Belle dan Jelios berakhir dengan ciuman bibir entah apa pemicunya intinya mereka benar-benar mulai terbawa suasana karena perasaan bahagia yang mereka rasakan. Di sisi lain. Jhon membuang nafas kasarnya sembari menyadarkan punggungnya pada sandaran sofa yang ia duduki sejak tadi. Jhon mengusap waj
Jhon mendorong lengan Yuri berharap Yuri menghentikan apa yang dia lakukan saat itu. "Nona," panggil Jhon namun dia tidak bisa melanjutkan apa yang ingin dia katakan karena Yuri tak membiarkan Jhon melepaskan ciuman mereka. Jhon mencengkram cukup kuat kedua lengan Yuri. Sungguh, dia tidak bisa men
Belle menganggukan kepalanya setuju lalu berkata, "jadi, cepatlah pergi sana! Kalau kau tidak segera berangkat, bagaimana kau bisa menyelesaikan urusan itu secepat mungkin?"Jelios terkekeh mendengar apa yang diucapkan oleh istrinya, lalu ia menganggukkan kepalanya setuju dan bergegas dia mulai menj
Belle dan juga Ken kini hanya tinggal berdua saja di ruang tengah, duduk berseberangan meja dan saling menatap satu sama lain dengan segala pemikiran yang ada di kepala mereka. Sedangkan, Jenie berada di luar rumah sesuai dengan permintaan dari Ken yang memintanya untuk keluar karena ada hal yang ha
Jelios bergegas bangkit dari posisi duduknya, meninggalkan meeting dengan orang yang benar-benar penting dalam bisnisnya Setelah dia mendengar kabar bahwa istrinya dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sakit pada bagian perut yang parah. Beruntungnya, rekan bisnis Jelios benar-benar mengerti ka
Jelios menatap Jhon dengan tatapan heran dari ujung kaki ke ujung kepalanya. Sebenarnya, Jelios hanya heran dengan bekas merah yang jelas adalah gigitan dari seseorang di leher Jhon. Tapi, Jhon yang sama sekali tidak pernah memiliki hubungan apapun dengan wanita, bagaimana bisa dia memiliki tanda me
Jelios kembali ke rumah sakit untuk menemui istrinya, dan juga kedua putrinya. Jhon juga masih di sana, hanya saja dia langsung. berpindah untuk berada di luar ruang NICU menunggu dua bayi Jelios, dan Belle meski di dalam sana juga ada seorang perawat yang menjaga mereka. Di ruang perawatan di man
Yuri terbangun dari tidurnya saat dia merasakan perutnya yang terasa sakit karena lapar yang luar biasa. Perlahan dia membuka matanya, suasananya gelap, dan juga hening jelas saja saat itu suasananya malam. Yuri membuang nafasnya, dia mencoba mencari keberadaan ponselnya namun, kedua bola matanya te
Setelah beberapa saat, Belle sudah mulai tenang jadi, Jelios juga sudah bisa kembali berbicara. "Aku perlu melakukan itu, sayang. Wanita itu harus diberikan pelajaran yang menyakitkan agar tidak bisa macam-macam. Jadi, sekarang sudah saatnya istriku yang manja ini berhenti murung kan?" bujuk Jelios
Jelios mengusap kepala istrinya lalu berbisik, "karena anak-anak sudah tidur, ayo ikut aku sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Jelios lalu tersenyum meski ucapannya itu tak mendapat respon apapun dari istrinya. Perlahan, Jelios memindahkan putri keduanya ke box bayi, lalu berge
Jenie tersenyum, dan rona malu yang timbul di wajahnya itu benar-benar bisa terlihat dengan jelas. Rasanya, debaran jantungnya seperti akan meledak karena perasaan gugup dan juga bahagia yang menjadi satu. Saat ini, Jenie tengah bersama dengan Jelios setelah beberapa saat yang lalu Jelios menghubun
Belle semakin menjadi saat dia kembali melihat unggahan Jenie pada akun media sosial miliknya. Jenie mengatakan bahwa, dia merindukan pria yang memberikan kenangan indah di dalam kamar hotel. Sungguh, Belle menjadi semakin menjadi-jadi dengan segala pemikiran negatifnya kepada Jelios. Apalagi, saat
"Sayang?" panggil Jelios begitu dia sampai di kamar. Yah, karena istrinya tidak menyambut kepulangannya, maka Jelios bergegas menjalankan kakinya menuju ke kamar. Biasanya, Belle akan menunggu Jelios pulang di depan pintu rumah mereka, tapi karena tidak ada Belle saat Jelios pulang, maka Jelios han
Sudah tiga hari berlalu, dan jenie masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jelios membuat dia benar-benar gelisah sepanjang hari. Jenie benar-benar ingin dengan segera menjalin hubungan yang sebenar-benarnya bersama dengan, Jelios. Namun, karena tiga hari ini masihlah tidak ada kabar sama sekali,
Jenie terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan ternyata Jelios sudah tak lagi ada di atas tempat tidur. Jenie bangkit dari posisinya, dia mencari keberadaan ponselnya. Mendapatkan ponselnya, akhirnya Jenie bisa melihat pukul berapa sekarang ini. "Ya ampun..... " ucap Jenie keheran
Jenie mengeratkan genggaman tangannya yang sejak tadi jemari di tangannya saling bertautan erat. Mendengar apa yang diucapkan oleh Jelios barusan, bohong saja kalau dia tidak merasa sangat gugup, dan juga takut. Bagaimanapun, sosok Jelios yang dewasa, dan juga terlihat sekali penuh dengan makna seti
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Saya harap, kejayaan Horrison Food akan lebih maju kedepannya. Jadi, mohon kerja samanya," ucap Jelios kepada anggota dewan direksi. Jelios yang baru saja mengenalkan diri, dan memberikan sepatah dua patah kata untuk mengatakan beberapa hal yang perlu dia