Farhan masih tidak puas dengan jawaban dokter yang sudah meninggalkannya di dalam kamar.
“Sayang apa kau mau ke rumah sakit saja?”
“Untuk apa?”
“Untuk memeriksamu lebih detail, apa apaan tadi dia memerikan diagnosa tidak jelas seperti itu,” dengus Farhan yang sambil berjalan menuju ke arahku.
“Suami itu tadi sudah sangat jelas bagiku, lagian sebenarnya tidak usah memanggil dokter ke sini juga tidak jadi masalah aku bisa menanganinya sendiri.”
“Tidak bisa seperti itu, bagaimana kalau terjadi sesuatu kepadamu dan anak anak kita? Siapa yang akan bertanggung jawab?”
“Kemarilah, aku jelaskan kepadamu bagaimana proses saat hamil muda di tambah ada dua janin di dalam perutku,” aku menepukkan tanganku di atas Kasur yang msaih luas di sebelahku mempersilahkan Farhan untuk duduk di sana.
"Aku mengkhawatirkan kalian, aku ingin yang terbaik untuk kalian.”
“
“Ayo berangkat,” ajak Kiara kepada Jack sambil memasang seat belt ke badannya.“Ayo,” Jack tampak tegang dan juga gugup sampai utnuk menjawab ajakan Kiara saja ia hanya menjawabnya dengan singkat, baru pertama kali Jack merasakan seperti ini kepada wanita.“Kau kenapa?” teliti Kiara pada Jack, ia menyadari nada bicara Jack yang tidak santai.“Tidak apa,” Jack melirik ke arah Kiara sejenak lalu ia kembali fokus kepada jalanan yang sedang ia hadapi.“Kau tampak gugup Jack, apakah ada sesuatu?”“Tidak ada Kiara, hanya saja kita jarang bertemu jadi aku agak canggung untuk mengajakmu mengobrol.”“Padahal terakhir kita bertemu, obrolan kita sangat nyambung.”“Nanti saat di tempat juga aku akan biasa saja, mungkin karena sedang mengendalikan stir mobil jadi aku tidak bisa membagi fokusku.”“Ya sudah kalau begitu kau fokus untuk menyet
“Aku tidak menyangka kalau kau akan menerima lamaran dariku dengn gampang seperti ini,” ucap Jack yang belum melepaskan pelukannya.“Lalu?”“Atas dasar apa kau menerima lamaranku?”“Kau atas dasar apa melamarku?”“Aku merasa kau adalah wanita yang pants untuk menjadi istriku.”“Saat awal kita bertemu dan kita pergi jalan, aku pernah memikirkan kalau kau suka padaku tetapi aku pikir kembali aku dan kau sangat jauh berbeda, aku hanya artis yang sedang naik daun karena sebuah film yang sedang di mainkan sedangkan kau sangat unggul dariku.”“Jangan bicara seperti itu, justru aku yang merasa ragu karena kau seorang artis yang sedang naik daun Namanya, banyak yang ingin mendekatimu.”“Sudah, jangan bahas ini lagi yang terpenting sekarang aku sudah menerima lamaran darimu, ini menandakan kau serius denganku.”“Terimakasih Kiara.&rdquo
***Sudah lima bulan lamanya aku berada di Riyadh bersama Farhan, perutku yang sudah mulai membesar sudah tidak bisa menggunakan mini dres lagi dan sudah tidak bisa bepergian yang terlalu lama karena badanku sudah sangat berat.Karena aku masih berada di Riyadh jadi Farhan mengurungkan niatnya untuk kembali seprerti yang ia janjikan akan berada di Riyadh selama lima bulan, aku dan Farhan udah memutuskan untuk menetap di sini sampai aku beres persalinan, karena Farhan membangun bisnis lagi sambil menungguku persalinan juga.“Sayang bagaiman sekarang keadaanmu?” tanya Farhan.“Aman, tidak merasa mulai hari ini kok.”“Sungguh? Jika masih mual aku akan membatalkan pestanya.”“Jangan di batalkan lagi suami, kau sudah mengalami kerugian karena aku. Aku bisa mengikuti pestanya hari ini kok.”Pesta perayaan yang Farhan pernah bicarakan padaku pada waktu itu, hari ini baru kesampaian karena dari
Aku masih inbgat letak kamarku jadi aku langsung bergegas untuk memasukinya, pandangan yang pertama kali aku lihat adalah Farhan yang sedang tertidur seorang diri tetapi ia tidak memakai busana, selimut hanya menutupi badannya sampai ke pinggang saja.“Suami…” aku memanggil Farhan dengan penuh penasaran karena aku mendapati ia tidur dengan tidak memakai busana dan pas aku cek ponselku selama tadi malam Farhan tidak ada menghubungiku sama sekali.Farhan yang masih terlelap tidur tidak mendengar panggilan dariku, aku mencoba untuk berjalan menghampirinya tetapi langkahku terhentikan karena deringan dari ponselku, aku membuka ada nomor asing yang mengirimku sebuah pesan, saat aku buka pesan apa yang dikirimkan oleh orang yang tidak aku kenal.Aku sangat terkejut melihat isinya, terdapat video Farhan yang sedang berhubungan ranjang dengan seorang wanita yaitu Alinda. Sesaat melihat isi video yang baru saja di kirim, aku sempat memandangi Far
Akhirnya aku menceritakan semuanya kepada kakek dan juga Jemy yang masih ada di sana. Setelah mendengar apa penyebab aku kabur dari Riyadh, kakek langsung menyuruhku untuk menetap di rumahnya dan juga akan menyiapkan persalinan untukku. Aku sempat meminta kepada kakek kalau keberadaanku saat ini tidak bisa di ketahui oleh Farhan, Jack boleh di kasih tahu tetapi asal Farhan jangan sampai tahu kalau aku berada di rumah kakek.“Kau istirahatkan dulu badanmu, jangan terlalu di pikirkan kasihan bayi yang ada di dalam kandunganmu,” ucap kakek.“Iya.”“Luna benar kata kakek, kau istirahat terlebih dahulu nanti sore jika kau ingin keluar aku akan menemanimu.”“Baiklah, terimakasih Jemy kau telah menolongku. Tetapi tadi aku datang ke Riyadh apakah ada urusan?”“Tidak, aku sengaja datang ke sana karena ingin melihatmu, jika lewat ponsel saja rasanya tidak bisa mengobati rasa rinduku padamu.”
“Luna apakah ini anak kita?” Farhan melepaskan pelukannya lalu ia memangkal agar tinggi badannya setara dengan Jansen.“Lihat saja wajahnya mirip dengan siapa,” aku menajwabnya dengan ketus.“Siapa namamu?” tanya Farhan pada Jansen.“Jansen, uncle siapa? Kenapa tadi bertindak kurang ajar kepada momy.”“Jangan jangan bicara seperti itu, momy tidak pernah mengajarinya.”“Luna, kau memakai nama yang aku kasih waktu kita memakan steak bersama.”“Tidak sengaja memakainya,” aku menjawabnya dengan sesingkat mungkin.Memang benar kalau wajah Jansen sangat mirip dengan Farhan, jadi selama ini aku tidak bisa benar benar melupakannya karena saat aku melihat wajah Jansen selalu terbayang wajah Farhan juga.“Jansen jangan panggil aku uncle tetapi daddy, aku daddymu,” ucap Farhan pada Jansen yang masih terus meneliti wajah Farhan yang ia sendiripu
“Baiklah,” Farhan menuruti perkataan Jack.“Kalian jangan sampai merusak pernikahanku, jika mau ribut jangan di sini. Aku rela menunda pernikahamu demi menemani anakmu.”“Farhan dan Jemy hanya terdiam, Jack sengaja berkata seperti ini di depan Jansen karena ia juga belum tahu. Setelah itu Jack kembali ke Kiara untuk menemaninya menyambut tamu undangan yang datang. Jack tidak mau kalau acara pernikahnnya yang sudah ia undur sampai bertahun tahun hancur begitu saja atau meninggalkan kesan yang tidak enak di hari pernikahannya.Aku yang sudah kembali dari kamar mandi, melihat Farhan dan juga Jemy yang saling berdiam diri sedangkan Jansen sibuk dengan cake yang ia makan dengan belepotan ke pipi kanan kiri.“Jansen, lain kali kalau makan sesuatu harus di perhatikan jangan sampai belepotan seperti ini,” aku melepas gandengan dari tangan Alisa dan beralih ke Jansen untuk mengelap noda yang terdapat di kedua pipinya
Walaupun mereka belum pernah bertemu tetapi batin mereka sangat kuat, nyatanya Jansen yang awalnya tengah mengis dan tidak mau diam sekarang ia langsung diam di gendongan Farhan.“Ini cake yang kau inginkan,” Farhan memberikan sebuah cake coklat kepada Jansen yang sudah berhenti menangis.“Terimakasih uncle, sekarang banyak yang mau bermain dengan Jansen,” ucap Jansen.“Mulai hari ini uncle akan menemanimu dan juga Alisa untuk bermain, bagaimana?” ini adalah bagian dari rencana Farhan agar ia bisa membujuk istrinya agar bisa kembali kepadanya dan juga anak anaknya.“Tapi uncle harus meminta izin kepada momy dulu.”“Tidak perlu, aku kan teman baik uncle Jack dan momy juga sangat mengenalku, jadi untuk apa aku harus meminta izin kepadanya?”“Benar juga, baiklah mulai sekarang kau temanku dan kau boleh setiap hari datang ke rumah seperti daddy.”“Daddy? Apakah
Aku membeli yang sangat di butuhkan anak anak lalu aku langsung bergegas untuk pulang karena aku sudah janji kepada anak anak agar tidak lama saat keluar rumah. Saat berada di lobby mall aku melihat seseorang yang sepertinya aku tidak kenal tetapi akupun tidak tahu dia siapa, karena aku tidak mau memikirkan dia siapa jadi aku langsung buru-buru untuk masuk ke dalam mobil.Sesampainya di kediaman aku langsung menemui anak anak yang sedang menungguku pulang, mereka langsung sangat bahagia sat melihatku pulang membawa papper bag yang berisikan punya mereka semua dan tadi aku sempat membelikan mereka coklat.***Ada yang penasaran bagaimana nasib Alinda tidak?Oke aku akan menceritakan sedikit nasib Alinda setelah kejadian malam itu.Alinda pun tahu kalau aku sudah tidak bersama Farhan dan ini adalah tujuan dari rencananya yaitu memisahkan aku dengan Farhan. Ia datang menemui Farhan dengan membuat drama yang tidak habis pikir sampai Farha
“Luna, aku sudah menantimu sejak lama.”“Jemy, kau sudah salah menyukai orang. Kau menyukai wanita yang sudah bersuami dan juga anak, kau masih bisa mencari wanita yang masih single.”“Aku hanya mau denganmu Luna.”“Tidak Jemy, aku tidak punya perasaan yang sama denganmu, sebaiknya kau hilangkan perasaanmu itu padaku dan carilah wanita yang sesuai dengan kriteriamu. Selama ini aku mengangap kau sebagai teman dan juga keluarga tidak lebih.”“Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku Luna.”“Akan sia sia Jemy, selama ini yang kau lakukan padaku sudah cukup meneyentuh hati. Mungkin jika wanita lain yang ada di posisiku pasti langusng jatuh cinta padamu, tetapi aku tidak bisa dan pikiranku selalu menuju ke Farhan.”“Luna, kau jangan membohongi dirimu sendiri, jangan menyaiksa dirimu karena kau ingin masa depan anakmu terjamin karna adanya orang tua yang lengkap, aku bisa m
Kita langsung menuju rumah Farahn dengan pak Abdul yang menyupir mobil, jok mobil bagian depan di isi oleh Jansen karena ia yang minta sendiri untuk duduk di depan. Aku, Farhan dan juga Alisa terima duduk di kursi penumpang. Aku lihat dari kemarin Farhan tidak mengeluarkan sifat menyebalkannya, justru saat sedang bersama Alisa dan Jansen ia tampak sangat hangat untuk menyapa anak anak.***Saat menjelang malam, akhirnya Jemy memberanikan diri untuk bertemu denganku dan juga anak anak. Ia langsung pergi menuju rumah Jack karena setahu dia aku masih di rumah Jack. Saat tiba di rumah Jack, Jemy masuk ke dalam rumah dan mendapati Jack yang sedang bersama istrinya, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Jack tentang keberadaanku.“Jack, dimana Luna kok tampak sepi,” tanya Jemy sembari masuk ke dalam kediaman.“Ohh Luna sudah pulang dengan Alisa dan Jansen, kau baru menemuinya malam hari?”“Pulang ke rumah kakek maksudmu
Aku bangun lebih dulu daripada anak anak dan juga Farhan, saat aku membukakan mataku aku terkejut dengan keberadaan Farhan yang sudah berada di sisi Alis, karena mereka sedang tidur jadi aku memutuskan untuk keluar dari kamar, aku mendapati Jack dan Kiara yang sudah berada di rumah dan sedang mengobrol dengan kakek.“Luna,” panggil Jack.“Hai, apa urusan kalian sudah beres?” tanyaku pada Jack dan juga Kiara.“Tidak ada yang bisa menghalangi urusanku, semua aku urus dengan secepat mungkin,” terang Jack.“Baguslah.”“Dimana anak anak dan juga Farhan? Apa dia sudah pulang ke rumahnya?” timpal Jack padaku.“Oh ada, mereka masih tertidur. Mungkin anak anak kelelahan main di halaman jadi sampai jam segini mereka belum bangun,” jelasku pada semua orang, aku agak sedikit malu kepada kakek karena tadi Farhan menggendongku di depannya.“Baguslah, nanti malam kau sudah
“Sayang apa kita harus melanjutkan aktivitas tadi pagi yang sempat tertunda karena anak anak?” bisik Farhan padaku.“Tidak tidak,” aku langsung menolak ajak Farhan, memang benar yang di katakan Jack tadi kalau laki-laki memang tidak bisa menahan dirinya sendiri.“Aku tahu kalau kau juga menginginkannya sayang, ayo kita lanjut saja,” ajak Farhan padaku.“Jika kita menghilang, nanti Jansen dan Alisa akan mencariku. Aku tidak bisa melakukannya sekarang.”“Jansen dan Alisa sedang bermain di luar, jika kau tidak memanggilnya maka mereka tidak akan masuk ke dalam rumah.”“Masih ada kakek di sini, kita harus menghargainya.”“Pasti dia juga bisa memakluminya sayang, sudah jangan banyak alasan lagi.”Farhan langsung membopongku dan membawanya ke kama, tetapi saat di perjalanan menuju kamar kami berpapasan dengan kakek dan Farhan hanya menyapanya dengan singkat
Setelah selesai sarapan, Jack mengajakku untuk mengobrol lanjutan yang kemarin. Aku langsung mengikuti Jack yang pergi berjalan menuju ruang tamu sedangkan Kiara diam di kursinya dan juga kakek yang juga masih duduk di kursi. Jansen dan Alisa sementara di asuh oleh pelayan kediaman.“Luna kau sudah melihat isi flash disk yang aku berikan padamu?” tanya Jack.“Sudah.”“Bagaimana tanggapanmu? Apa kau sudah percaya dengan kebenaran?”“Aku masih sedikit bingung Jack, aku harus percaya atau harus bagaimana karena dia telah melakukannya tanpa rasa canggung sedikitpun, sudah seperti suami istri saja.”“Luna, kau harus memahani laki-laki. Dia kemarin di pengaruhi oleh obat perangsang, kau juga tahu sendiri kan kalau laki-laki sedang di kuasai oleh hawa nafsu secara alami seperti apa sedangkan ini di pengaruhi oleh obat yang memaksanya untuk melakukannya dengan orang yang tidak ia sukai,” terang Ja
Alisa langsung bangun dari tidur dan ia tidak mau aku tinggal keluar untuk menemui Jansen dan Farhan yang sudah lebih dulu bermain padahal Jansen belum mandi dan masih menggunakan piyama tidur.“Mau langsung mandi?” aku menawarkan kepada Alisa untuk langsung mandi agar aku tidak kerja dua kali nantinya karena aku harus membuat sarapan.“Iya, aku ingin mandi lalu dandani aku yang cantik seperti momy,” ucap Alisa.“Baiklah, ayo kita ke kamar mandi sayang.”Aku langsung memandikan Alisa lalu mendandaninya dengan rambut yang di kepang, setelah selesai aku langsung mengajak Alisa untuk keluar menemui Jansen sedangkan aku pergi ke dapur untuk memasak. Semenjak aku tidka bersama Farhan aku jadi sering memasak dan tidak ada yang melarangku, hanya Farhan saja yang sangat posesif yang melarangku melakukan semua hal.“Halo uncle, bolehkah aku ikut bergabung dengan kalian?” sapa Alisa kepada Farhan.&ldquo
Aku sudah tidak mau menanggapi perkataan Farhan yang membuatku jadi pusing, aku langsung mengambil Jansen dari gendongan Farhan lalu aku pergi meninggalkannya, aku berjalan masuk ke dalam untuk menemui kakek dan Alisa yang sedari tadi aku tinggal.“Momy belum menjawab pertanyaanku tadi,” Jansen masih terus menagih pertanyaannya yang belum aku jawab tadi.‘Sangat menyusahkan sekali mempunyai anak yang berdaya ingat tinggi seperti ini, lagian Farhan juga ngapain ia memberitahu kepada Jansen, nanti juga ada waktunya sendiri ia akan tahu daddynya yang sebenarnya,’ aku menggandeng Jansen sambil terus ngedumel.“Luna bagaimana Farhan?” tanya kakek yang langsung menyambut kedatanganku.“Maksud kakek?”“Bukankah tadi ia membawa Jansen keluar? Apa dia meminta mereka untuk bersamanya?”“Kalau itu sudah pasti, tetapi aku terus menolaknya karena aku tidak mau bersamanya lagi.”
Walaupun mereka belum pernah bertemu tetapi batin mereka sangat kuat, nyatanya Jansen yang awalnya tengah mengis dan tidak mau diam sekarang ia langsung diam di gendongan Farhan.“Ini cake yang kau inginkan,” Farhan memberikan sebuah cake coklat kepada Jansen yang sudah berhenti menangis.“Terimakasih uncle, sekarang banyak yang mau bermain dengan Jansen,” ucap Jansen.“Mulai hari ini uncle akan menemanimu dan juga Alisa untuk bermain, bagaimana?” ini adalah bagian dari rencana Farhan agar ia bisa membujuk istrinya agar bisa kembali kepadanya dan juga anak anaknya.“Tapi uncle harus meminta izin kepada momy dulu.”“Tidak perlu, aku kan teman baik uncle Jack dan momy juga sangat mengenalku, jadi untuk apa aku harus meminta izin kepadanya?”“Benar juga, baiklah mulai sekarang kau temanku dan kau boleh setiap hari datang ke rumah seperti daddy.”“Daddy? Apakah