Pagi-pagi buta, Candaka keluar dari penginapan berniat ke Pondok Hutan nya Ki Wicaksono. Dia memilih pagi yang masih gelap karena khawatir mimpinya jadi kenyataan, tapi harapan tinggal harapan. Begitu dia keluar dari penginapan langsung dihadang lagi oleh sekelompok bandit yang mengeroyoknya sebelumnya.
“Hey pemuda dekil, kamu dipanggil Bos...!!!”, seru salah satu bandit yang wajahnya brewokan
“Jangan melawan kalau kamu mau selamat”., lanjutnya
Timbul niat untuk menggunakan Jurus yang baru diajarkan Bram tapi diurungkan niatnya karena Candaka juga penasaran ingin mengetahui siapa bos bandit-bandit ini yang sangat ingin ketemu dengannya.
Candaka mengikuti rombongan bandit ini menuju ke sebuah bangunan mewah yang ada di desa ini. Halaman yang ada kolam ikan serta taman yang asri membuat Candaka merasa bukan memasuki rumah bos bandit.
Si Brewok terus berjalan menuju ke ruang tengah bangunan ini. Tampak dari kejauhan sosok berba
Sambil berjalan cepat menuju ke arah pondok hutan Ki Wicaksono, Candaka terus berpikir, kenapa begitu banyak persoalan menimpa dirinya? Dia hanya ingin mencari pamannya mengikuti pesan terakhir ibunya, tapi yang dia temui malahan berbagai macam persoalan yang rumit bagi hidupnya.“Aku harus balik ke Pondok meminta penjelasan Ki Wicaksono mengenai semua ini”, katanya dalam hatiBerbeda dari sebelumnya saat dia dengan mudahnya memasuki pondok di hutan, kali ini Candaka tersesat dalam hutan tidak menemukan Pondok Ki Wicaksono. Hutan-hutan itu seakan hidup karena begitu dia memasuki jalan dalam hutan maka pepohonan di belakangnya menutup jalan masuk sebelumnya.Tiba-tiba ada sekelebat bayangan menarik tangannya sambil berseru, “Ayo pegang tangan aku seerat mungkin kalau kamu tidak mau ditelan hutan ini”Candaka yang masih dalam situasi yang kebingungan menuruti saran bayangan tadi karena dia mulai merasa ada yang tidak beres deng
Candaka masih penasaran dengan kejadian tadi yang menimpanya. Jelas-jelas dia melihat Kabut Hitam sudah mendekatinya tapi saat dia ditarik menjauh oleh bayangan naga merah, dia tidak melihat adanya Kabut Hitam yang mengejarnya sampai ke Penginapan. Lagian kenapa bayangan naga tadi tidak takut akan ditelan Kabut Hitam?Sekilas dia ingat dengan mimpinya, tadi bukannya dia memasuki hutan hitam yang sama dengan yang ada di mimpinya? Kenapa hutan yang semula asri dan hijau berubah menjadi hutan hitam begitu dia memasukinya. Walaupun merasa banyak keanehan yang terjadi kepadanya selama dia berada di desa ini, namun Candaka tidak putus asa untuk mengetahui keseluruhan jawaban misteri yang ada di desa ini.“Semuanya misteri di desa ini. Orang-orangnya pun memiliki rahasia yang tidak mau diungkapkan. Belum lagi area-area di sekitar desa ini yang menakutkan dan tdak bisa diterima nalar”, pikiran-pikiran Candaka makin membuatnya pusing dan kecapean.Tanpa dia s
Setelah sarapan di Penginapan, Candaka bergegas ke Perguruan Tapak Naga mencari Isyana. Dia mau minta tolong juga ke Isyana mengantarkannya masuk ke Pondok Hutan Ki Wicaksono karena jika pergi sendiri nanti tersesat lagi di Hutan Hitam yang menyeramkan.Murid-murid Perguruan Tapak Naga tampak sedang berlatih keras saat Candaka tiba di sana. Walaupun hari masih pagi sekali namun kegiatan di Perguruan ini sudah sibuk sekali. Dia tidak melihat Bram tapi ada sosok pria setengah baya yang tampak berwibawa memberikan instruksi kepada calon-calon ahli silat tersebut.Pria tersebut adalah pemilik Perguruan Tapak Naga yang bernama Bagaskara Mukti yang juga merupakan ayah dari Brahmana dan Isyana. Bagaskara merupakan orang terkaya di Desa Kabut Hitam jadi dia sangat disegani oleh penduduk desa. Ada juga desas-desus kalau Bagaskara juga merupakan salah satu Pendekar Naga tapi dia tidak pernah membantah maupun membenarkannya. Jurus-jurus Naga yang diajarkannya di Pergu
Isyana masih teringat pertemuannya dengan pria dekil tapi lucu ini sambil senyum-senyum menatap kepergian Candaka dari Perguruan Tapak Naga. Awalnya dia cuman iseng mau mempermainkan pria polos ini tapi lama kelamaan timbul perasaan dalam hatinya dan mulai menyukai pemuda ini apa adanya. “kok aku bisa suka ya sama dia”, katanya dalam hati sambil mukanya bersemu merah. “Isyana...!!!!”, teriakan menggelagar membuyarkan lamunannya “Iyaaa Buuuu....”, jawabnya tidak kalah panjang dengan teriakan ibunya Asmawati “Kamu kemana saja seharian ini..Ibu nyari-nyari kamu itu loh. Anak perempuan kok kelayapan ga jelas kayak gitu”, omel Asmawati begitu melihat Isyana mendekatinya “Tadi itu pengemis darimana, kok kamu baik sekali sama dia”, tanya ibunya “Aaahh Ibu...Itu bukan pengemis bu..Itu calon mantu Ibu..hihihi...”, canda Isyana “Kamu ya....Bisa ga sih serius sedikit...Dimarahin malahan nyeleneh ga jelas”, Asmawati mulai menjewer kuping
Apa sebenarnya yang begitu dikhawatirkan oleh Ki Wicaksono hingga dia harus segera mencari tahu keberadaan Candaka? Misteri apa yang hanya diketahui kakek ini yang tidak diketahui orang lain?Untuk menjawab pertanyaan ini kita kembali ke peristiwa 50 tahun yang lalu. Saat itu Ki Wicaksono masih merupakan seorang pemuda kaya bernama Satria Wicaksono. Pemuda ini sangat tampan dan menjadi idaman setiap perempuan pada masa itu. Tidak ada perempuan yang tidak mengenal dirinya dan berharap bisa menjadi istrinya kelak.Satria mengetahui dirinya adalah calon Pendekar Naga pada saat dia masih berada di ibukota yang juga merupakan tempat kelahirannya. Ayah Satria adalah pejabat kerajaan yang mempunyai posisi penting di istana kerajaan, sehingga Satria tumbuh menjadi pria yang angkuh dan suka mempermainkan wanita yang suka kepadanya.Saat itu Kerajaan Kamandaria dipimpin seorang ratu yang bijaksana bernama Ratu Kumaladewi. Walaupun memerintah dengan tangan besi, tapi selam
Hutan Terlarang memang sangat terkenal keangkerannya dari jaman dahulu sampai dengan sekarang. Pohon-pohon di hutan ini semua berubah menjadi hitam jika malam menjelang, itulah kadang hutan ini juga dijuluki Hutan Hitam. Sudah tidak ada lagi keindahan hijaunya daun dari pepohonan, yang ada hanyalah pohon yang kelihatan seperti pohon mati tapi sebenarnya pohon-pohon ini hidup jika malam menjelang.Seperti kejadian yang dialami Candaka sebelumnya, pohon-pohon ini bisa hidup dan bergerak menghimpit siapapun yang berusaha memasuki hutan ini. Selain itu suluran akar pohon juga hidup di malam hari bergerak ke seluruh hutan menjaga apa yang ada di ujung utara hutan.Hutan ini sebenarnya indah di pagi hari dengan pepohonanya yang rindang dan angin sepoi-sepoi yang sejuk menerpa wajah dengan segarnya. Batas aman hutan ini hanyalah sampai batas Pondokan Ki Wicaksono, karena apabila menuju utara hutan konon kabarnya ada makhluk-makhluk eksotik yang belum musnah saat Pendekar Naga
Gayatri menatap kepergian Isyana yang tergesa-gesa setelah dia memberitahukan kabar bohong kalau gadis itu dipanggil oleh kakeknya. Tujuannya hanya satu menjauhkan Isyana dari pemuda dekil yang dibawanya ke pondokan karena dia ada keperluan dengannya. Dia tidak akan leluasa menanyakan keperluannya jika Isyana berada di dekat pemuda itu.“Apa aku salah ya membohongi kak Isyana?”, ujarnya dalam hati. “Tapi aku butuh pemuda itu untuk mengetahui keberadaan ayah yang sudah menghilang cukup lama. Kakek juga tidak mau cerita tentang ayah. Selalu mengelak saat ditanya olehku, entah ayah sudah meninggal apa belum aku juga tidak tahu. Aku kan juga berhak tahu sebenarnya ayah ada dimana?”Sambil otaknya terus berpikir, Gayatri menuju ke markas bandit tempat Candaka yang disinyalir berada di sana. Banyak sekali penjaga yang mengawasi markas ini sehingga lalatpun tidak bisa masuk karena sedemikian telitinya dan disiplinnya mereka menjaga bangunan ini.Namun
Pria tadi terus berlari menjauhi hutan dan dengan mudahnya menarik Gayatri membawanya makin menjauhi hutan ini hingga sampai di jalan masuk hutan menuju Desa Kabut Hitam. Perlahan diturunkannya Gayatri ke rerumputan dan lama menatap wajah gadis ini. Sedangkan gayatri dengan kesalnya berusaha memberontak melepaskan diri. “Awas kamu, kalau aku sudah lepas kubunuh kamu..!!”, janjinya dalam hati.Pria tadi tampak tenang menghadapi Gayatri yang meronta-ronta. “Aku akan membuka simpul totokan di tubuhmu, tapi janji kamu tidak akan menyerang diriku. Aku akan menjelaskan kenapa kulakukan semua ini”, katanya pelanGayatri juga penasaran dengan kemauan pria ini. Dia berterima kasih karena pria ini menolongnya tadi dari amukan Hutan Terlarang, tapi caranya yang membuat dia merasa dipermalukan oleh pria misterius ini.Dia menganggukan kepalanya tanda menyetujui persyaratan pria ini. “Kalau sudah bebas akan kuhajar dia biar tahu rasa..!!!”, ujar
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s