Share

Empat Puluh Lima

Penulis: Nannys0903
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-29 20:30:39

"Kalian gila!" maki Angel. Berusaha menutup mata.

Mereka tertawa terbahak-bahak. Tingkah Angel membuat mereka bersemangat untuk menyakiti wanita yang terikat di kursi.

"Iya, memang kami gila. Gila karena kalian yang memperlakukan kami seenaknya." Aldo berucap seakan-akan Angel bersalah dalam kehidupan masa lalu.

"Salah aku apa, Tiara. Mengapa kamu mengikatku seolah aku adalah korban kekerasan! Aku saudaramu kita satu keluarga."

"Salahmu adalah memiliki wajah yang sama persis denganku. Kamu juga telah melupakan adik kembarmu yang bernasib malang. Kamu hidup di atas penderitaku."

"Kamu bahagia dengan harta berlimpah tetapi aku harus menelan kehidupan pahit hingga aku berubah seperti ini."

Tatapan iblis muncul di kedua netra Tiara. Hatinya tertusuk pisau yang sangat tajam dan runcing menusuk dalam hingga menembus ke belakang tubuh.

"Tidak Tiara, aku tak melupakanmu. Hanya saja. Daddy dan Momy Rich ...." Angel mengelengkan kepala lemah. Sejenak ia teringat dengan kedua orang tua an
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sartika Gultom
lanjut Thor....masa judulnya kan pembalasan saudara kembar tapi ceritanya koq menyeramkan Thor, dan si anggel nya koq bisa jdi lemah dan dimusuhin saudaranya Thor ...trus koq si anggel bisa jadi kalah dan Tiara malah menguasai harta nya semua sih Thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Saudara Kembar    Empat Puluh Enam

    "Ya Tuhan ... Dokter Ardian! Ternyata kamu menipuku!" sungut Angel kesal. Tubuhnya bergerak untuk maju. Hatinya panas membara ingin menghajar lelaki itu. Penipu dan licik. Segala rencana Angel, ia ketahui. Semuanya tanpa ada yang ditutupi. Begitu bodohnya Angel tak menyadari manusia licik dan serakah. Apakah salah Angel dengan dokter muda itu. Apakah Angel pernah membuat dirinya menderita. Orang yang terlihat baik di depan Angel ternyata manusia iblis. Pembunuh dan pencundang. Selama ini Ardian yang membantunya. Ia mempercayakan semua kepada dokter muda itu. Pria yang bergelar dokter dan selalu ada di sampingnya ternyata menusuk Angel dari belakang. Begitu sakit hati Angel telah dikhianti. "Penipu kau, Ardian!" Dada Angel naik turun, udara di dalamnya mencari jalan agar aliran lancar. Tapi, saat ini Angel marah, kesal dan geram sehingga udara dalam tubuhnya tersedat. Ardian hanya tertawa dan mengelengkan kepala. Tiara merangkul tubuh dokter tampan itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Pembalasan Saudara Kembar    Empat Puluh Tujuh

    Kepala Angel dipukul keras oleh Aldo hingga tak sadarkan diri. Mereka membawa Angel masuk ke dalam mobil sedan milik Angel."Baiklah, kini kita lakukan. Sebagai awal kemenangan kita. Tak berapa lama lagi. Warisan dua keluarga akan menjadi milik kita," ucap Tiara tersenyum penuh arti. Membayangkan dirinya bagaikan sultan. Memiliki rumah megah dan mewah. Harta tak habis tujuh turunan. "Kita akan bebas melakukan apa saja," ungkap Aldo berapi-api. Semasa papanya hidup Aldo tak bisa melakukan sesuai keinginannya. Ia selalu dikekang olehnya. Aldo yang polos kini ternoda. "Kamu ingin bebas dan terbang Aldo?" tanya Tiara menatap adik iparnya. Pemuda yang juga mencintainya. Semua anak-anak Ronald telah jatuh cinta dengan kecantikan Tiara. Wanita itu paling pintar menarik hati laki-laki. Bukan karena jalang melainkan susuk pemikat yang ia gunakan selama ini. Tiara memang cantik, akan tetapi lelaki mana yang mau dengan Tiara miskin dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Pembalasan Saudara Kembar    Empat Puluh Delapan

    Tiara merubah penampilan dalam sekejap. Kembali ke penampilannya yang sederhana. Wanita itu menuju rumah sakit dengan mengunakan taksi online. Mengurus kematian Antoni. Selama perjalanan senyum kebahagiaan tersunging di bibir Tiara. Tak menyangka akan semudah ini berurusan dengan Angel. Jari lentik kanan menyentuh benda pipih mengubungi kekasihnya. "Sayang, aku sudah mau sampai," ungkap Tiara kepada Ardian. "Bagus, lakukan sandiwara dan yakinkan mereka. Kita ambil ahli harta mereka." Tawa mengema di seberang panggilan. Tiara ikut berbahagia. Tiara meneteskan obat mata agar terlihat sedih dengan kepergian suaminya. Suami yang akan membuat dirinya kaya raya. Kalau bukan dia, siapa yang akan menjadi pewaris. Apakah Black? Tentu saja pemuda yang begitu menyanyangi Tiara telah pergi menuju akhirat, setelah mengalami kecelakaan mobil. Tiara tertawa bahagia,semua rencana berjalan lancar. Tiara menundukkan kepala dan memasang wajah memelas. Menatap di cermin dalam tas. Memberikan sediki

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • Pembalasan Saudara Kembar    Empat Puluh Sembilan

    Tiara mengikuti langkah anak buahnya, ia berjalan gontai dan mengenggam sapu tangan. Berpura-pura menangis di balik kacamata hitam. Tiara akan tinggal di kediaman Angel. Tidak mungkin ia akan pergi ke rumah Antoni. Rumah itu sudah tak berpenghuni. Ia juga tak mau terus bersembunyi di sana. Sudah waktunya membebaskan diri ke dunia nyata. Kebebasan pun di mulai. "Non Angel," sapa seorang wanita tua. Dari pakaiannya Tiara tahu kalau wanita itu adalah seorang pelayan, kepercayaan Angel. Wanita yang selalu berada di samping Angle selama di Indonesia. Beruntung ia hanya mengenal Angel di negara ini. Jadi aman bagi Tiara. Begitu juga anak buahnya, mereka juga baru mengenal Angel. "Anda mau dibuatkan apa?" tanya pelayan berumur sekitar empat puluh lima tahun. Ketika Tiara duduk di sofa. "Buatkan saya Teh tanpa gula." Tiara membuka kacamatanya meletakkan di atas meja. Tiara tahu teh kesukaan Angel begitu juga makanan. Semua mudah baginya karena ada Ardian yang memberi tahu semuanya. Sec

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06
  • Pembalasan Saudara Kembar    Lima Puluh

    Tubuh ramping terbaring di atas ranjang ukuran dua. Pergelangan tangan menancap jarum hingga selang panjang memasukkan cairan ke dalam tubuhnya. Kedua mata hitam terbuka perlahan, menelusuri ruangan sederhana di sekitarnya. Mengerjapkan berkali-kali mencoba sadar dari tidur panjangnya. Angel bangkit dari pembaringan, tak ada satu orang pun berada di dalam. Sunyi dan damai. Suara burung berkicau saling sahut menyahut, sinar matahari masuk dari cela jendela yang tertutup hordeng biru muda. Angel menyentuh bahunya tertutup perban. Rasa nyeri menusuk ke dalam tulang, ketika ia menggerakkan tangan. Angel tak dapat melakukan dengan sempurna. "Sst, sakit sekali. Apakah bahuku terbentur keras?" Angel berbicara sendiri. Menyentuh bahu lembut. Angel menurunkan kedua kaki hingga menyentuh lantai putih sedingin air di dalam lemari pendingin. Udara terasa berbeda. Cahaya matahari yang masuk hanya menghangatkan saja. Benturan antara pintu dan kusen terdengar perlahan. Sesosok wanita seumurann

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-10
  • Pembalasan Saudara Kembar    Lima Puluh Satu

    51Seno, pemuda bersurai sebahu, tinggi badan seratus enam puluh lima, tubuh tak terlalu berisi hanya memiliki bobot lima puluh kilogram. Memiliki mata teduh tetapi hatinya tak seteduh matanya. Dendam dan benci merubah dirinya dalam sekejap. Seno memiliki dendam kepada wanita berambut pirang dengan penampilan sederhana. Setiap laki-laki tergoda akan kecantikan yang dimilikinya begitu juga Seno. Rela melakukan apa saja demi Tiara. Wanita yang menjadi primadona diantara mereka. Pemuda yang berdiri dekat Angel, kenal dengan Antoni dan Black. Kadang mereka berkumpul bersama, melakukan tugas bersama, bermain bersama dan membahas apapun bersama-sama karena mereka satu kampus sedangkan Tiara, adalah teman Black. Tiara tinggal bersama orang tua angkatnya. Mereka tak tahu kalau orang tua angkat Tiara begitu kejam. Hingga kabar duka terdengar di telinga mereka. Kalau keluarga angkat Tiara meninggal semua di dalam rumah yang terbakar. Hanya Tiara yang masih hidup dan bernapas sampai saat ini.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-11
  • Pembalasan Saudara Kembar    Lima Puluh Dua

    Bab 52 Suara sepatu high heels putih berbenturan dengan lantai keramik biru tua. Kedua mata tertutup kacamata hitam. Berjalan angkuh menuju lift. Semua karyawan menunduk hormat dan selalu bertutur kata sopan. Tiara tak segan memecat karyawan yang tak patuh kepadanya. Siapapun orang itu tak peduli. Tiara berjalan angkuh tanpa mau membalas sapaan dari karyawan. Banyak karyawan menatap sebal dengan sikap Tiara yang semena-mena. "Selamat pagi Bu," sapa seorang karyawan wanita. Tiara menghentikan langkahnya memandang penampilan karyawan tersebut. "Siapa namamu?" tanyanya menatap dari ujung kepala hingga ke kaki. "Kia, Bu.""Kamu ingin kerja apa mau ke klub?" tegur Tiara tak suka. "Eh, m-mau kerja Bu." "Ganti pakaianmu! Saya tak suka atau kamu mau keluar dari sini?" Kia terkejut dengan teguran pimpinannya. Selama tiga tahun bekerja di sini Antoni tak pernah menegurnya karena penampilan. "Lihatlah! Rokmu begitu pendek. Bagian dadamu terlihat menonjol. Apa kamu sengaja? Ini perusah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Pembalasan Saudara Kembar    Lima Puluh Tiga

    Bab 53Tiara merias wajah secantik mungkin, dress tali dengan belahan dada rendah terlihat memesona. Tiara yang sederhana telah hilang di telan bumi. Sekarang, hanya ada Tiara dengan barang-barang branded terkenal. Banyak wanita yang iri dengannya. Janda kaya raya di tinggal mati suaminya dan menjadi pewaris tunggal kekayaan Ronald. Begitu bangga Tiara telah menyandang janda tajir di pelosok kota ini. Suara deru mobil terdengar di rumah Tiara yang baru, ia tak tinggal lagi di rumah Angel. Tak mungkin berada di sana karena Tiara menginginkan rumah yang lebih mewah. Rumah peninggalan Ronald dijual dengan harga tinggi. Mereka tak tahu apa yang terjadi di rumah itu. Tiara menutup semua mulut para petugas hukum agar menyimpan rapat rahasia di dalamnya. Ardian, sibuk dengan rumah sakit baru yang telah diimpikan sejak dulu. Ia sedang mendirikan bangunan tersebut dari uang Tiara. "Nona, ada tamu di luar." "Suruh tunggu sebentar. Saya akan turun." Tiara menyemprotkan parfum termahal dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18

Bab terbaru

  • Pembalasan Saudara Kembar    Ending

    Bab 88"Angel," sapa Tiara dengan suara tegas. Angelica menatap manik kembarannya. Ia bangkit dari duduk yang disediakan oleh petugas polisi untuk para pengunjung. Bagaimana bisa Tiara mengenalnya. "Angel? Aku Angelica." Wanita berparas manis tersenyum tipis. Bibirnya bergetar. Tak mungkin Tiara mengenalinya. Wajahnya saja tak seperti dulu lagi. "Kamu Tara, saudara kembarku. Aku yakin kamu Tara." "Siapa Tara. Siapa Angel?" Angelica berusaha untuk tenang. Ia tak boleh gegabah hingga Tiara curiga mimik wajahnya pasrah. "Tara kembaranku." "Loh, bukankah ia sudah kamu bunuh?" Tiara terdiam, ia ingat kejadian itu tapi penjelasan dari polisi membuat dirinya yakin kalau Angelica adalah Tara. "Ia tidak mati. Saudaraku masih hidup. Aku yakin itu kamu. Kamu adalah Tara." Suara Tiara meninggi, ia mengungkapkan apa yang dilihat dengan matanya sendiri. Walau wajahnya berbeda, ciri-ciri Angelica sama dengan Angel atau Tara. Ketika mereka berada di laut, Tiara merasa tak asing dan dekat d

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Tujuh

    Bab 87Luka Tiara sudah tak terlalu parah. Ia dapat berjalan seperti biasa. Para petugas berjaga di pintu masuk ruang inap Tiara. Mereka tetap mengawasi wanita itu. "Hai, bagaimana keadaanmu?" tanya Angelica menyapa Tiara. Ia membawa boneka beruang berwarna coklat. Tiara dan Lola mendapatkan izin khusus untuk keluar masuk ruangan Tiara. "Baik. Lebih baik." Tiara menyungingkan senyum. Ia menatap boneka di tangan wanita yang mengenakan dress coklat di atas lutut. Rambut panjangnya digerai indah hingga wajahnya semakin memesona. "Boneka ini?" tanya Tiara mengingat momen semasa kecil. Ia suka dengan boneka beruang. Entah ke mana boneka itu. Boneka pemberian almarhum ibunya. "Untukmu. Hanya ada warna ini tak ada yang lain." Tiara mencium aroma boneka berbau rosberry. Aroma yang ia sukai. "Dari mana kamu tahu aku menyukai boneka beruang dengan aroma rosberry?" "Hanya menebak saja. Tipe wanita sepertimu pasti suka boneka." Tiara hanya tersenyum simpul. Ia merasa ada teman dalam deka

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Enam

    Bab 86"Angelica!" panggil Lola melambaikan tangan. Gadis itu senang ketika teman barunya selamat. Angelica meletakkan tangan kanannya di bahu Tiara. Langkah Tiara terseok-seok. "Tolong bantu dia!" ujar Angelica kepada Lola."Ayo Non Tiara kita ke sana!" Tiara memilih diam, ia mengikuti langkah Lola ke sebuah tempat lebih aman. Lola melihat luka bakar Tiara. Ia segera berlari ke mobil dan mengambil kotak P3K. Lola menyobek celana panjang orange Tiara agar bisa melihat luka lebih jelas. "Astaga, lukanya terlihat parah. Kejam sekali pria itu." Tangan Lola mengunting celana panjang Tiara hingga ke paha. Tiara meringis ketika Lola menyentuh luka bakarnya. "Rumah sakit jauh, kita harus mengobatinya lebih dulu." Angelica berdiri dekat Lola, memperhatikan luka Tiara. Ia meringis melihat kulit Tiara melepuh seperti balon. "Aku kasih salep saja. Ini ada salepnya." Tiara tak berkata sepatah katapun. Ia hanya menatap kedua perempuan yang ada dihadapannya. "Ayo Nona kita ke mobil." L

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Lima

    Bab 85 Tubuh Angelica terjun ke dalam laut. Tangan dan kaki bergerak cepat mencari keberadaan sebuah mobil yang mulai tenggelam.Angelica menoleh ke sekitar, melihat bayangan hitam di kedalaman laut. Ia terus berenang menuju ke arah benda yang biasa di gunakan untuk menuju ke tempat lain dalam waktu singkat. "Tiara, bertahanlah!" ucapnya dalam hati. Tangan dan kaki berusaha mengapai mobil itu. Hingga ia berhasil mendekatinya. Angelica melihat isi mobil tak ada Tiara di dalamnya hanya ada bangku kosong tak berpenghuni.Ia melihat ke arah bagasi. Bisa jadi Tiara berada di dalamnya. Tangannya menyentuh pintu yang terbuka sedikit dan masuk ke dalam . Jari menyentuh tombol pembuka bagasi hingga seseorang keluar dari tempat itu. Tiara berusaha untuk berenang ke atas permukaan ketika mendapat cela. Angelica mengikuti tubuh adiknya hingga mereka berhasil muncul ke permukaan. Uhuk! Uhuk! Tiara menatap wanita yang berada dekat dengannya. Ia terkejut Angelica berusaha menolong. Padahal,

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Empat

    Bab 84 Angelica masih berusaha mencari keberadaan adiknya. Ia harus menemukan wanita itu sebelum Seno membunuh. "Ke mana lagi kita Nona?" tanya supir yang mengemudi di depan mereka. Sejak tadi hanya berkeliling saja tanpa tujuan jelas. "Jalan saja terus. Ikuti jalan ini hingga ke atas." Hanya ada satu jalan saja. "Baik, Nona." Pohon-pohon menjulang tinggi, jalan becek akibat hujan semalam. Tak ada rumah yang tinggal di daerah itu. Angelica dan Lola masih menatap jalan sekitar. Di kejauhan, Lola melihat sebuah mobil di antara pepohonan. Walau tak jelas benda itu berjalan menuju arah atas. "Lihat itu!" Tunjuk jari Lola. "Pak, kejar dia!" Jalan tanah dan bebatuan membuat kendaraan sulit untuk melaju. Kecepatan tak bisa ditambah lagi. Situasi dan keadaan tak mendukung. "Apa tak bisa cepat?" omel Angelica tak sabaran karena mobil Seno sudah tak terlihat. "Tidak bisa Nona. Jalannya hancur." Angelica hanya pasrah. Ia berpikir ke mana Seno membawa adiknya itu. "Seno pasti membawan

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Tiga

    Bab 83 Setelah Angelica bekerja sama dengan polisi mencari mobil milik Seno. Mereka semua mencari keberadaan mobil itu dengan bantuan para polisi daerah lain terutama polisi lalu lintas. Angelica dan Lola mengikuti para polisi di belakangnya. "Kayaknya kita lewat jalan biasa saja jangan jalan tol. Aku yakin Seno tak lewat situ." "Tapi, para petugas bilang Seno menuju ujung kota." Lola menimpali ucapan Angelica. "Gak semua CCTV terpasang di jalan. Kita jalan lewat biasa saja, Pak," ucap Angelica kepada supir. "Kenapa kamu gak bawa anak buah?" "Gak mungkin aku bawa mereka sedangkan aku masih tahap penyamaran. Mereka gak akan kenal wajahku." "Itulah manusia kalau terfokus dengan dendam," sindir Lola. "Memangnya kamu tak dendam dengan adikku?" "Aku biasa saja. Karena aku tahu dendam itu akan membuat petaka." Angelica merasa tersindir. Sejak pertama penyamaran hingga sekarang hatinya penuh dengan dendam. "Bagaimana kamu bisa memaafkan mereka?""Biarkan saja karma yang akan memb

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Dua

    Bab 82 "Api! Panas!" Seno melihat Tiara tak merasa iba. Baginya kesakitan Tiara adalah kebahagiaan yang hakiki, harus ia resapi hingga masuk ke dalam hati. Suara penuh penderitaan terasa indah di telinga Seno. Pria itu tertawa terbahak-bahak menatap kesakitan Tiara. Tubuh Tiara merasakan panas di sekitarnya. Tiara bagai kambing yang siap di bakar. Asap tebal mulai memenuhi rumah tua itu. Tak ada yang tahu apa yang terjadi. Mereka hanya tahu ada seseorang yang membakar di sekitar rumah tua itu. Seno merekam Tiara yang kepanasan akibat ulahnya. Ia terkekeh berkali-kali. Adegan demi adegan ia rekam hingga wajah kesakitan Tiara terekam sempurna. Hingga Seno tak menyadari pakaian Tiara dibagian kaki mulai terkena api. "Api!" Tiara menatap api menyentuh celananya. Kulitnya terasa melepuh. Pria itu mengambil air untuk memadamkan api tersebut. Belum waktunya Tiara mati. Wanita itu harus mendapat siksaan secara perlahan. Uhuk! uhuk! Tiara terbatuk-batuk menghisap banyak asap. Kedua m

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Satu

    Bab 81 Seno mengikat tubuh Tiara di kursi kayu. Ia menatap wajah cantik mantan istrinya. "Cantik doang tapi hatinya busuk," maki Seno dengan tatapan benci. Seno tak pernah menyangka kalau dirinya akan seperti ini hanya karena cinta. Tangan kekar Seno melayang di udara dan berakhir di wajah Tiara. Wanita itu terbangun, merasakan perih di pipi kanan. Rintihan kecil terdengar di bibir Tiara."Bangun Tiara!" Wanita yang terikat di kursi kayu dengan pakaian serba orange membuka mata perlahan. Ia tahu hidupnya akan berakhir di tangan sang mantan. "Seno." "Selamat datang putri tidur. Sudah waktunya kamu bangun." "Aku di mana?" "Di istana yang akan menjadi tempat paling indah untukmu." Seno menyeringai menatap mangsa yang tak akan bisa pergi lagi dari hidupnya. Sudah waktunya untuk mengakhiri semuanya. "Seno aku ...." "Sst! Diam Sayang. Jangan berbicara. Sudah waktunya kamu menikmati indahnya dunia ini. Tanpa ada rasa sakit sedikitpun." Tiara menatap wajah Seno, pria yang dulu san

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh

    Bab 80 Angelica menetap beberapa barang yang diperlihatkan oleh Seno. Wanita itu tahu benda apa itu. Angelica harus menghentikan kegilaan Seno yang semakin merajalela. Ia takut Tiara akan mengalami hal yang lebih parah. Rasa benci Seno akan adiknya begitu besar. Hingga pria itu nekad melakukan hal gila. Angelica tak ingin Seno terjebak lebih dalam. Ia ingin Tiara mendapatkan hukum setimpal atas perbuatannya. "Ya Tuhan, semoga saja tak terlambat." Angelica menatap ponsel berharap ia bisa mencegah kejadian itu. Seno berdiri di tempat yang tepat. Ia menunggu sesuatu terjadi di kantor polisi itu. Tubuhnya terbalut jaket hitam. Seno memandang tempat Tiara berada, wanita yang telah membuat hatinya terluka. Menatap jam tangan yang melingkar di lengan. "Satu, dua, tiga, duar!" Seno tersenyum licik ketika dua mobil polisi meledak hingga terbakar. Semua petugas keluar dari dalam kantor. Mereka mencoba memadamkan api dalam mobil. "Cepat singkirkan kendaraan lain!" teriak salah satu petuga

DMCA.com Protection Status