Candaka terus memikirkan pertemuannya dengan Terakota, kasim istana yang berniat menggulingkan Raja Wangsaria dari tahtanya sekarang. Teringat olehnya perkataan kasim istana tadi mengenai dirinya yang didukung oleh Cakrabuana untuk menjadi Raja Kamandaria."Berbahaya sekali permainan yang dilakukan Cakrabuana dengan kasim Terakota ini! Bisa-bisa aku langsung dihukum mati oleh Raja Wangsaria, jika ketahuan bersekongkol dengan mereka mengulingkan raja yang sah sekarang!" pikirnya, "Aku harus menjauh untuk sementara dari komplotan mereka. Bukan karena takut, tapi aku tidak ingin terlibat dalam urusan perebutan tahta kerajaan ini yang bisa menyusahkan bukan hanya diriku tapi Mala dan orang tuanya, yang bisa dituntut juga bersekongkol denganku."Pendekar Naga ini tidak terlalu berminat untuk menjadi Raja Kamandaria, walaupun itu takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru. Candaka lebih suka berpetualang alih-alih mengurusi politik kerajaan yang bisa memusingkan kepalanya.“Aku pikirkan itu saja
Candaka terus melatih kelima Jurus Tendangan Naga Api Jingga ini tanpa menyadari kalau selama dia latihan jurus-jurus naga ini, dia selalu diperhatikan oleh sepasang mata biru dari tempat persembunyian.Mata biru ini tanpa henti mengikuti setiap jurus naga yang dikeluarkan Candaka seakan turut serta mempelajari jurus naga ini.Setelah mempelajari dan mengulangi gerakan-gerakan dari Tendangan Naga Api, Candaka memutuskan keliling Kota Naga untuk menyelidiki sebab penduduk Kota Naga tidak mau kembali lagi ke kota asalnya ini.Rumah-rumah penduduk Kota Naga ini masih tampak bagus, walaupun sudah berdebu karena lama tidak ditinggali oleh pemiliknya.“Kenapa ya penduduk Kota Naga ini tidak mau kembali lagi ke kota ini? Padahal kota ini sangat sejuk dan nyaman, jauh dari Distrik Naga yang selalu panas,” pikir Candaka.Sambil terus menyusuri jalanan Kota Naga yang sepi, Candaka terus memeras otak untuk menguak misteri tidak mau kembalinya penduduk Kota Naga ke kota asalnya ini.“Tidak mungki
Candaka masih menunggu jawaban dari gadis yang mempunyai mata biru yang indah ini. Orang-orang di sekitarnya yang sedang mempersiapkan senjata ternyata juga mempunyai mata biru yang sama.“Mungkin kakak pendekar bingung dengan situasi di Kota Naga ini ya?” ujar gadis bermata biru ini.“Kalian ini sebenarnya siapa? Kenapa berada di Kota Naga yang sudah tidak ada penghuninya ini?” tanya Candaka denga rasa penasaran.“Aku Arjani ... kami ini adalah naga kuno yang berasal dari tempat yang jauh dari Kamandaria ini,” ujarnya.“Naga kuno? Bukannya naga ini sudah punah?” tanya Candaka dengan wajah herannya lagi.Setahu Candaka dari cerita yang sering diceritakan oleh ibunya waktu dia kecil, naga kuno sudah punah saat banyak bermunculan naga-naga lainnya di Bumi Karimun. Terutama sejak munculnya Naga Bumi Draconta yang menetap di Kamandaria dengan mengutus Draken, Drago, dan Linda untuk membangun peradaban naga di benua ini.“Kami hanya pindah dimensi Tuan Pendekar!” sahut Arjani.“Candaka ...
Candaka menghadapi Misteri Naga Kematian yang sedang melanda Kamandaria ini terutama saat ini di Kota Naga yang terletak di wilayah Lembah Naga.Pasukan Naga Biru yang ditemuinya ini yang berasal dari Negeri Malaka ternyata tidak bertujuan untuk membasmi Naga Kematian yang memang tidak bisa mati ini. Jadi keputusan mereka adalah mengurung Naga Kematian ini di Kota Naga.Penyelesaian yang tidak masuk akal menurut Candaka, karena bisa saja nantinya Naga Kematian akan dibebaskan oleh pemimpin mereka Naga Anantabhoga yang sekarang lebih dikenal sebaga Naga Es Biru.Candaka yang hendak mengajak pergi pasukan naga biru ini, ditolak mentah-mentah oleh mereka.“Kami tidak mungkin meninggalkan Kota Naga ini saudara Candaka!” kata salah satu anggota pasukan naga biru ini.“Kenapa tidak mungkin?” tanya Candaka mulai heran dengan kelakuan Naga Kuno ini.“Perintah dari Raja Gandar adalah untuk memancing Naga Kematian ke kota ini, karena beliau tahu kota ini sudah tidak berpenghuni!” jawab salah sa
Pasukan Naga Biru akan memancing Naga Kematian untuk mengejar mereka sementara Candaka dan Arjani bisa menyelinap menjauhi Naga Kematian.Arjani akhirnya menyetujui mengikuti Candaka, setelah Pendekar Naga ini menjanjikan akan mengajarinya salah satu jurus yang dikuasainya jika Arjani menuruti semua perkataannya.Tentu saja Arjani senang bukan kepalang. Dia sudah mendengar kehebatan Candaka, Pendekar Naga Biru ini dari kakaknya Gandar yang sudah bertarung dengan pemuda ini.“Siap saudara Candaka?” tanya Gentala.“Siap saudara Gentala!” jawab Candaka.Gentala dan Pasukan Naga Biru kemudian keluar dari persembunyian yang tentu saja memancing Naga Kematian ini datang untuk mengubah mereka menjadi Naga Kematian juga.Wuusssh ...Hembusan angin dingin dan suasana dingin menusuk mulai dirasakan Candaka, pertanda Naga Kematian sudah dekat dengan mereka. Tapi sesuai rencana mereka, Candaka dan Arjani tetap harus bersembunyi sampai Naga Kematian ini pergi dari hadapan mereka.Candaka masih tid
Candaka dan Arjani akhirnya berhasil juga keluar dari Kota Naga setelah menghadapi malam yang mencekam oleh teror dari Naga Kematian.“Kamu yakin kalau Naga Kematian ini tidak akan keluar dari Kota Naga?” tanya Candaka.“Aku yakin kak Candaka ... kami sudah cukup lama juga di dalam Kota Naga ini untuk mengetahui kalau Naga Kematian menyukai Kota Naga. Jadi sebelum Naga ini berhasil menemukan kami, mereka tidak akan keluar dari Kota Naga!” jawab Arjani mantap.“Baguslah kalau begitu! Semoga Pasukan Naga Biru bisa menahan sementara Naga Kematian ini!” ujar Candaka.“Kak Candaka yakin kalau Ki Nagaswera bisa membuka segel sihir naga di Kota Naga ini?” tanya Arjani.“Kita coba tanyakan saja ya ... seharusnya beliau bisa karena beliau keturunan langsung dari Naga Draken!” jawab Candaka dengan yakin.“Naga Bumi yang pertama mencoba hidup dengan manusia ya kak?” tanya Arjani lagi.Gadis ini sangat menyukai cerita-cerita mengenai naga yang berbeda dengan jenis naga mereka. Juga kehebatan naga
Hutan Eksotik sudah kembali seperti semula pasca penyerangan yang dilakukan Drago bersama Bagaskara dan Asmawati.Banyak naga-naga kecil yang bermain di sekitar hutan ini tanpa merasa takut dan khawatir dengan pendatang asing yang mengunjungi hutan ini.Pepohonan juga tampak bersahabat dan tidak memusuhi Candaka dan Arjani. Mungkin karena mereka Pendekar Naga dan Naga, sehingga bagi hutan mereka bukanlah ancaman buat kelangsungan hidup Hutan Eksotik.Ki Nagaswera seperti biasanya tampak sedang tertidur atau bermeditasi, tidak bisa dibedakan mana yang sedang dilakukan oleh kakek sakti ini.Candaka memberi isyarat kepada Arjani untuk tidak memanggil Ki Nagaswera dan menunggu sampai kakek ini bangun tidurnya atau meditasinya.Arjani menuruti Candaka dengan bermain bersama naga-naga kecil di Hutan Eksotik.Tidak tampak Jayanti yang biasa hilir mudik di sekitar Hutan Eksotik.Candaka yang mengintip ke dalam pondok juga tidak menemukan Jayanti di dalamnya.“Kita tunggu sebentar sampai Ki Na
“Kakek ...!” panggil Candaka dengan suara lantang, tapi tampaknya nyawa Ki Nagaswera belum berkumpul di raganya sehingga dia masih tampak bengong dan tidak menjawab panggilan Candaka sepatah katapun."Ki Nagaswera! Kakek!" Arjani juga tidak mau kalah dengan memanggil Ki Nagaswera yang masih tampak terdiam ini setelah menguap besar tadi.Ki Nagaswera hanya mengeliat sedikit, tapi tetap saja teriakan Arjani tidak terdengar olehnya.“Kek ... Jayanti kemana? Aku tidak melihatnya di Hutan Eksotik ini?” tanya Candaka lagi.Ki Nagaswera perlahan mulai membuka matanya yang terpejam yang sudah ditutupi bulu mata putih yang lebat. Ternyata setelah menguap tadi, kakek ini tidur lagi sehingga tidak mendengar apapun. Posisinya yang duduk bersila seakan menunjukkan kalau Ki Nagaswera sudah terbangun.“Nak Candaka! Kamu sudah lama di sini?” tanya Ki Nagaswera yang memang sepertinya tidak mendengar apapun yang diucapkan Candaka sebelumnya.“Sudah kek! Tadi kakek lagi bermeditasi, jadi kami tidak ingi
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s