Betapa bahagianya Arjani, Rinjani dan Kanaya saat mengetahui Candaka dalam keadaan sehat walafiat ketika mereka menemukan Pendekar Naga ini sedang tergeletak di dekat air terjun Pulau Pendekar.“Kak Candaka ... sadar Kak!’ teriak Arjani.“Kanda ... apa yang terjadi denganmu?” Rinjani menghampiri Candaka yang terkulai tidak sadarkan diri.“Kak Candaka!” panggil Kanaya, yang juga menghampiri Pendekar Naga Biru ini.Mereka tidak mempermasalahkan memutihnya rambut Candaka sekarang.Tiga gadis ini benar-benar mencintai Candaka. Hal yang tidak disadari oleh Candaka selama ini. “Candaka baik-baik saja! Tubuhnya lagi menyesuaikan antara dunia immortal dengan dunia mortal jadi butuh waktu,” ujar Satya yang muncul di hadapan tiga gadis ini.“Kamu siapa? Apa yang kamu lakukan terhadap Kak Candaka!” Arjani langsung bersiap untuk menyerang Satya.“Aku ke sini bersama Candaka ... hanya saja energi dalam tubuh Candaka belum stabil, jadi masih harus menyesuaikan diri,” sahut Satya.“Awas kalau kamu
Perjalanan kembali ke Pulau Naga Biru dari Pulau Pendekar tidak sesulit saat mereka memasukinya. Ternyata semua gelombang magnetik dan awan-awan hitam itu dipasang oleh Darmawangsa untuk melindungi pulau ini dari pendatang asing.Saat ini Darmawangsa membantu perjalanan mereka dengan menghilangkan sementara penghalang ini sehingga semua perangkat kapal berhasil menyala kembali dan meluncur meninggalkan Pulau Pendekar.“Kanda sudah baikan belum?” tanya Rinjani yang masih cemaas dengaan keadaan Candaka.“Sudah mendingan, Rinjani ... kamu kok jadi cerewet sekali sih!” tutur Candaka yang membuat Rinjani kesal.“Kanda tuh, diperhatikan tapi tidak menyadarinya ... Kanda pilih siapa seandainya kami bertiga sama-sama mencintai Kanda?” tanya Rinjani yang membuat Candaka agak ketar ketir.“Memangnya apa yang bagus dari diriku? Kok kalian bisa cinta padaku?” tanya Candaka heran.“Kanda ini, ditanya kok malah balik tanya! Jawab dahulu Kanda!” ujar Rinjani.“Aku tidak tahu, Rinjani!”Candaka tidak
Sekali lagi Aliansi Pendekar Naga turun ke Pulau Naga Biru dengan tujuan mengajak Naga Yenny turut serta dengan mereka untuk memberantas Naga Kematian.Hanya Naga Biru yang bisa membaca mantera sihir yang bisa mengubah Naga Kematian kembali menjaadi Naga normal kembali.Mantera sihir ini didapat Rinjani dari Menara Seribu Langit saat dia dibawa Immortal Wu Tian ke sana.“Semoga Yenny mau membantu kita untuk membaca mantera sihir ini di depan Naga Kematian agar bisa mengembalikan beberapa naga kematian kembali ke bentuk asalnya ya Kak Canndaka,” ujar Arjani.“Aku harap juga demikian, Arjani! Aku tidak tahu keberadaan Jayanti sekarang, masih di Kampung Misterius atau tidak setelah sekian lama! Yenny satu-satunya jalan keluar kita untuk cepat mengakhiri krisis Naga Kematian ini!”“Sebenarnya akau agak ragu naga ini mau membantu kita, karena sebelumnya saja dia tetap menyuruh kita ke Pulau Pendekar padahal dia tahu mantera sihir naga yang menyegel Kota Naga.” ujar Arjani.“Kita harap saja
Aliansi Pendekar Naga bertambah solid dan kuat dengan bergabungnya Yenny, walaupun hanya sementara saja.“Terima kasih sudah memutuskan bergabung dengan kami, Yenny!" sapa Candaka saat mereka sudah berada di atas kapal.“Kamu mengingatkanku tentang Zhu Fei! Dia juga selalu mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadinya!” ujar Yenny.“Kenapa kamu tidak berterus terang kepada Zhu Fei? Aku yakin dia masih mencintaimu sampai sekarang!”“Aku tidak bisa! Banyak alasan yang membuatku membiarkan dia menganggap diriku sudah tewas saat bertarung di Benua Timur!”“Kamu tahu kalau sekarang Zhu Fei bersama Gayatri, wanita yang mirip sekali denganmu! Tapi Gayatri ini ternyata berhati jahat! Aku harap setelah membantu kami mengatasi Naga Kematian, kamu sempatkan diri menolong Zhu Fei dari pengaruh wanita jahat itu, jika kamu masih mencintainya!” saran Candaka.“Aku tidak tahu kalau dia sangat terpukul!” ujar Yenny.“Dia masih mencintaimu, Yenny! Jangan kamu bohongi perasaanmu kalau ka
Byuuurr ....Gelombang besar membawa air laut menghantam kapal membuat semua penumpang kapal basah kuyup.“Arjani kok belum muncul-muncul ya?” ujar Kanaya.“Malahan ombak besar yag menghantam kapal! Jangan-jangan Arjani sudah ditelan sama Naga Samudra!” lanjut Rahendra.“Kalian sabar dahulu! Kemungkinan besar Naga Samudra ini masih berada di rongga retakan dasar laut dan belum munvul ke dasar laut ... jadi Arjani agak lama untuk memeriksanya!” kata Candaka menenangkan Aliansi Pendekar Naga.“Kak Candaka tahu darimana ada rongga di dasar laut?” tanya Kanaya.“Arjani pernah menceritakannya! Naga Kuno kan tinggal di dasar laut terdalam, jadi mereka lebih mengetahui seluk beluk kedalaman dasar samudra berikut misterinya ini.”Gulungan ombak besar terus menerjang ke arah kapal mereka, menunjukkan adanya aktivitas di dasar samudra yang tidak mereka ketahui.Kanaya benar-benar menunjukkan keahliannya dengan melawan ombak untuk membuat kapal tetap stabil dan tidaak terbalik.Tiba-tiba dari da
Kapal Aliansi Pendekar Naga akhirnyaa berlabuh di pelabuhan Kota Naga Emas.Tujuan Kanaya memilih kota ini sebagai tempat berlabuhnya kapal, karena mereka bisa ke Kota Naga melalui Distrik Kota Naga yang terletak di ujung Kota Naga Emas ini.Aliansi Pendekar Naga sudah sepakat bersatu untuk melawan Naga Kematian, apapun resiko yang akan dihadapi oleh mereka.“Kita bisa menyelinap masuk ke Kota Naga melalui distrik baru di Kota Naga Emas ini yaitu Distrik Kota Naga, tempat penduduk Kota Naga tinggal sekarang setelah kejadian dengan Drago!” ujar Candaka.“Bagaimana dengan Naga Kematian, kalau kita bertemu dengan mereka?’ tanya Rahendra.“Kalau kalian bukan naga atau keturunan naga, tidak perlu khawatir karena kemampuan naga kematian ini tidak akan berguna untuk kalian!” ujar Arjani.“Aku akan ke Kota Naga melalui portal naga dengan Arjani untuk memantau situasi terlebih dahulu, dan menghubungi Gentala beserta pasukannya. Kalau keadaan sudah aman, aku akan kembali ke sini menjemput kalia
Naga Kematian yang tadi melesat bagai bayangan kini tampak nyata sedang mencari keberadaan naga ataupun makhluk keturunan naga untuk diubah menjadi naga kematian.“Yenny, saatnya kamu bacamantera itu sekarang,” bisik Arjani kepada Yenny.Tapi mantera sihir naga ini entah karena tidak ampuh, atau juga karena naga kematian di depan mereka sudah lama terbentuk. Kemungkinan juga naga kematian ini diubah oleh Ananthaboga sendiri.“Tidak ampuh manteranya ...” ujar Yenny.“Sepertinya ini naga kematian yang umurnya sudah tua jadi tidak bisa dikembalikan ke wujud asalnya,” jelas Arjani.“Ayo, kita cari Gentala,” ajak Candaka.“Apa tidak kita musnahkan saja naga kematian ini, Kanda?” tanya Rinjani.“Kita tidak boleh terlalu dekat dengan naga kematian ini! Apa kamu juga ada keturunan naga, Rinjani?” tanya Candaka.Rinjani tidak menjawab pertanyaan Candaka. Dia hanya tersenyum saja kemudian bergerak mengikuti Arjani mencari Gentala.“Hufh ... sampai kapan kamu menyimpan rahasia, Rinjani,” gumam C
“Kita kembali saja dahulu ke penginapan ... nanti dari sana baru kamu putuskan mau tetap bergabung atau tidak!” ujar Candaka.“Baiklah ... aku juga butuh istirahat, karena teleportasi melewati lautan sangat beresiko!” ujar Yenny.“Kalau begitu kita kembali saja dahulu ke Distrik Kota Naga lewat teleportasi, barulah dari sana kita pergi ke penginapan!” ujar Rinjani.“Ayo kita pergi sebelum naga kematian muncul kembali!” ujar Candaka.Ketiga pendekar ini kemudian lenyap dari Kota Naga.Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedari tadi diam saja mengamati mereka.Sepasang mata naga mengamati mereka tampa berusaha mencegahnya.Naga ini adalah Ananthaboga yang ternyata berada di Kota Naga. Tapi kenapa naga ini tidak menyerang mereka masih menjadi tanda tanya besar, yang hanya Ananthaboga yang tahu sebabnya.*****“Kalian sudah kembali?” tanya Rahendra.“Loh ... mana Arjani?” tanya Kanaya.“Arjani pulang ke Negeri Malaka bersama Gentala! Mereka perlu lapor kepada Gandar untuk langkah s
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s