Setelah pemakaman Noah, Abraham langsung menemui pengacara paling terkenal untuk mengurus kasus pembunuhan Noah. Abraham tidak akan membiarkan Zionathan lolos dari hukuman, apalagi ia sudah tau jika ternyata Zionathan adalah putra dari Darren Gray. "Tuan Abraham, setelah aku pelajari kasus ini sepertinya kita tidak bisa dengan mudah membuat Zionathan dihukum seberat-beratnya. Ternyata Flint ada dibelakangnya untuk membelanya," ucap pengacara Liam. "Aku sudah tau jika dia pasti akan ikut campur soal ini, itu sebabnya aku memintamu untuk mengatasi kasus kematian putraku." Pengacara Liam nampak ragu sesaat, tapi pada akhirnya ia menerima tawaran Abraham untuk tetap maju menangani kasus ini. Sebagai jaminan, ia tidak meminta bayarannya penuh di awal tapi jika ia menang di pengadilan nanti Abraham harus membayarnya dua kali lipat. Abraham menyetujuinya, berapapun akan dia keluarkan selama orang yang sudah membuat putranya mati bisa dihukum berat. "Tapi apakah ada kemungkinan jika Zionat
Rosalyn memandangi kalendernya dengan tatapan binar bahagia, terhitung sampai hari ini ia sudah telat datang bulan selama delapan hari. Meskipun hanya telat beberapa hari namun Rosalyn yakin jika ia pasti sedang mengandung sekarang, tinggal sedikit lagi jalan untuknya untuk menguasai semuanya. Hari ini rencananya ia akan memberitahukan Flint jika ia telat datang bulan, tapi sampai hari ini Flint belum datang juga untuk mengunjunginya. "Nona Rosalyn, saya datang untuk membawakan makanan." ucap seseorang dari luar. Rosalyn membukakan pintu untuknya dan mengambil semua makanan itu, dengan lahap Rosalyn menyantap semua makanannya seorang diri. Flint sengaja menyewa chef pribadi dari negara J khusus untuknya selama disini, jadi semua makanan yang chef itu sajikan sudah pasti sangat lezat. Selesai makan Rosalyn keluar dan bermain di tepi pantai private ini seorang diri, suasananya begitu sepi meskipun pada awalnya Rosalyn menyukainya namun lama-kelamaan ia merasa bosan juga. Rosalyn menco
Setelah beberapa hari dipenjara dan tidak bertemu Amberley Zionathan mulai kehilangan semangatnya, setiap harinya ia hanya diam termenung sembari memandangi foto Amberley yang selalu ia bawa di saku bajunya. Zionathan tidak tau sampai kapan ia akan ada disini, tapi ia selalu berharap jika Flint bisa membantunya keluar dari sini secepatnya. "Zionathan, anda kedatangan dua orang tamu." panggil penjaga sipir membuyarkan lamunan Zionathan. Zionathan berjalan mengikutinya dengan langkah lemas, ia pikir yang mendatanginya paling-paling hanyalah pengacara tapi ternyata Zionathan salah. Yang datang hari ini adalah Matthew dan Jessica yang tengah menggendong Matthias. Jessica sengaja membawa Matthias kesini untuk menghibur Zionathan tanpa sepengetahuan Amberley, Jessica hanya mengatakan jika ia ingin mengajak Matthias mengunjungi mansion Gray karena keluarga besar turner ingin bertemu dengan Matthias. Zionathan langsung mengambil Matthias dari gendongan Jessica, bayi itu terlihat riang dan
Rosalyn terjatuh saat hendak menapaki tangga sisi utara, ia tidak bisa lagi menahan rasa sakit di perutnya yang sudah seperti meremas perutnya. Beberapa pelayan yang iba langsung berlari untuk menghampirinya dan menolongnya, namun tiba-tiba Roberto datang dan mencegah mereka menolong Rosalyn karena Roberto melihat Rosalyn mengalami pendarahan. "Jangan sentuh dia! biarkan dia disana sampai dokter datang!" titah Roberto, ia segera menelepon dokter untuk George untuk menangani Rosalyn. Beberapa pelayan langsung menganggap Roberto tega saat mereka dilarang membantu Rosalyn yang tengah kesakitan, mereka tidak tau jika Rosalyn mengidap HIV dan Roberto takut jika mereka terinfeksi dari darah Rosalyn. Dokter George datang setelah Rosalyn hampir merasa nyaris mati karena kesakitan, tubuhnya sudah dingin dengan darah yang membasai area pahanya. Dokter George langsung menggunakan alat-alat khusus untuk membersihkan darahnya, Rosalyn heran mengapa dokter George sangat berlebihan menanganinya s
Di sebuah bar terkenal di kota B, Rosalyn dibuang di tempat menyedihkan ini dan dipekerjakan sebagai petugas kebersihan dengan upah yang sangat rendah. Rosalyn bahkan hanya mendapatkan makanan dari sisa para pelanggan, juga tidak mendapatkan tempat beristirahat yang layak untuk ditiduri. Rosalyn baru dibuang selama hampir tiga hari, tapi hidupnya sudah terasa seperti di neraka. Setiap hari ia harus bangun pagi-pagi sekali, setelah itu ia harus melayani madam pengelola bar dan menyiapkan segala kebutuhannya. Setelah itu ia harus membuka bar dan membersihkannya sampai bersih sebelum bar dibuka, jika yang ia bersihkan hanya sampah biasa mungkin Rosalyn tidak akan mempermasalahkannya. Tapi dalam nyaris tiga hari ini Rosalyn selalu membersihkan hal yang menjijikan mulai dari kondom bekas pakai, urin dan feses pengujung yang mabuk dan buang kotoran sembarangan, muntahan dari pengunjung yang terlalu banyak minum, bahkan sampai alat-alat dan obat terlarang bekas pakai. Rosalyn harus members
Amberley memasuki salon dengan hati yang bahagia, sudah lama sekali ia tidak pergi ke salon untuk merawat dirinya. Selama ini semua yang ia butuhkan selalu Flint sediakan di mansion Moore, awalnya ia merasa senang karena semuanya bisa ia dapatkan dengan mudah tapi belakangan ini Amberley mulai merasa jenuh. "Selamat datang nona Amberley Moore," sapa pemilik salon, semenjak memutuskan untuk pindah ke negara I Amberley lebih sering disapa nona Moore daripada nona Walton. "Silahkan masuk ke ruangan khusus yang sudah tuan Flint pesan untuk anda," "Tidak, aku tidak mau ditempatkan di ruangan khusus. Aku ingin dilayani disni seperti yang lainnya," tolak Amberley. "Tapi nona," Di belakang Amberley, Kayle memberikan isyarat kepada pemilik salon untuk mengiyakan permintaan Amberley dan akhirnya Amberley mendapatkan perawatan yang sama seperti tamu lainnya. Mulai dari kepala hingga kaki, Amberley menikmati semua perawatan yang mereka suguhkan untuknya dan sekarang ia tengah menikmati pera
Cassie berdiri di depan cermin seraya memandangi perutnya yang sudah terlihat membesar, beberapa kali ia mengerucutkan bibirnya karena melihat garis kehamilan di perutnya tetapi setelah mendapatkan tendangan dari bayinya ia tersenyum lebar kembali. August yang sedang sibuk di dapur hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah Cassie di depan cermin, ia biarkan ibu hamil itu memandangi bentuk tubuhnya yang sekarang terlihat berbeda namun tetap cantik di mata August. Setelah menghabiskan waktu tinggal bersama Cassie, August akhirnya mulai bisa melupakan Amberley dan lebih memfokuskan perasaannya hanya untuk Cassie. Meskipun belum mencintainya, namun August sudah mulai merasakan kenyamanan saat bersamanya. Cassie pun sudah mulai melunak terhadapnya, ia sudah merelakan jika memang dirinya harus bersama August atau mungkin suatu hari nanti menjadi istri dari August. Cassie tidak lagi mengharapkan Noah, bukan karena Noah sudah tiada tetapi karena Cassie sadar meskipun Noah masih hidup ia tida
Zionathan terpaku sesaat, tapi akhirnya ia bisa mengendalikan dirinya lagi dan mencoba bersikap tenang. Ia tidak boleh terpancing dengan ucapan Abraham, karena sekali ia terpancing maka usahanya untuk tetap membuat Amberley aman akan sia-sia. "Apa sekarang anda sedang bermain tebak-tebakan denganku tuan Abraham?" ujar Zionathan dengan tawa sinis. "Zionathan, aku bukan anak kecil yang bisa kamu tipu. Pelaku sebenarnya adalah Amberley, kamu hanya mengorbankan diri untuk membuat Amberley tetap aman. Sidik jari Amberley terlekat jelas di pistol itu," Zionathan maju mendekati Abraham yang tengah berusaha mengintimidasinya, "Tidak perlu berbasa-basi, anda sedang berusaha membuat Amberley menjadi pelakunya demi merebut Matthias bukan? tapi maaf tuan Abraham, pelakunya memang aku karena aku sangat membenci putramu." Abraham menanggapi ucapan Zionathan dengan tawa, "Ucapanmu ada benarnya juga, tapi selain itu aku juga memang ingin menyingkirkan kalian berdua. Nyawa dibayar nyawa, sebagai g
Belum selesai masalah penangkapannya, kini Abraham harus menelan pil pahit setelah hartanya disita dan perusahaannya mengalami kebakaran karena korsleting listrik. Tidak ada yang bisa diselamatkan, semua hancur lebur bersama api dan meluluh lantahkan gedung mewah itu. Abraham kini tidak memiliki apapun, hanya pakaian yang menempel di tubuhnya harta satu-satunya yang ia miliki itupun sebentar lagi akan berganti dengan baju tahanan. Jennifer dan Ethan terusir tanpa membawa apapun, semua harta Abraham disita polisi dan mereka tidak diizinkan untuk membawa apapun selain pakaian. Jennifer menangis tersedu-sedu ketika semua kemewahan yang ia miliki tidak lagi berada dalam genggamannya, begitupun Ethan yang merasa usahanya selama ini untuk membangun Christeus sia-sia. Semua karena ulah Noah, begitulah yang Ethan dan Jennifer pikirkan. Sebelum Noah kembali, hidup mereka begitu tenang dan ketika Noah kembali dengan seluruh permasalahannya kehidupan keluarga Christensen mulai tidak beres. "Ny
Hari belum terlalu pagi ketika Abraham yang sedang tertidur pulas di kamarnya didatangi pihak kepolisian, ia diseret tanpa ampun atas kejahatan penggelapan dana sebuah mega proyek juga atas kejahatan karena bekerja sama dengan seorang gembong narkoba kelas kakap. Tidak hanya itu, Abraham juga ikut ditetapkan sebagai tersangka atas penjualan gadis di sebuah klub malam terkenal di kota I. Abraham tidak tau bagaimana bisa semua kejahatannya terbongkar semua dalam satu malam, ia mencari semua anak buahnya tapi sayangnya semua anak buahnya juga sudah diringkus oleh pihak kepolisian. Di tengah kekacauan, Jennifer dan Ethan yang tidak mengetahui apapun soal kejahatan Abraham mencoba meminta kejelasan kepada kepolisian tetapi tidak ada satupun yang menanggapi pertanyaan mereka. Mereka melihat Abraham diseret, tanpa mereka tau apa yang sudah Abraham lakukan. Sejak Jennifer memergoki Abraham di toko perlengkapan bayi bersama dengan seorang wanita, Jennifer tidak pernah lagi berbicara dengan A
Sidang selanjutnya atas kasus kematian Noah dimulai kembali hari ini, tetapi semua orang di ruang pengadilan nampak terlihat murung tidak seperti sidang kemarin terutama Flint. Pria itu tidak banyak bicara dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melihat ponselnya, dengan harapan sang cucu tersayang akan mengabarinya dan memberitahukannya jika ia baik-baik saja. Tidak ada kabar apapun tentang Amberley hingga saat ini, bahkan hingga kini Flint masih belum menemukan jejak keberadaan Amberley. Terakhir kali ia melacak keberadaan Amberley lewat foto yang dikirim orang tidak dikenal, ternyata ketika Flint sampai disana untuk mengeceknya ternyata tidak ada siapapun disana. Tempat itu kosong, entah karena Flint terlambat datang atau memang mereka sudah pergi sebelum Flint berhasil melacak keberadaan mereka. Sejak hilangnya Amberley, Matthias juga semakin rewel tidak seperti biasanya. Berkali-kali Jessica dan Darren mencoba menenangkannya, namun bayi itu tetap menangis seolah ia sangat
"Apa kalian sudah menemukan keberadaan cucuku atau jejaknya?" tanya Flint dengan raut wajah cemas dan gelisah. Mereka serentak menggeleng, mereka benar-benar menutup jejak rapat-rapat sampai tidak terlihat sedikitpun bukti kehadiran mereka di tempat ini. Flint menggeram kesal, ia membanting apapun yang ada di hadapannya untuk melampiaskan kekesalannya. Disaat semua orang sedang sibuk pada pemikirannya sendiri tentang keberadaan Amberley, tiba-tiba suara tembakan dari senjata api terdengar menggelegar di luar gerbang mansion Moore. Semua orang serentak keluar dari mansion untuk memastikan apa yang mereka dengar barusan, saat tiba disana mereka menemukan satu orang penjaga sudah tergeletak bersimbah darah dengan sebuah amplop tergeletak tidak jauh darinya. Flint memungutnya dan mengeluarkan isi dari amplop tersebut, beberapa lembar foto yang ia lihat berhasil membuatnya syok. "Tuan Flint," ujar Roberto dengan wajah memucat. "Roberto, menurutmu siapa yang berani melakukan ini?" tanya
Di sebuah ruangan temaram, Frank menyesap cerutunya begitu berat karena negosiasinya dengan orang di hadapannya ini sangat sulit. Frank tidak bisa serta merta menemuinya dengan mudah, ada beberapa hal yang harus ia lakukan demi bisa bertemu dengan orang ini. Bahkan ketika mereka sudah bertemu Frank masih harus melakukan negosiasi sengit demi tujuannya, kalau bukan demi Flint Frank tidak akan mau berurusan dengan orang seperti ini. "Apa kamu yakin bisa memberikan yang aku inginkan sebagai kesepakatan? aku hanya ingin mengingatkan, ketika kita sudah sepakat maka tidak ada jalan untukmu membatalkan perjanjian kita." ucapnya membuat Frank cukup gelisah di dalam hatinya, tapi tidak ia tunjukkan itu."Ya, aku menyetujuinya. Asal kamu bisa memberikan semua yang aku inginkan juga, aku ingin imbalan yang adil." "Apa kamu tidak percaya kepadaku Frank Moore?" "Jika aku tidak percaya kepadamu untuk apa aku harus bersusah payah untuk bisa duduk disini," Pria itu tertawa, "Baiklah, silahkan tan
Setelah mengasingkan Amberley, Flint langsung pergi menemui Frank untuk meminta bantuannya. Flint harus menyusun rencana baru untuk melawan Abraham, dan tentunya tidak dengan cara lurus seperti kemarin. Abraham tidak bisa dilawan dengan cara hukum, meskipun Flint bisa memenangkan Zionathan tapi Flint yakin Abraham akan bertindak gila jika ia kalah di pengadilan. "Frank tolong bantu aku, keselamatan cucuku terancam sekarang." ucap Flint setelah membuka pintu ruangan pribadi Frank.Di dalam sana, Frank tengah sibuk bercinta dengan seorang wanitanya di meja kerjanya. Melihat ekspresi Flint yang begitu gelisah, Frank menyudahi kesenangannya dan menyuruh wanitanya itu untuk pergi. Wanita itu terlihat sedikit jengkel karena ia hampir mencapai klimaksnya, tapi ia bukan siapa-siapa untuk bisa membantah perintah Frank. "Katakan kepadaku, apa yang harus aku lakukan Flint." "Cari celah kebusukan Abraham agar aku bisa menjebloskannya ke penjara selamanya, dia berusaha melenyapkan cucuku dan Zi
"Sayang, apa kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya Amberley karena sedari tadi Zionathan lebih banyak diam. Zionathan menarik nafas panjang, seperti tengah memikul beban berat di dadanya. Amberley tau jika Zionathan pasti sedang tidak baik-baik saja sekarang, prianya itu selalu ceria di hadapannya meskipun sedang berada di penjara sekarang tapi kini ia lebih banyak diam. "Amberley, bisakah kamu melakukan sesuatu untukku?" "Melakukan sesuatu? apa yang harus aku lakukan untukmu?" "Amberley, jika aku kalah di pengadilan pergilah sejauh-jauhnya dari tempat ini atau kalau perlu pergilah ke negara lain. Pergilah ke tempat dimana tidak ada seorangpun bisa menemukanmu," pinta Zionathan tangannya menggenggam erat jemari Amberley. Amberley mengernyitkan kening, "Permintaan konyol macam apa itu, jika kamu kalah aku tetap akan disini menemanimu Zio." "Amberley, aku mohon. Pergilah, mulailah hidup baru tanpaku. Jika memang kita ditakdirkan bersama kita pasti akan bertemu lagi," ucap Zionath
"Buka pintunya!" teriak seseorang dari luar unit orang tua Rosalyn. Mereka mengejutkan Rosalyn yang masih tertidur di dalam, kedua orang tuanya sudah pergi bekerja sejak pagi hari. Rosalyn tidak langsung membuka pintu, ia lebih dulu mengecek siapa yang ada di luar lewat doorbell camera. Rosalyn memperhatikan dua orang yang ada di depan pintu unit, setelah memperhatikannya cukup lama Rosalyn akhirnya tau jika mereka adalah anak buah Frank. "Buka pintunya nona Rosalyn! atau anda ingin kami mengacak-acak tempat ini!" ancam mereka lagi. Rosalyn kebingungan di dalam sana, ia tidak memiliki nyali untuk berhadapan dengan anak buah Frank tapi ia juga tidak mau mereka mengacau di tempat ini. "Baiklah, anda menantang kami nona Rosalyn. John, dobrak unitnya!" "Tunggu! jangan di dobrak! baiklah aku akan membuka pintunya," ucap Rosalyn lewat doorbell. Rosalyn membuka pintu untuk mereka namun setelah itu mereka malah masuk dan menggeledah seluruh isi unit, entah apa yang mereka cari karena Ro
Zionathan terpaku sesaat, tapi akhirnya ia bisa mengendalikan dirinya lagi dan mencoba bersikap tenang. Ia tidak boleh terpancing dengan ucapan Abraham, karena sekali ia terpancing maka usahanya untuk tetap membuat Amberley aman akan sia-sia. "Apa sekarang anda sedang bermain tebak-tebakan denganku tuan Abraham?" ujar Zionathan dengan tawa sinis. "Zionathan, aku bukan anak kecil yang bisa kamu tipu. Pelaku sebenarnya adalah Amberley, kamu hanya mengorbankan diri untuk membuat Amberley tetap aman. Sidik jari Amberley terlekat jelas di pistol itu," Zionathan maju mendekati Abraham yang tengah berusaha mengintimidasinya, "Tidak perlu berbasa-basi, anda sedang berusaha membuat Amberley menjadi pelakunya demi merebut Matthias bukan? tapi maaf tuan Abraham, pelakunya memang aku karena aku sangat membenci putramu." Abraham menanggapi ucapan Zionathan dengan tawa, "Ucapanmu ada benarnya juga, tapi selain itu aku juga memang ingin menyingkirkan kalian berdua. Nyawa dibayar nyawa, sebagai g