Aku yang sedang asik menonton film ini tiba-tiba bibi Ana mendekat padaku dan mengatakan kalau makanan sudah siap di hidangkan. Karena aku sedang terhayut oleh film yang aku tonton jadi aku menyuruhnya untuk di telakkan di meja makan terlebih dahulu, akan aku makan nanti selepas menonton film.
“Nyonya makanan sudah siap.”
“Nanti saja, sedang asik menonton film. Bibi Ana kembali duduk di sini dan kita menonton film bersama.”
“Tapi nyonya nanti...”
Aku langsung memotong pembicaraan bibi Ana dan kembali menyuruhnya untuk duduk dan menonton film.
Mau tidak mau bibi Ana kembali duduk dengan perasaan gelisah karena takut tuannya akan marah, begitu juga dengan para pelayan yang menemaniku menonton film mereka juga merasa seperti bibi Ana tetapi aku terus memaksanya.
***
Setelah satu jam lamanya bibi Ana dan para pelayan merasa gelisah dan tidak bisa menikmati film yang mereka nonton, akhirnya merek semua t
Luna yang masih terbaring di atas Kasur, merasa ada tangan hangat yang melingkar di perutnya. Awalnya ia merasa itu adalah bagian dari mimpinya tetapi saat ia membuka matanya ras hangat itu masih ia rasakan dan seperti ada seseorang di belakangnya.Luna merasa ragu untuk melihat siapa yang ada di balik punggungnya karena ia tidur dengan posisi miring jadi ia bisa merasakan ada seseorang di balik punggungnya.Perlahan Luna membuka matanya dan tangannya meraba tangan kekar yang sedang melingkar di pinggangnya dan ia tampak terkejut, belum sampai di situ Luna memberanikan dirinya untuk menengok ke belakang dan melihat siapa pemilik tangan yang sedang melingkar di pinggangnya.“Suami?” Luna sangat terkejut melihat siapa laki-laki yang ada di balik badannya, entah dari kapan suaminya sudah berbaring di Kasur bersamanya.“Ada apa sayang? Kenapa kau tampak kaget melihat suamimu sendiri,” Farhan mengatakannya dengan mata yang masih terpeja
Untuk membunuh waktu saat perjalanan menuju Riyadh mengan aku habiskan dengan tidur, di setiap perjalanan yang memakan waktu pasangti aku sangat gampang untuk tidur. Farhan tidak mempermasalahkan aku jika tidur saat perjalanan.Karena sekarang ia sudah bersama istrinya dan di tambah istinya sedang tidur jadi ia tidak bisa berbuat apa apa, hanya bisa terus menciumi aroma rambut istrinya karena ia tidak berani untuk membangunkan istinya yang sedang terlelap.***Sesampainya di bandara, Jack sudah menyiapkan sebuah mobil yang cukup mewah karena sangat tidak mungkin kalau Jack membiarkan Farhan menaiki kendaraan umum ajdi selepas ia mengantarkan Farhan ke bandara ia langsung memesan satu buah mobil dan di kirim langsung ke bandara. Sedangkan Jack kini menggunakan mobil yang tadinya ia pakai bersama Farhan.“Ayo sayang kita menuju rumah,” ajak Farahn sambil menggandeng tanganku dan berjalan menuju pintu keluar.“Rumah? Sejak kapan kau
“Suami ini dimana?”“Rumah kita,” Farhan keluar dari dalam mobil dan melangkahkan kakinya ke arahku.“Ayo kita masuk ke dalam rumah baru kita,” Farhan mengajakku untuk ke dalam rumah tetapi aku mau mau saja dengan ajakan Farhan.Kita berjajar dan melangkah bersama sambil tangan Farhan merangkul pinggangku.Apa dia tuli, bukankah tadi saat di mobil aku meminta untuk ke restoran terlebih dahulu lalu ia menawarkanku untuk belanja, tetapi sekarang ia membawaku ke kediaman baru.“Suami apa kau lupa dengan pesanku tadi saat kita di jalan?”“Pesan yang mana?” Farhan terus berjalan dan tidak begitu menggubris omonganku.“Bukankah tadi aku sudah katakan aku ingin ke restoran dan kau juga menawarkan untuk belanja. Kenapa sekarang kita malah langsung ke rumah, apa kau sudah jatuh miskin karena telah membeli rumah di sini dan juga membeli mobil mewah?”“Aku
Farhan sudah tidak sabar menunggu responku yang sangat lambat jadi ia langsung menggendongku Kembali dengan ala bridal.“Aku mau di bawa ke mana suami,” protesku kepada Farhan yang langsung menggendongku tanpa memberitahu padaku terlebih dahulu.“Kita akan mencoba kasur baru sayang.”“Terserah kau saja.”“Aku tahu kau juga menginginkannya kan?”“Lalu?”“Ayo kita luruskan perasaan ini.”“Ingat…” belum sempat aku menyelesaikan pembicaraanku, Farhan sudah memotongnya terlebih dahulu.“Iya aku tahu, aku tidka akan macam macam sayang.”“Baiklah,dekatkan wajahmu suami,” aku memegangi wajah Farhan yang hendak aku kecup tetapi karena posisiku yang terlalu rendah jadi aku tidak bisa menggapai wajah Farhan.Farhan langsung mencondongkan wajahnya ke arahku dan aku langung mengecup permukaan wajahnya, setelah itu
Pada akhirnya kami saling tertidur karena lelah dengan penerbangan yang lumayan lama. Farah pun terlelap di sampingku dengan tangannya yang masih merangkul wajahku dan wajahnya menghadap ke arahku, kita tertidur tadi sore hari hingga pagi tanpa terbangun di tengah malam bahkan kami sampai lupa untuk makan malam yang sudah di buatkan oleh koki, karena Farhan tidak ingin di ganggu jadi tidak ada pelayan satu pun yang berani mengetuk pintu kamar tuannya hanya untuk memberitahu bahwa makan malam sudah siap.Di pagi hari.Karena aku tidak tahu kalau Farhan berangkat ke kantor jam berapa jadi begitu aku bangun dari tidurku aku langung membangunkannya. Pelayan di sini pun juga tidak akan tahu jam berapa tuannya pergi ke kantor karena baru hari ini Farhan menempati rumah ini.“Suami, bangunlah kau harus ke kantor kan?”“Iya aku akan bangun,” Farhan membuka matanya dengan menyipitkan karena masih merasa sangat mengantuk.
‘HARGA DIRI PEREMPUAN PENGUSAHA PERHIASAN TERSUKSES RUSAK.’Itu judul yang aku baca di berita yang aku temukan dengan foto Alinda yang tengah tersungkur di lantai. Karena aku penasaran jadi aku langsung membuka artikel ini, setelah aku membacanya aku merasa puas dan juga tawa jahat yang spontan keluar dari mulutku ini karena melihat Alinda yang tersungkur di karenakan tamparan dari Farhan.“Tetapi kenapa Farhan sejak kemarin tidak memberitahu kepadaku? Padahal ini beritanya sudah viral dan aku jarang buka ponsel jadi ketinggalan berita yang menarik, tetapi setidaknya aku masih bisa melihat berita ini sebelum Alinda memblokir berita mengenai dirinya.“Ini bisa untuk bahan obrolan nanti saat Farhan sudah pulang.”“Sebaiknya aku menanyakan terlebih dahulu Farhan pulang kapan,” timpalku sambil mengganti tampilan layar ponsel berubah menjadi layanan pesan.‘Sayang, nanti akan pulang jam berapa?’
“Siapa Kiara?” aku langsung menanyakan siapa nama wanita yang telah Jack sebut tadi, di lihat dari ekspresi Farhan seprtinya dia juga sudah tahu.“Wanita yang sedang Jack incar,” terang Farhan kepadaku agar aku tidak berasumsi sendiri dengan nama tersebut.“Kenapa dengan wanita peliharaannya?”“Ha ha ha, Jack apa kau mendengarkannya? Adikmu sendiri saja tidak percaya kalau kau bisa menyukai seorang wanita,” tawa Farhan pecah saat mendegar pertanyaan dariku.“Sorry Jack, apa aku ada salah ucap?” aku langsung meminta maaf kepada Jack karena takut ia tersinggung.“Tidak apa Luna.”“Lalu siapa Kiara?” aku kembali bertanya kepada Jack karena aku masih sangat penasaran siapa wanita yang Jack dan Farhan maksud.“Sayang, Kiara itu calon kakak iparmu. Tetapi itu kalau jadi, semua tergantung dari kakakmu itu,” terang Farhan padaku.“Jack
Aku berdiri di depan piano yang sedang Farhan mainkan, ia melihatku yang sedang berdiri dan mendengarkan alunan piano indah yang ia mainkan, tidak di sangka kalau Farhan juga bisa bermain piano dan memiliki suara yang indah.Farhan langsung menyudahi permainan pianonya dan berjalan menuju istrinya yang tengah tersenyum lebar padanya.“Malam ini kau tampak sempurna sayang,” Farhan menatap diriku dari atas sampai bawah untuk menilai penampilanku.“Kau juga sempurna suami, tidak di sangka kau bisa bermain piano dan memiliki suara yang indah.”“Tetapi kenapa kau menggunakan sepatu hak tinggi? Siapa yang memperbolehkanmu menggunakan sepatu ini?”“Atas dasar keinginanku sendiri agar bisa terlihat cantik.”“Istri pembangkang harus mendapat hukuman nanti malam, apa kau mau kakimu patah karena menggunakan sepatu seperti itu?” bisik Farhan di telingaku yang terdengar seperti menggoda bagiku,
Aku membeli yang sangat di butuhkan anak anak lalu aku langsung bergegas untuk pulang karena aku sudah janji kepada anak anak agar tidak lama saat keluar rumah. Saat berada di lobby mall aku melihat seseorang yang sepertinya aku tidak kenal tetapi akupun tidak tahu dia siapa, karena aku tidak mau memikirkan dia siapa jadi aku langsung buru-buru untuk masuk ke dalam mobil.Sesampainya di kediaman aku langsung menemui anak anak yang sedang menungguku pulang, mereka langsung sangat bahagia sat melihatku pulang membawa papper bag yang berisikan punya mereka semua dan tadi aku sempat membelikan mereka coklat.***Ada yang penasaran bagaimana nasib Alinda tidak?Oke aku akan menceritakan sedikit nasib Alinda setelah kejadian malam itu.Alinda pun tahu kalau aku sudah tidak bersama Farhan dan ini adalah tujuan dari rencananya yaitu memisahkan aku dengan Farhan. Ia datang menemui Farhan dengan membuat drama yang tidak habis pikir sampai Farha
“Luna, aku sudah menantimu sejak lama.”“Jemy, kau sudah salah menyukai orang. Kau menyukai wanita yang sudah bersuami dan juga anak, kau masih bisa mencari wanita yang masih single.”“Aku hanya mau denganmu Luna.”“Tidak Jemy, aku tidak punya perasaan yang sama denganmu, sebaiknya kau hilangkan perasaanmu itu padaku dan carilah wanita yang sesuai dengan kriteriamu. Selama ini aku mengangap kau sebagai teman dan juga keluarga tidak lebih.”“Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku Luna.”“Akan sia sia Jemy, selama ini yang kau lakukan padaku sudah cukup meneyentuh hati. Mungkin jika wanita lain yang ada di posisiku pasti langusng jatuh cinta padamu, tetapi aku tidak bisa dan pikiranku selalu menuju ke Farhan.”“Luna, kau jangan membohongi dirimu sendiri, jangan menyaiksa dirimu karena kau ingin masa depan anakmu terjamin karna adanya orang tua yang lengkap, aku bisa m
Kita langsung menuju rumah Farahn dengan pak Abdul yang menyupir mobil, jok mobil bagian depan di isi oleh Jansen karena ia yang minta sendiri untuk duduk di depan. Aku, Farhan dan juga Alisa terima duduk di kursi penumpang. Aku lihat dari kemarin Farhan tidak mengeluarkan sifat menyebalkannya, justru saat sedang bersama Alisa dan Jansen ia tampak sangat hangat untuk menyapa anak anak.***Saat menjelang malam, akhirnya Jemy memberanikan diri untuk bertemu denganku dan juga anak anak. Ia langsung pergi menuju rumah Jack karena setahu dia aku masih di rumah Jack. Saat tiba di rumah Jack, Jemy masuk ke dalam rumah dan mendapati Jack yang sedang bersama istrinya, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Jack tentang keberadaanku.“Jack, dimana Luna kok tampak sepi,” tanya Jemy sembari masuk ke dalam kediaman.“Ohh Luna sudah pulang dengan Alisa dan Jansen, kau baru menemuinya malam hari?”“Pulang ke rumah kakek maksudmu
Aku bangun lebih dulu daripada anak anak dan juga Farhan, saat aku membukakan mataku aku terkejut dengan keberadaan Farhan yang sudah berada di sisi Alis, karena mereka sedang tidur jadi aku memutuskan untuk keluar dari kamar, aku mendapati Jack dan Kiara yang sudah berada di rumah dan sedang mengobrol dengan kakek.“Luna,” panggil Jack.“Hai, apa urusan kalian sudah beres?” tanyaku pada Jack dan juga Kiara.“Tidak ada yang bisa menghalangi urusanku, semua aku urus dengan secepat mungkin,” terang Jack.“Baguslah.”“Dimana anak anak dan juga Farhan? Apa dia sudah pulang ke rumahnya?” timpal Jack padaku.“Oh ada, mereka masih tertidur. Mungkin anak anak kelelahan main di halaman jadi sampai jam segini mereka belum bangun,” jelasku pada semua orang, aku agak sedikit malu kepada kakek karena tadi Farhan menggendongku di depannya.“Baguslah, nanti malam kau sudah
“Sayang apa kita harus melanjutkan aktivitas tadi pagi yang sempat tertunda karena anak anak?” bisik Farhan padaku.“Tidak tidak,” aku langsung menolak ajak Farhan, memang benar yang di katakan Jack tadi kalau laki-laki memang tidak bisa menahan dirinya sendiri.“Aku tahu kalau kau juga menginginkannya sayang, ayo kita lanjut saja,” ajak Farhan padaku.“Jika kita menghilang, nanti Jansen dan Alisa akan mencariku. Aku tidak bisa melakukannya sekarang.”“Jansen dan Alisa sedang bermain di luar, jika kau tidak memanggilnya maka mereka tidak akan masuk ke dalam rumah.”“Masih ada kakek di sini, kita harus menghargainya.”“Pasti dia juga bisa memakluminya sayang, sudah jangan banyak alasan lagi.”Farhan langsung membopongku dan membawanya ke kama, tetapi saat di perjalanan menuju kamar kami berpapasan dengan kakek dan Farhan hanya menyapanya dengan singkat
Setelah selesai sarapan, Jack mengajakku untuk mengobrol lanjutan yang kemarin. Aku langsung mengikuti Jack yang pergi berjalan menuju ruang tamu sedangkan Kiara diam di kursinya dan juga kakek yang juga masih duduk di kursi. Jansen dan Alisa sementara di asuh oleh pelayan kediaman.“Luna kau sudah melihat isi flash disk yang aku berikan padamu?” tanya Jack.“Sudah.”“Bagaimana tanggapanmu? Apa kau sudah percaya dengan kebenaran?”“Aku masih sedikit bingung Jack, aku harus percaya atau harus bagaimana karena dia telah melakukannya tanpa rasa canggung sedikitpun, sudah seperti suami istri saja.”“Luna, kau harus memahani laki-laki. Dia kemarin di pengaruhi oleh obat perangsang, kau juga tahu sendiri kan kalau laki-laki sedang di kuasai oleh hawa nafsu secara alami seperti apa sedangkan ini di pengaruhi oleh obat yang memaksanya untuk melakukannya dengan orang yang tidak ia sukai,” terang Ja
Alisa langsung bangun dari tidur dan ia tidak mau aku tinggal keluar untuk menemui Jansen dan Farhan yang sudah lebih dulu bermain padahal Jansen belum mandi dan masih menggunakan piyama tidur.“Mau langsung mandi?” aku menawarkan kepada Alisa untuk langsung mandi agar aku tidak kerja dua kali nantinya karena aku harus membuat sarapan.“Iya, aku ingin mandi lalu dandani aku yang cantik seperti momy,” ucap Alisa.“Baiklah, ayo kita ke kamar mandi sayang.”Aku langsung memandikan Alisa lalu mendandaninya dengan rambut yang di kepang, setelah selesai aku langsung mengajak Alisa untuk keluar menemui Jansen sedangkan aku pergi ke dapur untuk memasak. Semenjak aku tidka bersama Farhan aku jadi sering memasak dan tidak ada yang melarangku, hanya Farhan saja yang sangat posesif yang melarangku melakukan semua hal.“Halo uncle, bolehkah aku ikut bergabung dengan kalian?” sapa Alisa kepada Farhan.&ldquo
Aku sudah tidak mau menanggapi perkataan Farhan yang membuatku jadi pusing, aku langsung mengambil Jansen dari gendongan Farhan lalu aku pergi meninggalkannya, aku berjalan masuk ke dalam untuk menemui kakek dan Alisa yang sedari tadi aku tinggal.“Momy belum menjawab pertanyaanku tadi,” Jansen masih terus menagih pertanyaannya yang belum aku jawab tadi.‘Sangat menyusahkan sekali mempunyai anak yang berdaya ingat tinggi seperti ini, lagian Farhan juga ngapain ia memberitahu kepada Jansen, nanti juga ada waktunya sendiri ia akan tahu daddynya yang sebenarnya,’ aku menggandeng Jansen sambil terus ngedumel.“Luna bagaimana Farhan?” tanya kakek yang langsung menyambut kedatanganku.“Maksud kakek?”“Bukankah tadi ia membawa Jansen keluar? Apa dia meminta mereka untuk bersamanya?”“Kalau itu sudah pasti, tetapi aku terus menolaknya karena aku tidak mau bersamanya lagi.”
Walaupun mereka belum pernah bertemu tetapi batin mereka sangat kuat, nyatanya Jansen yang awalnya tengah mengis dan tidak mau diam sekarang ia langsung diam di gendongan Farhan.“Ini cake yang kau inginkan,” Farhan memberikan sebuah cake coklat kepada Jansen yang sudah berhenti menangis.“Terimakasih uncle, sekarang banyak yang mau bermain dengan Jansen,” ucap Jansen.“Mulai hari ini uncle akan menemanimu dan juga Alisa untuk bermain, bagaimana?” ini adalah bagian dari rencana Farhan agar ia bisa membujuk istrinya agar bisa kembali kepadanya dan juga anak anaknya.“Tapi uncle harus meminta izin kepada momy dulu.”“Tidak perlu, aku kan teman baik uncle Jack dan momy juga sangat mengenalku, jadi untuk apa aku harus meminta izin kepadanya?”“Benar juga, baiklah mulai sekarang kau temanku dan kau boleh setiap hari datang ke rumah seperti daddy.”“Daddy? Apakah