Cerita Silat ini mengandung tema Fantasi dan Misteri. Jadi harap maklum jika nantinya akan muncul makhluk-makhluk Fantasi yang akan menjadi rekan ataupun lawan dari Pendekar Naga. Hari ini 2 Bab dahulu ya. Jika berkenan nanti akan ditambah lagi dengan cerita yang lebih seru. Terus vote dan dukung cerita unik ini ya biar tetap Trending. Terima Kasih dan Happy Reading...
Tanpa adanya rintangan lagi di dalam Hutan Terlarang, rombongan ini berhasil keluar menuju padang rumput yang luas. Pemandangan di sini juga tidak kalah indahnya. Gunung Tiga Jari yang menjulang tinggi tampak diselimuti kabut tebal di puncaknya, padahal hari masih siang saat mereka sampai di sini.Candaka terdiam menatap padang rumput yang sama persis dengan mimpinya. Saat Jayanti membawanya melihat keadaan Gayatri, mereka langsung menuju lereng dengan kemampuan teleportasi Jayanti yang luar biasa.“Bagaimana keadaan Gayatri ya sekarang? Andai aku boleh menemuinya, aku akan minta maaf padanya karena tidak berhasil membawa kakek Wicaksono pulang ke hadapannya”“Kanda..Kok melamun sih? Pasti lagi mikirin gadis bernama Gayatri itu ya..Kamu tidak boleh mengunjunginya ya, sudah dilarang sama kakek. Semua itu ada hukum sebab akibat jika kamu melanggarnya”, kata Jayanti yang menyadarkan lamunan Candaka“Ayo kita segera menuju tepian lereng di ujung padang rumput ini sebelum malam hari. Kita t
“Aku tidak percaya kalau kamu Pendekar Sakti. Tidak mungkin seorang pendekar sakti menyerang orang yang baru dilihatnya begitu saja tanpa bertanya lebih dahulu”, kata Candaka lagi. Pemuda ini sangat kesal dengan Jayanti yang begitu mengagumi kesaktian pendekar lemah gemulai ini, padahal hampir saja dia dibuat tidak berdaya oleh pendekar ini.“Maafkan aku Tuan...Aku memang bersalah telah menyerang Tuan tanpa bertanya lebih dahulu. Hal ini aku lakukan karena melihat penderitaan gadis yang sedang aku tolong ini. Aku menyangka kalau Tuan dan rombongan adalah orang suruhan Tuan Putri untuk menyakiti gadis ini. Kalau boleh tahu siapa nama Tuan?”, kata Zhu Fei mulai bersikap sopan karena mengetahui kalau rombongan ini tidak bermaksud mencari Gayatri.“Aku Candaka..Lain kali jangan sembarangan menyerang orang Tuan Zhu Fei. Ada baiknya Tuan bertanya lebih dahulu sebelum menyerang dan melumpuhkannya. Seorang pendekar tidak akan melakukan hal yang hina tersebut”, Candaka masih saja kesal dengan
Sementara ketiga gadis cantik ini asyik mengobrol di pondokan. Candaka dan Zhu Fei pergi menjauh ke sebuah lahan kosong di dekat pondokan. Fei akan mengajarkan salah satu jurusnya kepada Candaka yang tadi digunakannya untuk melawan pemuda ini.“Master Fei..Terima Kasih sudah mau mengajarkan salah satu jurusmu kepadaku”, kata Candaka“Jangan panggil Master, cukup Fei saja. Atau kamu bisa panggil aku Sifu hehehe...Kalau di Arkandaria guru yang mengajarkan silat dipanggil Sifu atau artinya guru silat”, jawab Fei sambil tertawa“Kalau begitu aku panggil Sifu Fei saja ya..hahaha”, tawa CandakaKeduanya kemudian saling tertawa bagaikan sahabat lama, padahal mereka baru saja bertemu di tengah kesalahpahaman sebelumnya.“Kak Can..Perhatikan gerakanku”, kata Zhu Fei sambil memperlihatkan jurusnya. Ternyata yang disebut menghentikan waktu itu bukanlah jurus untuk menghentikan waktu tapi totokan jarak jauh yang dilakukan Zhu Fei menggunakan aliran chi yang keluar melalui jari tangannya.“Tarik n
Matahari baru tampak di ufuk timur dengann cahayanya yang membuat pagi sangat menyejukkan mata. Burung-burung di pegunungan berkicau dengan merdunya seakan menyambut pagi yang indah. Hawa sejuk pegunungan Tiga Jari ini membuat siapapun enggan untuk beranjak dari tempat tidur, ditambah kicauan burung membuat suasana sangat nyaman untuk kembali beristirahat.Tapi tidak demikian dengan situasi di pondokan besar di pegunungan ini. Tampak tiga orang sedang sibuk membereskan barang-barang mereka untuk meninggalkan keindahan panorama pegunungan yang bisa dinikmati dari pondokan yang asri ini.“Mala..Sudah kamu bawa semua perbekalan kita?”, kata Candaka memecah keheningan yang tadinya diisi suara kicauan burung“Sudah Kak..Malahan kita dibekali lagi masakan Kak Bai Ling yang dia tinggalkan untuk kita”, kata Kumalasari“Mereka sudah pergi pagi-pagi sekali saat kita masih tidur nyenyak dan mimpi indah”, tutur Jayanti“Semoga makhluk Lycan itu tidak keliaran di pagi hari..Bisa repot kita, apalagi
Ternyata jalan setapak yang ditunjukkan Jayanti merupakan jalan masuk menuju ke sebuah Goa yang besar di lereng tebing ini. Tadinya perkiraan Candaka ada jalan tembus menuju ke dasar lembah seperti yang biasanya digunakan penduduk Kota Naga menuju ke Kota Naga Emas di atasnya. Dari atas goa dia melihat ke arah lembah yang tidak berdasar ini. ‘Kenapa dalam sekali Lembah Naga ini padahal aku pernah berada di sana, dan tidak merasa ada di jurang terdalam tanpa dasar”, pikirnya“Kak Candaka jangan berdiri bengong di tepian jurang. Ayo kakak masuk duluan ke dalam goa besar ini. Mala takut masuk sendirian..”, teriak Mala menyadarkan lamunan CandakaKenapa juga Jayanti mengarahkan jalan yang aneh menuju Lembah Naga ini. Andai saja melalui lereng di jalan masuk Desa Kabut Hitam tentu tidak sebahaya kalau masuk dari kaki pegunungan Tiga Jari yang penuh makhluk mitos dan eksotik. Makhluk-makhluk ini mulai berani muncul sejak bebasnya Iblis Naga Hitam. Dra
Jayanti yang muncul tiba-tiba membuat benih-benih cinta Candaka tumbuh kembali. Perasaannya sangat berbeda dengan perasaan sebelumnya terhadap Gayatri. Bila terhadap Gayatri dia suka dengan kepribadiannya dan menyukai sikap Gayatri, lain halnya dengan Jayanti. Terhadap gadis naga ini, dia merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan di hatinya. “Apa ini yang dinamakan cinta?’, pikirnya“Buat kamu saja Kanda..Anggap sebagai hadiah dariku”, kata Jayanti mengembalikan lagi pedang pusaka ini ke Candaka saat pemuda ini berusaha menyerahkan pedang milik Jayanti kepada gadis ini“Nanti kamu pakai apa kalau tidak ada pedang?”, tanya Candaka“Aku kan bisa berubah jadi Naga..masa aku harus memegang pedang ini di mulutku jika aku nantinya menjadi naga”, jawab gadis ini sambil tersenyum“Tapi pedang inikan sudah menemanimu lama Yanti..Aku tidak bisa menerimanya”, kata Candaka menolak pemberian Jayanti“Kalau Kanda tidak mau menerima pemberian dariku, berarti Kanda tidak usah lagi menemuiku. Set
Ki Nagaswera sangat senang mengetahui Candaka kembali lagi ke Lembah Naga. Dia sangat menyesal marah terhadap Candaka hanya karena masalah Jurus Tapak Naga yang pernah dipelajarinya. Tidak adil melibatkan pemuda ini yang tidak tahu apa-apa mengenai masalah jurus ini.“Nak Candaka..Terima Kasih kamu mau mengunjungi lagi kakekmu ini”, sambut Ki Nagaswera“Kakek..Terima salam hormat dari Candaka”, kata pemuda ini sambil memberi hormat pada kakek ini“Tidak usah sungkan Nak Candaka..Kamu kan keluarga kakek juga jadi kapanpun kamu bisa main ke sini”, kata Ki Nagaswera sambil mempersilahkan Candaka duduk di bangku pohonnya.Banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan Candaka mengenai ayahnya dan juga menyampaikan pesan dari Ratu Belinde kepada Ki Nagaswera. Tapi dia ingin memastikan dahulu kalau Jayanti dan Kumalasari sudah masuk ke dalam pondok untuk beristirahat.“Begini kek..Ada yang mau aku tanyakan pada kakek, tapi kakek janji tidak marah ya”, tutur Candaka“Kalau bisa kakek jawab p
“Iya..Akulah yang menciptakan 8 Jurus Tapak Naga yang terkenal itu. Bagaskara dahulu adalah muridku yang kubina untuk mencari Kitab Naga, sama halnya dengan dirimu yang sekarang. Sayangnya ambisi pemuda ini sangat besar dan tidak sabar untuk mempelajari keseluruhan jurus Tapak Naga ini. Tanpa ragu dia mencuri Kitab Tapak Naga yang kakek tuangkan dalam buku agar bisa dipelajari generasi berikutnya”, jawab Ki Nagaswera “Itulah yang membuat kakek marah saat itu saat kamu memberitahukan sudah mempelajari 2 Jurus awal Tapak Naga ini. Ternyata Bagaskara menggunakan Jurus Tapak Naga ini untuk membuka Perguruan Tapak Naga di Desa Kabut Hitam. Teringat penghianatan dirinya membuat kakek sakit hati, padahal kakek menaruh harapan besar di dalam dirinya” “Maksud kakek sudah lengkap? Berarti Jurus Tapak Naga Tuan Bagaskara itu tidak sempurna ya, banyak kekurangannya?”, tanya Candaka “Betul sekali Nak Candaka..8 Jurus Tapak Naga sebelumnya tidak apa-apanya dibandingkan 10 Jurus Tapak Naga Sakti i
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s