Ada tatapan aneh di mata pria menawan itu. Tanpa terasa dia tersenyum dan mengangguk. "Apakah ada kamar kosong?""Ya ya ya ya!" Siapapun yang mengelola bisnis homestay akan selalu menerima dan mengantar para tamu. Masuk akal untuk bertemu banyak orang, tetapi ini pertama kalinya Jojo bertemu dengan pria tampan yang memiliki aura unik dan menawan.Pria itu mengikuti Jojo ke lobi. Dia melihat jendela yang cerah dan meja yang bersih begitu dia memasuki lobi. Saat dia berdiri di depan meja resepsionis, dia bisa melihat pemandangan halaman serta Danau Erhai yang agak jauh melalui pintu kaca lipat.Namun, arah pandangan pria itu tiba-tiba berhenti di kursi malas bambu di beranda halaman. Sebuah ide dalam sekejap melintas di kepalanya.“Tuan, kami memiliki perjanjian hunian tamu di homestay kami. Lihatlah, apakah Anda dapat menerimanya?" Jojo menyerahkan surat kesepakatan. Meskipun dia tidak tahu mengapa bosnya membuat perjanjian yang aneh, namun dia tak pernah membuat pengecualian sekalipun
Tatapan Michael tidak pernah meninggalkan wanita di depannya.Dia bisa dengan jelas melihat ekspresi linglung dan bingung di matanya yang cerah itu. Michael terkekeh dalam hati… Ya, bagaimana wanita ini bisa mengingatnya?Ngomong-ngomong, keberadaannya benar-benar canggung.Di mata keluarga besar dan kaya Stewart, dia hanyalah anak haram. Menyandang gelar anak haram dari keluarga kaya bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Karenanya, keberadaannya ditakdirkan menjadi canggung dan kontradiktif.Adakah yang ingin menjadi anak haram dari keluarga kaya?Dunia menginginkan garis keturunan keluarga Stewart, namun Michael tidak bisa menunggu hari ketika dia bisa membersihkan seluruh darahnya!Wanita ini tidak mengetahui keberadaannya. Dia tidak ada dalam ingatannya. Meskipun jika wanita itu ingat, dia hanya menjadi 'Michael Luther' yang terkenal yang digosipkan semua orang.Namun, dalam ingatannya, wanita ini ada.Ketika Michael masih sangat muda, dia tidak mengerti mengapa dia tidak memili
"Maafkan aku."Pria itu meletakkan cangkir teh dengan elegan.Hanya begitu saja? Wanita itu menatapnya dengan bingung. Itu cangkirnya. Dia belum pernah bertemu orang seperti itu. Cangkir adalah barang pribadi. Bisakah barang yang sangat pribadi digunakan bersama oleh orang asing?Sekarang Jane sedikit kesal. "Tuan Luther… Benar? Saya dapat meminjamkan kursi malas kepada Anda, tetapi menurut saya bukan ide yang baik bagi Tuan Luther untuk menggunakan barang pribadi seperti cangkir tanpa izin saya. Apakah Anda biasanya minum dari cangkir orang asing, Tuan Luther?”“Jangan marah.” Michael mengangkat tangannya sambil tertawa kecil dan menatapnya sambil tersenyum. Dia menghibur dan berkata, “sekarang aku haus dan tidak tahu Anda menggunakan cangkir ini. Jika tidak, aku akan meminta izin Anda apapun yang terjadi. Jika ini membuat Anda tidak nyaman, maka aku minta maaf. Aku tidak bermaksud begitu."Mula-mula ucapannya terdengar sangat tulus, tetapi jika seseorang mendengarkan dengan cermat,
Isi dari diska lepas itu disalin ke dalam laptop di sebelahnya. Elior baru saja hendak membuka file ketika sebuah tangan diletakkan di punggung tangannya. “Sekadar mengingatkan, sebaiknya kamu menyiapkan mental.”Elior tertegun sebentar. Ekspresi Ray sangat serius. Ini jarang terjadi… Apakah itu benar-benar mengerikan?Merasa ragu, Elior membuka file video tersebut. Video dimulai biasa-biasa saja. Tiba-tiba, Elior melebarkan matanya dan berseru, "Apa ini!" Dia menunjuk ke video yang sedang diputar."Ini baru permulaan," kata Ray acuh tak acuh.Dulu ketika Ray menontonnya, dia juga awalnya menonton dengan ekspresi tidak terima seperti Elior. Sama seperti Elior, rasa tak terima itu berubah menjadi ketidakpercayaan.Elior menutup mulutnya. Di ruangan yang sunyi itu, tidak ada yang tahu apa yang dirasakan kedua pria dewasa itu ketika mereka akhirnya selesai menonton video yang memiliki banyak potongan. Akhirnya, layar menjadi gelap. Jantung Elior berdegup kencang. Di sebelahnya, sebatan
Cuaca pagi ini indah ketika dia bangun tidur. Setelah mandi, dan mengenakan jubah mandi, Michael melenggang pergi. Dia baru saja akan menarik tirai jendela ketika mendengar dua ketukan di pintu. Dia melepaskan tangannya yang memegang tirai dan berjalan menuju pintu. Dengan bunyi klik pelan, pintunya terbuka. Baik Michael atau orang yang di luar pintu tercengang pada saat bersamaan. Michael berhenti sejenak. Sesaat berikutnya, terlintas tatapan licik di matanya namun sebentar kemudian menghilang. “Mmhmm?” Suaranya yang dalam dan rendah meluncur dari tenggorokannya, terdengar sangat seksi. Dia baru saja keluar dari kamar mandi dan mengenakan jubah mandi tipis, seluruh tubuhnya terlihat meluluhkan. Dia memang terlihat sungguh memikat.Di luar pintu, wanita itu mengalihkan pandangannya dan berkata, "Sarapan yang Anda pesan ada di sini ... Semua orang sibuk. Jojo masih tidur, itu kenapa saya …."Itulah kenapa dia akhirnya mengirim sarapan kepada Michael. Dia mengaku bahwa semua orang si
Ada bus khusus di setiap kota kecil yang pergi dari Erhai ke Kota Kuno Dali. Berbeda dengan bus besar di kota, bus berukuran kecil ini hanya berisi selusin tempat duduk. Pada saat ini, wanita itu dan Michael berada di dalam truk pick-up menuju ke Kota Kuno Dali. Lahan pertanian yang luas terlihat di sepanjang jalan. Di sini, tidak ada bangunan yang menjulang tinggi. Michael menurunkan kaca jendela. "Musik?”"Terserah.” Wanita itu menyipitkan matanya dengan lesu. Dia bersandar di kursi penumpang depan dengan mata mengantuk. Dia tak ingin terlibat dalam percakapan. Michael menyipitkan matanya dan menoleh ke arahnya. Angin bertiup dari jendela mobil. Rambut hitam panjang sepinggang wanita itu, tiba-tiba terlihat tidak enak dipandang. Angin telah mengacak-acak rambutnya. Sehelai menggantung dari dahi ke telinganya. Pria itu mengulurkan ujung jarinya yang ramping dan mencondongkan tubuh ke depan.Ada sentuhan dingin di pipi wanita itu. Matanya yang mengantuk seketika terbuka lebar. Dia
Michael tersenyum tipis. Memang ada sebuah cerita di balik satu set cangkir teh ini. Dia melihat punggung tangannya dengan sudut matanya. Tanda merah akibat tamparan wanita itu sudah mulai menghilang namun masih sedikit kelihatan. Michael menyipitkan matanya dan tersenyum sinis. Lelaki berbadan tinggi dan berotot ini berdiri di samping truk pick-up. Punggungnya menghadap ke jalan, sementara wajahnya menghadap ke arah kursi supir. Entah apa yang sedang dia lakukan. Jika ada seseorang yang berjalan melewatinya, mereka akan bisa melihat tangan lelaki ini sedikit gemetar. Michael menggosok punggung tangannya lagi. Kedua alisnya berkerut. Dia tidak puas. Setelah itu, dia menggertakkan giginya dan mencubit daging di belakang punggung tangannya dengan keras. Dia memutarnya 270 derajat dengan semua kekuatannya sebelum pada akhirnya menjemurnya di bawah sinar terik matahari. Sekarang, dia terlihat lebih bahagia.Dia menutup pintu mobilnya dengan senang dan membalikkan badannya kemudian be
"Kamu cantik."Ketika Michael mengatakan kalimatnya ini, Si wanita terkejut. Tangannya masih memegang tangan lelaki ini. Michael merasa senang. Bisakah dia memegang tanganku lebih lama lagi?Seperti ada aliran listrik yang mengalir dari tangannya. Michael seolah mati rasa saat aliran ini menjalari seluruh tubuhnya. Rasanya tidak saja begitu nyaman, bahkan jauh lebih baik dibanding pijat ala Thailand. "Aku tidak mendengar apa yang kau katakan. Tuan Luther, apa yang kau katakan tadi?” Michael menyipitkan matanya dengan tenang. "Kamu sangat cantik."Wajah wanita itu seketika menjadi dingin. Sorot matanya menjadi ikut dingin pula."Keluar.""Ah?"Dia tidak peduli pada Michael. Dia memutar badannya kemudian mengulurkan tangan. Dengan sekali klik, pintu mobil di dekat kursi pengemudi terbuka. "Keluar," kata wanita ini dengan nada datar. Michael bingung. Wanita ini seharusnya merasa senang saat dipuji, bukan?Atau Setidaknya mereka mungkin akan menunjukkan wajah malu? Um …“Kau keluar
Namaku Luka Stewart. Itu nama yang aneh, bukan? Seperti, 'look! A stew.'Kakek yang menamai aku. Selama bertahun-tahun aku sebagai seorang anak kecil, kakekku bukanlah orang yang baik.Selain itu, lihat saja nama yang dia berikan padaku. Dia memiliki nama yang sangat bagus, tapi dia memberiku nama yang aneh.Namun, setiap kali aku memprotesnya, dia selalu bilang jika itu adalah kesalahan Ayahku. Jika Ayah adalah seorang gadis, itu akan menjadi namanya. Lihat kan, Kakeklah yang memberiku nama begitu buruk, tapi dia terus menyalahkan Ayahku.Oh, aku lupa memperkenalkannya dengan benar. Nama kakekku adalah Sean Stewart. Rupanya, dia cukup memukau di masa mudanya. Nenekku adalah Jane Dunn. Kadang-kadang aku penasaran kenapa mereka berdua bisa bersama. Mereka benar-benar orang yang berbeda. Kakek dan nenekku bercerai sebelum ayahku lahir. Setelah bercerai, keduanya tidak pernah menikah lagi. Mereka mungkin seharusnya berpisah dengan damai, tetapi Kakek sama sekali tidak
Di rumah sakit, pintu bangsal terbuka tanpa suara. Kali ini, Dos tidak melaporkan kedatangannya di depan. Ketika Elior tiba dengan tergesa-gesa, dia langsung melihat wanita itu.Sebelum dia mengatakan apapun, Alora menariknya kembali ke koridor. Pintu terbuka dan tertutup lagi.Pria di tempat tidur berbaring miring, tertidur lelap.Tidak ada yang tahu apa yang dia mimpikan, namun kerutan di wajahnya menunjukkan bahwa dia tidak memiliki mimpi yang menyenangkan.Tangannya bertumpu pada selimut, cincin kawinnya masih melingkari jarinya.Wanita itu mendekatinya perlahan, akhirnya berhenti di depan ranjang rumah sakitnya.Matanya cerah dan jernih, tatapannya tertuju pada cincin di tangannya.Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan juga.Jane hanya menatap cincin itu untuk waktu yang sangat lama, sampai dia dalam keadaan linglung.Setelah beberapa waktu, mata pria itu terbuka. Hal pertama yang dia lihat adalah orang dalam mimpinya.Sean tersenyum pucat. "Oh, aku bermimpi lagi."
"Jane, Erhai bukanlah surga. Yang kau sebut sebagai kedamaian hanyalah pelarian," kata Alora dengan sungguh-sungguh.Alora seharusnya tidak mengatakan semua ini, tetapi dia melihat beberapa hal yang tidak dapat dilihat oleh orang-orang yang terlibat dalam sebuah masalah.Mungkin gambarnya selalu terlihat lebih jelas dari luar. Mungkin tidak.Meski begitu, Alora bisa melihat dengan jelas bahwa Jane ragu-ragu.Tiga tahun lalu, dia telah membantu Jane melarikan diri karena dia dengan tulus ingin Jane menjalani kehidupan yang damai sejak saat itu.Banyak hal berubah dalam tiga tahun.Alora juga sudah dewasa.Karena kedewasaan barunya inilah dia tidak pernah berhenti memikirkan pelarian Jane ini. Apakah dia benar membantu Jane melarikan diri tiga tahun lalu? Atau apakah itu sebuah kesalahan?Samar-samar, Alora mulai berpikir bahwa dia salah.Alora benar-benar ketakutan. Dia tidak mungkin berhenti melihat sekelilingnya. Dia menyaksikan orang-orang dan fakta-fakta yang ada.Selama t
“Jadi, hari ini kau datang ke sini untuk mendiskusikan lelaki tua itu denganku?" Pria di tempat tidur itu terkekeh, jelas terlihat ketidakpercayaan di sorot matanya. "Michael Luther, orang tua itu tidak takut meski aku sekarat. Dia memiliki cucu lain untuk mewarisi tahtanya."Ironisnya Michael tertawa.“Apa kau pikir aku harus kembali ke rumah Stewarts? Tempat kotor itu.”"Kau tidak menginginkan Stewart Industries?" Kata Sean dingin. "Kalau begitu, aku khawatir kau akan kecewa." "Stewart Industries, huh." Michael menyapu pandangannya ke arah Sean dan melihat ke luar jendela. "Stewart Industries adalah panci yang cukup manis, jadi kurasa aku menginginkannya. Maukah kamu memberikannya padaku?”"Jika tidak, apa kau akan mengambilnya dengan paksa?"“Jika kau yang memegangnya, pasti aku akan melakukannya.” Michael tidak berusaha menyembunyikan ambisinya. “Tapi jika kau mati, aku tidak akan mengambilnya darinya.”Sean menyipitkan matanya. “Yah, kau benar-benar setia pada perasaa
Michael Luther menerobos masuk ke Rumah Tuan Besar Stewart."Kau dalang dibalik ini semua kan?" Tanpa peringatan atau konteks apa pun, dia berteriak pada Tuan Besar Stewart, yang dengan diam menyesap tehnya."Kau datang entah dari mana dan kau hanya di sini untuk menunjukkan rasa tidak hormat pada kakekmu ini?" Tuan Besar Stewart meletakkan cangkir tehnya, wajah tuanya berubah menjadi kaku. "Kau yang menempatkan kepala pelayan Summers ke sana, bukan?""Kalau tidak, dia tidak akan pernah berani." "Apa maksudmu? Apa yang aku lakukan pada Summers?""Kau ada di balik kecelakaan Jane. Itulah yang ingin kuketahui. Benar atau tidak?" Michael berada di samping dirinya sendiri.Saat Tuan Besar Stewart mendengar nama Jane, ekspresinya langsung berubah menjadi masam. "Apa ini? Apa kau berani menentang kakekmu demi dia?" "Itu artinya ... kau mengakuinya."Michael mengepalkan tangannya, seluruh tubuhnya gemetar karena marah. "Apa yang Jane lakukan hingga menyinggung perasaanmu?""S
Selama tiga hari berikutnya, orang itu tidak mengambil satu langkah pun ke dalam rumah.Tres dan Cuatro berdiri di depan pintu seperti sepasang dewa pelindung tanpa ekspresi.Tempat tinggal sebelumnya sedikit banyak hancur, jadi Jane kembali ke Stewart Manor. Jauh di dalam Manor, dia tidak bisa mendengar burung atau mencium bau bunga. Kepala pelayan itu juga sangat profesional, dan segalanya telah diatur untuk Jane. Selain Tres dan Cuatro, tidak ada siapa-siapa yang Jane bisa dia ajak bicara. Tidak, bahkan Tres dan Cuatro tidak berbicara dengannya.Adapun kepala pelayan keluarga, dia selalu bersikap sangat sopan dengan Jane setiap kali mereka bertemu.Telinganya sekarang praktis tidak berguna, mulutnya hanyalah hiasan.Beberapa pelayan di sekitar rumah tampak familier, sementara yang lain tampak baru. Tidak masalah. Tidak peduli siapa yang melihatnya, mereka hanya akan mengangguk dengan hormat dan kemudian berjalan mengelilinginya.Satu-satunya orang yang tidak keberatan dia
Hari pengoperasian transplantasi sumsum tulang Jason sudah dekat.Jason sudah ganti baju dengan baju bedah. Nyonya Dunn menemaninya."Jangan gugup, Jason. Semuanya akan baik-baik saja." Nyonya Dunn menghibur. Meski begitu, putranya tetap diam.Saat dia menatap pipi kurus putranya, dia mengutuk Jane di dalam hatinya lagi."Jika bukan karena orang baik hati yang cocok denganmu, si bocah Jane hampir membuatmu terbunuh."Jason tampak tersinggung."Bu! Hentikan!""Hah? Ada apa denganmu?"Ibu merasa kasihan padamu. Kenapa kamu membentakku?""Bu, jangan bicara tentang Jane seperti itu.""Kenapa tidak boleh? Dia bahkan tidak peduli dengan anggota keluarganya sendiri."Nyonya Dunn membenci putrinya ini dari lubuk hatinya.Meskipun telah diklarifikasi jika dia memang salah mengira kalau Jane bukan anaknya, Nyonya Dunn tetap bersikap bias terhadap putrinya. Bagaimanapun, dia telah membesarkan putranya dan berada di sisinya sejak dia masih kecil, jadi dia lebih dekat dengan putranya.
Hari-hari berlalu. Pria itu hendak memasak semua makanannya. Ketika Sean pergi bekerja, dia akan membawa wanita itu, menjaga dia dalam garis pandangannya sepanjang waktu. Mereka tampak seperti pasangan yang manis dan penuh kasih.Tatapan orang lain terlihat iri saat mereka melihat Jane.Seiring waktu, semua orang di sekitar tahu.Seseorang menghela nafas. 'Jane Dunn dari keluarga Dunn akhirnya berhasil. Dulu ketika dia mengejar Sean, dia adalah orang yang sangat gigih.'Yang lainnya menyerocos. Jane akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya.Suatu akhir pekan."Aku ingin melihatnya.""Siapa?""... Kakakku."Sean mengedipkan matanya. Meski begitu, dia tetap menjaga raut mukanya."Kamu tak perlu mengkhawatirkan Jason."Sikapnya santai sekali.Jane mengepalkan tangannya. Setelah beberapa saat .… "Kondisinya tidak terlalu bagus. Aku ingin bertemu dengannya.""Apakah aku tidak memperlakukanmu dengan cukup baik?" Pria itu sangat yakin jika Jane mencoba melarikan diri darinya
Jane akhirnya terbangun. Saat dia sadar, ruangan itu redup. Dia bangkit dan berjalan ke ruang tamu. Jane tidak terkejut melihat pria yang sedang duduk di sofa di bawah cahaya hangat menonton TV.Di ruang tamu, volume TV disetel paling rendah seolah Sean khawatir akan membangunkan Jane jika terlalu berisik.Langkah kaki ringan terdengar dari koridor. Pria itu berbalik untuk melihat.Mereka bertemu pandang.Emosi keduanya tidak meningkat secara drastis. Mereka seakan sudah lama menjadi suami istri. Sepertinya mereka juga saling mengerti tanpa perlu berkata-kata. Tak satupun dari mereka merusak kedamaian yang aneh ini.Seolah-olah ... mereka hidup tenang bersama.Pria itu berdiri, berjalan ke konter bar, menghangatkan kembali piringnya, dan meletakkannya di konter bar.Wanita itu berjalan dalam diam, lalu duduk untuk makan.Seakan tidak pernah ada ikatan benci dan cinta di antara mereka, seperti tidak ada kenangan yang menyakitkan di antara mereka.Siapapun pasti mengira suasanan