Share

1156. Part 12

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 01:03:36

Bukit itu tidak terlalu tinggi. Tanamannya tidak begitu rimbun. Bagian puncak bukit termasuk datar dan mempunyai tempat yang enak untuk sebuah pertarungan. Rimbunan semaknya tumbuh secara berkelompokkelompok. Dan di salah satu rimbunan semak berdaun lebar itulah Baraka bersembunyi mengintai sebuah pertarungan. Ternyata pertarungan itu adalah pertarungan yang tidak disangka-sangka oleh Baraka. Bukan pertarungan Raja Hantu Malam melawan Dampu Sabang, melainkan pertarungan antara Sumbaruni dengan orang berkerudung kain hitam dan membawa senjata tombak El Maut yang ujungnya mirip sabit.

Orang itu adalah tokoh sesat yang diburu-buru oleh Pendekar Kera Sakti selama ini. Dia tak lain adalah Siluman Selaksa Nyawa, yang mempunyai wajah pucat dan dingin.

Tentu saja Pendekar Kera Sakti terkejut sekali melihat tokoh sesat itu muncul di bukit tersebut dan lakukan pertarungan dengan Sumbaruni. Apa persoalan mereka, Baraka tidak tahu secara pasti. Tetapi sebagai orang yang sudah bebe

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   1. Kekaisaran Matahari

    Di masa perang dunia ke-2, Kekaisaran Matahari adalah adalah sebuah kekaisaran yang memiliki kekuasaan yang sangat besar dan disegani. Kekuasaannya hampir melingkupi seluruh Asia. Termasuk Jawa Dwipa.DI SUATU MALAM.“Aku pemenangnya.. Malagha akan menjadi istriku!” kata Kazikage dengan lantang hingga membahana ditempat itu. Wajah-wajah ditempat itu tampak berubah pucat, bahkan wajah Malagha lebih pucat lagi. Kazikage seakan tak memperdulikan hal itu, lalu berbalik kearah sebaliknya dan menatap semua orang yang ada ditempat itu.“Atau masih ada yang ingin melawanku, silahkan maju!” bentak Kazikage dengan keras kearah semua orang yang ada ditempat itu, tapi tak ada seorangpun yang terlihat mau menanggapi tantangan Kazikage. Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari tersebut.“Selain Pangeran Anggoro Wardana, kalian semua tak pantas untuk mendapatkan hormatku. Kalian semua adalah pesakitan dari Asia!” kata Kazikage dengan penuh kesombongan.Mendengar kata-kata pesakitan dari Asia yang dilontark

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   2. Kesaktian Gelang Brahmananda

    Dengan gerakan cepat, Kazikage kali ini berusaha menangkap ujung Suling mustika itu, tapi lagi-lagi ia kecela, Suling mustika itu kembali di tarik oleh Baraka dengan cepat dan seketika itu pula Suling mustika itu kembali berada tepat di depan kedua mata Kazikage. Begitu seterusnya yang terjadi, berkali-kali Kazikage berusaha menepis atau menangkap Suling mustika didepan matanya itu, tapi selalu tidak terhasil.Hal ini benar-benar sangat mengejutkan, Kazikage yang sangat membanggakan kecepatannya dibuat tidak berdaya didepan seorang pemuda yang masih sangat belia. Beberapa orang tak tahan untuk menahan senyum mereka melihat Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari telah berhasil dipermainkan didepan banyak orang.Kazikage bukannya tidak menyadari akan rasa malunya saat ini. Maka tak ingin terjebak lebih lama. Kazikage melesat kearah sebelah kanan untuk melancarkan serangannya, tapi lagi-lagi langkah Kazikage terhenti saat Suling mustika lawannya kembali berada tepat didepan kedua matanya. Rup

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   3. Kau belum layak untuk menjadi lawanku!

    Semakin Baraka menggerakkan tangannya, semakin cepat pergerakan Gelang Brahmananda-nya. Kazikage yang awalnya masih sanggup menangkisnya, lama kelamaan semakin kewalahan. Apa yang dipetunjukkan Baraka, benar-benar mengejutkan semua orang.“Ini sihir...” ucap beberapa orang melihat apa yang dilakukan Baraka. Semua terdengar menggunjing.BUGH!Semua kehirukan itu terhenti saat mereka melihat, tubuh Kazikage terkena gebukan Gelang Brahmananda lawannya.BUGH! BUGH! BUGH!Berikutnya, tubuh Kazikage benar-benar menjadi sasaran empuk serangan Gelang Brahmananda Baraka, begitu kerasnya sampai-sampai ketiga pedang katana yang ada di Kazikage terlepas jatuh ke tanah.BUGH! BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!Selanjutnya tubuh Kazikage benar-benar menjadi bulan-bulanan Baraka, hingga akhirnya tubuh Kazikage tak sanggup lagi bertahan dan tersungkur jatuh ditempatnya.Wungngng! Wungngng..! Wungngng...!Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya, ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ kembali kearahnya dan masuk kembali k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   4. Insting Pertarungan

    “Bagaimana bisa?”“Apa yang sebenarnya terjadi?”“Ini gila! Apa yang terjadi?!”Beragam komentar bermunculan diantara penonton yang masih terperangkap dalam rasa kagetnya.Sementara itu, Baraka dengan tenang terus berjalan kearah Kazikage, seakan-akan tidak terjadi apa-apa dalam beberapa waktu yang lalu.“Kau bilang. Kecepatan adalah seni tertinggi dalam ilmu beladiri. Huh! Pengetahuanmu terlalu dangkal. Di atas langit masih ada langit, diatas kecepatan masih ada yang lebih tinggi, yaitu insting dalam pertarungan” jelas Baraka hingga membuat wajah Kazikage berubah.“Insting dalam pertarungan...” Kazikage sampai harus mengulangi apa yang baru saja Baraka ucapkan.“Lebih baik kau menyerah, kau tidak akan menang” ucap Baraka dengan sinis.Kazikage menggeram penuh kemarahan, harga dirinya benar-benar telah dipermalukan oleh seorang pemuda yang menurutnya tadi, sangat mudah untuk dikalahkan. Kazikage bangkit kembali berdiri dengan wajah beringasnya.“Sudah kubilang, hari ini. Kalau tidak ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   5. Dia adalah PEWARIS PARA DEWA

    Tn. Kinshiki sendiri bukanlah orang sembarangan, di Kekaisaran Matahari, Tn. Kinshiki memiliki kedudukan yang cukup penting. Yaitu sebagai penasehat Kekaisaran Matahari. Kedudukan ini tentu saja bukannya sekedar didapatnya dari kemampuannya berdiplomasi, tapi juga karena kemampuan beladirinya yang sudah dianggap sangat tinggi. Bahkan hampir setingkat dengan Raja Perang.Dalam seni beladiri di Kekaisaran Matahari, ada beberapa tingkatan dalam tingkatan seni beladiri, yaitu : Raja Senjata, Raja Perang dan yang paling tinggi, tingkatannya disebut sebagai Dewa Perang. Jadi dengan status Raja Perang, kemampuan beladiri Tn. Kinshiki dianggap cukup mumpuni.“Jangan memaksakan keberuntunganmu, anak muda. Ada pepatah dari negeri ini, mulutmu adalah harimaumu. Kesombonganmu akan menjadi senjata makan tuan untukmu” ucap Tn. Kinshiki dengan dingin.“Ha ha ha...! Kau ini tidak punya otak, atau memang mati otak. Sudahlah tinggal menumpang di negeri kami, malah memakai pepatah negeri kami. Apa negeri

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   6. Jimat Hati Iblis

    LANGIT MALAM tebarkan bintang dan rembulan di sudut mega. Warna cerahnya menggiurkan pasangan muda-mudi untuk taburkan kasih kemesraannya. Bahkan pasangan tua berhati muda pun tak segan-segan lepaskan rayu dan canda menggelitik di sela-sela hati mereka.Mendadak kabut berjingkat dari celah bongkahan tanah perbukitan. Kabut tipis itu merayap makin menebal, lalu membungkus setiap celah tanah berdaun rumput. Bukit mulai diselimuti kabut. Langit sedikit dipulas rona hitam awan. Rupanya tadi telah melesat cahaya hijau berekor. Cahaya hijau di langit itu bagaikan berudu terbang yang melintasi perbatasan langit bermega hitam. Warna hijaunya terang dan mencolok mata para penghuni bumi.Wuusshh...!Angin mulai menunjukkan keperkasaannya, hembusannya tiba-tiba saja menjadi cepat dan berat. Warna hijau cerah berekor panjang di langit bagai semakin dilemparkan dari sisi satu ke sisi lainnya. Gerakannya mengikuti lengkung langit hingga menuju perbatasannya yang tak pasti. Para tokoh tua saling berl

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Pendekar Kera Sakti   7. Jatuhnya Pertanda Sang Pewaris

    Ketika dia membungkuk hendak mengambil Jimat Hati Iblis yang masih berada dalam genggaman tangan kiri Rawana Baka. Tiba-tiba tidak disangka-sangka kaki kanan orang yang diduga telah menemui ajal itu melesat ke arah dada si kakek.Bukkkk!“Uggghhh!”Sang Utusan Para Dewa menjerit keras. Tubuhnya terpental tiga tombak, terbanting jatuh punggung pada sebuah batu besar dan dari mulutnya menyembur darah kental!"Mengapa aku bertindak lengah! Belum mati jahanam itu rupanya!” keluh si kakek. Memandang ke depan dilihatnya Rawana Baka terbungkuk-bungkuk berusaha bangkit berdiri.Walau dadanya serasa hancur si kakek cepat bangun. Tangan kirinya digerakkan. Tongkat api kembali berubah menjadi cambuk menyala. ”Kali ini harus kuputus lehernya! Harus kutanggalkan kepalanya!”Si kakek berkomat kamit sambil putar pergelangan tangan kirinya. Cambuk api bergetar, meliuk-liuk laksana sosok ular hidup. Begitu dia menyentak maka cambuk api itu melesat ganas ke udara, mengeluarkan suara menggidikkan disert

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Pendekar Kera Sakti   8. Kelahiran Sang Naga

    Gunung Asmoro terlihat berdiri dengan angkernya malam itu, sebuah gerobak yang ditarik kuda berbulu putih belang coklat itu berhenti di depan bangunan besar yang mirip candi diatas puncak gunung asmoro. Saat itu di penghujung malam menjelang pagi. Perempuan tua yang duduk di samping pemuda sais gerobak melompat turun. Gerakannya gesit dan enteng. Di pinggangnya tergantung satu bungkusan besar. Di depan pintu bangunan dia hentikan langkah, memandang pada lelaki yang keluar menyambutnya.Perempuan tua itu ludahkan gumpalan sirih dan tembakau di dalam mulutnya lalu bertanya."Apa aku datang terlambat Yudha?""Belum mak. Keadaannya gawat sekali. Aku khawatir”Perempuan tua itu tidak menunggu sampai lelaki bernama Yudha menyelesaikan ucapannya. Dengan cepat dia masuk ke dalam bangunan, langsung menuju ke sebuah kamar dari dalam mana terdengar suara erangan berkepanjangan.Di ambang pintu kamar si nenek mendadak hentikan langkah. "Yudha! Kegilaan apa yang aku lihat ini! Siapa yang mengikat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1156. Part 12

    Bukit itu tidak terlalu tinggi. Tanamannya tidak begitu rimbun. Bagian puncak bukit termasuk datar dan mempunyai tempat yang enak untuk sebuah pertarungan. Rimbunan semaknya tumbuh secara berkelompokkelompok. Dan di salah satu rimbunan semak berdaun lebar itulah Baraka bersembunyi mengintai sebuah pertarungan. Ternyata pertarungan itu adalah pertarungan yang tidak disangka-sangka oleh Baraka. Bukan pertarungan Raja Hantu Malam melawan Dampu Sabang, melainkan pertarungan antara Sumbaruni dengan orang berkerudung kain hitam dan membawa senjata tombak El Maut yang ujungnya mirip sabit.Orang itu adalah tokoh sesat yang diburu-buru oleh Pendekar Kera Sakti selama ini. Dia tak lain adalah Siluman Selaksa Nyawa, yang mempunyai wajah pucat dan dingin.Tentu saja Pendekar Kera Sakti terkejut sekali melihat tokoh sesat itu muncul di bukit tersebut dan lakukan pertarungan dengan Sumbaruni. Apa persoalan mereka, Baraka tidak tahu secara pasti. Tetapi sebagai orang yang sudah bebe

  • Pendekar Kera Sakti   1155. Part 11

    "Jadi... selama ini kaulah yang memberi kabar tentang pemuda-pemuda yang akan diculiknya?""Ya. Karena itu syarat untuk menjadi muridnya.""Kau salah, Sundari. Kau tidak boleh membantu pihak yang sesat seperti Nyai Sedah itu.""Tapi aku ingin memiliki ilmu seperti yang dimilikinya!""Ada jalan lain, tanpa harus membantunya melakukan kejahatan."Sundari kian menangis di sela malam bercahaya rembulan. Baraka mencoba memahami jalan pikiran lugu gadis desa itu. Akhirnya ia bertanya, "Lalu mengapa kau tadi mau dibunuhnya?""Sejak kemarin ia mencarimu, tapi aku tak mau kasih tahu di mana dirimu! Aku takut kau dijadikan korban seperti pemuda lainnya. Lalu, malam ini ia mendesakku lagi, tapi tidak percaya kalau kukatakan bahwa kau ke puncak. Rupanya dia bermaksud serahkan dirimu kepada suaminya, yang juga sebagai gurunya, ia merelakan diperistri oleh suaminya itu hanya untuk dapatkan ilmu-ilmu sakti seperti yang dimilikinya sekarang ini. Tapi menuru

  • Pendekar Kera Sakti   1154. Part 10

    "Dia ke puncak! Carilah di puncak sana!" jawab Sundari dengan rasa marah yang tak mampu dilampiaskan. Tangisnya kian terdengar jelas dari tempat Baraka bersembunyi di atas pohon."Tidak mungkin, Sundari! Aku bukan orang bodoh yang bisa kau bohongi! Kau ingin menjebakku di puncak sana, bukan!""Ttt... tidak!""Kau bohong! Aku jadi muak padamu!"Sreeet...!Orang berkerudung hitam itu mencabut pisau sepanjang dua jengkal dari balik baju hitamnya. Pisau itu hendak ditikamkan ke dada Sundari. Tapi Baraka segera lepaskan pukulan 'Jari Guntur'-nya lewat sentilan tangan.Taaas...!Tenaga dalam yang dilepaskan lewat sentilan tangannya itu tepat kenai pelipis orang berpakaian hitam.Dees...!Orang itu pun tersentak dan terpelanting ke samping bagaikan terkena tendangan kuda binal. Ia berguling-guling tiga kali, lalu cepat ambil sikap berdiri lagi.Wuuut...! Jleeg...!Baraka turun dari atas pohon langsung berhadapan d

  • Pendekar Kera Sakti   1153. Part 9

    Dengan gemuruh kemarahan mulai membakar darah dan menyesakkan dada, Pendekar Kera Sakti segera jejakkan kaki ke tanah dan melesat pergi menuju puncak Gunung Keong Langit itu. ia harus bisa mencapai pondok Raja Hantu Malam sebelum bumi menjadi gelap dan malam pun tiba."Tapi tunggu dulu," katanya sendiri. "Jika benar kata Dul, bahwa pembantaian itu dilakukan pada malam hari, maka ada baiknya aku justru mengintai di dekat pondoknya, apakah ia keluar pada malam hari atau tetap di tempat?"Sampai puncak gunung suasana telah gelap. Hawa dingin begitu mencekam kuat. Namun Baraka berusaha tetap di balik kerimbunan semak, mengawasi pondok Raja Hantu Malam. Berulang kali ia garuk-garuk kepala untuk menghalau hawa dingin yang hadir bersama kabut putih.Untung saja Baraka memiliki Ilmu Angin Es Dan Api ditubuhnya. Seandainya tidak, maka tubuhnya akan berubah menjadi gumpalan salju dan darahnya akan membeku dicekam hawa dingin yang amat tinggi itu. Ilmu Angin Es Dan Api yan

  • Pendekar Kera Sakti   1152. Part 8

    Sukat menimpali kata, "Waktu kami tiba, masih ada yang bertahan hidup dalam luka parah. Dia sempat memberi tahu bahwa musibah ini terjadi dua hari yang lalu. Seseorang telah datang dan mengamuk ganas di sini.""Mana temanmu yang terluka parah itu? Aku ingin menanyainya.""Tidak bisa," jawab Sukat dengan sedih."Hanya menanyakan sesuatu saja.""Tetap tidak bisa.""Kenapa?""Karena dia sudah pergi, nyawanya terbang sebelum siang tiba," jawab Sukat yang berambut cepak dan berwajah cengeng itu. Ia menangis walau tak terdengar suara isakannya."Apakah dia tahu siapa orang yang membantai teman-temanmu ini?"Dul yang menjawab, "Menurut keterangannya, orang itu berjuluk Raja Hantu Malam. Datangnya pada malam hari."Seketika itu alis mata Baraka beradu, dahi berkerut, dan mata menatap tajam, ia sangat terkejut mendengar nama itu disebutkan oleh si Dul. Ia hampir-hampir tidak mempercayainya. Dengan segera napas pun ditarik dan dih

  • Pendekar Kera Sakti   1151. Part 7

    "Siapa namamu, Sobat?" tanya Baraka mengakrabkan diri."Dul," jawabnya singkat tanpa berani memandang."Dul siapa?""Dul ya Dul," jawabnya makin merasa terpojok, ia berhenti menebangi anak bambu dan memasukkan goloknya. Lalu tanpa memandang lagi ia pergi meninggalkan Baraka, ia merasa lebih baik segera tinggalkan tempat itu karena merasa cemas kalau-kalau orang yang tadi dikuntitnya tiba-tiba menyerang ganas.Dalam hatinya mengakui bahwa orang yang dikuntitnya itu ilmunya sangat tinggi, tidak sebanding dengan ilmunya sendiri. Mulanya Dul melangkah pelan-pelan, berlagak santai. Makin lama melirik ke belakang, melihat Baraka masih di tempat memandanginya. Langkahnya sedikit cepat, tapi masih dibuat sesantai mungkin.Lama-lama, wuuut..! ia melarikan diri secepat-cepatnya dan ingin memberitahukan kehadiran Baraka kepada seorang teman.Zlaaap...!Baraka pun cepat tinggalkan tempat, bergerak bagaikan anak panah lepas dari busurnya. Dalam wa

  • Pendekar Kera Sakti   1150. Part 6

    Melihat kenyataan seperti itu, Baraka merasa perlu menemui Ratu Asmaradani dan mengungkapkan isi hatinya. Tapi terlebih dulu ia ingin sempatkan singgah ke Lembah Sunyi untuk temui Resi Wulung Gading, ia ingin perkenalkan diri kepada tokoh sakti yang termasuk keponakan Eyang Nini Galih, yaitu guru dari Dewi Pedang.Menurut penjelasan Raja Hantu Malam, padepokan Resi Wulung Gading terletak di seberang sungai berair kuning, alias sungai belerang. Sungai air kuning itu kini telah ditemukan Pendekar Kera Sakti, tinggal mencari jembatan untuk menyeberangi sungai tersebut dan mencari padepokan itu. Karena jembatan penyeberangan itu tidak ditemukan oleh Pendekar Kera Sakti, maka ia terpaksa memetik beberapa daun yang lebarnya seukuran telapak tangan.Dengan melemparkan daun-daun itu ke permukaan sungai, Baraka melompat dari daun ke daun menggunakan ilmu peringan tubuhnya. Sambil berpijak pada daun yang satu, daun yang lain dilemparkan ke depan dan menjadi pijakan berikutnya. C

  • Pendekar Kera Sakti   1149. Part 5

    Raja Hantu Malam manggut-manggut "Sudah kukatakan, aku tahu silsilah guru-gurumu, sampai pada anak-anak Purbapati dan Nini Galih, guru dari si Setan Bodong dan Dewi Pedang itu. Purbapati dan Nini Galih mempunyai tujuh anak, tapi yang hidup hanya tiga orang, yaitu Durmagati, Begawan Sangga Mega, dan Raja Nujum. Durmagati mempunyai anak Wicara Sanca dan Rawana Baka. Tetapi Rawana Baka menjadi manusia sesat, dan berjuluk Siluman Selaksa Nyawa, ia membunuh kakaknya sendiri, juga ayah ibunya dibunuhnya pula. Rawana Baka terkena kutuk dari kakeknya menjadi orang sesat selama tiga ratus tahun, karena ia memperkosa neneknya sendiri. Sekarang usia Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa baru mencapai dua ratus lima belas tahun, jadi ia masih punya waktu menjadi orang sesat selama delapan puluh lima tahun lagi."Baraka manggut-manggut, membenarkan cerita itu, karena ia pernah mendengar cerita tersebut dari mulut Hantu Laut yang tak sadar akan segala apa yang diucapkannya itu."Ka

  • Pendekar Kera Sakti   1148. Part 4

    "Sekalipun aku sudah menjadi orang baik, tapi julukan itu sepertinya masih melekat pada diriku, sehingga sampai sekarang masih banyak yang memanggilku dengan julukan Raja Hantu Malam. Padahal aku lebih suka jika dipanggil dengan nama Ki Randu Papak saja. Di sini aku mengasingkan diri, sekadar untuk membuat mereka lupa dengan nama Raja Hantu Malam. Ternyata cara itu belum bisa dikatakan berhasil, buktinya kau datang kemari dan mencariku dengan nama Raja Hantu Malam. Mau tak mau aku harus mau menyandang julukan yang sudah tak kusukai itu. Aku sengaja mengasingkan diri di sini untuk menebus tingkah lakuku masa lalu dan menjauhi pertikaian dengan siapa pun. Tapi nyatanya masih ada yang mengusikku, seperti halnya Nini Pancungsari dan yang lainnya.""Aku pernah melihatmu bertarung di seberang Puncak Karang, Ki.""Ya. Beberapa waktu yang lalu aku memang terlibat pertikaian dengan seseorang di sana. Aku mencoba untuk tidak melawan, tapi aku hampir saja mati konyol, sehingga ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status