Setengah prajurit yang tidak ingin keluarga mereka semua ikut mati perlahan berjalan mendekati Luang, serentak semua mengarahkan pedang ke Luang yang hanya diam menatap mereka.Whuuuuuuuuuuusssss.Semburan api dari mulut Luang membakar hangus para prajurit, Luang langsung berdiri berjalan mendekati Ratu Aling dan para prajuritnya yang tersisa."Aku adalah Ratu, berlututlah," teriak Ratu Aling sambil terus mundur perlahan."Aku tidak peduli kamu siapa, aku bukan bawahanmu yang akan menuruti perintahmu," sahut Luang.Ratu Aling menelan ludah sambil terus berjalan mundur. Tanpa Ratu Aling sadari istananya saat ini sudah dikepung kerajaan musuh."Serang kerajaan Fangha, bunuh semua keluarganya," teriak suara dari luar gerbang istana.Dari berbagai arah pasukan kerajaan musuh mengelilingi istana, melihat semakin banyak orang Luang yang merasa tugasnya selesai kembali menghampiri Saga.Luang menatap Saga yang sudah membunuh Ketua Fhuy dengan cara memenggal kepalanya, Luang bergegas turun ke
Yung berjalan di depan Saga menyusuri jalan yang tidak terlalu besar, dari kejauhan rumahnya sudah terlihat Yung sambil menunjuk rumahnya Yung terus berjalan di depan Saga.Sampai di depan rumah Yung menghentikan langkahnya, Yung tiba-tiba bersujud di depan Saga sambil menangis."Aku mohon jangan sakiti kakak ku," ucap Yung."Kenapa kamu berpikir aku akan menyakitinya?" Tanya Luang lagi."Ini," sahut Yung menunjuk tali yang ada di kakinya.Yung dan kakaknya baru 3 tahun lalu di tinggal meninggal oleh ibunya, sebelum meninggal ibunya berpesan agar dirinya dan sang kakak tidak pergi jauh dari rumah. Selama ini Yung selalu menurut baru tadi dirinya berjalan cukup jauh dari rumah hanya karena penasaran melihat hewan besar dari kejauhan.Wheeeeeeeeeeeesss."Yung." Sang kakak yang mendengar tangisan adik bergegas keluar, mengira adiknya sedang dalam masalah Yuna bergerak cepat membawa adiknya menjauh."Kakak," Yung menatap kakaknya yang terlihat sangat waspada."Aku tidak akan melakukan ap
Mayat Ketua Kask dibawa kembali oleh Dua ke markas dan dibaringkan menjadi satu di tempat mayat Ketua lainnya, semua persiapan pembangkitan telah selesai, wanita misterius mengelilingi semua mayat beberapa kali sambil merapalkan mantra.Dua hanya memperhatikan wanita misterius dari kejauhan, Dua berencana setelah ritual dasar dilakukan dirinya bergegas pergi mencari keberadaan tubuh keagungan seperti yang diinginkan sang wanita misterius.Di tengah-tengah lapangan wanita misterius membakar beberapa dupa setelah membaca mantra, pisau khusus yang ditaruhnya di tengah para mayat langsung diambilnya.Dua menatap sang wanita misterius yang menyayat tangannya, darah yang keluar dicipratkannya ke mayat para Ketua.Ritual dasar yang biasa disebut ritual darah telah selesai, Dua bergegas pergi mencari keberadaan tubuh suci yang sempat dirasakan keberadaannya sebelumnya.***Safa yang mengikuti pelacak di tubuh Ketua Kask berhenti di sebuah tempat, Saga menatap para mayat yang di taruh di tempa
Saga mengikuti yang dikatakan Dua langsung menggunakan elemen airnya yang sudah dibekukan membentuk pisau menusuk lengan Dua, Saga membuat lambang segitiga dari darah Dua.Kreeeeeetaaaaak.Kreeeeeeetaaaaaaak.Pelindung hancur tepat setelah Saga berhasil membuat lambang segitiga menggunakan darah Dua, tanpa banyak berpikir Saga turun ke bawah mencoba menggagalkan ritual pembangkitan."Kamu penghianat," ucap wanita misterius menunjuk ke arah Dua yang ikut turun dengan Saga."Maafkan aku Yang Mulia tapi aku sudah lama tidak menyukai semua yang kamu lakukan," sahut Dua."Matilah," teriak wanita misterius memajukan tangannya mencekik Dua dari jarak jauh.Blaaaaaaaaaaar."Apa kamu berpikir aku mengizinkanmu membunuhnya," ucap Saga.Saga menangkis tangan wanita misterius dan membuat cekikannya pada Dua terlepas, bagaimanapun juga Dua sudah membantunya Saga tidak akan membiarkannya dibunuh di depannya.Satu persatu mayat para Ketua bangun dari tempatnya, Saga melotot tak percaya ternyata diri
Saga yang kembali ke rumahnya bergegas menghampiri ruangan khusus, di sana Saga melihat Yunsi dan Yung terlihat kagum dengan apa yang mereka lihat.Bagaimana bisa ada tugu seperti mutiara, lambang mutiara juga ada di bagian beberapa tugu"Itu bernama tugu Mutiara," ucap Saga."Tingkat kultivasi yang dihasilkan dari tugu itu berbeda dengan tingkat kultivasi biasa," sambung Saga."Kamu sudah kembali," sahut Yung."Kalian bisa ikut denganku, akan aku antar ke kamar kalian," ucap Saga."Kenapa tiba-tiba kamu meminta kami tinggal di sini?" Tanya Yunsi."Karena kamu dan adikmu bisa menjadi kehancuran dunia jika orang jahat menangkap kalian," ucap Saga."Tadinya aku mengira akan lama, itu sebabnya aku meminta Luang membawa kalian ke ruangan ini," sambung Saga sambil terus berjalan.Yunsi menggandeng tangan adiknya berjalan mengikuti Saga dari belakang, rumah Saga yang sangat besar memiliki belasan kamar, untuk Yunsi dan adiknya Saga memutuskan mereka bisa tinggal di kamar yang berbeda."Kali
Kabar di kediaman Saga ada seorang wanita membuat Nim dan Siun merasa cemburu, bagaimana bisa Saga membiarkan seorang wanita tinggal di rumahnya sedangkan sama mereka berdua Saga terlihat sangat acuh."Apa mungkin wanita itu calon istri Tuan," ucap beberapa anggota saling berbisik."Jika benar itu sangat bagus," sahut lainnya."Kalian diamlah, membicarakan Tuan dibelakang tidak bagus," ucap Hel."Tapi kami tidak membicarakan sesuatu yang buruk buat Tuan," sahut lainnya.Hel hanya menggelengkan kepalanya sambil sesekali melirik ke arah Nim dan Siun, wajah keduanya terlihat sangat tidak senang mendengar pembicaraan para anggota Saga."Sepertinya aku akan menemuinya ke sana, selama beberapa hari Saga hanya meminta Macan itu untuk mengantar makanan," ucap Nim."Aku ikut denganmu," sahut Siun."Itu tidak perlu, jika kita berdua ke sana akan membuat Saga curiga," ucap Nim.Siun menggertakkan gigi mendengar perkataan Nim, walau begitu Siun yang tidak memiliki pilihan terpaksa membiarkan Nim
Yunsi yang duduk di belakang Saga hanya diam, Yunsi yakin Saga sengaja menghindari perkataan salah satu orang di depannya sama seperti dirinya saat mengatakan hal yang sama sebelumnya.Karena merasa sudah tidak ada yang perlu di dengarnya Yunsi membawa adiknya berjalan pergi setelah berpamitan, Yunsi berpikir terkadang mengetahui yang tidak pantas diketahui bukan hal yang baik untuknya dan adiknya."Dia pengertian sekali," ucap Gu."Putriku juga sama," sahut ayah Nim."Sebenarnya kebetulan sekali kalian datang terutama kamu, aku ingin memberitahu mu sesuatu yang akan mengejutkan mu," ucap Saga sambil menatap Gu."Heeeeeeh, memangnya apa yang bisa membuatku terkejut, mungkin jika kamu mengatakan sudah memiliki kekasih saat ini aku baru terkejut, aku bahkan langsung berguling-guling keluar," sahut Gu."Aku serius, kali ini aku tidak ingin mendengar candaan mu," ucap Saga."Baiklah, kalau begitu kamu bisa katakan padaku," sahut Gu lagi."Aku yakin kamu pasti sudah mengetahui kalau Yai te
Saga sudah memutuskan sebelum membawa anggotanya berkultivasi Mutiara Saga ingin lebih dulu mencobanya, cara kultivasi mutiara yang ada di tugu berbeda saat dirinya berada di dunia tanpa batas, Saga hanya ingin memastikan semua berjalan lancar sebelum anggotanya mencoba menguasainya.Ayah Nim yang melihat Saga keluar dari kamarnya dan berjalan menuju sebuah ruangan bergegas mengikutinya, tanpa meminta izin ayah Nim membuka pintu dan ikut Saga masuk ke dalam.Di dalam ruangan ayah Nim tidak berhenti menatap takjub tugu di depannya yang sangat bercahaya, dirinya sudah hidup hampir 80 tahun baru kali ini melihat tugu yang sangat bercahaya dan memancarkan kekuatan yang besar dari dalam."Kamu mengikutiku," ucap Saga."Aku hanya penasaran, maaf jika aku lancang," sahut ayah Nim."Sudahlah, lagipula aku juga begitu saat di perguruan mu," ucap Saga."Tugu apa ini?" Tanya ayah Nim."Itu bernama Tugu Mutiara untuk berkultivasi mutiara," sahut Saga."Aku baru pertama kali mendengar ada kultivas
Saga meminta semua masuk ke dalam, kebetulan ada yang mau ditanyakan olehnya, baru berjalan beberapa langkah Ketua Pe menghentikan Saga, Ketua Pe dan lainnya sudah memutuskan untuk pulang dari semalam, terlalu lama pergi tidak bagus bagi mereka meninggalkan anggota keluarga dan perguruan mereka."Apa kalian serius ingin pergi?" Tanya Saga mencoba memastikan."Mau bagaimana lagi kita beda dunia, tidak mungkin bagi kami tetap di sini," ucap Qu Wi."Baiklah, aku tidak akan memaksa kalian untuk tinggal lebih lama. terima kasih sudah banyak membantuku," sahut Saga."Tidak perlu berterima kasih, kami juga senang sudah membantu mu," ucap Raran."Jika ada kesempatan datanglah ke dunia bebas kami akan selalu menerima mu," sahut Tetua Zum.Saga hanya tersenyum mendengar ucapan Tetua Zum, untuk ke dunia tanpa batas entah dirinya memiliki kesempatan atau tidak untuk pergi ke sana lagipula di dunianya sendiri Saga memiliki tanggungan.Tanpa meminta persetujuan Qu Wi dan Raran langsung memeluk Saga
Kreeeeetttaaaak.Kreeeeettaaaaaak.Saga yang baru bangun tidur merasa tubuhnya kembali pulih, semalaman Saga tertidur sangat pulas bahkan Tamra sama sekali tidak bangun sejak tertidur.Saga menatap Tamra yang baru membuka mata dan menatap ke arahnya, aura bayi itu terlihat berbeda dari hari sebelumnya pertanda Tamra sudah mulai menyerap energi yang ada di sekitarnya.Saga menganggukkan kepala tidak heran ternyata bayi yang menjadi anak angkatnya benar-benar sangat berbakat, walau begitu bayi yang masih kecil tetap membutuhkan susu untuk pertumbuhannya, tidak bagus jika bayi hanya menyerap energi untuk mengenyangkan tubuhnya.Sambil menunggu kedatangan Ajer Saga tiba-tiba teringat sesuatu, Saga baru ingat kalau kemarin dirinya meminta orang-orang yang ingin bertemu dengannya untuk menunggu sampai dirinya terbangun."Hem, sudahlah mungkin mereka sudah pergi," ucap Saga.Tap, tap, tap.Langkah kaki Ajer terdengar semakin mendekat, setelah pintu dibuka Ajer masuk ke dalam membawa susu yan
Sesampainya di rumah Saga memandikan sang bayi yang sedari tadi di sama sekali tidak menangis, sang bayi berbeda dari bayi pada umumnya yang biasanya akan sering menangis jika haus.Melihat bayi hanya diam menatapnya terus menerus Saga merasa sedikit keheranan, Saga belum pernah merawat bayi dirinya tidak tau apa yang harus dilakukannya untuk sang bayi agar mau tidur.Tap, tap, tap.Ajer yang sebelumnya melihat Saga membawa bayi bergegas ke kota terdekat, Ajer membeli susu untuk bayi karena tau Saga pasti tidak terpikirkan tentang itu."Aku membawakan susu untu bayi mu," ucap Ajer yang baru saja kembali."Bagaimana bisa aku lupa kalau bayi masih harus minum susu," sahut Saga menggelengkan kepalanya."Untung saja kamu membelinya," sambung Saga.Saga mengambil susu yang diberikan oleh Ajer, sang bayi meminum susu dengan lahap seperti memang sedang kehausan.Selesai meminum susu sang bayi masih menatap ke arah Saga, sang bayi masih menginginkan sesuatu dari Saga itu sebabnya sang bayi te
Tetua Rag menatap bayi yang diberikan wanita tua padanya, bayi itu adalah anak Saga Tetua Rag tidak menyangka Sgaa sudah memiliki anak bayi disela melakukan perjalanan."Kalau begitu aku pergi dulu, akan aku tanyakan semua padanya," ucap Tetua Rag yang langsung menghilang."Tunggu."Wai Yan yang ingin menghentikan Tetua Rag terlambat, Tetua Rag sudah pergi menghilang membawa sang bayi, padahal Wai Yang baru mau menjelaskan tentang asal usul bayi itu.Tetua Ragg yang berhasil membuka portal memeluk sang bayi dengan sangat erat, bayi yang dibawanya adalah anak Saga jika terjadi sesuatu dirinya tidak akan berani menanggung resikonya.Sesampainya Tetua Rag semu terkejut melihat apa yang ada di tangannya, Raran berpikir kalau Tetua Rag menculik bayi dari benua Dasar dan membawanya pergi."Kamu berani menculik bayi dari benua dasar, apa kamu tidak takut tidak bisa kembali ke dunia bebas," ucap Raran."Diamlah, bukan aku yang seharusnya menjelaskan, kita minta saja Saga menjelaskan," sahut T
Semua anak-anak menatap Saga yang baru datang, mereka menebak-nebak apa orang itu yang mereka tunggu kedatangannya.Dari tatapan anak-anak Saga bisa melihat mereka semua yang sudah tidak sabar ingin kembali pulang, Saga. berjalan ke depan ratusan anak-anak di depannya dan membaca ingatan masing-masing dengan cepat.Hanya membutuhkan waktu beberapa menit Saga sudah bisa melihat dari mana mereka semua berasal, Saga membagi mereka semua berdasarkan tempat yang akan mereka tuju agar lebih cepat kembali pulang."Mereka dari benua dasar, mereka dari benua Alstar, mereka dari benua bahga, mereka dari benua cnaya, mereka dari benua paga, mereka dari benua satuan," ucap Saga sambil menunjuk anak-anak yang sudah dipisahkan.Tetua Zum dan Tetua Rag yang sudah selesai memulihkan diri menghampiri Saga, mereka juga ingin mengambil bagian untuk mengantar anak-anak kembali pulang."Baiklah, kita berenam sama-sama mengambil satu bagian mengantarkan mereka pulang, aku akan mengantar anak-anak benua Als
Pusaran api sama sekali tidak bisa melukai Saga yang dilindungi jubah emasnya, Yai yang tidak ingin menyerah terus mengeluarkan semua kekuatannya untuk menyerang Saga tanpa henti.Setelah menyerang cukup lama Yai terdiam sejenak, Yai berpikir keras bagaimana caranya agar Saga terlepas dari jubah emasnya dan dirinya bisa langsung membunuhnya.Sesuatu tiba-tiba terlintas di pikiran Yai, jubah emas adalah jubah pertahanan bagaimanapun caranya dirinya harus bisa membuat Saga melepaskan jubah emas itu."Hahahahaha," Yai tertawa sangat keras sambil menatap Saga yang berada di tengah pusaran apinya.Indera pendengaran Saga yang sangat tajam bisa mendengar jelas Yai yang sedang tertawa walau suara pusaran yang terus mengelilinginya terdengar sangat keras, Saga tidak mengerti kenapa Yai tiba-tiba tertawa setelah gagal menyerangnya berulangkali."Aku lupa memberitahu sesuatu," ucap Yai yang langsung menghentikan pusaran apinya."Apa kamu tidak penasaran di mana Naga mu saat ini dan bagaimana ke
Melihat Qu Wi memeluknya Saga hanya diam, Saga memang tidak tau apa yang sudah terjadi padanya tadi tapi setelah membaca pikiran Qu Wi Ash tiba-tiba tersenyum penuh syukur.Saga sendiri tidak percaya kalau dirinya menghadapi semua itu, terbang ke atas berulang kali dengan ekspresi wajah kesakitan, serta Halilintar yang menyambarnya tanpa henti membuat Saga tidak heran Qu Wi mengkhawatirkannya."Saat ini aku sudah baik-baik saja, kamu bisa kembali tunggu aku di sana," ucap Saga."Tidak bisakah aku di sini untuk membantumu," sahut Qu Wi."Tidak, karena ini pertarungan hidup dan mati jika kamu ikut itu akan membahayakan nyawamu," ucap Saga."Baiklah, aku akan mempercayakan semua padamu, segeralah kembali kami menunggumu," sahut Qu Wi.Saga hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap Qu Wi yang baru saja menghilang, sudut mata Saga tiba-tiba melirik ke arah Yai yang baru saja tiba dan saat ini berada tidak jauh darinya."Hahahaha, akhirnya kita bertemu lagi, sangat disayangkan aku harus
Qu Wi yang membawa Saga menghilang berpindah di suatu tempat, Qu Wi bergegas menurunkan Saga yang saat ini terluka sangat parah, tepat setelah Di turunkan Saga menatap tajam ke arah Qu Wi."Kenapa? Kenapa kamu membawaku pergi!" Teriak Saga."Jadi kamu mau tetap di sana dan mati di tangan wanita itu?" Tanya Qu Wi."Itu bukan urusanmu jika aku mati, setidaknya aku mati setelah bertarung sampai akhir," ucap Saga."Tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi jika kamu mati bagaimana nasib muridmu, bagaimana cara ku dan yang lain menjelaskannya belum lagi jika kamu mati siapa yang akan membunuh wanita itu," sahut Qu Wi."Memangnya setelah kamu membawaku pergi apa yang bisa di dapat, kenyataannya aku tetap tidak akan bisa menang darinya karena dia lebih kuat dariku," ucap Saga."Saga yang aku kenal tidak akan mudah menyerah, aku mau kamu tetap seperti itu ingat masih ada cara untuk mu juga menjadi sekuat dia bahkan melebihinya," sahut Qu Wi."Jika kamu ingin aku berkultivasi ganda dengan Y
Treeeeng, treeeeeeng, treeeeeeeng.Suara adu pedang terdengar sangat keras setelah Saga dan Yai sama-sama menerbangkan pedangnya. Saga langsung menghilang berpindah ke belakang Yai melayangkan pukulan kekuatan Naga di kedua tangannya.Bruuuuuuuuuuaaaaaaak.Pukulan keras Saga berhasil membuat Luai terlempar, walau berhasil mengenai Yai pukulan Saga hanya membuatnya terluka sedikit tidak parah."Ayolah, apa hanya ini yang kamu miliki," ucap Yai sambil mengusap darah di sudut bibirnya.Tak menjawab ucapan Yai Saga kembali menghilang, Saga memukul berulang-ulang mencoba membuat pertahanan Yai melemah.Serangan yang sama tak berhasil membuat Yai terluka dua kali, Yai memasang beberapa pelindung agar serangan Saga tidak bisa mengenainya.Bruuuuuuuuuuuuaaaaaak.Yai mengambil kesempatan menyerang balik Saga yang hanya fokus menyerangnya, satu serangannya berhasil membuat Saga terlempar sama seperti dirinya sebelumnya.Saga bangkit berdiri bersiap menyerang Yai kembali, tapi kali ini Saga memu