terlihat, mendengar William melamar putrinya di depan Charles dan juga Nasha membuat Charles kagum terhadap putra ketiga Keluarga Matteo. "Bagaimana kabar ayahmu? Syukurlah jika kalian bersama lagi, ayah sangat menginginkan kalian bersama," ucap Charles dengan memandangi wajah tampan putra ketiga keluarga matteo. William tahu ini sangat terburu-buru untuk melamar wanita yang ia cint
Seorang wanita berjalan dengan wajah panik, tangannya memegang dahi putra keduanya yang saat ini sedang demam. "Ya Tuhan, kenapa demammu semakin tinggi sayang," ucapnya dengan sesekali air matanya menangis, tangan kiri Vigladys memegang perutnya yang saat ini mengandung ke usia sembilan bulan. "Ibu, apa kita tidak jadi kerumah opa dan oma. Ibu sudah berjanji padaku dan juga Zack," ucap suara mungil Delon yang sedang memainkan mainan pesawat terbang miliknya. Suaranya terlihat sedih dengan melihat ke arah ibunya sesekali, Delon paham ketika ibunya mengeluarkan air mata ketika adiknya sedang demam tinggi. Vigladys mengompres kening Zack dengan memegang dahinya. Wajahnya menoleh ke arah putra pertamanya dengan paham. Setelah Vigladys mengompres kening putra keduanya, ia berjalan mendekati Delon dengan menahan perutnya yang hamil besar. Vigladys memegang bahu putranya dengan mengusap rambutnya dengan rasa sayang, "Delon, Delon akan selalu menjadi putra kesayangan ayah dan ibu. Nanti set
Luicera menghentikan taxi dengan memasukinya, memberikan alamat yang sudah ia siapkan di sebuah kertas. "Apa anda tidak apa-apa nona? Sepertinya anda terluka," tanya sang supir dengan melihat kondisi Luicera yang kesakitan menahan pundak dan bahu miliknya. "Tidak apa-apa, apa kau bisa mengantarku ke alamat yang kuberikan. Jika bisa tolong di percepat karena aku terburu-buru," jawab Luicera dengan menahan bahu dan juga pinggulnya. Tak lama mobil taxi yang ia tumpangi mempercepat kecepatan seperti apa yang Luicera inginkan. Hanya dalam sejam mobil tersebut sampai di tempat yang Luicera mau, tempat keluarga matteo tinggal. Mansion mewah dengan Luicera yang menuruni taxi. "Sepertinya dari gerbang sangat jauh untuk masuk ke mansionnya, bagaimana jika saya mengantar nona masuk kedalam. Ini baru gerbang saja belum memasuki mansionnya," ucap sang supir dengan mengajak Luicera untuk memasuki gerbang dengan menggunakan taxi. "Tidak perlu, lagipula aku harus terburu-buru. Terimakasih," jawab
Suara ketukan ritme kaki Jeff Lincoln terdengar dengan pandangan tajamnya, setelah melihat beberapa rekaman cctv yang memperlihatkan Luicera dengan memasuki ruangan kerja miliknya. Tak lama Luicera pun mendekati dirinya dengan merayu seperti biasanya. Jeff Lincoln hanya menerima apa yang ia lihat. Dengan cepat dirinya membelai rambut panjang Luicera, "Kau tahu kan aku paling tidak suka di bohongi." Senyuman itu berubah setelah Jeff Lincoln membelai rambut panjangnya. Ruangan pintu pun tertutup dengan suara pelan, tak seperti biasanya kekasihnya seperti ini. penjagaan mansion semakin terlihat dengan beberapa bodyguard yang berjaga. "Aku baru saja tiba dan nada bicaramu seperti ini, aku tidak ingin ribut dan kau memulai pertengkaran lagi. Apa kau ingin aku selalu kecewa?" Ucap Luicera dengan mengibaskan tangan Jeff Lincoln. Apapun perkataannya apapun ucapannya hingga kapanpun tak mampu membuat wanita yang ia cintai benar-benar bersikap tulus kepadanya. "Aku kecewa padamu, selama sem