Beranda / CEO / Pemuas Nafsu Sang CEO / Bab 13 Noda Merah

Share

Bab 13 Noda Merah

Penulis: Lia Safitri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Jangan menahannya, Vira! Aku ingin mendengarnya," ucap Nathan.

"Mendesahlah Vira! Aku tahu kau menikmatinya," ucap Nathan lagi dengan nafas memburu.

Vira tidak menjawab, tubuhnya seakan sudah pasrah dibuatnya. Dia membiarkan lelaki itu menyentuh bagian manapun yang ia sukai. Vira hanya bisa berharap waktu segera berlalu dan pagi akan segera tiba.

"Maafkan aku, ibu!" lirih Vira dengan air mata yang mulai menetes.

Malam ini akhirnya Vira benar-benar melepaskan kehormatannya sebagai seorang wanita di atas ranjang milik Nathan.

Di dalam hati Vira menangis, seketika dirinya teringat pada Ningrum yang pasti akan kecewa andai mengetahui semua ini.

"Maafkan aku ibu!"

***

Sinar matahari pagi mulai menyeruak masuk melalui celah-celah jendela kamar apartemen dan membuat tidur Nathan merasa terusik.

Nathan membuka matanya dan dia hendak bangkit dari tempat tidurnya. Namun, pergerakannya terhenti ketika ia merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya.

Dia baru menyadari bahwa Vira bera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 14 Hutang Piutang

    Vira dan Ningrum terhenyak, Ningrum benar-benar merasa marah atas sikap lancang lelaki tua itu."Singkirkan tangan kotormu dari putriku!" sentak Ningrum."Jangan berani-berani kau menyentuhnya atau kau akan menyesal nantinya!" ucap Ningrum lagi merasa geram.Handoko tertawa."Bagaimana Vira? Apa kau bersedia? Jika kamu mau menjadi istriku, akan aku pastikan kamu hidup dalam kemewahan," ucap Handoko."Cih!" Vira berdecih."Maaf pak, lebih baik aku menjadi gelandangan dari pada aku harus menjadi istri dari lelaki tua bangka sepertimu," ucap Vira menolak."Begitu ya? Tapi bagaimana jika aku tetap memaksa untuk menikahimu?" tanya Handoko sambil tersenyum miring."Sekarang juga kau harus ikut denganku!" Handoko langsung mencengkeram dan menarik paksa tangan Vira."Tidak! Tolong hentikan Pak Han, jangan bawa putriku!" teriak Ningrum."Lepaskan! Lepaskan aku, pak!" teriak Vira mencoba berontak namun sia-sia karena tenaganya jelas tidak sebanding dengan tenaga lelaki itu."Hari ini juga kau h

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 15 Lelaki Sampah

    "Sssshhh!" Tiba-tiba Nathan meringis saat Vira menempelkan sapu tangan itu di wajahnya."Tahan sedikit ya, ini pasti sakit," ucap Vira."Tidak, aku hanya sedikit kaget saja," sangkal Nathan.Vira tersenyum lalu mengangguk mencoba mempercayai saja ucapan lelaki itu."Pak, apa yang anda lakukan disini?" tanya Vira."Aku kemari hanya untuk mengantarkan ponselmu yang tertinggal di apartemenku," sahut Nathan."Benarkah?" tanya Vira yang sama sekali tidak tahu jika ponselnya tertinggal.Nathan merogoh saku jasnya lalu menyerahkan ponsel milik Vira."Terimakasih pak, aku bahkan tidak tahu kalau ponselku tertinggal," ucap Vira."Tapi seharusnya anda tidak perlu repot-repot pak, anda bisa memberikannya kepadaku saat di kantor tanpa harus datang kemari.""Tidak apa-apa, lagi pula aku memang ada urusan di sekitar sini. Dan aku harus mengembalikan ponselmu karena kau tahu? Jika sewaktu-waktu aku bisa saja menginginkanmu lagi," ucap Nathan.Vira mendelik sambil menelan salivanya secara kasar.Uhuk

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 16 Asisten Pribadi

    Dalam perjalanannya, Nathan terlihat sedang memikirkan sesuatu. Dia kembali teringat dengan kondisi rumah Vira, Nathan merasa miris jika melihatnya. Nathan kemudian merogoh saku untuk mengambil ponselnya, ia pun terlihat sedang menghubungi seseorang."Halo," ucap Nathan kepada seseorang yang ada diseberang telepon."Tolong carikan sebuah rumah untukku!"Setelah kepergian Nathan, Vira kembali masuk ke dalam rumahnya."Bu, waktunya minum obat," ucap Vira kepada Ningrum yang saat ini sedang berbaring diatas tempat tidurnya."Apa Nak Nathan sudah pulang?" tanya Ningrum dan Vira pun mengangguk."Iya Bu, Pak Nathan baru saja pergi, dia juga menitipkan salam untuk ibu. Katanya terimakasih untuk kopi dan kuenya, dia juga mengatakan bahwa dia menyukai kue buatan ibu," ucap Vira pada Ningrum."Sepertinya Nak Nathan itu lelaki yang baik, dia sangat berbeda dengan orang-orang kaya yang lainnya," ucap Ningrum sambil tersenyum.Vira menghela nafasnya panjang."Entahlah bu," sahut Vira. Dia sendiri

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 17 Seekor Singa Lapar

    "Pindah? Tapi kenapa pak? Kenapa kami harus pindah? Lagi pula kami harus pindah kemana? Rumah kontrakan itu satu-satunya tempat tinggal yang bisa kami sewa dengan murah, jadi bagaimana mungkin kami meninggalkan kontrakan itu," ucap Vira."Vira, bukankah rumah itu terlalu kecil untuk kalian tinggali? Aku juga tidak mau jika lelaki yang kemarin itu datang dan mengganggu kalian lagi. Jadi aku sarankan supaya kalian pindah saja dari sana, soal kemana kalian akan pindah kamu tidak perlu khawatir karena aku sudah menyiapkan rumah untuk ibu dan adikmu," ucap Nathan.Vira sontak merasa kaget, rumah? Untuk kami?"Terimakasih sebelumnya karena anda begitu perduli. Tapi pak, anda tidak perlu repot-repot sampai harus membelikan rumah untuk kami. Aku takut aku tidak akan bisa membayar semuanya, pak.""Vira, kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak akan menghitung rumah ini ke dalam hutangmu padaku. Anggap saja ini sebagai bonus karena selama ini kamu sudah bekerja dengan sangat baik di perusahaan ini.

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 18 Ruang Rahasia

    Ceklek!Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan sebuah ruangan gelap yang ada didalam sana. Nathan pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam lalu menekan saklar lampu ruangan itu."Masuklah!" titah Nathan.Kemudian Vira melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana, dirinya tertegun menatap ke sekeliling ruangan yang bernuansa putih tersebut. Dimana di dalam ruangan itu terdapat sebuah ranjang berukuran king size dan beberapa rak yang dipenuhi dengan buku-buku yang tersusun rapi di dalamnya."Sejak kapan ruangan ini ada disini, Pak?" tanya Vira."Sejak awal ruangan ini sudah ada disini, hanya saja kau tidak mengetahuinya. Ini adalah ruangan pribadiku, tidak ada siapapun yang mengetahui tentang keberadaan ruangan ini," sahut Nathan."Seharusnya kamu senang karena kamu adalah orang pertama yang aku bawa masuk kemari," lanjut Nathan lagi.Vira terdiam. Entahlah, Vira tidak tahu apa itu adalah hal yang patut ia syukuri atau tidak, apa ia harus senang hanya karena hal itu?Sedangkan Vira sendiri

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 19 Kuncir Kuda

    Vira sungguh tidak ingin merusak suasana hati lelaki itu dan membuatnya marah. Sesuai janjinya, Vira sudah keluar dengan penampilannya yang sudah terlihat rapi dalam waktu sepuluh menit.Nathan tersenyum melihat Vira yang tampak cantik dan segar meski tanpa polesan make up di wajahnya, membuat pria manapun langsung jatuh hati ketika melihatnya pada pandangan pertama saja.Rambutnya yang dikuncir kuda membuat kecantikannya semakin memancar, bahkan Nathan sampai terpana melihat kecantikan Vira."Pak?" ucap Vira membuat Nathan tersadar dari lamunannya."Ah.. iya, ada apa?" tanya Nathan mendadak gelagapan."Kenapa anda melihatku seperti itu? Apa ada yang salah dari diriku?" tanya Vira."Oh, tidak ada. Hanya saja..." Nathan langsung berdiri dan berjalan menghampiri Vira.Nathan menatap Vira dari ujung kepala hingga ujung kakinya sambil berjalan mengitari tubuh Vira. Hal tersebut sontak membuat Vira merasa gugup, apalagi saat Nathan berdiri tepat dihadapannya sambil menatap wajahnya."A-ada

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 20 Rencana Pindah

    Vira kemudian masuk ke dalam rumahnya setelah mobil Nathan menghilang dari pandangannya."Assalamualaikum," ucap Vira begitu ia masuk ke dalam rumahnya.Ningrum melirik jam dinding di ruang tamu kontrakannya, jam 20.50. Hampir jam sembilan malam dan Vira baru saja kembali."Walaikumsalam, kamu baru pulang nak?" tanya Ningrum yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama Panji."Tumben jam segini kamu baru pulang, Ra? Biasanya kan kamu pulang jam delapan, ini udah lewat hampir satu jam lho," ucap Ningrum yang sejak tadi mengkhawatirkan putrinya."Iya Bu, maaf sudah buat ibu khawatir dan nunggu lama. Hari ini Vira banyak pekerjaan di kantor, jadi mau tidak mau Vira harus menyelesaikannya terlebih dahulu," jawab Vira yang kini turut duduk di kursi sambil menyandarkan tubuhnya yang terasa begitu lelah."Oh begitu, apa kamu sudah memberikan kue buatan ibu tadi buat Pak Nathan, Ra?" tanya Ningrum lagi."Sudah, Bu.""Apa dia menyukainya?"Vira mengangguk, "Iya Bu, sepertinya dia juga sangat

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 21 Bagaikan Langit dan Bumi

    Keesokan paginya.Tin! Tin!Terdengar suara klakson mobil yang berbunyi tepat di depan kontrakan Vira. Dan sepertinya Vira tahu siapa pemilik suara klakson tersebut, siapa lagi kalau bukan Nathan, atasannya.Vira tidak menyangka bahwa Nathan benar-benar akan menjemput mereka dan akan mengantarkan ke tempat tinggal mereka yang baru.Untung saja Vira, Ningrum dan Panji sudah selesai berkemas karena barang-barang mereka pun tidak banyak sehingga tidak perlu waktu lama bagi mereka untuk berkemas.Drrrttt! Ting! Ponsel Vira berdering, ia pun membuka ponselnya lalu membaca sebuah pesan yang masuk.(Apa kau sudah selesai? Jika sudah, maka cepatlah keluar!) tanya Nathan lewat pesan chat.(Iya Pak Nathan, kami sudah selesai aku akan segera keluar)"Bu! Panji! Apa kalian sudah selesai?" tanya Vira sedikit berteriak."Iya kak, aku sudah selesai," sahut Panji sambil menghampiri Vira. Sesaat kemudian Ningrum pun datang."Bu, Panji, ayo kita berangkat! Pak Nathan sudah menunggu kita di luar," uca

Bab terbaru

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 26 Pelampiasan Amarah

    Sarah dan Danu pun merasa gusar karena mereka yakin Bram pasti akan memilih Nathan sebagai penerusnya, karena Nathan merupakan anak kandungnya."Oh, benarkah?" tanya Nathan sambil mengernyitkan dahinya."Oh iya Nathan, bagaimana hubunganmu dengan Kayla sekarang?" tanya Bram setelah mereka selesai makan malam."Apa maksud Papa?" tanya Nathan sambil menautkan kedua alisnya."Bukankah kamu dan Kayla sedang menjalin hubungan?""Pa, sudah berapa kali aku katakan kalau aku dan Kayla itu tidak memiliki hubungan apa-apa, kami cuma berteman biasa, Pa!" sahut Nathan dengan nada suara penuh penekanan."Apa maksud kamu hanya berteman? Bukankah sudah sangat jelas jika Kayla itu sangat mencintai kamu?" "Aku tidak perduli dia mencintaiku atau tidak, yang pasti aku tidak mencintainya. Aku tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya!" ucap Nathan."Nathan, Papa dan kedua orang tua Kayla sudah sepakat akan melangsungkan pertunangan kalian saat Kayla kembali dari Singapura," ucap Nathan.Sontak hal itu

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 25 Sandiwara Ibu Tiri

    Di tengah perjalanan, Nathan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi membelah jalanan di malam yang sudah mulai larut. Kata-kata Vira terngiang-ngiang di telinganya, beriringan dengan kenangan pahit dimasa lalunya."Cinta?" gumam Nathan sambil mendengus kesal. "Omong kosong!" Senyum getir pun terbit di bibirnya.Tin! Tin!Nathan membunyikan klakson mobilnya beberapa kali di depan sebuah rumah dengan pagar besi yang menjulang tinggi.Seorang satpam bergegas membukakan pintu pagar itu untuk Nathan. Ia pun langsung mengemudikan mobilnya masuk ke halaman rumah yang terlihat sangat besar itu.Nathan menarik nafasnya dalam-dalam, sebelum kemudian ia menghembuskannya secara kasar, karena sebentar lagi ia merasa tidak akan bisa menghirup udara segar saat dia sudah mulai masuk ke dalam rumah itu bertemu dengan papanya.Rumah besar yang Nathan datangi itu merupakan rumah Bramantyo, ayah kandungnya yang otomatis rumah itu juga rumah Nathan. Namun Nathan merasa enggan untuk ting

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 24 Persepsi Nathan

    Diiringi tetesan air sebagai latar suara, Nathan menatap wajah Vira yang berada tepat di depannya. Lekat dan intens, seakan-akan berusaha menyelami dua manik hitam itu yang di momen ini enggan memancarkan binar. Kemudian Nathan kembali mencium bibir Vira hingga bibir keduanya kini saling bertautan.Mata Vira terpejam, kedua tangannya kini melingkar di leher Nathan yang kokoh. Sementara tangan Nathan mulai bergerilya meraba punggung Vira yang masih terhalang bajunya yang basah.Salah satu tangan Nathan pun mulai membuka satu persatu kancing baju Vira, menyisakan bra berenda hitam yang membalut dua buah gundukan lembut milik Vira. Namun, Nathan tidak membiarkan benda itu berlama-lama menutupi kedua gundukan bukit yang indah tersebut. Dalam hitungan detik, tangan Nathan pun melepas pengait bra diselingi dengan kecupan hangat di bahu Vira, dan kini dadanya sudah benar-benar terekspos sepenuhnya.Nathan kini beralih menciumi ceruk leher Vira, menyesapnya meninggalkan beberapa jejak kepem

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 23 Perkara Handuk

    "Bagaimana? Sudah aku bilang ibumu pasti akan mengizinkannya," ucap Nathan tersenyum penuh kemenangan."Iya pak, sepertinya anda sangat ahli dalam mengambil hati seseorang.""Emm, lebih tepatnya sangat pandai memanfaatkan situasi," imbuh Vira sambil mengalihkan pandangannya ke luar jendela."Hahaha... Kenapa Vira? Sepertinya kau sangat kesal padaku? Apa kamu tidak senang karena aku memintamu untuk tinggal di apartemenku?" tanya Nathan."Meski aku tidak senang, apa anda peduli? Tidak kan?" tanya Vira."Vira, kamu lupa? Selama tiga bulan kedepan kamu adalah milikku, jadi suka ataupun tidak, aku tidak peduli. Yang aku tahu selama kontrak perjanjian kita masih ada, kau harus menuruti semua yang aku ucapkan dan yang aku inginkan. Tapi baru beberapa hari saja, kau sudah merasa keberatan," ucap Nathan.Vira langsung terdiam, apa pun yang terjadi, dia harus siap dengan segala konsekuensinya ketika ia memutuskan untuk menerima tawaran Nathan. Tapi apa soal tempat tinggal dia juga harus menurut

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 22 Izin Ningrum

    "Kak Nathan, apa kakak sudah memiliki seorang kekasih?" tanya Panji lagi.Sontak Vira langsung menoleh sambil mendelik menatap Panji."Panji, bisa tidak kau diam saja? Untuk apa kau menanyakan Pak Nathan sudah memiliki kekasih atau belum?" cecar Vira."Pak Nathan, maaf ya dia itu memang suka asal bicara. Dia selalu mengeluarkan apapun yang ada di kepalanya tanpa dipikir terlebih dahulu," ucap Vira pada Nathan."Apaan sih kak? Aku kan cuma tanya, masa nggak boleh?" tanya Panji."Ya boleh, tapi jangan menanyakan sesuatu yang menyangkut privasi orang lain! Karena bisa saja kamu membuat orang itu merasa tidak nyaman," ucap Vira.Nathan tersenyum, "Tidak apa-apa Vira, santai saja. Lagi pula itu hanya pertanyaan biasa saja.""Tuh denger kak, Kak Nathan aja nggak masalah," ucap Panji sambil tersenyum mengejek."Jadi, apa kakak sudah punya pacar?" Panji mengulang pertanyaannya.Vira hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar adiknya itu yang terus saja berbicara."Tidak Panji, saat ini ak

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 21 Bagaikan Langit dan Bumi

    Keesokan paginya.Tin! Tin!Terdengar suara klakson mobil yang berbunyi tepat di depan kontrakan Vira. Dan sepertinya Vira tahu siapa pemilik suara klakson tersebut, siapa lagi kalau bukan Nathan, atasannya.Vira tidak menyangka bahwa Nathan benar-benar akan menjemput mereka dan akan mengantarkan ke tempat tinggal mereka yang baru.Untung saja Vira, Ningrum dan Panji sudah selesai berkemas karena barang-barang mereka pun tidak banyak sehingga tidak perlu waktu lama bagi mereka untuk berkemas.Drrrttt! Ting! Ponsel Vira berdering, ia pun membuka ponselnya lalu membaca sebuah pesan yang masuk.(Apa kau sudah selesai? Jika sudah, maka cepatlah keluar!) tanya Nathan lewat pesan chat.(Iya Pak Nathan, kami sudah selesai aku akan segera keluar)"Bu! Panji! Apa kalian sudah selesai?" tanya Vira sedikit berteriak."Iya kak, aku sudah selesai," sahut Panji sambil menghampiri Vira. Sesaat kemudian Ningrum pun datang."Bu, Panji, ayo kita berangkat! Pak Nathan sudah menunggu kita di luar," uca

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 20 Rencana Pindah

    Vira kemudian masuk ke dalam rumahnya setelah mobil Nathan menghilang dari pandangannya."Assalamualaikum," ucap Vira begitu ia masuk ke dalam rumahnya.Ningrum melirik jam dinding di ruang tamu kontrakannya, jam 20.50. Hampir jam sembilan malam dan Vira baru saja kembali."Walaikumsalam, kamu baru pulang nak?" tanya Ningrum yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama Panji."Tumben jam segini kamu baru pulang, Ra? Biasanya kan kamu pulang jam delapan, ini udah lewat hampir satu jam lho," ucap Ningrum yang sejak tadi mengkhawatirkan putrinya."Iya Bu, maaf sudah buat ibu khawatir dan nunggu lama. Hari ini Vira banyak pekerjaan di kantor, jadi mau tidak mau Vira harus menyelesaikannya terlebih dahulu," jawab Vira yang kini turut duduk di kursi sambil menyandarkan tubuhnya yang terasa begitu lelah."Oh begitu, apa kamu sudah memberikan kue buatan ibu tadi buat Pak Nathan, Ra?" tanya Ningrum lagi."Sudah, Bu.""Apa dia menyukainya?"Vira mengangguk, "Iya Bu, sepertinya dia juga sangat

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 19 Kuncir Kuda

    Vira sungguh tidak ingin merusak suasana hati lelaki itu dan membuatnya marah. Sesuai janjinya, Vira sudah keluar dengan penampilannya yang sudah terlihat rapi dalam waktu sepuluh menit.Nathan tersenyum melihat Vira yang tampak cantik dan segar meski tanpa polesan make up di wajahnya, membuat pria manapun langsung jatuh hati ketika melihatnya pada pandangan pertama saja.Rambutnya yang dikuncir kuda membuat kecantikannya semakin memancar, bahkan Nathan sampai terpana melihat kecantikan Vira."Pak?" ucap Vira membuat Nathan tersadar dari lamunannya."Ah.. iya, ada apa?" tanya Nathan mendadak gelagapan."Kenapa anda melihatku seperti itu? Apa ada yang salah dari diriku?" tanya Vira."Oh, tidak ada. Hanya saja..." Nathan langsung berdiri dan berjalan menghampiri Vira.Nathan menatap Vira dari ujung kepala hingga ujung kakinya sambil berjalan mengitari tubuh Vira. Hal tersebut sontak membuat Vira merasa gugup, apalagi saat Nathan berdiri tepat dihadapannya sambil menatap wajahnya."A-ada

  • Pemuas Nafsu Sang CEO    Bab 18 Ruang Rahasia

    Ceklek!Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan sebuah ruangan gelap yang ada didalam sana. Nathan pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam lalu menekan saklar lampu ruangan itu."Masuklah!" titah Nathan.Kemudian Vira melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana, dirinya tertegun menatap ke sekeliling ruangan yang bernuansa putih tersebut. Dimana di dalam ruangan itu terdapat sebuah ranjang berukuran king size dan beberapa rak yang dipenuhi dengan buku-buku yang tersusun rapi di dalamnya."Sejak kapan ruangan ini ada disini, Pak?" tanya Vira."Sejak awal ruangan ini sudah ada disini, hanya saja kau tidak mengetahuinya. Ini adalah ruangan pribadiku, tidak ada siapapun yang mengetahui tentang keberadaan ruangan ini," sahut Nathan."Seharusnya kamu senang karena kamu adalah orang pertama yang aku bawa masuk kemari," lanjut Nathan lagi.Vira terdiam. Entahlah, Vira tidak tahu apa itu adalah hal yang patut ia syukuri atau tidak, apa ia harus senang hanya karena hal itu?Sedangkan Vira sendiri

DMCA.com Protection Status