Di dalam istana yang tenang ini masih banyak hal dapat untuk disaksikan, dengan mata yang begitu terang dia terus melirik ke arah kiri dan kanan.
Ratu Alicia yang sekarang menjadi pemimpin di Kerajaan Insignira, bisa dibilang kalau dia masih terlalu muda untuk menjadi seorang pemimpin.
Ini semua dikarenakan ayahnya yang sudah meninggal akibat kondisi sakit parah, dia yang mewarisi takhta ayahnya harus merawat dan menjaga kondisi yang terjadi di sana.
Sebagai gadis yang masih sangat muda, dia tidak mungkin mampu melakukan tugas seberat ini, namun dia tidak dapat menolaknya, ini sudah menjadi tanggung jawab untuk keluarga kerajaan.Di temani dua pelayan setianya, Alicia sedang duduk memeriksa berbagai macam catatan permasalahan yang begitu buruk.“Tidak aku sangka kalau kesulitan ini mendorong kerajaan ini dalam kondisi y“Yang Mulia, apakah itu tidak terlalu berbahaya dengan mengambil risiko untuk mengalahkan musuh secara langsung?” Dan, dengan tegas Guild master menentang apa yang baru saja dibicarakan ini.Alicia melihat ke arah wajah orang-orang, hanya dia yang mampu untuk menentukan apa yang harus diambil, dan keputusannya akan menentukan kondisi saat ini.“Aku tidak ingin mengatakannya, namun tampaknya kalau hal semacam ini memang tidak boleh untuk diremehkan! Musuh sudah melakukan penjajahan di berbagai daerah, dan itu sulit untuk membiarkan mereka terus berbuat ulah! Jika terus dibiarkan, maka semua ini akan berujung pada kehancuran yang tidak dapat dibayangkan! Aku tidak ingin membiarkan hal ini terjadi, dan kita harus mengambil tindakan! Meski akhirnya aku akan dianggap sebagai seorang tirani, maka aku akan siap menerima konsekuensinya...”Kesiapan Alicia sudah terlalu jauh, mereka tidak bisa untuk menentang hal sema
“Jadi persiapan yang akan kau lakukan untuk masalah ini apa saja?”Sesampainya di dalam penginapan, Nadena segera melontarkan pertanyaan tersebut.“Aku tidak perlu melakukan persiapan yang berlebihan...” jawab Azazel yang memandang ke arah langit, suasana perlahan sudah menjelang ke dalam kondisi malam. “Aku akan melakukannya dengan kondisi seperti ini saja sudah cukup...”Mendengar ini, tentu Nadena menjadi sangat kaget, bagaimana mungkin ia membayangkan seseorang yang ingin melaksanakan misi pembunuhan secara diam-diam tanpa menggunakan persiapan yang matang.Tapi, setelah diingat lagi, memang kalau yang sekarang ini diajaknya bicara adalah Azazel, sosok yang punya pemikiran dingin dan akan selalu siap melakukan berbagai macam tindakan. “Apa aku akan kau ajak untuk melakukan misi ini?”Azazel melirik seketika kepada Nadena, matanya memancarkan sebuah keraguan. Dan, akhirnya dia menggelengkan kepalanya dengan pelan.“Sudah kuduga kalau kau akan menolakku...” Bukan merasa frustrasi,
Whoosh! Whoosh...Bukan masalah bagi Azazel kalau harus menempuh jarak yang jauh, seperti ninja yang bisa berlari dengan sangat cepat.Dia mampu menempuh perjalanan cukup lama, dan tiba di lokasi yang ada di dalam peta, kurang lebih hanya membutuhkan waktu 4 jam.Tapi, sebelum memasuki lingkungan tempat itu, dia memastikannya terlebih dahulu. Tujuan awalnya jelas kalau di sini hanya perlu untuk melakukan penyelidikan.Dengan terampil, dia menyelinap, melihat banyaknya penduduk yang sedang beraktivitas.Banyak dari wajah mereka yang begitu penuh kesukaran, penuh dengan kelesuan menghadapi permasalahan ini.Mereka begitu lelah dengan peperangan yang sudah terjadi selama beberapa tahun ini, penduduk di sana juga tidak menunjukkan rasa senang dengan kondisi yang terjadi.Dengan santainya Azazel melintasi jalanan kota, benteng di depan matanya ditutupi dinding yang begitu padat, namun dia tidak begitu yakin kalau benteng di sini akan mampu melindungi seluruh penduduk.Apalagi, sekarang yan
Kaboomm...Sinar menyinari lokasi tersebut yang disertai gemuruh keras, mereka yang berada di dalam kota dapat merasakan deru angin kencangnya.“Apa yang terjadi di sana?” tanya Rafelina yang matanya melotot.Benar, tidak hanya dia yang sedang kebingungan. Semua orang sedang dalam keadaan bingung akibat hal ini, mereka menatap ke arah sumber ledakan.Setelah asap yang menyebar mulai hilang, para prajurit di atas dinding menyaksikan sebuah kawah besar yang muncul di tengah-tengah dataran.
Kekuatan yang besar telah memusnahkan pasukan besar, beritanya langsung sampai di telinga sang raja yang bernama Hiegnar sosok berjanggut tebal dengan wajah sangar.Dia satu-satunya orang yang dijuluki sebagai pria tangguh setelah beberapa generasi raja memerintah di Kerajaan Neveliam.Sebuah kerajaan yang punya adidaya yang begitu tinggi, dengan kekuatan militer yang hampir mustahil untuk dikalahkan oleh berbagai macam kerajaan di sekitar.Selama beberapa tahun terakhir, dia sudah menaklukkan banyak daerah, berada di bawah kendalinya yang terbila
Beberapa waktu yang lalu...“Apa kau yakin akan pergi sendirian?” Nadena berkata dengan wajah penuh rasa ragu.Dia menoleh ke arah samping, kedua kakinya saling menggesek seperti dalam keadaan gugup. Malu rasanya dia untuk mengatakan sesuatu terhadap Azazel.“Ya...” Dan, jawaban Azazel sudah sangat jelas, tidak akan mungkin dia membatalkan semua yang sudah direncanakan.“Tapi, kalau kau pergi dari sini, apa yang harus aku lakukan?”“Bukankah kau sudah jelas memiliki kegiatan untuk membaca buku-buku misterius itu?”Nadena melirik ke arah tumpukan buku yang dimaksud, itu tidak sepenuhnya salah, memang sejak awal dia ingin menghabiskan waktu untuk meneliti isi dari kandungan buku-buku tersebut.“Tapi, kalau kau pergi sendirian, akan ada kemungkinan mereka menjebakmu...”Menggeleng kepala Azazel. “Hal itu tidak akan pernah terjadi, aku sudah terlalu sering melakukan kegiatan seperti ini sendirian...”Sekaligus ini menjelaskan betapa tidak berartinya posisi Nadena, walau tanpanya pasti Aza
“Bagaimana ini? Tidak adakah yang bisa aku lakukan?” Alicia merasa seperti orang yang benar-benar bodoh, meski keadaannya saat ini aman, namun itu kemungkinan tidak akan lama, sebentar lagi pasti kematian yang akan menantinya.Kedua wanita ini saling memandang dengan sangat intens, pertarungan ini masih belum sepenuhnya diungguli oleh Nana. Walau sudah berhasil memberikan satu pukulan terhadap Nadena, Nana tetap harus berhati-hati. Wanita penyihir itu masih terlihat dapat berdiri dengan tegap, aliran energinya pun mulai berubah secar
Kepala Heignar benar-benar dibuat bingung dan pusing, dia sudah tidak memiliki banyak lagi kesempatan untuk menaklukkan wilayah yang dipimpin Alicia.“Berani sekali wanita itu menolak keinginanku, seluruh wilayah ini harus aku tundukkan, dengan begitu aku akan menjadi yang terkuat...”Tapi, dia ada rasa takut tentang musuh yang punya kekuatan tempur tinggi, kalau dipikir secara logika, kerajaan yang begitu besar ini mustahil untuk dikalahkan oleh suatu kerajaan yang jauh lebih kecil.Kalau ingin melakukan peperangan, paling tidak pihak kerajaan kecil harus punya kekuatan dari seorang kesatria tangguh yang menjadi keajaiban untuk mencapai kemenangan.Dan, dia sangat tahu kalau Alicia dan seluruh penduduk di kerajaannya sudah mulai kehilangan sumber daya untuk hidup, mereka dalam beberapa tahun ini dicekik tanpa henti sampai lahan pertanian, hasil perkebunan, dan peternakan sudah berhasil dijajah.Mereka tidak akan bisa terus bertahan hidup di dalam kondisi ini, dan kalau pun ingin memi
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin