"Kau nyaris mati, bodoh!" umpat Cynthia.
Cynthia menatap adiknya seolah meminta penjelasan.
"Untuk apa kau menatapku seperti itu? Kau harus menjawab pertanyaanku, bukan meminta penjelasan padaku," ujar Steven kesal.
"Cih..."
Cynthia menggelengkan kepalanya. Apakah adik bodohnya ini tidak pernah merasa bersalah? Atau otaknya sudah menyusut karena perlahan dikonsumsi sihir hitam?
"Coba kau ingat lagi apa yang sedang kau lakukan sebelum tidak sadarkan diri?"
"Menyerang dunia manusia," jawab Steven kesal.
Kapan pertanyaan Steven akan terjawab?
"Berarti kau juga ingat bahwa kau terluka dan muntah darah akibat terlalu banyak membantai manusia?" tanya Cynthia lagi.
Wajah yang semula tertekuk kesal itu berubah menjadi sendu. Sejujurnya Steven sendiri merasa sakit dan tersiksa saat itu.
"Di saat itu, kau nyaris kehilangan nyawamu. Sehebat apapun para dokter kerajaan kita, mereka tidak akan bisa melawan aturan yang sudah di
"Sekarang sudah waktunya kau kembali ke dunia," ujar Cynthia."Tidakkk! Kau masih belum memberitahuku!"Raut wajah Cynthia menunjukkan kekecewaan. Bola mata wanita itu seolah menjelaskan betapa sakit yang ia rasakan."Jangan membunuh lagi dan hiduplah menjadi raja yang bijaksana. Lalu, jangan pernah berpikiran untuk merebut ratu naga. Kuperingatkan kau, naga yang kehilangan pasangannya itu akan menjadi sangat mengerikan!" teriak wanita itu."Kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana Alexander von Pieterburg menjadi lebih buruk dari seorang psikopat," ujar Cynthia lirih.Konon katanya, kau bisa melihat segalanya saat kau sudah tidak lagi hidup di dunia. Cynthia percaya itu. Dia bahkan bisa melihat betapa gelapnya hati Alexander saat melihat sang istri terluka.Kegelapan bisa menelan Alexander kapan saja. Cynthia enggan membayangkan apa yang akan terjadi jika adik bodohnya itu mencari gara-gara lagi.Cynthia pun menyihir Steven untuk kembali ke dunianya."Tidakkk! Tidaaakkk! Tungguuuuu
"Selamat datang, kepala akademi," ucap Alexander menyambut Nancy.Sementara Nancy, Raymond dan Aslan langsung bungkuk untuk memberi hormat pada Alexander dan Noah."Hormat pada Yang Mulia Raja dan Grand Duke Hillary," ucap Nancy menundukkan kepalanya.Wanita itu sudah tidak bisa membungkuk seperti yang lain dikarenakan kondisi tubuhnya yang sudah tidak memungkinkan."Terima kasih sudah datang dan silahkan duduk," ucap Noah."Saya permisi Yang Mulia, Grand Duke," ucap Aslan pamit keluar.Alex hanya mengangguk dan mempersilahkan Nancy untuk duduk. Raymond sendiri langsung mengambil posisi berdiri di belakang Nancy.Nancy Graham memperhatikan dua pria yang sedang duduk di hadapannya ini."Meski jangka hidup bangsa kita cukup panjang, ternyata waktu cukup cepat berlalu," ucap Nancy.Bagi Nancy, Noah dan Alexander hanyalah dua pria muda nakal yang hobi membuat onar. Dua pembuat onar itu sudah menjadi resmi mengambil peran pen
"Anda benar, Grand Duke. Saya akan memulai pengobatan tahap pertama dengan menenggelamkan Yang Mulia Ratu selama tiga jam. Di malam hari, kita akan memberi beliau handuk air seperti ini. Hanya saja, saya masih tak yakin dengan kutukan mimpi buruk ini. Setidaknya, saya harus membuat pikiran Yang Mulia Ratu tenang dulu dengan membuat beliau bisa dengan sadar membedakan mimpi dan kenyataan," jelas Nancy panjang lebar.Nancy Graham sangat khawatir dengan kutukan mimpi buruk Anna. Belum ada catatan yang menunjukkan cara sembuh dari kutukan ini sebelumnya.Meskipun air bisa menjadi obat, sampai kapan Anna harus tenggelam dalam air?Satu tahun? Tiga tahun? Apakah benar-benar bisa diobati? Ataukah Yang Mulia Ratu kalah dan mengambil nyawanya sendiri lebih dulu sebelum bisa sembuh?Banyak kemungkinan yang muncul dalam kepala Nancy."Meski mendapat hasil yang jauh lebih lambat, semua penyakit yang ada bangsa kita bisa disembuhkan dengan air. Mengapa aku bisa
Para hiu langsung menghilang dan Anna langsung terbangun."Uwwaaahhhhhhh...""Haaaahhh....""Haaaahhhhh...'"Haaahhhhhhhh..."Nafas Anna terengah-engah dan kondisi Anna masih buruk seperti biasanya."Mimpi apa aku tadi.." gumam Anna berusaha mencerna situasi.Anna mengatur nafas dan berusaha mengingat apa yang terjadi di dalam mimpinya itu. Ia bisa mengingat sedikit mimpinya itu, hanya saja kepalanya terasa sangat sakit setiap kali coba untuk mengingat."Aku benar-benar bisa ambruk jika terus seperti ini," gumam Anna lagi.Anna merasa ada yang aneh itu meraba dahinya."Handuk basah? Pantas saja dahiku berat. Kurasa tubuhku sedikit lebih baik dari sebelum tidur.""Meski masih tetap saja sakit, cih..."Anna melirik sebelah tempat tidurnya yang kosong. Ia meraba bantal dan ranjang sedikit lama.Dingin.Bibir Anna mengerucut, "Apa dia tidak tidur di sini?"Anna yang merasa kecewa lan
"Apa kita bisa mulai pengobatannya hari ini?" tanya Alex pada Nancy.Alex terlihat tidak sabar. Dia bahkan sempat berpikir apapun akan ia setujui asal Anna bisa segera sembuh."Tentu bisa, Yang Mulia," ucap Nancy sembari mengangguk.Anna pun menoleh pada Alex dan Nancy bergantian, "Apa yang harus kulakukan?""Anda harus bersemedi di kolam selama tiga jam setiap hari dimulai hari ini. Setelah itu, saya akan memeriksa anda terlebih dahulu sebelum anda bisa mulai beraktivitas seperti biasa, Yang Mulia," jelas Nancy singkat.Nancy Graham setiap hari akan mengunjungi mansion Hillary melalui portal. Alexander sudah berkoordinasi dengan Benjamin tentang penugasan penyihir portal kerajaan mereka."Semedi? Aku harus duduk bersila dan memejamkan mata?" batin Anna.Terlihat raut bingung di wajah pucat Anna."Bersemedi? Semedi seperti apa yang anda maksud? Di atas air? Atau aku harus menenggelamkan diri di dalam air?" tanya Anna.An
Alex merasa hatinya itu amat perih. Sembari tersenyum getir, ia menganggukkan kepalanya pelan.Pria itu pun mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, "Baiklah."Setelah berpamitan pada Noah, mereka bertiga berenang naik ke atas kolam.Kini hanya ada Noah dan Anna di kolam luas ini. Noah duduk bersila dan mengamati putrinya yang tertidur itu. Ia terus memandang Anna tanpa sekalipun mengedipkan mata."Aku... baru tahu kalau aku memiliki anak. Seorang anak perempuan cantik yang bahkan tidak mirip denganku, haha..."Noah tertawa getir."Namun jelas sekali Dewi ingin mempertemukan kita. Sulit sekali menemukan dua orang dengan tanda lahir sama. Kita... ditakdirkan untuk bertemu sebelum ajal menjemputku."Noah meraba tanda lahirnya dan tersenyum pedih."Aku pikir aku akan menghabiskan waktu yang membosankan di dalam mansion hingga akhir hayat. Mati dalam kesepian. Tak terhitung banyaknya aku menyerah akan hidupku. Namun, setiap aku men
"Tadi.... Tadi aku mendengar suara kakakku lagi..." jawab Steven berusaha tenang. Semua itu terjadi begitu cepat hingga ia meragukan dirinya sendiri."Apakah aku sedang berhalusinasi?" pikir Steven.Steven berusaha mengatur nafas dan kemudian menceritakan mimpinya pada Abigail dan Spitz, kecuali bagian ia dihajar oleh kakaknya habis-habisan.Tidak lupa dengan suara petir yang baru saja ia dengar."Ini... Ini adalah buktinya," ucap Steven menunjukkan kedua tangannya yang sudah bersih dari tanda kutukan itu. Steven berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua yang ia alami bukan hanya mimpi belaka.Abigail dan Spitz tak bisa mengatakan raja mereka berkhayal, bukti yang ia tunjukkan sudah memperjelas semuanya.Mereka berdua masih berusaha untuk mencerna penjelasan Steven. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Sudah sejak lama kerajaan duyung mempelajari sihir hitam dan meneliti cara menyembuhkan efek kutukan.Namun tetap saja nihil
"Apa kita tidak bisa memindahkan arena perang? Bagi manusia, serangan kita cukup dahsyat. Saya tidak yakin bahwa kita bisa menghentikan pasukan duyung tanpa merusak bumi," ucap Benjamin.Kondisi Benjamin sekarang cukup berantakan. Rambut yang tidak terurus, ikat pinggang tidak sinkron, bahkan ia salah memakai kaos kaki. Kaki kiri dengan kaos kaki hitam, sementara kaki kanan dibiarkan tidak ada kaos kaki.Sejenak Alex berpikir apakah Benjamin sedang mencoba model fashion baru saat disambut tadi. Akan tetapi ia urungkan niatnya untuk berkomentar setelah melihat kantung mata Benjamin yang besar."Kita bisa menjebak Steven untuk masuk ke dalam portal. Isaac bisa memprovokasi para pasukan untuk ikut masuk ke dalam portal yang terhubung dengan dunia kita," usul Alex.Mendengar itu, Isaac tersenyum. Otaknya mulai memikirkan beragam strategi yang mungkin bisa dijalankan.Batu komunikasi yang Alex miliki bersinar terang. Sudah pasti Karl, Brent atau Jacob y
Ugghhhh!!Noah merasakan nyeri yang begitu tajam mengiris dadanya saat membayangkan kemungkinan yang menanti. Ia tahu ini adalah keputusan besar, yang akan menentukan nasib banyak orang, dan instingnya mengatakan ada sesuatu yang buruk akan terjadi."Sepertinya kau juga merasakan hal yang sama denganku," ucap Karl, suaranya rendah dan penuh ketegangan, mencoba memvalidasi perasaan yang sama.Sean, yang duduk di barisan paling depan, mengamati ayah dan pamannya dengan penuh perhatian. Matanya gelap, penuh perhitungan, mencermati setiap kata yang terucap. Keputusan ini bukan hanya tentang mereka. Sean tahu masa depan keluarganya, dan mungkin takhta tergantung pada pilihan yang mereka ambil hari ini."Sean, bagaimana pendapatm
Ace tak mampu menjawab Kylie. Satu-satunya hal yang terlintas dalam pikirannya tentang istri barunya hanyalah adegan-adegan vulgar... dan dorongan untuk melindunginya.Rose hanyalah pelayan yang belum lama bekerja di kediaman keluarga Valkayr. Ia direkomendasikan oleh Amber, istri kedua Ace yang berhati lembut. Amber merasa tergerak ketika melihat seorang gadis rakyat biasa, yatim piatu, dipukuli di jalan sambil menggenggam sepotong roti.Rose adalah wanita ceroboh, sangat kontras dengan ketiga istri Ace yang kuat dan cakap. Justru sifatnya yang lemah dan kikuk itu lah yang menarik perhatian Ace.Di Kerajaan Ular, para bangsawan wanita dituntut untuk tangguh. Karena itu, seumur hidupnya, Ace nyaris tak pernah melihat sosok perempuan yang lembut seperti Rose.
"Me... Memangnya kenapa kita harus repot-repot menempatkan penjaga di sisi Ratu Naga?" tanya Rose dengan suara bergetar, matanya melirik ke kanan dan kiri, mencari dukungan yang tak ada.Grand Duke Valkayr menggigit ujung bibirnya, lalu menepuk jidatnya dengan kasar, napasnya berat menahan emosi.Brent hanya mengangkat sebelah alis dan terkekeh pelan. "Kupikir dia cukup pintar karena berani mengantar nyawa. Ternyata dia sangat bodoh."Wajah Rose langsung pucat. Sorot matanya kehilangan keberanian."Apa yang kau lakukan? Sudah, tidak usah membantah lagi! Minta maaf dan duduklah dengan tenang!" bisik Ace geram, matanya menyipit, penuh tekanan.Udara di ruang rapat yang semula formal kini terasa berat. Tegang. Seolah ruangan itu menahan napas."Cukup sudah!" teriak Karl, suaranya memecah ketegangan yang menggantung di udara."Noah, Raja Naga, aku meminta maaf atas ketidaksopanan adik iparku. Mari kita tidak memperpanjang masalah ini dan melanjutkan rapat," bujuk Karl, nadanya mencoba men
"Apa! Apa yang salah?"Teriakan Rose membuat satu ruangan hening."Statusku juga tinggi di sini, aku adalah istri Grand Duke! Memangnya kenapa aku tidak bisa menyuarakan pendapatku? Kenapa aku harus takut dengan mereka? Apa yang salah dari perkataanku?" batin Rose tidak terima.Semua orang menanti apa lagi kalimat yang akan keluar dari mulut Rose."Mengapa aku harus mendapat intimidasi setelah bersusah payah merangkak dari bawah? Statusku juga tinggi di sini! Kalian tidak bisa macam-macam padaku sekarang!" pikir Rose.Noah yang awalnya sangat marah itu kini memadang Rose seolah wanita itu sesuatu yang menjijikan."Akan buang waktu berdebat dengan orang bodoh yang serakah," batin Noah.Noah berusaha mengatur emosi dalam diam."Baiklah nona, aku ingin mendengar pendapatmu. Harusnya kau punya alasan yang bagus setelah mengatakan putriku beban bukan?" tanya Noah usai lebih tenang."Ayaahhh!!" teriak Alex.Alex tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Kenapa ia harus mendengar om
Karl agak keberatan dengan opini Alex. Akan tetapi, Karl coba mengukur pertempuran terakhir pasukannya dengan pasukan duyung."Kekuatan prajurit biasa sudah bertambah sekiranya tiga kali lipat. Satu kali pembasmian bisa menghabisi satu negara. Prajurit biasanya sudah jauh di atas prajurit-prajurit kami. Apa jangan-jangan kemampuan prajurit biasa mereka setara dengan wakil komandan?" ucap Karl dalam hati."Aku rasa hal itu tidak perlu, raja naga," ucap Jacob menyuarakan pendapatnya.Raja gurita juga kurang setuju dengan Alex."Meski kemampuan mereka berkembang, aku rasa tidak sampai berlebihan seperti itu," lanjut Jacob lagi.Tanpa bermaksud meremehkan lawan, Jacob hanya berpikir mereka mungkin tidak harus terlalu takut pada pasukan duyung saat perang. Mereka bisa menyelesaikan perang dengan cepat karena tiga kerajaan bergabung. Tak perlu sampai yang terkuat untuk turun secara bersamaan di medan perang.Noah memandang Jacob dan kemudian menol
"Apa kau sudah mengabari Noah?" tanya Karl pada Fredrick, ajudannya.Fred terlihat gugup. Ia ragu untuk menyampaikan jawabannya."Grand Duke memberi kabar bahwa beliau tidak bisa hadir, Yang Mulia," jawab Fredrick berusaha tenang.Wajah Karl merah padam mendengar jawaban Fred, "Kali ini apa? Apa yang membuat dia tidak bisa menghadiri rapat penting ini?"Gigi Karl bahkan gemeretak karena sangat marah, "Berani-beraninya Noah!""Cepat perintahkan dia kemari sekarang juga!" bentak Karl dengan suara sekecil mungkin."Ratu naga, sedang tidak sadarkan diri, Yang Mulia."Karl diam sebentar untuk mencerna informasi. Jujur saja, ia nyaris lupa dengan kondisi Anna mengingat Alexander yang merupakan suaminya hadir di rapat ini."Dunia tempat kita tinggal bisa hancuuurrr, apa yang lebih penting dari itu..." bisik Karl pada Fredrick.Kini Karl mengerti situasinya, Noah memang tidak akan menjadikan putrinya nomor dua lagi.Sialn
"Akan saya laksanakan, Yang Mulia," jawab Dale.Dale terlihat seperti menunggu perintah selanjutnya."Akan sangat membantu jika bisa membuat senjata. Prajurit biasa tidak perlu menghadapi duyung secara langsung," batin Alex."Batu perekam terlebih dahulu. Saat kebutuhan batu perekam sudah terpenuhi, lanjutkan pembuatan senjata. Tak perlu terlalu dipaksa, namun berusahalah semaksimal mungkin.""Apa anda bermaksud menggunakan senjata agar tidak perlu berhadapan langsung dengan Steven?" tanya Dale hati-hati."Bukan aku, tapi para prajurit biasa. Prajurit biasa kita dan prajurit duyung biasa, kemampuannya kini sudah jelas berbeda. Dengan senjata, aku berharap korban jiwa dapat berkurang. Mereka juga punya keluarga yang menanti kepulangan mereka."Mendengar itu, semua yang ada di ruangan terdiam. Perang dan korban jiwa memang sudah tidak bisa dihindari.Satu hal yang mereka ketahui, Alex banyak meminta barang-barang yang ada di dunia manus
"Arabella... adalah keturunanku..."Amrita dan Margareth mulai berpikir bahwa rumor Alexander selingkuh hingga punya anak itu benar.Hanya saja, mereka tak berani bersuara. Benjamin yang dengan cepat menyadari kesalahpahaman itu langsung menginterupsi Alex."Yang Mulia, sepertinya anda mengatakan hal yang bisa membuat para dayang salah paham," ucap Benjamin sedikit tertawa.Alex mengernyitkan dahi, "Apa maksudmu, Benjamin?""Maksud Yang Mulia Raja, putri Arabella memang keturunan raja naga laut. Hanya saja, bukan dari Yang Mulia Raja, melainkan putri Elena," Benjamin memperjelas maksud ucapan Alex sebelumnya.Mendengar itu, Margareth dan Amrita tak bisa menahan ekspresi wajah mereka lagi.Bagaimana bisa putri Elena memiliki seorang anak?Alex baru paham yang Benjamin maksud, tapi ia tak punya banyak waktu sekarang."Aku tak punya cukup waktu untuk menjelaskan. Intinya kalian berdua harus menjaga Arabella. Arabella adalah
"Apa kita tidak bisa memindahkan arena perang? Bagi manusia, serangan kita cukup dahsyat. Saya tidak yakin bahwa kita bisa menghentikan pasukan duyung tanpa merusak bumi," ucap Benjamin.Kondisi Benjamin sekarang cukup berantakan. Rambut yang tidak terurus, ikat pinggang tidak sinkron, bahkan ia salah memakai kaos kaki. Kaki kiri dengan kaos kaki hitam, sementara kaki kanan dibiarkan tidak ada kaos kaki.Sejenak Alex berpikir apakah Benjamin sedang mencoba model fashion baru saat disambut tadi. Akan tetapi ia urungkan niatnya untuk berkomentar setelah melihat kantung mata Benjamin yang besar."Kita bisa menjebak Steven untuk masuk ke dalam portal. Isaac bisa memprovokasi para pasukan untuk ikut masuk ke dalam portal yang terhubung dengan dunia kita," usul Alex.Mendengar itu, Isaac tersenyum. Otaknya mulai memikirkan beragam strategi yang mungkin bisa dijalankan.Batu komunikasi yang Alex miliki bersinar terang. Sudah pasti Karl, Brent atau Jacob y