Share

Keputusan yang Tidak Indah

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Apa Otiz terluka?” tanya Ruby, mengalihkan perhatian agar tidak menangis.

“Ya, dan memerlukan operasi di kepalanya.” Ed mengangguk.

“Oh? Apa sangat parah?” Ruby sejenak mengkhawatirkan orang lain, bukan keadaannya sendiri.

“Ya, karena itu aku sangat marah pada Pedro dan Marco. Kesalahan mereka terlalu besar untuk dimaafkan. Berani sekali mereka tidak mendengar peringatanku.” Ed mendesis, lalu meraih ponselnya. Menghubungi seseorang, membahas Marco Reyes dengan nada berapi-api.

Ruby memalingkan wajah. Itu alasannya. Ruby menemukannya. Ia tidak tahu apakah Ed bisa memaafkannya.

Kemarahan itu membuat Ruby sadar kalau saat ini yang terpenting bukan dirinya sendiri tapi bayi yang ada dalam kandungannya. Anak itu harus selamat. Ruby tahu ia tidak akan bisa melawan kalau Ed memutuskan tidak menginginkannya.

“Kalau kau sibuk, pergi saja. Aku akan tidur setelah ini,” kata Ruby, masih lancar karena keputusannya sudah bulat.

“Kau akan ada di sini sendiri.” Ed menolak tentu.

“Aku… menghubungi ay
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
alfira ananda
ooh ruby...kasian nian dirimu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Ingin Tapi Harus

    “Buku? Astaga, membosankan sekali! Hobinya seperti orang tua.” Liz menanggapi dengan ketus sambil menggelengkan kepala. “Dengarkan!” Esli menyuruhnya diam. Ruby yang sudah sulit bicara, berterima kasih dalam hati. Ia tidak membutuhkan interupsi yang membuatnya tidak rela. Mengembalikan Ed pada Liz saja sudah sulit, melihat Liz mencela Ed membuatnya lebih tidak rela lagi. Tapi Ruby terus mengingatkan diri kalau saat ini ada nyawa lain yang harus diperhitungkan. “Ed juga sangat menyukai kopi, tapi katanya ia mencoba untuk lebih menyukai teh.” Hanya fakta random kecil, tapi Ruby kembali tercekat, kali ini air matanya turun. Ruby menunduk, berpura-pura memperbaiki tali mantel agar tidak terlihat. “Ed juga suka menunggang kuda. Ia mungkin akan sering berada di pantai. Untuk menghibur diri karena kematian Javier.” Air mata Ruby semakin deras, karena teringat kebaikan lain yang diterimanya saat ada di rumah itu. Meski singkat ia menerima kasih sayang dari Javier, Tita bahkan dua pelay

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Teh yang Tidak Ada

    “Apa kau tahu apa yang membuatmu masih bernapas sampai saat ini?” tanya Ed, sambil menurunkan kakinya yang tadi saling menumpang.Di depannya, Marco sedang gemetar dan berlutut, tampak menggeleng. Ia bersyukur atas keadaan itu, tapi memang tidak tahu.Wajahnya yang tampan dan simpatik bukan hanya tidak bisa dikenali tapi berubah bentuk. Hidungnya yang mancung berbelok karena patah. Ed menendangnya tadi. Karena luka di bahunya, Ed lebih banyak menendang memang.“Mayte. Aku tidak berhutang apapun padanya, tapi rasanya salah kalau langsung membunuhmu tanpa menimbang masa lalu,” kata Ed.“Don Rosas, saya tidak akan melakukan ini kalau Pedro tidak memancing. Saya hanya…”“Aku tidak peduli siapa memancing siapa, dan akui saja kalau kau memang ingin menentangku. Kau bahkan membantu keluarga Carlos untuk kabur bukan? Aku membiarkannya. Tidak mengejar karena istriku baik-baik saja setelah itu. Tapi kau dengan bodoh mencoba lagi?”Ed menampar kepala Marco yang langsung menggeleng.“Saya tidak m

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Ingin Berahasia Lagi

    “Eh? Ini?” Liz tentu saja memaki dalam hati. Ia memakai ponselnya yang biasa karena tidak ingin menggantinya juga. Semua foto dan kontak temannya ada di sana, tapi mungkin ia harus menukar kemarin, bukan hanya pakaian.“Aku… Padre memberikannya padaku. Jadi aku membuang yang lama.” Liz beralasan dengan lega.“Membuang?” Ed mengangkat alisnya. Heran karena ingat betul bagaimana Liz begitu menyukai ponsel pemberiannya itu.“Ya. Aku lebih suka yang ini. Modelnya baru dan cantik.” Liz memamerkan aneka batu berkilau di bagian belakang ponsel itu.“Oh, aku juga mengganti nomornya. Kata ayahku untuk keamanan. Kemarikan ponselmu.” Liz mengulurkan tangan. Semakin lancar beralasan setelah mendapat jawaban yang menurutnya benar.Ed masih sangat heran, tapi memberikan ponselnya. Menatap dengan kerutan kening saat Liz memasukkan nomor baru di bawah nama Liz. Ia sudah mendapat nomor ponsel Ed dari Esli, jadi tidak terlalu mencurigakan.“Kau kemarin menolak saat aku menawarkan model yang lain maupun

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Akan Menolak

    “LIZ!” Ed membuka pintu dan menerobos masuk “Apa?” Liz sudah duduk, menurunkan ponselnya. Heran melihat Ed kembali napas terengah.“Kau…” Ed menghampiri Liz sambil menunjuk.“Kau memang marah padaku bukan?” tanya Ed.Liz mengerutkan kening, tidak bertanya lagi karena ingin mendengar apa yang dikatakan Ed. Saat tidak tahu tentang apa pun, yang paling benar adalah menunggu dan mendengar.“Angelo… Aku bertemu dengannya. Aku sudah tahu,” kata Ed, sambil duduk pada kursi yang tadi malam ditinggalkannya.Ed mengusap wajahnya, denyutan rasa sakit di sisi wajahnya yang rusak itu kembali, karena ia harus memutuskan sesuatu yang diakibatkan oleh luka itu.“Kau masih tidak menginginkannya?” tanya Ed, sambil meraih tangan Liz. Ia ingat Liz hari itu juga mengatakan tidak ingin hamil. Pantas kalau sikapnya aneh.Tapi Liz yang ini tidak mungkin paham. Liz hanya bisa diam. Ia masih menebak kemana arah percakapan itu. Ia bahkan tidak mengenal siapa Angelo yang disebut Ed.“Aku… bukan tidak mengingink

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Menentang Untuk Saat Ini

    “Kau tidak merasa mual atau ingin muntah bukan?” Ed bertanya pada Liz yang duduk di sampingnya. Mobil yang mereka tumpangi melaju cukup kencang, dan separuh perjalanan telah dilewati dengan sangat lancar, dan ini aneh.Karena Liz tampak baik-baik saja. Jarak rumah sakit yang tadi cukup jauh dari rumah Ed, karena kemarin ia membawa Liz ke rumah sakit terdekat dari gudang tempat Pedro disekap.Ed sangat tidak biasa melihat Liz baik-baik saja selama perjalanan. Sejak tadi Liz terus mengetik dan membaca tanpa masalah. “Aku tidak mual lagi.” Liz mengangkat bahu, sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel.“Apa dokter memberimu obat anti mual?” tanya Ed.“Ya.” Liz menjawab ala kadarnya. Ia mengira Ed tengah membahas mual akibat kehamilannya.“Pantas saja.” Ed tidak mempermasalahkannya lagi. Masih masuk akal.Tapi kemudian menemukan hal yang tidak normal lainnya.“Sebenarnya kau melakukan apa? Sejak tadi kau menghubungi siapa?” tanya Ed.Penasaran tentu. Tidak biasanya ia

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Ganas Sama Sekali

    “Aku terkutu? Kau bercanda? Jari itu seharusnya menunjuk ke wajahmu sendiri!” bentak Liz.Bentakan yang mengagetkan. Tapi Ed tidak terlalu heran setelahnya, ingat bagaimana Liz kemarin juga sudah cukup berani melawan Mia saat ada di gudang tempat menyekap Pedro.“Kau berani melawanku sekarang?! Jalang ini akhirnya menunjukkan wajah aslinya!” Mia tentu saja langsung murka.“Jalang? Lucu. Kau yang menikah dengan pemerkosa, itu berarti kau yang jalang! Kau jalang sampai menerima pria menjijikkan itu menjadi suami. Kau gatal dan hanya ingin pelukan tidak peduli prianya seperti apa!” Liz tahu apa yang terjadi dengan detail karena Esli sempat bertanya pada Ruby tentang kejadian apa yang membuatnya ada di rumah sakit. Tapi tentu bentakan bertubi-tubi dibarengi hinaan itu mengagetkan. Tidak ada yang menyangka bisa diucapkan oleh Liz.Ruang depan itu sunyi. Tita, Ed, bahkan Mia termangu menatap Liz.“Kau…kau…” Mia merah padam, tapi etrlalu shock untuk membalasnya.“Tia!” Ed menegur, tapi Mia t

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Terasa Tidak Sama

    Ed menatap Liz dalam keremangan dan perlahan kembali berbaring.“Itu… Selamat tidur.” Ed menarik tubuh Liz dan memeluknya. Tidak langsung memejamkan mata tapi, karena tidak bisa menghapus rasa janggal dari bibirnya.Ciuman itu seharusnya tidak salah, tidak aneh juga. Normal seperti biasanya, tapi entah kenapa Ed tidak merasa pas. Ada sesuatu yang tidak sama.Perbedaan kecil. Tarikan nafas ataupun cara bibir Liz bergerak berbeda. Ed biasanya paham apa yang diinginkan Liz setelah itu. Liz akan menahan nafas, atau saat sedang menginginkannya maka nafas itu akan menjadi lebih memburu.Liz saat ini sangat tenang. Seperti permukaan air yang tidak terusik. “Itu hanya ciuman.” Ed membatin sambil memejamkan mata.Ia meributkan sesuatu yang tidak perlu. Bisa saja Liz hanya sedang lelah, atau mungkin dirinya yang terlalu lelah, sampai mempermasalahkan hal remeh.Ed memutuskan untuk membuang rasa janggal itu. Ciuman adalah ciuman, tidak perlu diperdebatkan sampai jauh. Yang penting Liz ada da

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Boleh Menyentuh

    Esli tidak membawa Liz ke rumah sakit besar, tapi klinik yang cukup modern. Dan pada titik itu Ed sudah tidak lagi peduli, dan tidak tahu. Otaknya seakan berhenti berfungsi saat melihat darah itu.Bahkan Ed tidak bereaksi—tidak mampu berkomentar saat dokter menjelaskan tentang keadaan Liz. Hanya memandang saat dokter mengucapkan belasungkawa dengan suara serak, menyebut bagaimana kandungan Liz tidak bisa diselamatkan.Ia juga tidak menoleh memandang Esli yang berduka cita di sampingnya, menangis sambil menutup wajahnya.“Di mana Liz?” Ed sedikit bisa berfungsi setelah dokter itu selesai, dan menunggu apakah ada hal lain yang ditanyakan.“Silakan. Kami sudah memindahkannya ke kamar rawat.” Dokter itu menunjukkan kamar di mana Liz.“Anda yang menemuinya dulu. Saya nanti saja, belum tega.” Esli menggeleng sambil memalingkan wajah dan menjauh. Tanpa perlu suruhan pun, Ed akan masuk. Dan begitu pintu tertutup, Esli tersenyum puas. Ia melambai pada dokter yang tadi bicara, menunjukkan cata

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Pengumuman

    Halo, Ruby dan Ed berakhir hari ini. Bener-bener tamat ya. Terima kasih semua yang sudah menemani sampai akhir tahun ini. Lope smuanya. Sebagai ucapan terima kasih, author mengadakan even give away nih! Yuk lah ikutan. Hadiahnya saldo e-wallet apapun dengan total 500k rupiah. Untuk detail hadiahnya silakan lihat di inst*agram @aisakura.chan ya. Jangan lupa di follow juga, karena nanti pengumuman pemenangnya ada di sana.Terus untuk caranya, gampang banget. Tolong tuliskan bagian paling disukai di novel ini di kolom review depan ya, yang dibawah deskripsi novel, soalnya klo di komentar bab kadang suka ga kebaca, ga muncul di aku T.T entah kenapa tidak tahu. Ditunggu partisipasinya sampai tanggal 1 Januari 2024, nanti pengumuman pemenangnya tanggal 2, Jangan lupa ikutan GA--nya. Dan tentu jangan lupa mengikuti novel author yang berikut. Kemungkinan judulnya SUGAR DADDY YANG HAMPIR MATI.Demikian, terima kasih semua. LOPE U ALL.

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 65 - Tidak Ada Lagi yang Salah

    “Sangat kacau,” keluh Liz, sambil menatap kerumunan anak-anak ribut yang menjadi tamu utama pernikahannya. “Ya, aku tidak menyangka juga akan menjadi seribut ini.” Ruby duduk di sampingnya dan memandang AJ yang tengah membagikan strawberry berbalut coklat pada anak-anak lainnya. Tidak sendiri, ada Claud—anak kedua dari Val yang membantu. Mereka akrab pada akhirnya. Meski obrolan mereka terkadang terbatas karena Claud lebih mahir berbahasa Italia daripada Inggris, tapi mereka cukup akur. “Bagaimana tadi awalnya?” Ed mengernyit. “Entahlah.” Ruby juga tidak tahu. “Mungkin aku seharusnya tidak setuju saat AJ memintanya.” Liz sudah amat menyesal. AJ entah bagaimana berhasil meyakinkan Liz untuk menyediakan air mancur coklat di hari pernikahannya, dan sudah terbukti sumber bencana. Anak-anak yang lebih kecil menikmati, tapi kemudian menorehkan noda coklat di tangan pada permukaan putih taplak meja—dan aneka bunga putih yang menjadi dekorasi. Mereka dengan sempurna mengabaikan tisu dan

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 64 - Tidak Ingat Sama Sekali

    “Apa harus? Aku sudah memeriksa dokumen yang itu kemarin? Tidak bisakah kau saja?” Ed mengeluh, saat mendapati ada satu email lagi yang masuk dari Otiz.Email laporan keuangan. Karena Matteo menyebar uangnya ke segala arah—kurang lebih di tiga puluh perusahaan, maka laporan keuangan yang diterima Otiz pun datang dari berbagai arah—aneka jenis usaha. Ed tidak membayangkan ini sebelumnya. Menjadi penanam modal rupanya juga tidak mudah. Tetap harus bekerja. “Kau sendiri yang harus memeriksanya. Aku hanya perantara.” Otiz dengan tegas menolak.Ia bisa menolak karena permintaan itu datang lewat telepon. Mungkin saat bicara langsung, Otiz akan lebih patuh. Otiz tidak lagi buta mematuhi perintah Ed, dengan hati-hati memilah apa yang seharusnya dilakukan dan tidak. Memeriksa laporan keuangan bukan termasuk tugas, kewajibannya hanya menyampaikan.Ed terdengar menggerutu. Ia cukup terbiasa memeriksa administrasi perusahaan—dari pabrik tequila, tapi tidak sebanyak itu.“Aku sudah memisahkan la

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 63 - Tidak Lagi Bagian Dari Kehidupan Itu

    “Kau ingin menunjukkan apa?” tanya Ruby, sambil menghampiri Ed.Meninggalkan sisi AJ yang tengah membacakan cerita untuk kedua adiknya. Elena dan Elisa duduk dengan tenang. Entah benar-benar mendengar atau mengantuk. Waktu tidur siang mereka sudah tiba memang.“Ini bacalah.” Ed bergeser, memberi ruang pada Ruby agar duduk di sampingnya, lalu menyerahkan ponsel yang menampilkan artikel berbahasa spanyol. Berita hangat yang baru terbit kurang dari dua jam lalu.Ruby tidak memperhatikan itu tapi, karena langsung terpana saat melihat judulnya.‘DEA MENANGKAP KARTEL BESAR MEXICO DAN MEMBONGKAR JARINGAN BISNIS BESAR BERNILAI MILIARAN DOLAR’“Apa… kau…” Ruby amat pucat, panik tentu.“Baca sampai selesai.” Ed menunjuk sisa tulisan yang belum dilihatnya.Ruby membaca cepat dan mengernyit. Sama sekali tidak ada nama Ed atau Rosas yang tersebut. Hanya Reyes. Marco Reyes. Ia yang menjadi pusat berita, sekaligus yang disebut menjalankan bisnis itu.“Tapi… bagaimana bisa?” Ruby tidak lagi panik, ta

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 62 - Seharusnya Tidak Serakah

    Dua mobil van berwarna hitam, dengan kecepatan tinggi melaju di jalan sunyi. Hari sudah malam, dan hanya mereka yang ada di sana. Ujung jalan mulai terlihat. Gerbang besi berwarna hitam.“Tabrak!”Seruan terdengar, dan mobil itu tidak melambat. Semua penumpang yang juga berpakaian hitam di dalam berpegangan erat, dan benturan keras memekakkan telinga terdengar.Pintu gerbang itu tumbang dan bengkok, tapi berhasil terbuka. Dua mobil itu menerobos masuk dan berhenti tepat di depan pintu depan rumah yang terang benderang itu.“Masuk dan bunuh semua!” Seruan lain, dan orang-orang yang ada di dalam van langsung berhamburan keluar, dan menyerbu masuk ke dalam rumah yang ada di tepi pantai itu. Ada yang membawa senjata api, ada juga yang membawa pemukul.Tapi mereka semua diam saat sampai di dalam, karena tidak ada siapapun yang menyambut. Seharusnya rumah itu dipenuhi pengawal, karena itu mereka datang berombongan—siap berkonfrontasi. Kenyataannya, yang menyambut mereka kesunyian. Tidak a

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 61 - Tidak Ada Rencana Itu

    “AJ, jangan membuat Abuela lelah!” Ruby menegur saat melihat AJ membawa sesuatu berlari dengan Mia di belakangnya mengejar.Tapi mustahil membuat AJ diam, karena kedua adiknya tertawa dengan girang saat melihat AJ melakukannya. Elisa dan Elena sudah mulai bisa berjalan, dan mereka dengan senang hati mengikutinya.AJ tidak mungkin berhenti saat ada yang mendukung seperti itu. Mia tampak mengomel, tapi siapa pun tahu kalau Mia tidak pernah bisa marah pada AJ.Tapi Ruby harus berdiri—diikuti Ed untuk menjaga Elisa dan Elena. Mereka ada di pantai, kalaupun mereka terjatuh di atas pasir tidak akan terlalu sakit. Tapi ada banyak karang keras yang bisa menggores.“Mommy! Biarkan mereka mengejar! Jangan diambil!” AJ tidak mau kedua adiknya diangkat dan berhenti mengejar.“Ya.” Ruby memang hanya akan mengawasi, mengikuti sambil mengawasi.“Bagaimana kalau kita berlibur?” kata Ed, tiba-tiba. Ia baru saja membaca pesan dari ponselnya.“Hm?” Ruby tentu terkejut. Tidak ada rencana seperti itu ters

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 60 - Tidak Sesuai Rencana

    “Ini.” Ed mengulurkan sapu tangan kepada Otiz—untuk menghapus air matanya. Kalau hanya sedikit, ia akan membiarkan Otiz menangis—dan menghapus air matanya memakai lengan jas yang dipakainya.Masalahnya Otiz tidak bisa menghentikan air matanya. Ia sudah terharu saat Ed mendampinginya berdiri di altar, semakin parah saat melihat Lori berjalan menuju altar diantar bunga. Terlalu indah dan menyilaukan untuk matanya.“Maaf.” Otiz terbata, sambil menghapus sisa air di wajahnya.“Untuk apa minta maaf? Tidak ada air mata yang salah saat pernikahan. Kau hanya terlalu bahagia. Tidak ada yang akan menyalahkan.” Ed menepuk pelan bahu Otiz, lalu kembali memandang ke depan.Fokus dari acara itu tentu saja Lori. Pilihan gaunnya sangat cocok dan menyatu sempurna dengan seluruh dekorasi yang ada di taman itu. Bunga, pita, lagu, dan kelengkapan lain telah dipilih dengan hati-hati dan presisi—kini memperlihatkan kemegahan yang tidak ada bandingannya.Tapi tidak dengan Ed. Meski bagi yang lain Lori mena

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 59 - Tidak Bisa Lebih Bahagia Lagi Seharusnya

    Ed mengetukkan jari pada gelas di tangannya. Matanya hanya fokus pada satu titik—Marco Reyes. Pria itu tengah bicara pada Otiz. Bukan hal penting. Marco hanya berbasa-basi dan Otiz pun sama—bersopan-santun. Menjawab pertanyaan Marco tentang perkembangan kantor pengacaranya. Ed perlu bicara pada mereka berdua sebenarnya, tapi Marco dulu.Ed hanya perlu menggerakkan dagunya dan Otiz langsung paham. Ia berpamitan—beralasan seadanya dan meninggalkan Marco sendiri.“Aku ingin bicara denganmu,” kata Ed setelah mendekat.“Oh? Ada apa?” Marco langsung mengikuti Ed, menyingkir ke halaman samping yang sepi. Tamu yang lain memenuhi ruang tengah.“Aku ingin kau menangani pengiriman ke Ekuador minggu depan, dan Brazil.”Marco tampak seperti tersedak. Ini amat mengejutkan. Ed tidak pernah membiarkannya menyentuh pasar Amerika Selatan selama ini. Selalu Ed yang menanganinya sendiri. Marco hanya mengurus Amerika Utara karena memang ia membantu membuka pasar ke arah utara.“Apa… kenapa?” Marco bingun

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 58 - Tidak Mengusir dan Benar

    “Mommy, aku mau mencoba! Kau Elena, aku Elisa.”AJ mengulurkan tangan, meminta botol susu dari Ruby. Ingin mencoba ikut memberi susu—dan memilih Elisa. Biasanya ada Tita yang membantunya, tapi hari ini Tita sibuk, jadi Ruby sendirian sejak tadi.“Boleh, tapi hati-hati ya. Jangan sampai tersedak, dan jangan ditekan.” Ruby membimbing tangan AJ untuk memegang botol berisi ASI yang sudah dihangatkan itu, dan membantunya mengukur kekuatan agar tidak terlalu menekan bibir Elisa.“Woa! Lihat, Mommy! Dia minum!” AJ amat riang saat melihat Elisa mulai meminum ASI itu. Matanya tampak berkilau girang. Ini pertama kali ia terlibat langsung—melakukan sesuatu untuk adiknya. AJ biasanya hanya menonton, bahkan awalnya takut memegang. Hanya memandang dengan takjub tapi tidak berani menyentuh. “Tidak masalah bukan? Kau tidak perlu takut lagi.”“Ya, sudah lebih besar.” AJ mengangguk setuju. Ia kemarin menyebut takut menyakiti karena keduanya sangat kecil, tapi setelah tiga bulan, pertambahan berat bad

DMCA.com Protection Status