Sesuai dengan arahan dari wanita itu, Azazel sekarang menyusuri sebuah hutan yang diyakini menuju ke arah selatan.Tapi, dia masih tidak tahu ke mana ini akan berlangsung, tidak ada petunjuk lebih lanjut, apa di sana nanti akan bertemu kota atau hanya bangunan di tengah lingkungan sepi.Ini sama saja momennya seperti waktu itu, mencari seorang buronan yang akhirnya memaksanya untuk memasuki wilayah hutan sepi yang kemudian menuntun ke satu rumah.Berjalan ke arah yang belum pasti terasa memakan waktu, dia terpaksa harus berhenti untuk bermalam di antara pepohonan yang ditemani suara-suara aneh.Dari kejauhan ada hawa membunuh yang mengintai, tidak hanya satu, tapi ada beberapa. Azazel mencoba mengabaikan ini, memang hawa ini sudah umum terjadi.Mereka adalah para monster yang menghuni hutan, bersiap siaga untuk melakukan serangan.“Aku tidak perlu untuk berlebihan?” Sekarang hanya perlu tubuhnya bermeditasi, mencoba memikirkan kejadian yang sekarang baru terjadi.Pertama dimulai dari
Ironi sekali, momen ini Azazel ingat seperti waktu saat mendatangi wilayah sumber kristal bencana. Para elf yang tampak begitu asing untuknya sudah kembali muncul, dan di sini mereka begitu waspada akan kehadirannya.Semua dari mereka telah terdiam untuk menatap sosok Azazel yang berdiri di belakang elf tersebut.“Apa, bagaimana mungkin dia ada di sana?”Mereka yakin kalau tubuh Azazel sudah terkapar dengan darah yang mengucur, akan tetapi Azazel muncul dalam wujud lebih baik, tanpa luka sedikit pun.Kebingungan melanda mereka, sejak kapan Azazel sudah berada di sana.Perlahan jasad Azazel yang tergeletak lenyap menjadi serpihan kecil.Sampai semuanya bersih sempurna.Elf di hadapannya mengangkat kedua tangan sebagai bentuk menyerah, bisa saja dia melakukan serangan untuk menghindari pedang Azazel, tapi apa itu memang
“Apa maksudnya ini semua?” tanya Azazel dengan nada tegas, tentu dia jengkel dengan hal tersebut, sejak awal tidak ada maksud untuk melakukan hal yang mencolok.Namun, kalau sudah seperti ini, maka dia harus melakukan sebuah tindakan yang cukup ekstrem.Para elf masih mengarahkan senjata mereka, menunggu perintah dari ketua yang masih tetap diam untuk memandangi Azazel.Sudah diberikan Azazel sebuah tatapan penuh ancaman, makna ini jelas kalau dia akan memberikan perlawanan kalau sampai ada serangan yang dilakukan.“Aku sudah memikirkannya, kau harus tetap kami tangkap akibat memasuki hutan larangan ini!” ucapnya sebagai ketegasan.“Lalu, kalau aku kalian tangkap? Apa yang akan kalian lakukan?”Pria ini langsung memicingkan matanya, jawaban itu tidak perlu dilakukan. Tindakan yang umum terjadi tentu berupa eksekusi untuk para penyusup.Elf bukanlah ras yang suci, mungkin mereka jauh lebih baik dalam urusan memahami lingkungan daripada manusia, namun sifat mereka ini juga membawa kenai
Entah sudah beberapa detik berlalu, suasananya masih terlalu hening sejak ucapan tadi terlontar.Keringat terus saja menetes, dia tidak tahu apakah Azazel akan menerima permintaannya ini atau tidak sama sekali.“Apa aku akan dengan mudah memaafkan kalian untuk masalah seperti ini?” Suara Azazel terdengar seperti getaran yang mematikan, mereka tidak dapat banyak berkata apa-apa. Nada suaranya sungguh menyimpulkan sebuah kematian.Semakin dia enggan untuk mengangkat kepalanya, untuk mereka yang masih bisa melihat, mata mereka disuguhkan pemandangan aura besar dari dalam tubuh Azazel.“Hah... aku ini bodoh, tidak aku sangka kalau nasibku akan berakhir seperti ini! Memang seharusnya hal ini tidak dilakukan, kenapa kami menghentikannya? Benar, dia sudah memasuki wilayah ini, hanya para elf yang boleh masuk atau yang telah mendapatkan izin, dan dia ini....”Niat membunuh itu menghentikan tubuhnya untuk bernapas, sejenak detak jantungnya berguncang. “Angkat kepalamu!” perintah Azazel.Tida
Walau begitu, dia tidak bisa segera menemukan sosok yang membawa Louse. Dalam kecepatan tinggi dia telah bergerak ke sana kemari, dan hanya hitungan menit saja sudah berada di kawasan berbeda.“Tidak ada jejak yang bisa aku temukan, tampaknya yang menculik gadis itu bukan seorang amatir!”Terlebih lagi, dia merasa aneh kenapa penculik Louse berani memasuki kawasan hutan yang dijaga elf, dan tidak hanya itu.“Groagh...”Hutan tersebut juga punya sisi di mana para monster menghuninya, seperti sekarang, di depan mata Azazel berdiri seekor monster dengan tubuh 4 meter, membawa gada untuk meremukkan tubuhnya.“Aku tidak punya waktu untuk menghadapi monster seperti ini, tapi tidak apa! Mungkin dia ini memang adalah monster yang bisa menghilangkan kebosananku!”Kaboom...Gada telah terhempas hingga deru debu beterbangan, semua area tertutupi debu pekat.Monster itu memasang senyuman untuk menyaksikan targetnya telah binasa, tapi sayang sekali, justru targetnya berdiri di atas gadanya seakan
“Wanita ini...”Azazel belum sempat untuk berpikir, dia sudah diterjang oleh energi yang tidak kasat mata.Menghancurkan tempatnya berdiri dengan sebuah hantaman menyerupai kawah, gerakan cepat memang mampu menyelamatkannya.Swungs...Tapi, meski begitu, serangan yang digunakannya tidak mampu menyentuh tubuh wanita tersebut.Jalur serangan yang tadi diyakini sudah siap untuk menebas leher wanita tersebut, mendadak berbelok dari arah tujuan.“Apa yang terjadi di sini sebenarnya? Kenapa dia mampu melakukan ini?”Dia sekejap mata menjaga jarak untuk mengamati apa yang dilakukan oleh wanita tersebut.Mata wanita itu memandanginya dengan sangat rendah, dia menganggap kalau Azazel tidak lebih dari seekor serangga menjijikkan yang harus dimusnahkan.“Tatapan matamu itu sungguh membuat tubuhmu menjadi t
“K-Kekuatan yang sungguh luar biasa!” Mata Azazel menyipit, cukup mengejutkan untuknya dapat mendengar suara Aurora.“Sekarang apakah kau bisa berbicara?”“Aku diperintahkan hanya untuk mengalahkan dirimu, dan berbicara bukanlah hal yang harus dilakukan, di sini kau harus aku kalahkan!”Gaya bicara macam ini seperti golem yang dipasangkan sebuah energi khusus, atau di dunia modern sebuah robot yang berkata dengan nada datar.Walau sudah mengalami banyak damage, Aurora masih tetap ingin memberikan perlawanan terhadap Azazel. Tangan kanannya mengumpulkan energi yang cukup besar, kemudian dilepaskan dengan kecepatan tinggi.Crash...Tapi, itu tidak ada gunanya, siapa yang tercepat di sini dapat memenangkan pertempuran.Dalam hitungan detik, Azazel sudah muncul, dan kemudian memberikan tebasan
“Sebenarnya apa yang aku lakukan saat ini?”Sudah memasuki lingkungan bangunan tersebut, namun dia merasa kalau hal seperti ini harusnya dilakukan oleh seorang perampok. Dia sudah berpikir kalau kondisinya tidak jauh dari seorang penjahat.“Belum tentu bangunan ini menyembunyikan gadis yang aku cari!”Hanya berdasarkan aliran energi yang terasa asing membuatnya berada di sana, namun hal itu justru membuatnya menjadi sedikit tidak percaya akan memiliki kekuatan mampu melakukannya.Bangunan tersebut dipenuhi penjaga, dan ada beberapa pelayan yang sedang melaksanakan tugas.Tidak begitu heran, di sini lokasi yang paling mencolok, memang bukan kerajaan, namun setidaknya ini lokasi yang menjadi tempat untuk seorang wali kota.“Penjaga....”Tubuh Azazel merinding seketika di saat seorang pria memanggilnya, sekarang tubuhnya diseli
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin