Share

Bab 302

Penulis: Danira Widia
Arya menunduk dan memutar pemantik api di tangannya. Kemudian, dia menghela napas ringan dan berkata, "Bukan salah dia. Dia juga nggak nyangka bukti yang dianggap tak terbantahkan malah nggak ada apa-apanya bagi Keluarga Riyadi."

"Kalaupun Caitlin ditangkap, Keluarga Riyadi nggak bakal goyah sedikit pun. Sebaliknya, balas dendam untuknya baru saja dimulai. Belum lagi, ayahmy yang nggak akan melepaskannya begitu saja."

Jason mengisap rokoknya tanpa berkata apa-apa.

Arya mengernyit dan meneruskan, "Kamu benaran mau membiarkannya begitu saja? Aku tahu kamu ingin memanfaatkan ayah Caitlin untuk menyelesaikan masalah tambang, tapi itu melibatkan nyawa manusia. Kolusi antara pejabat dan pebisnis benar-benar ...."

Arya adalah seorang dokter, jadi tentu bisa merasa kasihan. Di satu sisi adalah sahabatnya. Di sisi lain adalah nyawa manusia yang hilang akibat kecelakaan. Dia merasa sangat tidak nyaman dengan situasi ini.

Tambang milik Anwar sangat menguntungkan, tetapi kekuasaan sebenarnya tidak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sarlinda Linda
hadeehhh setelah bersikap dingin didepan semua orang dan tidak menolong lagi2 kembali dengan sikap seperti itu. muak juga lama2 dengan karakter jason. thor sadar gak seh caeritanya bakal gini sampe akhir? hhhmmmmm
goodnovel comment avatar
fun hospital kodamei
jason juga nggak mau ngomong apa-apa sama Janice. ngejelasin kenapa dia bersikap begitu juga nggak. nyatain perasaan juga nggak, cuma bisa nyosor janice sama ngebego2in janice.
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Saragih
Kuping si Jenice dibuat penulis dengar setenga-setengah, padahal apa salah kalau buat Jenice dan Jason jadi Partner yang solid, saling mendukung dan menguatkan, segitu buruknya komunikasi mereka berdua ditangan penulis ini, Ambigu banget hub 2 manusia di Novel ini,walau mulai kelihatan masalah apa.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 303

    Di belakangnya, terdengar tawa ringan Jason. Janice mengatupkan bibirnya dan terus memejamkan matanya.Jason memeluk Janice dari balik selimut dan membenamkan wajahnya di leher. Napas panas itu membuat Janice menarik selimut dengan erat."Tidur saja."Ketahuan. Namun, Janice tidak berani menunjukkan apa-apa dan hanya bisa terus berpura-pura. Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Jason jika membuka matanya.Tanpa disadari, Janice pun tertidur. Ketika terbangun, Ivy tampak masuk dengan membawa sarapan dan berseru, "Karma sudah bekerja!"Janice tidak terlalu peduli. Dia membuka kotak sarapan dan menyuap satu sendok bubur putih ke mulutnya karena dia memang sangat lapar.Setelah menelan bubur, Janice baru bertanya, "Siapa yang kena karma?"Pertanyaan itu langsung membuat Ivy bersemangat. Dia menunjuk video di ponselnya dan berkata, "Tadi pagi ada orang yang memposting video Caitlin memukuli satpam di bar. Sikapnya yang sombong itu sama sekali nggak menganggap satpam sebagai

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 304

    Di rumah Keluarga Tanaka, Vania mondar-mandir dengan gelisah di ruang tamu. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Itu adalah panggilan video dari Caitlin.Setelah ragu-ragu sejenak, Vania akhirnya menerimanya. Di layar, Caitlin terlihat kotor dan berantakan. Sambil berkemudi, dia mendekatkan ponselnya ke wajahnya. Matanya yang merah membuat Vania mundur ketakutan."Vania, orang tuaku ingin mengirimku ke luar negeri. Tolong bantu aku minta tolong pada Pak Jason! Kumohon!"Ternyata Caitlin ingin meminta bantuannya. Vania duduk dengan tegak sambil mengangkat lehernya sedikit. Tidak ada lagi sikap menyanjung seperti sebelumnya."Caitlin, maaf. Aku nggak bisa berbuat banyak di situasi seperti ini, apalagi keluargamu sudah jatuh.""Apa maksudmu? Dulu aku yang membantumu mendapat kehormatan di depan Pak Anwar. Sekarang kamu mau mencampakkanku begitu saja? Apalagi, kali ini aku menculik Janice karena kamu!" pekik Caitlin dengan suara bergetar.Kini, Keluarga Riyadi sudah hancur. Vania takut terseret

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 305

    Ketika Janice masih larut dalam pikirannya, Ivy membantunya mengangkat tas."Janice, kamu mau berpamitan dengan Arya nggak? Dia merawatmu dengan sangat baik selama beberapa hari ini.""Ya." Janice memakai jaketnya, lalu menuju ruang dokter."Dokter Arya, aku ...." Ketika pintu dibuka, terlihat seorang pria yang memakai topi kartun dan jas putih sedang duduk di depan Arya.Ketika mendengar suara, pria itu menoleh. Tatapannya yang dingin dan tajam seperti ular berbisa tertuju pada Janice. Bahkan, dia menyunggingkan sedikit senyuman.Kedua kaki Janice seolah-olah terpaku di lantai. Dia bahkan merasa gerakannya saat membuka pintu menjadi kaku.Azka menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku jas, lalu mengangkat alisnya. "Kamu kenal aku?"Kalimat dan nada bicara yang sama. Namun, perbedaannya adalah saat itu Azka sedang memegang selang air dan hendak membunuhnya.Janice menggenggam gagang pintu dengan erat, lalu segera mengalihkan pikirannya. Matanya mengamati kedua pria itu untuk sesaat, la

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 306

    Penyakit mental? Mendengar dua kata itu, Janice yang sudah siuman memilih untuk berpura-pura tidur lagi.Jangan-jangan Arya takut dengan sikapnya yang dulu pura-pura gila? Janice tentu tahu dirinya tidak pernah menjalani terapi psikologi! Namun, dia ingin mendengar apa lagi yang akan dikatakan Arya.Di dalam bangsal, tatapan Jason tampak sangat suram. "Dia nggak pernah menjalani terapi seperti itu. Kalau ada, ibunya nggak mungkin menyembunyikan hal itu dari kakakku.""Itu yang aneh," kata Arya sambil memegang dagunya dan berpikir. "Sebelumnya, dia menunjukkan reaksi psikologis karena masalah Calvin, lalu reaksi stres sampai kehilangan penglihatannya.""Aku merasa ada yang nggak beres, jadi aku diskusikan gejalanya dengan temanku. Temanku pun menyimpulkan bahwa dia mungkin pernah menjalani terapi di bidang ini. Makanya, meskipun ada reaksi stres, dia bisa mengatur diri dengan sugesti sendiri.""Apa maksudnya?" Jason tampak terkejut."Maksudku ... mungkin Calvin bukan sumber reaksi stres

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 307

    Begitu ucapan itu dilontarkan, Jason langsung meraih tengkuk Janice dan mencium bibirnya dengan agresif."Hh ... mm!"Sakit! Janice refleks membuka bibirnya, memberikan kesempatan bagi Jason untuk mendominasi.Jason menatapnya. Mata hitamnya dipenuhi dengan kehangatan dan hasrat yang kuat, bahkan ada sedikit obsesi yang terlihat.Janice memukulnya beberapa kali, tetapi Jason sama sekali tidak merasakan sakit. Dia membiarkan Janice meluapkan emosinya.Akhirnya, Jason menekan Janice ke ranjang. Tubuh tegapnya menunduk. Dia sangat kuat sehingga Janice tidak bisa melawan.Beberapa saat kemudian, Jason melepaskan Janice dan membenamkan wajahnya ke lehernya. Napas yang agak kacau meniup rambut Janice, mengenai telinganya dan meninggalkan kehangatan yang bertahan lama.Jason berkata dengan suara serak, "Aku harus pergi dinas. Jangan pergi ke rumah Keluarga Karim dalam waktu dekat ini."Jantung Janice seolah-olah berhenti berdetak untuk sesaat. Dia tidak bisa membedakan apakah itu peringatan a

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 308

    "Ka ... kamu ...." Vania menggertakkan gigi. Dia tidak menyangka dirinya akan diperas oleh Malia, orang yang seharusnya tidak berbahaya untuknya.Malia tertawa ringan. "Vania, jangan main-main. Aku sudah nggak punya apa-apa lagi. Kalau aku mati, aku pasti akan menarik seseorang untuk ikut denganku."Vania mengepalkan tinjunya. Dia tidak takut pada anjing yang tidak patuh, melainkan takut pada anjing liar yang tiba-tiba menyerang. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Aku transfer sebentar lagi.""Terima kasih." Malia tertawa dan mengakhiri panggilan.Vania menatap ponselnya. Dia bisa menilai bahwa nafsu Malia hanya akan semakin besar. Semua ini salah Janice! Jika bukan karena Janice, Malia tidak akan berani bertindak seperti ini padanya!Saat ini, masuk pesan dari Azka.[ Sayang, malam ini ada waktu nggak? ]Vania ingin membalas dia tidak ada waktu, tetapi sebuah rencana tiba-tiba muncul dalam benaknya.[ Ada, tapi ... aku butuh bantuanmu untuk melakukan sesuatu. ][ Sejak kapa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 309

    Janice mengangguk, lalu kembali ke kursinya. Ketika melewati pria di sebelahnya, pria itu sengaja menyenggolnya dengan kaki.Janice tidak tahan lagi. "Pak, kalau kamu terus begini, aku juga nggak akan segan-segan. Kalau aku marah, mungkin pesawat ini harus putar balik."Pria itu bukan hanya tidak marah, melainkan tertawa. "Cantik, apa pernah ada yang bilang kamu terlihat semakin menggoda kalau marah?""Menggoda kepalamu ...." Janice mengangkat sepatu hak tingginya untuk menginjak kaki pria itu yang terulur. Namun, pramugari tiba-tiba datang."Bu Janice?""Ya?" Janice menurunkan kakinya."Rekan kerjamu ingin menemuimu." Pramugari menunjuk ke depan.Janice mengira Amanda yang mencarinya, jadi dia membawa tasnya dan mengikuti pramugari. Ternyata pramugari malah membawanya ke kabin first class.Norman melambaikan tangan. "Bu Janice, di sini."Janice termangu sesaat. Tiba-tiba, dia memahami sesuatu dan berbalik. "Nggak usah."Tiba-tiba, tangannya diraih oleh seseorang. "Kamu mau terus digan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 310

    Janice mengikuti arah pandang Jason dan menyadari bahwa sweternya tersangkut di tali pinggang Jason.Jika Jason bergerak sedikit saja, baju Janice akan terangkat.Dengan panik, Janice menarik sweternya. Namun, dia malah tidak sengaja menyentuh tempat yang tidak seharusnya disentuh. Seketika, tangannya dicengkeram oleh Jason.Jason mengatupkan bibirnya. Di tengah kegelapan, terlihat tatapannya yang suram seperti binatang buas yang sedang menahan diri. Dia berucap dengan tegas, "Jangan bergerak."Saat merasakan perubahan pada tubuh Jason, mata Janice sontak terbelalak. Dahinya juga mulai berkeringat. Dia menarik sweternya dengan terburu-buru."Bajuku ..."Klik! Tali pinggang itu terbuka."Pak ...." Norman datang dengan membawakan berkas. Saat melihat pemandangan ini, dia segera menutup mulut dan berbalik. "Aku nggak lihat apa-apa. Aku akan kembali nanti."Norman buru-buru pergi. Janice ingin sekali mencari tempat untuk bersembunyi. Dia harus segera melepaskan sweternya dari ikat pinggang

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 324

    Janice terpaku sejenak. Saat dia mencoba menutup pintu lagi, Jason sudah melangkah masuk ke kamar. Bunyi pintu tertutup membangunkannya dari keterkejutan. Dia segera berdiri di hadapan Jason dan mencoba menghalangi langkahnya."Aku cuma pesan kamar dengan tempat tidur biasa. Nggak ada tempat untukmu tidur," katanya dengan nada tegas."Bukan pertama kalinya kita tidur bersama," balas Jason dengan nada santai, sambil memindahkan tangan Janice dari jalannya dan berjalan ke dalam kamar.Wajah Janice langsung memanas. Tiba-tiba dia teringat pakaian yang masih berserakan di atas tempat tidur. Dia segera berlari ke tempat tidur dan dengan panik menutupi semuanya dengan selimut.Sambil menekan selimut dengan tangannya, dia menunjuk ke sekitar kamar. "Paman, kamu lihat sendiri, ini kamar standar, sederhana sekali. Sebaiknya kamu kembali saja. Bukankah ada kehangatan yang menunggumu?""Kehangatan?" Jason menyandarkan tubuhnya ke lemari TV, memasukkan kedua tangannya ke saku, dan menatap Janice d

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 323

    Janice langsung menjawab, "Borgol itu harus sepasang."Baru saja kata-katanya selesai, pemilik stan langsung paham maksudnya. Dia mengambil satu gelang capybara lagi dan memasangkannya di pergelangan tangan Jason."Lihat! Sepasang! Kalau kalian bergandengan tangan, itu jadi seperti borgol."Saat itulah Janice menyadari bahwa sejak selesai menembak tadi, Jason terus menggenggam tangannya. Dia mencoba menarik tangannya beberapa kali, tetapi cengkeraman Jason tetap tak tergoyahkan. Dengan nada kesal, dia berkata, "Kamu sengaja, ya?"Jason tidak membalas, hanya menggenggam tangannya erat dan berjalan pergi sambil berkata, "Benda ini jelek sekali."Jelek, tapi kamu tetap membujuk pemilik stan untuk memakaikannya. Gelang murah seharga belasan ribu itu kini terlihat aneh berdampingan dengan jam tangan Jason yang harganya setara sebuah mobil mewah.Janice menoleh ke belakang, mendapati bahwa pria-pria yang tadi mengikutinya sudah menghilang. Dia menatap Jason dengan penuh curiga. "Mereka itu s

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 322

    Melihat wajah Janice yang pucat, Amanda berusaha menenangkannya, "Istirahatlah lebih awal. Jangan terlalu mikirin apa yang terjadi hari ini."Namun, setelah kembali ke kamarnya, Janice tidak bisa tidur. Marco mengatakan bahwa dia telah "dijual".Siapa yang menjualnya?Lalu, ada Vania yang tampaknya tahu sesuatu ketika dia muncul. Namun, Vania terus bersama Jason sepanjang waktu. Yang paling membingungkan adalah potongan-potongan kenangan aneh yang muncul di pikirannya.Janice mencoba mengingat, tetapi dalam dua kehidupan yang diingatnya, tidak pernah ada memori seperti itu. Semakin dipikirkan, semakin rumit rasanya. Pada akhirnya, dia bahkan merasa lapar.Janice bangkit untuk mengambil menu di samping telepon dan membukanya. Semua harga makanan di hotel itu berjumlah puluhan juta ke atas.Meskipun Zachary telah memberinya kartu, Janice tahu dia harus mulai mengatur keuangannya untuk masa depan.Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk keluar. Dia pernah membaca bahwa jajanan mala

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 321

    Seorang polisi lain membuka tas yang ditemukan di samping Marco. Setelah melihat isinya, ekspresinya berubah serius.Dengan mengenakan sarung tangan, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Selembar kulit manusia yang telah diproses, tampaknya bagian punggung seseorang. Beberapa desainer yang melihatnya langsung merasa mual dan muntah di tempat.Polisi yang memimpin segera berdiri di depan para tamu untuk mencegah mereka mendekat dan berkata, "Jangan sebarkan kabar ini. Polisi akan meminta keterangan kalian nanti."Mendengar hal itu, ekspresi Vania menjadi tidak terkendali. Urat di pelipisnya terlihat menonjol dan dia mundur beberapa langkah dengan panik. Namun, gerak-geriknya itu tidak luput dari pengamatan polisi."Bu Vania, Anda juga perlu tinggal untuk dimintai keterangan.""Aku? Kenapa aku? Aku nggak tahu apa-apa ...." Vania belum selesai bicara saat tubuhnya menabrak seseorang.Ketika berbalik, dia melihat Jason. Matanya langsung dipenuhi rasa sedih dan tertekan. "Jason, aku cum

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 320

    Sebagian besar orang yang hadir di jamuan tersebut baru pertama kali melihat tes narkoba seperti ini, sehingga mereka memandang dengan rasa penasaran. Namun, hanya Vania yang tampak berbeda. Matanya memerah dan dia mulai menangis pelan."Pak, bisa nggak Anda kasih toleransi? Janice masih muda. Kalau masalah ini tersebar, reputasinya akan hancur," ujarnya dengan nada penuh belas kasihan.Polisi tetap menjaga ekspresi tegasnya. "Hukum adalah hukum, tidak seorang pun diizinkan untuk melanggarnya."Begitu mendengar hal itu, beberapa desainer yang sebelumnya berdiri di dekat Janice segera mundur karena takut ikut terseret.Janice mengangkat kepalanya memandang Vania dengan tenang, lalu berkata, "Bu Vania, hasilnya bahkan belum keluar. Kenapa kamu bisa yakin aku pasti bersalah? Kamu punya kemampuan meramal?"Vania sedikit terpaku, lalu buru-buru menghapus air matanya. "Aku cuma khawatir. Aku takut sesuatu terjadi padamu. Maafkan aku kalau aku terlalu ikut campur."Kerumunan mulai memandang J

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 319

    Tak ingin memprovokasi pelaku, polisi tidak menyebutkan langsung soal narkoba. Namun, semua orang di ruangan itu mengerti maksudnya.Mendengar itu, Amanda terkejut dan langsung menggeleng keras. "Nggak mungkin! Pasti ada kesalahan."Sebelum polisi sempat menjelaskan lebih jauh, sebuah suara tiba-tiba menyela, "Ada apa ini? Kenapa ribut sekali?"Itu suara Vania.Begitu masuk, dia tampak terkejut melihat Amanda. "Bu Amanda, ternyata Anda juga di restoran ini. Eh? Di mana Janice? Ke mana dia?"Polisi yang mendengar bahwa ada orang yang tidak hadir langsung merasa khawatir. Mereka tahu bahwa pengguna barang terlarang sering bertindak di luar kendali, dan jika orang tersebut pergi, itu bisa membahayakan orang lain.Salah satu polisi segera bertanya dengan tegas, "Siapa lagi yang nggak ada di sini? Sekarang dia ada di mana? Kalau kalian nggak jujur, kalian akan dianggap melindungi pelaku dan itu adalah tindak pidana."Amanda mengerutkan alisnya dengan kesal dan melirik ke arah Vania.Vania b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 318

    Janice terdiam, bingung dengan maksud Jason. Kata-katanya terdengar seperti sedang meminta pengakuan atau status hubungan. Namun, mana mungkin ada status seperti itu di antara mereka?Orang yang paling dicintai Jason adalah Vania, sedangkan Janice hanyalah alat yang dia gunakan. Bagi Jason, Janice adalah seseorang yang bisa dia korbankan kapan saja.Hati Janice terasa sesak. Dengan suara dingin, dia berkata, "Aku lupa, kamu adalah pamanku."Mendengar itu, mata Jason menyipit, emosinya bergolak seperti gelombang yang dalam. Akhirnya, dia kehilangan kesabaran. Dia menekan belakang kepala Janice dan kembali mencium bibirnya dengan kasar.Napas mereka bertaut dan dia sepenuhnya kehilangan kendali. Dia tidak memberi Janice sedikit pun ruang untuk melawan. Sampai Ketika Janice kehilangan seluruh tenaganya dan hanya bisa pasrah membiarkan Jason mengambil alih, suara lirih keluar dari tenggorokannya."Mm ...."Jason terengah-engah memeluk pinggang Janice erat-erat. Dengan suara serak, dia berk

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 317

    Melalui jaket yang menutupi tubuhnya, Janice mendengar suara pukulan yang menghantam tubuh, diikuti oleh suara tulang yang patah atau terpelintir.Klang! Pisau bedah jatuh ke lantai.Marco bahkan tidak sempat mengeluarkan suara sebelum tubuhnya ambruk ke lantai. Tali yang mengikat keempat anggota tubuh Janice segera dilepaskan. Tubuhnya yang lemas diangkat dalam pelukan seseorang.Saat tubuhnya digerakkan, jaket yang menutupi wajahnya melorot. Akhirnya, Janice melihat wajah pria yang memeluknya.Jason.Wajahnya sama seperti bayangan di pikirannya ... dingin tanpa ekspresi, tetapi mata itu penuh dengan amarah yang membara dan menyiratkan aura membunuh yang pekat.Dengan sisa kekuatannya, Janice perlahan mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Jason. Dia berkata dengan suara lemah, "Kamu datang menyelamatkanku ...."Sebelum kata-katanya selesai, tangannya jatuh lemas, dan dia pingsan.Jason merasakan sesuatu menyusup ke hatinya, tetapi auranya tetap dingin dan tajam. Dia menatap Marco

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 316

    Melihat Marco yang semakin mendekat, Janice berusaha keras untuk meronta. Namun, tubuhnya tetap tak dapat digerakkan. Bahkan ketika dia mencoba menjatuhkan dirinya dari kursi, tubuhnya tetap tak bergeser sedikit pun.Tanpa tergesa-gesa, Marco berhenti di depannya, lalu berjongkok. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh wajah serta punggung Janice dengan penuh kesadaran."Benar-benar kulit yang sempurna. Nggak heran hargamu jauh lebih mahal daripada yang lain. Tenang saja, aku akan berhati-hati."Kulit?Janice terkejut dan matanya membelalak. Dengan susah payah, dia membuka mulut dan tergagap, "Ku ... kulit apa? Ha ... harga apa?"Setelah mengatakan itu, rasanya dia telah menghabiskan seluruh tenaganya. Tubuhnya langsung terkulai di lantai, tak mampu bergerak lagi.Mendengar pertanyaannya, Marco sepertinya teringat sesuatu yang membuatnya semakin bersemangat. Tangannya bergerak dengan gelisah, sulit menahan kegembiraannya. Tiba-tiba, dia membungkuk lebih dekat ke Janice, dengan senyum yan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status