Dua hari kemudian, Sisca sudah ingin berobat ke Negara Marika.Satu malam sebelum berangkat, Tuan Matthew menjenguknya lagi di rumah sakit.Namun, kali ini Tuan Matthew membawa sebuah foto. "Sisca, gadis di dalam foto ini adalah kamu, 'kan?"Di dalam foto adalah dia dan Hendra sedang bertempur di tengah salju.Dia ingin menyangkal.Namun, gadis dalam foto sama persis dengannya.Dia tidak bisa menyangkal dan raut wajahnya langsung pucat. "Tuan Matthew, kenapa ... kenapa kamu ada foto ini?""Jadi, kamu benar-benar istri Hendra?"Istri?Sisca tersenyum masam. "Bagaimana mungkin aku memenuhi syarat? Aku bukan istrinya, sejak awal ... aku dan dia sudah nggak mungkin.""Kalau begitu, kamu dan dia?""Aku pernah berpacaran dengannya di masa kuliah. Dia hanyalah mantanku."Namun, jika hanya hubungan mantan yang sederhana, kenapa Hendra secara khusus meminta orang untuk mencarinya di Kota Sela?Dia berusaha keras, bahkan rela mengorbankan harga setinggi apa pun.Matthew sudah berkecimpung di dun
Kota Sela adalah kota di wilayah selatan. Tingkat kemakmurannya tak kalah dengan Kota Aroha. Pada malam hari sangat cerah dan terlihat jelas.Dia bahkan bisa melihat pusat kota yang tidak berjauhan terang benderang.Bangunan berbentuk bola itu adalah Hotel Peninsula.Dia menatap dalam waktu lama ....Besok pagi, dia akan berobat ke Negara Marika.Jarak lebih dari 10.000 mil ....Kelak berjarak jauh mungkin sulit untuk bertemu kembali.Dia menutup jendela secara diam-diam, lalu menarik tirai jendela.Berkenaan dengan dia tidak menjadi Sisca lagi, mulai hari ini semua yang berkaitan dengan Sisca akan disembunyikan....Di dalam Hotel Peninsula.Alex mengetuk pintu masuk. "Pak Hendra, aku memesan makanan untuk Anda, nanti pelayan hotel bakal mengantarkannya."Hendra menyimpan foto di dalam genggamannya."Apa sudah ada kabar tentang Sisca?"Alex menggelengkan kepala. "Untuk sementara ... masih belum ada. Pak Hendra, sekarang kita sudah meminta Tuan Matthew bantu mencarinya, mungkin dengan
Keesokan pagi, turun hujan gerimis di Kota Sela.Bandara Kota Sela sangat ramai.Matthew dan Garry mengantar Sisca ke dalam bandara."Sisca, selamat jalan.""Sampai di Klinik Mayo, telepon kami."Sisca mengangguk. "Baik. Tuan Matthew, Paman Garry, kalian ... jaga diri baik-baik."Matthew melambaikan tangannya. "Sudah waktunya, masuklah."Sisca berjalan ke pintu keberangkatan internasional sambil membawa tiket pesawat dan paspor.Pada saat bersamaan.Hendra dan Alex juga memasuki bandara menuju pintu keberangkatan domestik untuk terbang ke Kota Aroha.Saat hendak memasuki ruang tunggu, Sisca menoleh ke belakang.Timbul rasa gelisah dan sedih di hatinya karena tiba-tiba akan meninggalkan tanah air di mana dia telah hidup selama 24 tahun.Perjalanannya masih panjang dan nasibnya tidak bisa ditentukan.Dia bahkan tidak tahu kapan baru bisa kembali.Sisca menoleh ke belakang dengan nostalgia.Pada saat bersamaan, Hendra tanpa sadar berhenti saat hendak memasuki ruang tunggu VIP.Dia menoleh
Pukul 10 malam, Hendra tiba di Cemara Praya dari Kota Sela.Vila itu hanya diterangi oleh sebuah lampu malam. Tiba-tiba, sosok mungil berlari kemari dan memeluk pahanya erat-erat."Angel."Hendra mengusap kepala Angel.Angel berkata dengan murung, "Aku pikir Ayah juga nggak akan pulang.""Mana mungkin? Ayah nggak akan tinggalkan Angel.""Ibu juga bilang begitu, tapi Ibu tetap tinggalkan Angel. Ayah, jangan berpikiran negatif seperti Ibu, oke?"Angel mendongak pada Hendra dengan tatapan penuh harapan.Seketika, hati Hendra melonjak kaget.Dia memaksa diri untuk tersenyum, lalu berkata, "Ayah ... nggak berpikiran negatif.""Ayah bohong. Sejak Ibu tiada, Ayah melamun setiap malam sambil melihat cincin Ibu. Terkadang, Ayah duduk di ruang tamu sepanjang malam dan diam saja. Ayah, jangan pergi bersama Ibu. Angel takut."Angel mencengkeram celana Hendra dengan sekuat tenaga karena takut ayahnya akan pergi.Hendra menyeka air mata di wajah Angel, lalu berkata, "Ayah janji akan menemanimu selam
"Ayah, Paman Billy traktir makan malam ini?""Ya, Paman Billy kamu mau nikah. Jadi, dia ajak pacarnya untuk bertemu dengan kita."Karena ucapan marah Hendra setahun yang lalu, Billy dan Kristin meninggalkan Grup SY.Mereka jarang berkomunikasi dalam setahun terakhir.Alhasil, Zayn menjadi penengah di antara mereka.Kristin bertindak semena-mena, tetapi Billy selalu disiplin dan tidak pernah membuat kesalahan.Billy telah memberi kontribusi sehingga Grup SY memiliki pencapaian seperti sekarang.Selama ini, Billy juga mendapat dividen dari Grup SY karena Hendra tidak menarik kembali saham yang dimilikinya.Angel cemberut dan bertanya, "Kalau begitu ... Bibi Kristin ikut, ya? Aku nggak mau ketemu dia. Aku bisa bertengkar dengannya nanti.""Dia nggak ikut. Malam ini, Billy hanya undang Ayah dan Paman Zayn kamu. Mami kamu juga ikut.""Baguslah. Sudah lama aku nggak ketemu Paman Zayn dan Mami."Hendra dan Angel tiba di depan sebuah ruangan.Kemudian, Hendra mendengar suara Zayn.Di dalam rua
Nancy termangu.Billy beranjak dari kursinya, lalu merangkul wanita itu dan memperkenalkannya, "Ini Sherine. Kami sudah tunangan dan berencana nikah bulan depan."Satu set cincin platinum terpasang di tangan mereka yang bergandengan."Sher, ini teman baikku, Hendra Setiawan dan Zayn Oswald. Panggil saja Pak Hendra dan Pak Zayn."Sherine menyapa mereka sambil tersenyum, "Halo, Pak Hendra, Pak Zayn."Tatapan tajam Hendra menyapu ke arah Sherine.Sedetik kemudian, Hendra memalingkan tatapannya. Ekspresinya tidak terbaca dari mata hitamnya.Begitu semua orang sampai, masakan segera disajikan.Angel duduk di sebelah Hendra dan makan sambil menatap wanita yang duduk di sebelah Billy.Mengapa bibi ini berdandan seperti Ibu?Angel berbisik pada Hendra, "Ayah nggak merasa Bibi Sherine agak mirip Ibu?"Suaranya sangat kecil sehingga hanya bisa didengar Hendra.Hendra menaruh sepotong daging asam manis ke piring Angel, lalu menjawab dengan suara datar, "Nggak mirip, jangan omong kosong.""Oh ....
Hendra duduk di tempatnya dan tidak berkomentar.Kemudian, Sherine bersulang dengannya. "Pak Hendra, mari kita bersulang."Mata hitam Hendra yang jernih tertuju pada penampilan Sherine. Dia berkomentar dengan suara dingin, "Gaya penampilan seperti ini nggak cocok denganmu."Tangan Billy yang sedang memegang sendok perlahan mengencang.Sherine kebingungan dan bertanya, "Pakaianku ... nggak cukup sopan?"Alih-alih menjawab, Hendra sibuk mengambilkan lauk untuk Angel.Sherine terbengong di tempatnya sambil memegang gelas bir, canggung sekali.Selama makan, Hendra tidak minum bir setetes pun.Dia bertanya pada Angel, "Sudah kenyang?"Angel beserdawa, lalu mengangguk. "Ya, sudah kenyang.""Bawa semangkanya. Kita pulang."Angel mengambil sepotong semangka yang adalah buah kesukaannya.Hendra beranjak dari kursinya seraya berujar, "Angel sudah mengantuk, aku bawa dia pulang dulu. Kalian makan saja."Saat Hendra dan Angel hendak sampai di mobil ....Billy menyusul keluar.Hendra berpesan pada
Di Apartemen Angkasa Pura.Begitu Sherine dan Billy masuk ke rumah, Billy langsung menahannya di ambang pintu.Malam ini, mereka membayar sopir untuk membawa mereka pulang.Setelah Hendra pergi, Billy minum banyak bir.Saat ini, dia sudah kehilangan kendali.Dia menyibak gaun Sherine dan menekan pinggulnya ke bawah.Sherine terkejut dan menoleh ke belakang. "Billy ....""Jangan bicara."Begitu berbicara, Sherine tidak lagi mirip Sisca.Suara Sisca jernih dan lantang, tetapi tidak melengking, seperti suara air mengalir di pegunungan. Sisca kuliah jurusan penyiar radio sehingga pelafalan bahasanya sangat jelas.Sementara itu, Sherine terlahir di negara bagian selatan, meski sudah bekerja di Kota Aroha selama 2 tahun. Suaranya lembut dan manis.Suaranya berbeda jauh dengan suara Sisca.Tiga bulan lalu, Sherine melamar pekerjaan di perusahaan baru Billy sebagai staf resepsionis.Hari itu, dia mengenakan gaun putih dan sepatu kets hak tinggi. Rambutnya diikat di atas kepala.Dia juga berdan
Alan meninggalkan Nancy selama lima demi mengejar masa depannya. Apa yang perlu ditangisi?Zayn tidak merasa dirinya adalah pria yang baik, tapi orang yang memberikan janji-janji manis pun belum tentu adalah pria baik.Namun, Zayn tidak pernah meminta siapa pun untuk menunggu. Biasanya orang yang perlu ditunggu bukanlah pasangan yang cocok.'Masa muda bukanlah hanya untuk dihabiskan dengan menunggu, melainkan dihabiskan dengan bersenang-senang.''Nancy juga bodoh, kenapa dia mau menunggu orang yang nggak akan ada hasil?'Nancy terdiam.Zayn lanjut berkata, "Masih menatapku? Apa pantas menangis untuk pria yang kabur di saat penting?"Nancy berkata, "Aku bukan menangis karena Alan.""Masih nggak mau ngaku."...Sebenarnya Zayn tidak ingin mengurus Nancy yang sudah mau menangis, tapi dia malah tiba-tiba merasa kesal.Zayn menarik Nancy ke dalam pelukannya, lalu menunduk mengatakan, "Apakah nggak aneh menangis di depanku demi pria lain? Bukankah sudah kubilang nanti mau beli lotre setelah
Nancy bertanya, "Apa yang beda?"Wajah Zayn lumayan masam, dia berkata, "Kamu yang menemui Alan, bahkan berduaan. Kalau Sandra datang karena Morphi yang mengajaknya."Kedekatan di dalam satu mobil dan satu payung tidak sama.Selain itu, orang yang duduk di sampingnya adalah Morphi.Nancy menatapnya dengan curiga. "Apa kamu cemburu?""Nggak.""Jadi, kamu boleh menggoda wanita lain, aku nggak boleh?"Zayn mengernyit berkata, "Aku nggak ingin menggoda wanita lain, tapi kamu yang ingin bersama pria lain. Inilah perbedaannya. Apa kamu paham?"Nancy langsung membantah, "Kamu bukan aku, kenapa kamu tahu aku ingin bersama pria lain?"Semua isi hati Nancy tertulis di wajahnya.Zayn tentu saja paham.Selama tiga tahun menikah, kapan Nancy melupakan Alan?Ketika berbaring di samping Zayn, Nancy bahkan beberapa kali mimpi sambil memanggil nama Alan. Bukankah itu berarti Nancy ingin bersamanya?Itulah yang disebut kerinduan sepanjang hari.Kalau tidak memikirkan sepanjang hari, bagaimana mungkin bi
......Di sebelah rumah makan terdapat sebuah mal.Zayn langsung memilih dua setelan baju, kemudian membayar dan mengganti baju baru.Nancy duluan ke kamar ganti untuk ganti baju dan duluan selesai.Di sebelah terdapat sebuah mesin jual lotre otomatis.Ketika Nancy sedang menunggu Zayn, dia mencoba menguji keberuntungannya dengan membeli lotre.Ketika menggosok lembaran lotre, dia tiba-tiba merasakan kehangatan dari belakang.Zayn berdiri di belakangnya berkata, "Kalau ingin kaya, kamu cari aku saja. Bagaimana mungkin barang ini bisa membuatmu kaya?"Ini akan mengejutkan kalau mendapatkan 600 juta."Nancy berkomentar, "Uang yang kumenangkan dengan uang yang kamu berikan beda. Uang pemberianmu diam-diam tercatat."Suatu hari juga harus dikembalikan.Zayn memainkan alisnya dan membantah, "Apa yang beda? Bukannya sama adalah uang? Selain itu, kapan aku memintamu membayarku?""Intinya berbeda."Nancy menggosok lotre dengan semangat, akhirnya dia mendapatkan satu juta! Dia senang hingga di
Morphi mendongak dan berkata, "Kebetulan ada Kakak Ipar di sini, kita juga belum makan. Apa ada restoran yang enak di sini?"Sandra berkata, "Aku tahu sebuah restoran sashimi. Mau coba, nggak?"Morphi langsung mengernyit ketika mendengar sashimi. Dia berkata, "Aku ingin makan masakan rumah yang hangat-hangat. Bukankah kamu juga baru kembali dari Neyora? Kamu jangan menyarankan, deh. Aku meragukan nggak bisa makan makananmu."Sandra langsung meliriknya dengan tidak senang.Nancy berkata, "Masakan rumah di rumah makan Hefana lumayan enak."Sandra berkata dengan nada menghina, "Rumah makan Hefana? Bukankah masakannya dengan minyak bekas?"Morphi berkata, "Aku sudah lama nggak makan masakan rumahan. Aku suka yang seperti ini. Zayzay, bagaimana menurutmu?"Zayn berkata, "Zayzay? Jijik sekali.""Kita sudah bertahun-tahun nggak bertemu, aku bahkan nggak tahu kamu sudah menikah. Kelihatannya kamu sudah melupakanku! Apakah saat aku nggak di sini, kamu sangat dekat dengan Pak Hendra itu?"Zayn t
Tetesan air hujan menetes di wajahnya, alis dan lekukan wajah yang tampan terlihat sangat tajam.Zayn berdiri di tempat menatap mereka dengan santai, tapi nada bicaranya malah sangat galak, "Pak Alan mau culik istriku ke mana?"Nancy langsung menjadi tegang, dia bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"Zayn menatapnya dengan ekspresi dingin, lalu berkata, "Seharusnya aku yang menanyakanmu. Ternyata kamu nggak mau makan bersamaku karena mau berjalan santai bersama mantan pacar di bawah hujan?"Nancy ingin membantahnya.Namun, kenyataan yang terlihat sesuai dengan yang dikatakan Zayn. Kalau Nancy menjelaskan, dia hanya akan semakin mengacaukannya.Alan memegang payung menatap Zayn dengan ekspresi tenang, dia berkata, "Hari ini Nancy menemuiku untuk mengambil kamera yang tertinggal di tempatku sebelumnya. Aku bukan mau menculiknya, tapi sekarang hujan deras, kamu sebagai suaminya nggak jemput, apa salahnya aku sebagai teman mengantarnya? Pak Zayn?""Kalau begitu, kenapa kamera istriku ketingg
Nancy berkata dengan tawaan menghina, "Cerai dengannya, kemudian menikah denganmu? Meskipun kamu sudah melihat isi kameraku, lalu tahu kehidupanku selama lima tahun ini melalui foto-foto ini, apa yang bisa kamu lakukan? Sudah banyak yang berubah dalam lima tahun ini. Aku bukan lagi Nancy yang dulu, kamu juga bukan lagi Alan yang dulu.""Kamu cerai dengannya, kamu boleh nggak menikah denganku, kamu juga boleh berhubungan dengan orang lain karena ini adalah hak kamu. Aku tahu gosip tentang Zayn, apa kamu masih mau di sisinya? Nancy, kamu nggak mencintaiku, apa kamu mencintai orang seperti dia? Walaupun nggak bersamaku, kuharap kamu bisa hidup bahagia. Kalau Zayn memang orang yang bisa diandalkan, aku nggak akan mengambil risiko merusak citra kita berdua untuk mencarimu lagi."Kata-kata Alan seperti jarum tajam dan tipis yang menusuk di luka Nancy yang sudah lama busuk.Nancy merasa sedih, tapi juga mati rasa."Zayn memang nggak baik, dia juga bukan termasuk suami idaman. Tapi, aku juga n
Bobby memiliki aura yang kuat hingga Nancy masih saja merasa tertekan meskipun dibatasi oleh telepon.'Kenapa dulu aku punya keberanian untuk menikah dengan Keluarga Oswald?''Kalau aku punya kesempatan lagi, aku nggak akan menikah ke Keluarga Oswald.'Nancy menarik napas panjang, lalu berkata, "Kakek, meskipun Anda nggak memberikan aku waktu lebih banyak, dulu kita memang menjanjikan dua bulan. Sekarang belum dua bulan, kalau aku memang hamil, pasti belum bisa terdeteksi."Kata-kata Nancy memang masuk akal, jadi Bobby pun tidak berkomentar lagi.Barusan Nancy mengakhiri panggilan dari Bobby, teleponnya berdering lagi.Kali ini adalah panggilan dari Zayn.Nancy terdiam.'Apakah mereka dua janjian? Apa perlu begitu kebetulan telepon di saat yang tepat?'Nancy mengangkat panggilan itu dengan nada yang cuek, "Halo, ada apa?"Zayn mengernyit menanyakan, "Apa kamu makan bom?"Zayn baru menurunkan bukunya, uang novel bulan lalu dan bulan ini sudah hilang semuanya. Seharusnya Zayn bersyukur k
Sisca menanyakan dengan prihatin, "Jadi, apa ada yang menindasmu di sekolah?"Angel menggelengkan kepala berkata, "Nggak. Kakek menyumbangkan banyak uang kepada sekolah, jadi sekolah sangat menghormatinya dan sangat memperhatikanku, aku bahkan takut membuat onar dan dilaporkan oleh sekolah kepada Kakek."Hendra tidak terkejut sama sekali.'Apa yang nggak berani dikatakan oleh Angel yang nakal? Dia bahkan berani melawanku. Kalau dia ditindas temannya, dia pasti sudah melaporkannya. Mungkin saja dia yang menindas orang lain.'Matthew sangat memanjakannya di Kota Sela, tentu saja Angel sangat berani.Sisca tertawa berkata, "Bagus juga, daripada kamu nggak baik-baik belajar."Hendra menakutinya, "Kalau kamu nggak belajar baik-baik dan berani pacaran, aku akan menjemputmu kembali ke Kota Aroha dan memantaumu selama 24 jam."Angel bercemberut berkata, "Ayah, kamu kejam sekali! Apa aku anak pungutan dari tong sampah?"Hendra mendengus dan berkata bak orang tua yang tegas, "Kalau kamu nggak be
Hendra menuliskan, "Bertugas sesuai sertifikat."Foto yang diunggah adalah dua lembar akta kawin yang mencolok dan dua buah tangan yang membentuk tanda hati dengan cincin nikah.Unggahan foto ini seperti bom yang meledak di lautan dalam.Ledakan yang kuat mengejutkan semua penonton.Zayn berkata, "Penungguan delapan tahun akhirnya berhasil!"Vonny berkata, "Aku adalah penyelamat kalian berdua! Tanpa aku, bagaimana mungkin kalian punya nyawa untuk ke KUA. Cepat undang aku duduk di kursi VIP."Nancy berkata, "Aduhhh!!! Kenapa kamu berhasil menjebak Sisca!!! Aku mau menangis!!!"Caleb berkata, "Perlakukan adikku dengan baik. Kalau kamu berani menindasnya, tunggu saja pukulanku."Moonly berkata, "Kakak Ipar, momen begitu bahagia seharusnya kamu menang lotre!"Billy berkata, "Selamat, ya. Cita-citamu tercapai."Sherine berkata, "Semoga kalian bersama selama-lamanya."Alex mengomentari, "Pak Hendra, cepat kembali kalau sudah selesai. Dokternya sudah mengamuk di sini! Aku sudah nggak sanggup!