Share

04

Author: Naya Siswanto
last update Last Updated: 2022-09-11 16:04:25

Dua bulan pun berlalu,

Hoek!

Sedari pagi Kemal bolak-balik ke kamar mandi yang ada di dapur. Perutnya seperti diaduk, semua makanan yang dia makan keluar lagi.

Mual dan muntah yang dia rasakan membuat tubuhnya lemes.

"Kamu kenapa, Kemal? Sedari tadi mama perhatikan kamu muntah dan muntah saja," cicit Liza, mamanya Kemal.

"Nggak tau ni Ma, Kemal mual saat mencium aroma-aroma yang ada di sekitar Kemal." Jawab Kemal sambil memejamkan matanya, dia duduk bersandar di sofa.

"Kok lucu! Kayak ibu-ibu yang sedang hamil saja," celetuk Liza.

Degh! Jantung Kemal tiba-tiba berdetak lebih keras. "Ibu hamil Ma?" Tanyanya.

"Iya. Dulu temen mama hamil, tapi suaminya yang mengalami muntah dan ngidam." Jawab Liza.

Liza memperhatikan wajah Kemal yang tiba-tiba berubah, "Emangnya kenapa? Kamu nggak sedang menyembunyikan sesuatu dari mama kan?" Selidik Liza.

"Enggak! Kemal nggak menyembunyikan apapun. Cuma lucu aja dengernya, kok bisa istri yang hamil tapi suami yang mual, muntah, dan ngidam." Jawab Kemal.

"Bisa dong, karena mungkin si calon bayi ingin ayahnya merasakan apa yang dialami oleh ibunya," tutur Liza.

"Kemal masuk ke kamar dulu ya Ma, mau rebahan. Kepala Kemal pusing!"

Kemal menaiki tangga menuju kamarnya, sesampainya di kamar dia langsung menghubungi Arfan.

"Ada apa? Aku sibuk! Teganya kamu memberiku pekerjaan sebanyak ini," cicit Arfan dari seberang telpon.

"Kenapa jadi kamu yang marah sih? Aku belum ngomong, kamu udah nyerocos kayak beo." Sungut Kemal.

"Ada apa? Pengen makan rujak lagi?" Tanya Arfan. Sudah dua hari ini Arfan menjadi korban ngidamnya Kemal.

"Bukan itu," jawab Kemal.

"Lalu apa?" Tanya Arfan.

"Cepat temukan gadis itu! Dia sedang hamil anakku!" Perintah dari Kemal membuat Arfan terkejut.

"What! Kamu serius? Aku akan bertanya ada Khansa." Setelah mengatakan itu, Arfan langsung memutuskan panggilan secara sepihak.

"Arfan! Hai! Argh, sial! Kenapa harus bertanya pada gadis itu." Kemal terlihat sangat frustasi. Dia buru-buru ke luar kamar dan berniat untuk pergi ke kantor.

"Kemal? Kamu mau ke mana? Jangan pergi, Nak! Sebentar lagi dokter akan datang," cegah Liza.

"Aku harus mencegah Arfan agar tidak bertanya pada gadis itu." Kemal terus berjalan tanpa menghiraukan mamanya.

Kepala yang masih terasa sangat pusing dan tubuhnya masih lemas, Kemal pun meminta supir untuk mengantarnya ke kantor.

Di sisi lain,

Arfan mendatangi ruangan Rayden untuk mencari Khansa.

Mau tidak mau, terpaksa atau tidak, dia harus mendapatkan informasi tentang Shanum hari ini.

"Pak Arfan? Tumben kemari?" Tanya Rayden. Meskipun Arfan adalah kakaknya Rayden, di saat jam kerja mereka harus mengikuti peraturan.

"Saya ada perlu dengan nona Khansa. Apa boleh saya berbicara dengannya sebentar?" Sama seperti Rayden, Arfan pun berbicara dengan formal pada adiknya itu.

"Silakan pak!" Sahut Rayden.

"Khansa! Ikut saya sebentar!" Ajak Arfan. Sebuah ajakan yang lebih terdengar seperti perintah.

Arfan mengajak Khansa ke ruangannya agar rahasia yang akan mereka bicarakan tetap aman.

"Duduklah!" Titah Arfan setelah sampai di ruangannya.

Khansa duduk sambil harap-harap cemas, dia takut panggilan ini karena dia telah melakukan kesalahan.

Ini kali ketiga dia bertemu Arfan. Pertama di kantor yang ada di kampungnya, kedua saat pertama dia bekerja di kantor ini, dan ketiga kalinya adalah hari ini.

Jantungnya berdetak saling berpacu, keringat mulai bermunculan di area wajahnya.

"Ada perlu apa ya pak? Apa saya membuat kesalahan?" Khansa memberanikan diri untuk bertanya.

"Jawaban saya tergantung jawaban dari kamu atas pertanyaan yang akan saya ajukan," jawab Arfan dan itu membuat Khansa pusing.

"Maksud bapak?" Tanya Khansa.

"Saya butuh informasi dari kamu," jawab Arfan.

"Informasi apa?" Tanya Khansa.

"Di mana Shanum?" Tanya Arfan langsung pada intinya.

Khansa terkejut, bagaimana bisa seorang Arfan mengenal Shanum sahabatnya.

"Apa ada masalah pak?" Tanya Khansa dengan hati-hati, takut salah.

"Jawab dulu pertanyaan saya. Tidak sopan membalas pertanyaan seseorang dengan balik bertanya," ujar Arfan.

Khansa menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Baiklah, saya anggap bapak mengenal Shanum. Jadi, saya bercerita langsung pada intinya saja," kata Khansa.

"Silakan!" Titah Arfan.

"Semenjak ibunya meninggal, Shanum yang sudah tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa lagi tinggal di rumah saya." Tutur Khansa.

"Kamu berbohong Khansa! Sepertinya saya memang harus memecat kamu!" Gertak Arfan.

"Apanya yang bohong? Shanum memang tinggal di rumah saya!" Suara Khansa terdengar nyaring dan lantang.

"Ups!" Khansa membungkam mulutnya menggunakan telapak tangan saat menyadari kelancangannya karena telah meninggikan suara di depan Arfan.

"Saya tidak bohong pak! Saya sendiri yang mengajaknya untuk tinggal di rumah," jelas Khansa.

Arfan menatap wajah gadis itu dan dia melihat tidak ada kebohongan di sana.

"Kapan terakhir kamu bertemu dengannya?" Tanya Arfan.

"Terakhir bertemu saat saya hendak berangkat ke sini," jawab Khansa dengan jujur.

"Kapan terakhir kali kamu berkomunikasi dengannya?" Tiba-tiba Kemal sudah ada di ruang kerja Arfan.

"Hari yang sama saat saya hendak berangkat kemari," jawab Khansa dengan santainya, dia tidak tahu siapa Kemal.

"Apa kamu sanggup menerima konsekuensinya jika kamu membohongi saya?" Tanya Kemal.

"Sebenarnya ada apa ini? Kenapa kalian mencari Shanum? Dan anda siapa? Tiba-tiba datang dan ikut campur," cecar Khansa.

Kemal menyeringai lalu duduk di meja kerja milik Arfan, "Temanmu yang bernama Shanum itu telah membawa barang berharga milikku dan kamu tidak perlu tahu siapa saya," jawab Kemal.

Khansa memberanikan diri memandang wajah Arfan seolah meminta penjelasan. Namun, pria itu malah memalingkan wajahnya. Ada rasa aneh yang menjalar di hatinya saat mata Khansa menatap wajahnya.

"Saya beri waktu kamu satu minggu untuk menemukan keberadaan temanmu itu, dan jika kamu tidak berhasil menemukannya, terima akibatnya!" Ancam Kemal lalu berjalan ke luar dari ruangan itu.

Khansa semakin bingung, sebenarnya apa yang terjadi.

"Pak Arfan! Yang tadi itu siapa?" Tanya Khansa sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah pintu.

"Kamu serius nggak kenal dia?" Arfan balik bertanya.

"Nggak sopan pertanyaan dibalas pertanyaan," sungut Khansa.

Arfan berdiri lalu menghampiri Khansa, dia mengacak rambut gadis itu lalu berjalan ke arah pintu.

"Cari Shanum dan laporkan padaku jika mau karir kita berdua selamat," ujar Arfan lalu ke luar dari ruang kerjanya. Dia tidak sanggup berlama-lama berada di dekat Khansa.

Khansa buru-buru ke luar dari ruangan itu dan langsung berlari menuju ke ruang kerja pribadinya. Sesampainya di meja kerja, dia mencari ponselnya. Dia berniat menghubungi ayahnya dan juga Shanum.

"Hallo! Ayah! Apa Shanum ada di rumah?" Tanya Khansa saat sang ayah menjawab panggilan telpon darinya.

"Loh, bukannya Shanum pergi bersamamu nak?" Suara ayah terdengar seperti orang yang tidak tahu apa-apa.

"Tidak yah, Shanum tidak pergi denganku." Tegas Khansa.

"Benarkah? Ke mana perginya dia? Sejak hari itu dia tidak pernah kembali ke rumah." Tutur Ayah dan Khansa pun langsung terkulai lemas.

Related chapters

  • Perawan 1M Pencuri Hati   05

    Tepat jam pulang kerja, Khansa naik ke lantai ruang kerja milik Arfan. Dia berlari agar cepat sampai ke ruang kerja orang nomor dua di kantor itu."Selamat sore, pak!" Ucap Khansa dengan nafas tersengal-sengal.Arfan yang sedang membicarakan pekerjaan dengan Kemal pun terkejut melihat Khansa yang tiba-tiba saja muncul."Khansa? Kenapa lari-lari?" Tanya Arfan.Khansa langsung masuk tanpa menghiraukan Kemal, dia menganggap Kemal tidak ada."Ada hal penting yang akan saya sampaikan," jawab Khansa, nafasnya masih belum teratur.Arfan berdiri lalu berjalan menuju lemari pendingin yang ada di ruangannya. Dia mengambil sebotol air mineral lalu memberikannya pada Khansa."Duduklah!" Titah Arfan dan Khansa mematuhinya."Katakan!" Titah Arfan lagi."Apa bapak bisa melacak keberadaan seseorang melalui nomor ponselnya?" Tanya Khansa."Kamu datang kemari mengacaukan pembicaraan kami hanya karena mau minta tolong melacak nomor ponsel seseorang?" Wajah Kemal terlihat tidak bersahabat. Wajahnya yang

    Last Updated : 2022-09-11
  • Perawan 1M Pencuri Hati   06

    Sudah dua minggu Kemal merasakan mual, muntah, dan menginginkan sesuatu yang tidak masuk akal.Selama dua minggu juga dia tidak diperbolehkan datang ke kantor. Liza khawatir jika Kemal akan membuat kesepakatan salah seperti tempo hari.Dokter sudah memeriksa kesehatan Kemal dan hasilnya dia baik-baik saja. Dokter hanya bisa memberinya obat pereda mual serta vitamin agar dia tidak terlalu lemah.Sudah hampir tiga bulan pencarian, namun orang suruhan Kemal belum menemukan keberadaan Shanum. Kemal tidak putus asa, dia terus melakukan pencarian. Dia percaya jika Shanum secepatnya akan dia temukan.Drtt, ponsel Kemal berdering. Salah satu orang suruhannya melakukan panggilan video padanya."Hallo!" Sapa Kemal."Saya sekarang sedang ada di stasiun kereta api, Pak. Mengantarkan adik saya yang mau pulang kampung. Saya izin untuk libur kerja," tutur orang itu.Kemal tidak fokus pada orang suruhannya yang sedang bicara dengannya, dia lebih fokus pada gadis yang sedang berdiri di belakang suruh

    Last Updated : 2022-09-14
  • Perawan 1M Pencuri Hati   07

    Shanum mengusap dadanya, nafasnya saling memburu. Dia sangat terkejut melihat kehadiran Kemal."Aku lapar!" Cetus Shanum.Kemal meraih tangan Shanum lalu mengajaknya ke sofa. Di meja sudah ada bungkusan berisi makanan, ada sebuah paper bag berisi pakaian untuk Shanum.Selain itu di atas meja tersebut ada sekotak susu khusus ibu hamil dan sebuah parsel berisi buah-buahan.Kemal menyuruh Shanum untuk duduk, kemudian dia mengeluarkan makanan dari kantung plastik.Shanum membungkam mulutnya menggunakan telapak tangan saat melihat makanan yang Kemal sodorkan di hadapannya."Bagaimana kamu bisa tahu kalo aku menginginkan nasi padang?" Tanya Shanum.'Karena aku juga menginginkannya,' jawab Kemal dalam hati. Terbersit rasa sedih di dalam hatinya saat mengetahui keadaan Shanum selama ini.Orang suruhan Kemal diam-diam mengambil ponsel milik Shanum dan mencari informasi tentang gadis itu.Dia bertemu dengan bu Dewi dan dari wanita paruh baya itulah orang suruhan Kemal tahu bagaimana perjuangan

    Last Updated : 2022-09-16
  • Perawan 1M Pencuri Hati   08

    Kemal menghampiri Shanum yang berdiri di depan Liza dengan kepala tertunduk.Kemal merangkul pundak Shanum, "Jangan ambil hati, mama sedang ngeprenk kamu." Tutur Kemal."Kemal!" Seru Liza."Aku di sini, tidak perlu berteriak. Aku tidak tuli," ujar Kemal."Lagian mama keterlaluan, Shanum sedang hamil mama prenk.jika terjadi apa-apa pada bayiku gimana?" Cecar Kemal.Liza beranjak dari duduknya lalu menghampiri Shanum."Sudah jam sembilan, pergilah! Kalian harus segera menikah. Kasihan calon cucuku jika saat dia lahir tidak ada ayahnya," tutur Liza lembut sambil menepuk lembut bahu Shanum.Shanum mengangkat kepalanya, "Tapi, anak ini bukan anak putra anda." Tutur Shanum."Aku tidak peduli! Ayo cepat!" Kemal merasa geram pada Shanum. Dia menggendong Shanum ala bridal style ke luar dari kamar.Liza menggelengkan kepala melihat tingkah putranya."Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu nak. Semoga sifat burukmu yang suka gonta-ganti wanita pun hilang." Ucap Liza, dia mengikuti Kemal dan Shanu

    Last Updated : 2022-09-20
  • Perawan 1M Pencuri Hati   09

    Sudah seminggu Kemal dan Shanum menikah, namun mereka belum melakukan hubungan layaknya suami istri. Shanum masih menjaga jarak dan Kemal tidak mau memaksa gadis itu.Melihat Shanum sudah membuka diri dan mau bersikap manis padanya, Kemal sudah merasa senang."Pagi sayang!" Sapa Kemal pada Shanum yang sedang berkutat di dapur, menyiapkan sarapan untuk mereka berdua."Pagi mas," balas Shanum, menoleh sekilas sambil tersenyum lalu kembali serius mengaduk nasi goreng buatannya."Pagi ini mas ada pertemuan di kantor, setelah itu nanti mas langsung pulang. Bersiaplah! Karena mas akan mengajakmu jalan-jalan." Tutur Kemal.Shanum mematikan api kompor, memindahkan nasi goreng ke piring lalu menyuguhkannya ke hadapan Kemal."Silakan!" Ucap Shanum."Terima kasih, sayang." Balas Kemal.Mereka menikmati sarapan pagi ini, selesai sarapan Kemal langsung berpamitan."Boleh aku menciummu?" Tanya Kemal dan Shanum pun mengangguk dalam ragu.Cup, Kemal mencium kening Shanum cukup lama setelah itu dia me

    Last Updated : 2022-09-22
  • Perawan 1M Pencuri Hati   10

    "Siapa dia?" Tanya Kemal saat dalam perjalanan pulang."Dia temanku waktu sekolah dulu," jawab Shanum."Jangan sekali-kali bertemu dengannya! Aku tidak suka!" Cetus Kemal."Iya, lagian tadi kan nggak sengaja." Tutur Shanum.Kemal mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, "Aku tidak melarangmu berteman. Sama siapa saja boleh, asal jangan sama ulat bulu yang tadi." Pungkas Kemal."Dia manusia mas, bukan ulat bulu. Hati-hati ah kalo ngomong," ujar Shanum sambil tertawa.Kemal tersenyum, dia sangat senang jika melihat senyum dan tawa Shanum. Meskipun Shanum terkadang masih bersikap dingin dan jaga jarak, tapi Kemal tetap bahagia karena Shanum masih mau diajak bercanda.Shanum sudah tertidur di bangkunya, rasa kenyang membuatnya menjadi mengantuk. Sesampainya di rumah Kemal tidak membangunkan Shanum, dia menggendong istrinya hingga ke kamar. Setelah itu barulah dia membawa barang-barang belanjaannya.Selagi Shanum masih tertidur, Kemal mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseoran

    Last Updated : 2022-09-23
  • Perawan 1M Pencuri Hati   11

    "Entah kenapa, aku menyukainya." Cetus Arfan.Kemal duduk bersandar di sofa. Dia memikirkan kata yang tepat untuk dia katakan pada sahabatnya."Cari tahu dulu, jangan asal suka. Siapa tahu saja dia sudah punya kekasih," kata Kemal."Karena itulah aku datang kemari, aku ingin bertanya tentang Khansa pada Shanum." Tutur Arfan."Jangan sekarang, nanti dia semakin kebingungan. Aku takut itu nanti akan berakibat buruk pada bayinya," kata Kemal.Kemal pun menjelaskan pada Arfan bahwa Shanum belum tahu siapa dirinya. Kemal juga bercerita tentang pria lain yang Shanum cintai.Kemal menasehati Arfan agar lebih teliti lagi, jangan sampai salah ambil langkah. Mencinta boleh tapi cari tahu dulu tentang status Khansa, siapa tahu saja dia sudah ada pilihan yang lain.Arfan mendesak Kemal untuk memanggil Shanum. Dia harus mengetahui status Khansa lebih awal agar tidak terlanjur jatuh cinta pada gadis itu."Ayo lah Kemal, please!" Arfan menangkupkan kedua tangannya di depan dada, memohon pada Kemal a

    Last Updated : 2022-09-24
  • Perawan 1M Pencuri Hati   12

    Semenjak malam itu, Arfan sedikit jaga jarak dengan Khansa. Dia memikirkan setiap perkataan yang diucapkan oleh Kemal. Perubahan sikap Arfan membuat Khansa bingung, karena setiap bertemu dengannya, Arfan selalu menghindari dirinya."Pak! Tunggu!" Khansa mempercepat langkahnya saat melihat Arfan berada di parkiran.Arfan celingukan lalu mengarahkan jari telunjuk ke arahnya sendiri, "Saya?" Tanyanya."Iya, siapa lagi? Di sinikan cuma ada bapak." Jawab Khansa."Apa ada hal penting yang ingin kamu bicarakan, Khansa?" Nada bicara Arfan yang formal membuat Khansa mengurungkan niatnya. Awalnya dia berfikir jika sudah selesai jam kantor, mereka bisa bersikap lebih santai seperti layaknya teman, bukan antara atasan dan bawahan.Tapi, ternyata Arfan masih bersikap seolah jam kerja masih berlangsung."Tidak ada, permisi!" Khansa membungkukkan sedikit tubuhnya lalu pergi membawa kekecewaan.Arfan menatap nanar kepergian Khansa. Ingin rasanya dia menahan gadis itu, namun jauh di lubuk hatinya me

    Last Updated : 2022-09-25

Latest chapter

  • Perawan 1M Pencuri Hati   25

    "Beri apa yang sudah aku janjikan padanya!" Titah Kemal pada anak buahnya."Siap, Bos!" Sahut anak buah Kemal.Kemal beranjak dari duduknya lalu menepuk bahu kurir gadungan dan pergi.Kemal langsung pulang ke rumah, dia takut Shanum terbangun dan mencari dirinya.Sesampainya di rumah, Kemal bergegas menuju kamar. Senyumnya mengembang saat melihat Shanum masih tertidur pulas di kasurnya, padahal hari sudah menjelang pagi."Semoga setelah semua ini selesai tidak ada lagi masalah yang datang menghampiri rumah tangga kita," ucap Kemal sambil merangkak naik ke atas kasurnya dengan perlahan, dia takut pergerakannya mengganggu tidur istrinya.Di tempat lain,Tok TokTokBeberapa orang laki-laki bertubuh tegap berdiri di depan apartemen Fira dan menggedor pintunya dengan kasar."Buka!" Teriak salah satu dari mereka.Fira yang tengah tertidur pulas pun terbangun karena mendengar suara gaduh yang berasal dari luar apartemennya."Siapa sih yang datang bertamu di pagi-pagi buta begini? Ganggu or

  • Perawan 1M Pencuri Hati   24

    Bugh!!Anak buah Kemal memukul seorang pria bertato mawar berduri yang mereka temui di sebuah tempat karaoke."Angkat dia! Bawa ke mobil!" Perintah ketua."Bos yakin ini adalah orang yang kita cari?" Tanya anak buah si ketua."Seperti informasi yang bos Kemal beri, pria bertato mawar berduri di belakang leher," jawab ketua.Setelah target berhasil dibawa masuk ke dalam mobil, supir pun langsung melajukan mobilnya."Kita bawa dia ke tempat kita saja! Nanti bos Kemal akan menemuinya di markas!" Titah ketua."Baik, Bos!" Sahut supir.Meski mereka melakukan kekerasan di tempat umum, tapi tidak seorang pun yang berani menghalau atau pun melaporkan kejadian itu pada petugas, karena semua sudah tahu siapa mereka. Kelompok ternama di kota ini yang disegani sekaligus ditakuti.Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di markas, ketua pun menghubungi Kemal melalui panggilan telepon."Bos! Kurir yang kita cari sudah ditemukan. Sekarang dia ada di markas kami!" Lapor ketua.Di tempat lain, Ke

  • Perawan 1M Pencuri Hati   23

    "Cari kurir yang bertugas antar makanan ke rumahku!" perintah Kemal pada anak buahnya melalui panggilan telepon.Emosi Kemal sudah memuncak. Bagaimana tidak marah? Shanum pendarahan setelah memakan makanan yang dia kirim ke rumahnya. Padahal Kemal sendiri yang membeli makanan itu dan dia yakin itu aman.Shanum masih belum sadarkan diri, untung saja janin yang ada dalam kandungannya masih bisa diselamatkan, kalau tidak ... mungkin Kemal sudah mengobrak-abrik seluruh isi kota dan menghabisi semua yang ada di dekatnya.Drrtt ... ponsel Kemal berdering."Halo!" Kemal menjawab panggilan di ponselnya."Kurir yang bapak suruh berada di rumah sakit dalam keadaan babak belur. Sepertinya ada seseorang yang dengan sengaja melakukan ini." Lapor anak buah Kemal."Cek cctv di rumahku!" Titah Kemal."Sudah pak! Kurir gadungan menggunakan topi dan masker. Ibu dan istri anda tahu itu," sahut anak buah Kemal."Di mana kurir yang asli dirawat?" Tanya Kemal."Orang-orang yang menolongnya mengantarkannya

  • Perawan 1M Pencuri Hati   22

    Brak!!Fira membuka pintu ruang kerja Kemal dengan paksa. Mata merah menyala menyorotkan emosi yang siap membludak."Manusia atau bukan kamu, Kemal? Tidak punya hati! Kenapa kau tumbangkan perusahaan ayahku?" Suara Fira terdengar melengking dan memekakan telinga."Seharusnya pertanyaan itu kamu layangkan pada dirimu sendiri, Fira. Bukan padaku!" Tegas Kemal dengan santai.Fira berdiri tegak di hadapan Kemal yang sedikit pun tidak melihat ke arahnya. Dia tetap fokus pada layar laptopnya."Tidakkah kau mengerti? Aku mencintaimu lebih dari apapun, Kemal. Kenapa kau membutakan matamu? Kenapa Kemal?" Terdengar suara isak tangis dari arah Fira. Suaranya bergetar dan terdengar sangat lirih.Kemal mengalihkan pangangannya, menatap tajam ke arah mantan kekasihnya tersebut."Seharusnya kamu sadar, Fira ... Kisah kita sudah berakhir sejak dulu. Sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi di antara kita. Kau sudah memilih dia menjadi teman hidupmu, begitu pun juga dengan aku." Tutur Kemal.Air mata mul

  • Perawan 1M Pencuri Hati   21

    Sebulan berlalu, Fira terus mengganggu Kemal, dia sengaja melakukan itu agar Shanum cemburu dan meminta cerai.Wilson sendiri tidak pernah pulang ke rumahnya sejak malam itu, bahkan gugatan cerai sudah dilayangkan untuknya.Setiap hari Fira datang ke kantor, bahkan dia kerap berkunjung ke rumah Kemal."Kamu sudah tidak punya malu ya? Setiap hari datang hanya untuk merayu suamiku," kata Shanum."Kenapa harus malu? Kemal itu kekasihku, tentu saja aku harus sering-sering bertemu dengannya." Balas Fira. Siang ini dia sengaja datang ke rumah Kemal, karena dia tahu Kemal sedang pergi ke luar kota. Jadi, dia pikir dia akan bebas mengganggu Shanum."Lebih baik kamu tinggalkan Kemal, karena dia miliku!" tegas Fira."Dasar tidak tahu malu! Orang sepertimu harusnya tidak pernah ada di dunia ini," suara mama terdengar sangat emosi.Fira terkejut saat melihat mama Kemal sedang berjalan menuruni anak tangga."Sejak kapan tante ada di sini?" tanya Fira."Sejak wanita sepertimu sering datang ke ruma

  • Perawan 1M Pencuri Hati   20

    Kemal terus membujuk Shanum agar tidak marah lagi. Dia terus memberi penjelasan bahwa hubungan cintanya dengan Fira sudah lama berakhir."Ceritakan padaku kenapa kalian bisa putus! Ceritakan dengan jujur, kalau tidak, aku tidak akan memaafkanmu." Ancam Shanum.Kemal duduk di antara istri dan mamanya, dia menerawang jauh menatap langit-langit ruang kerjanya. Sesekali terdengar suara nafas yang panjang dan berat.Sepuluh menit berlalu, tidak ada sepatah kata pun yang ke luar dari mulut Kemal. Mata Shanum terbelalak saat melihat Kemal memejamkan matanya, dia pikir Kemal akan bercerita. Eh, ternyata dia malah tertidur.Shanum memberi kode pada mama untuk pergi dari sana secara diam-diam."Ke mana kita sekarang? Sudah sore! Kita langsung pulang atau pergi jalan-jalan dulu?" tanya mama setelah sampai di parkiran."Shanum langsung pulang saja, Ma. Sebentar lagi mas Kemal pasti pulang, aku takut nanti dia kebingungan mencariku. Lagi pula, kita harus berhati-hati bukan? Takut jika Fira membun

  • Perawan 1M Pencuri Hati   19

    Kemal, Fira, dan Rayden masih di tempatnya semula. Mereka, Kemal dan Fira masih berdebat, sedangkan Rayden menjadi penonton adegan siaran langsung di depannya. Dia duduk di bangku salah satu asisten Kemal sambil menikmati minuman dingin.Saat situasi sedang tegang, datanglah Khansa dengan emosinya.Dia menarik Kemal lalu melayangkan tamparan ke pipi suami sahabatnya itu. Dia masih belum tahu jika Kemal adalah pemilik perusahaan tempatnya bekerja.Perilaku Khansa tentu saja membuat Rayden terkejut, hingga minuman yang sedang ditenggaknya menyembur ke luar."Kenapa kamu menamparku?" tanya Kemal sambil memegangi pipinya."Itu hadiah dariku karena kamu sudah menelantarkan sahabatku," jawab Khansa dengan kesal."Kamu salah paham!" tegas Kemal."Masa bodoh dengan salah paham, yang penting aku puas." Kata Khansa.Fira masih berusaha mendekati dan merayu Kemal, tentu saja hal itu membuat Khansa semakin memanas."Heh perempuan gatal! Apa kamu tuli? Bukankah tadi kamu sudah mendengar sendiri ji

  • Perawan 1M Pencuri Hati   18

    Fira melenggang masuk ke dalam ruangan itu. Dia duduk dengan santainya di samping Kemal. Bergelayut manja di lengan pria yang dulu pernah menjalin hubungan kasih dengannya."Jaga batasanmu, Fira!" tegas Kemal."Sayang? Kamu kenapa? Aku baru kembali dan ingin bertemu dengamu. Aku merindukanmu, sayang. Apa kau tidak merindukanku?" cicit Fira tanpa melepas rangkulannya.Dengan kasar Kemal melepaskan diri dari gadis di sampingnya, "Untuk apa aku merindukan gadis sepertimu? Tidak ada gunanya sama sekali." Cetus Kemal, ada nada kebencian dari caranya berkata dan itu bisa dilihat dari suaranya.Kemal berdiri tepat di hadapan Fira, matanya menyalang tajam, seolah ingin mencabik-cabik kulit gadis yang ada di depannya."Katakan padaku, alasan apa yang tepat agar aku merindukanmu? Merindukan gadis pengkhianat sepertimu?" cecar Kemal.Fira terdiam, dia mati kutu. Dia hanya menunduk dan tidak lama terdengar isak tangis dari arahnya."Aku terpaksa melakukan itu, aku diancam oleh kedua orang tuaku."

  • Perawan 1M Pencuri Hati   17

    Kemal tersentak saat Shanum menanyakan tentang masa lalunya. Bagaimana dia bisa tahu sedangkan Kemal tidak pernah menceritakannya."Kamu kok nanyanya gitu sih? Itu kan hanya masa lalu," ujar Kemal."Masa lalu ya? Tapi, kenapa saat tidur mas selalu menyebut Hanyku sayang? Siapa Hany?" tanya Shanum.Mendengar pertanyaan Shanum, Kemal pun tersenyum."Hany itu kamu, sayang." Jawab Kemal.Shanum sudah menyelesaikan ngemilnya, dia mengulurkan tangan pada Kemal dan mereka pun kembali ke kamar sambil bergandengan tangan.Kemal menyusun bantal di sekeliling tubuh Shanum, "Sudah nyaman?" tanyanya."Hemmm," dehem Shanum, matanya sudah kembali terpejam.Seperti biasa, Kemal mengusapi bagian tubuh Shanum. Jika tidak punggung, Kemal akan mengusapi perut istrinya. Usapan Kemal membuat Shanum merasa nyaman.Setelah Shanum benar-benar tertidur, Kemal turun dari kasurnya secara perlahan. Dia takut pergerakannya membangunkan istrinya.Kemal menuju sofa, duduk di sana sambil mengerjakan tugas yang dikiri

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status