Hendrik membawa barang barang itu dengan menahan sakit dan perih, tapi dia tidak dapat menggunakan kekuatannya sebagai titisan Jendral, karena dia takut bisa dideteksi oleh Margareta, jadi kali ini dia harus merasakan sakit yang luar biasa pada kedua tangannya. Dan sakit di punggungnya.
Hendrik, Matius , Kevin dan Kaivan dalam satu mobil yang disetir oleh Matius.
Hendrik duduk dibelakang dan di samping Kevin.
“Bagaimana? Enak jadi orang biasa yang tidak memiliki kekuatan? Masih mau terusin permainan kamu? Bisik Kevin sambil tersenyum ketus.
Hendrik hanya dapat melihatnya dan tidak berkata apapun, tapi setelah mereka agak jauh dari mobil Margareta, Hendrik menyalurkan kekuatannya untuk menghilangkan rasa sakit di seluruh badannya dan sambil tersenyum menggoda Ke
Apa yang akan dialami hendrik lagi? "Baiklah, Kevin bawa mereka ke ruang hukuman dan kamu Matius kumpulkan ke enam puluh budak, biar mereka melihat hukuman yang akan diterima Hendrik." Perintah Margareta kepada Kevin dan Matius. "Ya, nyonya besar." kata Kevin. "Ya, nyonya besar." kata Matius. Kevin dan Matius secepatnya mengajak Hendrik dan Kaivan menaruh barang belanjaan dan Kevin mengajak Hendrik dan Kaivan ke kamar hukuman sedangkan Matius memanggil pengawal untuk membantunya memanggil para budak yang masih tersebar di dalam kastil untuk bekerja di bagian mereka masing masing. Para budak dipekerjakan sebagai pelayan kasar, ada yang jadi tukang kebun, ada yang jadi tukang bersih bersih dan mereka terseba
Hendrik menarik nafas, menunggu mereka semua meninggalkan kamar hukuman dan setelah dia merasa sudah tidak ada aura sihir Margareta, Hendrik menggunakan energi sekitar membersihkan sihir pada dirinya dan untuk menghilangkan sakit yang dideritanya sekarang. Setelah menyembuhkan dirinya sendiri Hendrik berusaha tidur dan dia sadar lukanya di badannya paling cepat sembuhnya sekitar tujuh atau delapan hari dan jika dia harus dihukum lagi luka ini sepuluh hari juga tidak akan sembuh terutama luka di telapak tangannya. Hendrik terbangun ketika merasakan mukanya sangat panas dan dia sadar margareta telah menggunakan air hangat yang menyengat untuk disiram ke mukanya dan itu pasti akan membuat muka itu bengkak tapi tidak sampai melepuh, karena Hendrik telah menggunakan sihir tingkat tinggi , sihir diatas Margareta sehingga Margareta tidak menyadarinya, untuk melindun
Bersediakah Hendrik menerima hukumannya atau dia akan mengakhiri sandiwara dia? Mengakhiri sandiwara ini, hmmm, itu bukan kamus Hendrik, justru dia ingin melihat sampai dimana kekejaman keluarga Kastara ini. Matius mengajak Hendrik ke belakang kastil ini dan terlihatlah hamparan rumput yang setinggi pinggang manusia dewasa. “Kapan lapangan rumput ini ada disini.” Tanya Hendrik. "Tanah ini telah milik Kastil ini setelah orang tua Hendrik meninggal, Kastara mengusir pemilik kastil sebelah dan ini merupakan salah satu aset keluarga Kastara di luar kastil Snowander." Matius menjelaskan. “Lalu pemiliknya mana?” Tanya Hendrik. “Pemiliknya telah meninggal dan anaknya merupakan sala
Apakah yang dilihat Hendrik? Ruangan budak hanyalah ruangan yang kosong, tanpa alas apapun dan para budak tidur berjejer tanpa ada ruang kosong , mereka saling bersentuhan tidur dengan telentang berjejer dua puluh orang dan ke depan susun tiga , jadi pas enam puluh orang dan di depan pintu ada tiga bakul yang berisi ubi rebus, mereka tiap orang mengambil satu butir dan langsung ke tempat masing masing istirahat sambil menahan lapar. Tiap sudut ada kamar kecil yang ada kran untuk mengalir air tawar bersih, jika mereka masih lapar, mereka mengisi perutnya dengan air tawar. Bagi yang luka, lukanya dibiarkan keluar darah dan ada yang sudah bernanah tapi tetap tidak diobati sebelum mereka pingsan dan dapat dibayangkan rasa sakit itu. Hendrik diam diam berbalik menuju ke k
Apa yang ditunggu oleh Hendrik? Ya, Hendrik sedang menunggu kesempatan untuk melaksanakan rencananya dan dia sedang memperhatikan sekitarnya. Menjelang pagi, para budak kembali dikumpulkan di pekarangan depan untuk dibagikan tugas yang harus mereka lakukan hari ini. Dan Hendrik disuruh membersihkan kolam air panas yang ada di sisi timur dari kastil ini. Matius mengajak Hendrik ke kolam itu. Terlihatlah kolam yang penuh lumut dan sampah itu, airnya pun berwarna kehijauan. “Itu di kamar kecil itu ada alat alat untuk membersihkan kolam ini, kamu dikasih waktu tiga hari untuk membersihkan kolam ini, tidak perlu balik ke kamarmu, jika kolam ini belum bersih” Kata Matius menjelask
Rahasia apakah di balik batu itu? Malam pertama, Hendrik tidur di luar di samping kamar kecil itu, kamar kecil itu terlalu kecil untuk Hendrik tidur di dalamnya, jadi dia tidur di depan kamar itu, untung tudung di depan kamar itu agak lebar, sehingga hujan juga tidak dapat membasahi badan. Hari ini Hendrik tetap belum diberi izin untuk memakai baju, jadi Hendrik masih memakai celana pendek yang telah basah terkena air kolam. Menjelang tengah malam, ketika Hendrik baru mau memejamkan matanya, sayup sayup dia mendengar bunyi sesuatu dari samping kolam. Hendrik bangun dan memeriksanya. Didapatilah dibawah batu besar itu sayup sayup ada suara memanggil dirinya dan juga terlihat cahaya yang warna warni seperti pelangi.
Cairan apalagi yang diberikan Margareta? Hendrik masih berada di tengah kolam membersihkan kolam dan Kevin datang memanggilnya untuk menerima titipan Margareta. Hendrik berjalan ketepi, tapi tidak naik, masih di dalam kolam dan menerima cairan ungu itu dan meminumnya , begitu juga dengan kue dadar itu dimakan habis oleh Hendrik dan dia berjalan pergi lagi menuju sampah sampah yang berserakan. “Hendrik, kenapa saya lihat kamu sangat santai, diam saja menerima hukuman yang tidak semestinya.” Kata Kevin tidak senang. “Anggap saja main dan latihan untuk memperkuat diri saya.” Balas Hendrik santai sambil melihat dan memantau Kevin .Apakah dia dititipi sihir pemantau oleh Margareta. Dan ternyata tidak.
“Nyonya Margareta menyuruh saya memantau kamu, apakah setelah tiga jam kamu akan kesakitan akibat racun sihir yang dia berikan, Tahukah kamu tadi dia datang kemari melihat kamu, dan dia melihat kamu tidak menunjukkan kesakitan padahal telah tiga jam berlalu.” Kata Kevin. Kevin menjaga Hendrik dan memantaunya sampai tiga jam terlewati dan Hendrik benar, tidak terlihat sakit, melihat itu Kevin secepatnya memberitahu Margaretha, sayang Margareta sedang di kamar meditasi dan tidak bisa menerima laporan. Matius juga sedang menunggu Kastara dan kedua anaknya untuk memberitahukan mereka untuk jangan mengganggu Margareta. Hendrik di kolam sedang memantau keadaan kolam ini dengan tenaga immortalnya, dia juga mencari tahu kenapa sihir Margareta tidak dapat menguasai kolam ini?
Selesai sarapan, Hendrik kedatangan tamu yang tidak diundang yang menunggunya di depan gerbang sambil menjerit jerit. “Hendrik, menantu kurang ajar keluar kamu.” kata Merry Layran sambil menjerit dengan nada yang tinggi. Hendrik keluar ditemani dengan kakek dan nenek Layran. “Mau apa, kamu kemari, Merry?” Tanya Nenek Layran. “Saya mau Hendrik mengeluarkan Stefanus dan Samuel, kasihan Stefanus menderita di penjara, padahal dia sudah berumur.” Kata Merry Layran menghiba pada ibunya. “Ketika kalian melakukan sesuatu pada Maureen, apakah kalian kasihan padanya?” Tanya Kakek Layran dengan emosi. “Biarkan saja dia disana dulu, biar merasakan penderitaan dan menyesal telah membunuh
Hendrik mengajak kedua anak itu dan Mumu di pundaknya untuk ke depan hutan yang dilindungi oleh makhluk gaib yang baik. Di pinggir hutan, Hendrik memegang tongkat Muku dan tiba tiba tongkat itu terlepas dari tangan Hendrik dan melayang ke atas dan menghilang. Dan kemudian tidak lama kemudian datanglah makhluk aneh yang menyeramkan setinggi tiga meter dengan jalan membungkuk dengan kedua tangan yang panjangnya dua meter menyentuh tanah dan dengan kuku yang tajam, muka yang menyeramkan seperti makhluk jahat yang ada di film dan sangat mengerikan dengan otot seluruh badannya bengkak dan mengerikan. Berjalan menghampiri Hendrik dan memukulnya dengan kedua tangan panjang yang menyeramkan. Hendrik menghindar dari pukulan itu dan dia membalas serangan dengan pukulan pukulan
Kita tinggalkan Stefanus dan Samuel dulu ya. Mari kita lihat keadaan Hendrik di istana yang penuh dengan lingkungan tenaga alam ini. Setelah tinggal di istana ini, Hendrik merasa aman dan dia membiarkan kedua anak kembarnya dirawat oleh dokter Elina dan keempat perawat dan selama seminggu dalam pemulihan kedua anak kembarnya, Hendrik tidak melihat mereka . Dan Karena Elisa juga habis melahirkan jadi perawatan Elisa diserahkan ke Amanda dan selama waktu itu Hendrik tinggal di kamarnya sendiri sambil memantau bisnis dan perkumpulan jaringan Hitam Bawah tanah dan dia mengunci dirinya di kamarnya dengan pesan kepada mereka para pengawal dan kepala pelayannya… Jangan mengganggunya, jika dia telah selesai dia akan keluar sendiri dari kamarnya.
Bagaimana kabar Stefanus dan Samuel ya? Stefanus dan Samuel disidangkan terpisah, tapi mereka masing masing menjadi saksi untuk yang lain dan seperti yang kita duga, mereka pasti selalu menyalahkan lawan mereka dan mengatakan itu semua rencana lawannya. Mari kita lihat persidangan Stefanus dahulu. Saksi dipanggil dan ternyata mereka memanggil Samuel sebagai saksi. “Kamu telah disumpah dan akan memberikan kesaksian yang benar.” Kata Jaksa penuntut. “Saya hanya menanyakan satu pertanyaan, siapakah otak perencana ini? Sehingga menyebabkan nyonya Maureen Layran meninggal dan semua kegiatan yang kalian lakukan.” Tanya Jaksa Sambil menunjuk ayahnya , Samuel berkata dengan te
Dengan takjub Hendrik melihat kedua anak kembarnya, anak yang terlahir prematur tapi memiliki kondisi anak cukup bulan dan menurut pandangan Hendrik, setelah seminggu di istananya kedua anak itu akan meninggalkan inkubatornya. Anak yang dilindungi oleh kekuatan energi alam yang merupakan keturunan murni kekuatan gaib putih yang akan selalu melindungi mereka dari bahaya yang mengancamnya. Sepasang anak, laki dan perempuan yang akan saling melindungi, pantas Stefanus dan kelompoknya tidak dapat mencelakakan mereka, ya mereka dapat melindungi diri mereka sampai umur mereka tujuh tahun. “Hendrik, kamu belum menamakan ketiga anakmu.” Kata Kakek Baskoro, ketika mereka sampai di istana. “Kakek saja yang beri mereka nama.” Kata Hendrik untuk menghormati kakeknya.
Saat kaki Hendrik menapak kakinya di pintu utama rumah sakit, Hendrik menggunakan energinya, dengan menyelaraskan energi dirinya dengan alam, Hendrik mengusir kesedihannya dan membuat hatinya gembira dengan kelahiran ketiga anaknya. Dengan muka ceria , Hendrik mendatangi kamar Elisa. "Hai, apa kabar semuanya?" Sapa Hendrik dengan nada riang. Mereka semua memalingkan kepala untuk melihat Hendrik dan mereka tahu Hendrik dengan diam menyembunyikan kesedihannya. Terlihatlah Elisa sedang sarapan dengan kedua orang tuanya dan ada juga Kakek dan nenek Layran dan Elina Smith. “Hendrik, kemarilah , kenalkan dia adalah bibi kamu, adik perempuan ibu kandung kamu, juga ibu angkat Maureen dan dia adalah seorang dokter anak.” Ka
Hendrik mengatur para pengawalnya untuk melindungi Elisa dan anak anak Maureen dan juga orang tua dan kakek dan nenek Maureen, ibu Maureen dan kakak iparnya dilarang mendekati anak Kembar Maureen. Hendrik berencana mengurus acara kematian Maureen dahulu, baru kemudian menemani Elisa.Orang tua Elisa, Hendrik menyuruh mereka menemani Elisa dan anaknya dan kakek dan nenek Maureen di minta tolong untuk memantau cucucnya. “Elisa, Maureen telah meninggalkan kita, saya harap pengertian kamu, selama beberapa hari saya tidak dapat menemani kamu, saya mau mengurus pemakaman Maureen dahulu, setelah itu, baru saya menemani kamu, apakah kamu keberatan?” Tanya Hendrik mengharapkan pengertian Elisa. “Pergilah, saya ada ayah dan ibu menemani.” Kata
POV MAUREEN Saya sangat senang dengan dokter baru ini, sangat ganteng dan baik hati, dia selalu membuat saya bisa manja dengan nya. Saya tidak tahu kenapa? Tapi saya merasa dia seperti ayah saya, apa karena saya kekurangan kasih sayang dari ayah saya? Jadi saya mengharapkan cinta kasih dari orang lain. Selama sebulan saya mendapat perawatan dari dokter ini dan saya sangat senang, dia sangat telaten dan dengan teliti memeriksa kandungan saya. Setiap memeriksa kandungan, saya bersamaan waktunya dengan kakak Elisa, kakak Elisa memakai dokter lain , dia ingin dokter wanita, jadi dia menolak ketika direkomendasikan dokter kepala atau direktur rumah sakit ini. Untuk tidak mengecewakan dokter kepala, saya bers
POV DEMON Pulang ke negara leluhur bertemu dengan saudara sepupu saya, adalah hal yang menggembirakan. Tapi setelah bertemu dengan anak sepupu saya, luka lama karena kematian ibu dan adik saya terbuka kembali. Setiap melihat muka dan penampilannya yang seperti ibu saya, dendam saya sama gadis itu, kenapa dia hidup? Sedangkan ibu saya meninggal , jadi kemarahan saya saya lampiaskan kepada dia. Sayang ketika saya bertemu dengannya, kandungannya belum bisa dipacu untuk melahirkan paksa, jadi saya harus bersabar untuk menunggu kehamilannya untuk bisa dipaksa melahirkan, hal itu adalah biasa saya lakukan dan selalu terbebas dari hukum, ya, karena tiada bukti yang menguatkan Dengan senyuman yang menyakinkan saya selalu m