“Apa kau sudah yakin menyaksikannya sendiri?” tanya Rudolf.
“Benar, aku sudah menyaksikannya sendiri! Energi yang berada di dekat kawasan itu milik salah satu dari tujuh kaisar yang ada...”“Itu artinya dia akan segera bangkit, dan mulai melakukan pergerakan! Cukup mengherankan, setelah kekalahannya menghadapi seorang pahlawan, kini dia kembali untuk melakukan hal yang sudah pernah terjadi di masa lampau!”Bagaimana pun menjadi seseorang dengan gelar kaisar bukanlah hal yang mudah, setidaknya punya kekuatan yang mampu menghancurkan berbagai daerah, dan bisa tetap abadi meski banyak musuh yang menjadi lawan.Salah satunya dalam kasus yang merupakan ulah dari seorang kaisar yang bernam
Sesuai dengan keinginan pria tersebut, Azazel mulai membuka kertas tersebut dan mendapati isinya tentang kejadian yang terjadi dalam beberapa waktu ini.“Hmm... pahlawan sudah tewas?”Itu bagian yang sangat mengejutkan untuk orang seperti dirinya.“Seperti yang sudah kau baca, memang pahlawan sudah dikalahkan! Saat ini kondisi benar-benar menjadi sangat buruk! Di wilayah Victoran sudah mengalami bencana! Lima hari yang lalu terjadi penyerangan berasal dari para monster berwujud serangga, jumlah mereka sangat besar dan tidak dapat untuk ditebak! Setiap serangan yang mereka tidak dapat untuk dihentikan, banyak menimbulkan korban jiwa, para penduduk sudah mulai mengungsi...”“Jika semua orang sudah mulai mengungsi, apa tugasku untuk ke sana?”Sebelum menjawab apa yang dikatakan Azazel, terlebih dahulu mata pria ini mengamatinya dengan sangat tajam seolah mena
Sangat tidak terduga, selagi Azazel mencoba mendapatkan informasi, ternyata ada makhluk buas yang mengintai.Memiliki skill menyelinap dengan sangat terampil, kemudian menghantamkan serangan terhadapnya.Tubuh petualang yang ada di depan Azazel langsung terkena hantaman dari sabit monster tersebut.Monster berwujud belalang mantis, punya ukuran yang tidak wajar, terlebih lagi dia memiliki wujud selayaknya manusia. Dia bisa berdiri dengan kedua kaki.Makhluk ini menatap petualang yang telah tertusuk oleh tangannya, dan dengan brutal digigit kemudian dimakan secara mengenaskan.“Apakah dia ini tidak menyadari kehadiranku, tidak, dia sama seperti makhluk buas pada umumnya! Insting untuk bertarung dan memakan adalah hal yang paling umum terjadi!”Setlah memakan organ tubuh petualang itu, sang monster menatap ke arah Azazel dengan wajahnya dinodai bercak darah.&nb
“Hehehe... kau ini sangat suka melucu, apa kau yakin dengan ucapanmu itu memang adalah hal yang benar?” Azazel memandangi wajah gadis itu, dan tetap saja dia memberikan senyuman genit yang disertai tatapan begitu dalam.“Hah... baiklah...” Nadia menyerah, kalau beradu pandangan dengan Azazel, tidak akan mungkin ada kemenangan untuknya. Dia sangat yakin kalau Azazel bukanlah petualang biasa, atau lebih ke arah seorang kesatria tangguh yang begitu hebat sampai bisa membuat satu jalur hanya untuk berjalan.“Kalau begitu, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu!”“Apa?”“Apa tujuanmu untuk datang kemari ingin pergi ke Kerajaan Victoran?”Kedua mata Azazel menyipit sejenak, dia mulai mengalihkan perhatiannya ke arah pohon yang tidak jauh dari sana.“Tampaknya aku bena
Napas Nadia langsung terengah-engah, tidak disangkanya akan menyaksikan sosok mengerikan seperti itu muncul dari dalam tubuh Azazel.“Tampaknya dia sudah menyadari sesuatu dari diriku ini, ya, tidak apa, kalau pun dia ingin lari setelah penjelasanku tadi, aku tidak akan keberatan...”“H-Hebat...”“Hah...”Bukan wajah ketakutan atau ketegangan, justru sorotan mata Nadia dipenuhi bintang berkilau yang menambahnya seperti orang aneh.“Apa yang terjadi dengan wanita ini? Apa aku tidak menyeramkan seperti yang dipikirkan banyak orang?”Saat ini tubuh Nadia seperti dihinggapi hal yang tidak dapat dilihat oleh matanya, sebuah sensasi panas yang membara sampai pipinya menjadi merah.“Hebat, bahkan aku baru pertama kali menyaksikan seorang pria dengan sikap setangguh ini, dia tidak memiliki hal s
Makhluk yang sudah menyerang perlindungan itu telah melompat, menjaga jarak dari mereka berdua.Azazel melirik ke arah Nadia, sebenarnya serangan tadi dirasanya tidak perlu, meski sedikit berbahaya, tapi itu tidak akan memberikan dampak apa-apa. Yang terjadi hanya sebuah goresan kecil mampu untuk meretakkan perlindungan barrier milik Nadia.“Dia ini...” Mata Nadia melotot melihat siapa yang sedang di depannya saat ini.Wujud itu tampak jauh berbeda dari terakhir kali bertemu, namun energinya masih dapat dirasakan dengan jelas, terutama senjata yang dipakai oleh sang monster.Bertanduk, memiliki jabang tajam di depan mulutnya, lalu berkulit keras, benar dia adalah monster yang pernah dihadapi Nadia saat mencoba menghentikan invasi para monster serangga.“Tidak aku sangka, sampai sejauh itu perkembangannya! Untuk menahan serangannya saja aku nyaris saja tidak mampu untuk
Nadia telah menyaksikan sendiri, kekuatan yang luar biasa dari dalam tubuh Azazel, semua itu berbeda jauh dari seorang manusia kebanyakan. Kekuatan yang dimiliki Azazel juga telah memberikan pengetahuan secara konstan kalau seorang pahlawan saja tidak akan mampu mengalahkan dirinya.“Apa kau memiliki niat untuk mengalahkan monster yang ada di bukit tersebut?”Setelah pertanyaan itu dilontarkan, Azazel perlahan memalingkan wajahnya, menatap ke arah langit yang bergerak secara perlahan.“Tujuanku bukan untuk hal seperti itu, ya, mungkin kalau dia menantang diriku, aku tidak akan mengabaikannya begitu saja! Namun, aku di sini ingin memastikan sesuatu!”Hal yang tidak dapat diucapkan, namun telah membuat sorot mata Azazel sudah menjadi lebih serius daripada biasanya.Dia tidak lagi memberikan banyak perkataan, lebih memilih untuk kembali melanjutkan langkah
Azazel menjadi heran, apa yang sebenarnya dilihat dari orang ini terhadap dirinya.Matanya terbalak, detak jantung tidak beraturan, dan keringat secara perlahan bermunculan, ini jelas-jelas reaksi yang sama seperti menatap seekor monster mengerikan.“Ya, aku memang Azazel!”Nadia serentak menyipitkan matanya, sebagai seorang petualang tentunya dia sudah sering mendengar nama tersebut, meski tidak secara langsung bertemu, namun rumor mengatakan kalau Azazel adalah sosok yang tangguh.“Jadi dia ini yang bernama Azazel? Pantas saja kalau dia mampu menggunakan kekuatan dengan tingkat yang mengerikan seperti itu, terlebih lagi dia tampaknya memang sengaja untuk tidak menunjukkan kekuatannya terhadap orang lain...”Melepas napas lega pria tersebut, dia tampak sudah hampir kehilangan cahaya harapan.“Aku tidak menyangka kalau Anda yang akan dikir
Di area seperti ini, Azazel tidak menyangka akan bertemu dengan banyaknya monster. Ketika dia terus maju, tidak hanya energi dari bukit yang semakin menyesakkan, tapi juga kekuatan yang dimiliki oleh para monster menjadi begitu ganas.Tidak akan ada kesempatan untuk makhluk biasa bertahan di lingkungan ini, mereka akan langsung mendapatkan serangan dari para monster serangga.Crash...Bahkan, sejak dari 3 jam yang lalu Azazel berada di sana, tidak ada hentinya para monster untuk menghentikan serangan.Tapi, dengan jumlah sebesar itu pasti akan mengalami batas, kondisi para monster tampak sudah sangat berkurang drastis.Dia menjadi lebih leluasa untuk melangkah menuju bukit, namun di tengah perjalanan dia merasakan energi berdesing dengan kecepatan tinggi.Kaboom...Baru hendak menoleh, hantaman keras sudah mendarat dan menghamburkan tanah. Akan tetapi, tetap
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin